Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM UOP MODUL FILTRASI

Agil Ramadhan Primasto1, Deviani Nabila2, Hanifia Wulandari3, Husein Shahab4


Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia
E-mail: agil.ramadhan.p94@gmail.com

Abstrak
Filtrasi adalah suatu proses operasi dimana campuran heterogen antara fluida dan partikel-partikel padatan yang
dipisahkan oleh media filter yang meneruskan fluida dan menahan partikel-partikel padatan. Adapun alat filtrasi yang
digunakan pada percobaan ini adalah plate and frame filter press, bekerja berdasarkan driving force atau gaya seret
berupa perbedaan tekanan. Pada percobaan ini dilakukan proses filtrasi slurry menggunakan plate and frame filter press
dengan filter cloth kain yang membungkus frame. Perolehan filtrat akan diukur setiap selang waktu tertentu sehingga
didapatkan hubungan antara keduanya. Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan karakteristik
penyaringan berupa hubungan waktu dengan perolehan filtrat, menentukan pengaruh konsentrasi slurry dan beda tekan
proses filtrasi terhadap tahanan pada medium filter maupun cake pada saat operasi penyaringan. Variasi pada percobaan
ini adalah beda tekanan pada bagian suction dan discharge sebesar 0,2 bar dan 0,4 bar. Setiap tekanan memerlukan 20
buah dimana setiap data diambil dalam 2 menit. Hasil percobaan menunjukkan bahwa nilai konstanta Ruth dan Lewis
yaitu h, j, m, dan C untuk masing-masing variasi tekanan yang dilakukan adalah: 11111,12; 9061,67; 1,0154; 1,5258
untuk tekanan 0,2 Bar dan 1666,67; 1028,75; 1,1287; 0,6950 untuk tekanan 0,4 Bar.
Kata Kunci: filtrasi, plate and frame filter press, tekanan konstan

1. Pendahuluan
Filtrasi adalah salah aatu proses pemisahan zat padat
dari fasa zat pelarutnya (yang merupakan suatu slurry)
dengan menggunakan media porous (media berpori)
seperti membran, yang di mana dengan menggunakan
media berpori maka zat padatnya akan tertinggal
sedangkan fasa zat pelarutnya akan terpisahkan dan
diteruskan. Zat padat yang tertahan tersebutlah yang
disebut dengan cake yang nantinya akan berfungsi lain
dalam proses filtrasi.
Tujuan dari percobaan ini adalah menggunakan filter
press kecil agar metoda uji coba dapat dikuasai; dan
untuk observasi mekanisme pemisahan solid liquid.
Selain itu menguji persamaan (filtrasi dari) Ruth dan
Lewis, dan menentukan konstanta-konstanta yang ada
dalam persamaan tersebut. Percobaan ini juga dapat
mengukur/ menetukan jumlah filtrat per unit waktu,
pada filtrasi larutan slurry pada tekanan konstan.
Contoh-contoh operasi filtrasi yang ada dalam pabrik
adalah :
o

Pabrik gula sebagai alat operasi untuk


memisahkan larutan gula dengan padatanpadatan pengotor

Pabrik garam sebagai alat pemisah senyawa


garam dari suspensinya

Industri pemurnian air

Agar proses filtrasi dapat berjalan lebih cepat, dapat


dilakukan modifikasi feed dengan cara pemanasan,
rekstralisasi, atau dapat dengan penambahan filter aid
yaitu suatu bahan senyawa yang dapat menurunkan
kompresibilitas cake, mengurangai penetrasi kecil lain
yang tidak diinginkan yang dapat menutupi pori-pori
membsehingga mengurangi laju filtrasi.
Proses filtrasi dapat dioperasikan secara batch atau
kontinu. Filter batch paling banyak dikenal adalah
Plate and Frame Filter Press, sedangkan filter kontinu
yang banyak dikenal adalah Oliver Drum Type Filter.
Pada proses batch, alat harus di bongkar untuk
pengambilan cake selanjutnya dipasang kembali.
Sedangkan pada proses kontinu, cake diambil secara
terus-menerus dengan pisau. Sehingga operasi batch
lebih lama dan relative lebih mahal dan terbatas untuk
skala kecil.
Filtrasi pada percobaan ini cukup sederhana, namun
dari percobaan ini kita dituntut untuk menerapkan
teori-teori tentang filtrasi dan penggunaannya. Pada
praktikum ini digunakan press filter berupa Plate and

Frame Filter Press.filter ini terdiri atas plate dan frame


yang selang-seling. Plate terpisah dari frame dengan
suatu filter cloth. Pressing dilakukan untuk
mendapatkan posisi plate dan frame yang sesuai dan
dikerjakan dengan putaran manual dan putaran
hidrolik. Slurry dimasukkan melalui lubang-lubang
frame dan filtrat mengalir melalui cloth ditiap sisi
sehingga kedua produk, slurry dan cake, terbentuk
secara simultan di tiap ruangan penyaringan.

2. Metode
Persiapan Alat. Mengambil komponen-komponen
filtrasi yang terdiri dari rubber packing, filter cloth,
frame, dan plate. Komponen-komponen tersebut harus
dibersihkan terlebih dulu untuk memastikan tidak
adanya sisa-sisa filter cake terutama pada filter cloth.
Komponen-komponen tersebut kemudian dipasangkan
ke alat utama dengan cara memutar handle pada bagian
plate dan frame alat utama lalu kemudian menyusun
komponen pada bagian tersebut dengan urutan: plate
pada alat-rubber packing-filter cloth-frame-...-plate.
Setelahnya,
komponen-komponen
tersebut
dikencangkan dengan kembali memutar handle
sekencang mungkin.
Persiapan Bahan. Bahan yang akan digunakan pada
praktikum ini adalah berupa slurry yang terbuat dari
campuran tepung terigu dengan air. Slurry dibuat
dengan cara memasukkan 250 hingga 500 gram tepung
terigu ke dalam tangki pada alat utama yang telah
dipastikan bahwa drain valve-nya telah tertutup, lalu
tambahkan air hingga level tertentu yang telah
ditentukan oleh asisten. Lalu untuk membuat tepung
dan air tercampur, pengaduk otomatis tangki
dinyalakan dengan cara menghubungkan alat utama ke
sumber arus listrik dan menghidupkan kotak dayanya.
Pengaduk otomatis tersebut akan terus menyala selama
berjalannya praktikum.
Percobaan. Setelah alat dan bahan telah dipersiapkan,
percobaan lalu dapat mulai dilakukan. Hal yang
dilakukan pertama adalah membuka return valve dan
menutup feed valve, kemudian menyalakan pompa.
Selanjutnya, mengatur feed valve dan return valve
secara terus menerus selama praktikum untuk
mempertahankan agar pembacaan tekanan pada
pressure gauge tetap konstan pada tekanan yang kita
inginkan. Setelah tekanan terbaca pada pressure gauge
konstan, selanjutnya kita membuka filtrate delivery
valve untuk mendapatkan filtrat dari hasil
penyaringan/filtrasi slurry. Filtrat tersebut kemudian
dikumpulkan dalam suatu wadah, berupa gelas ukur,
dan melihat banyak filtrat yang berhasil dikumpulkan
tiap selang waktu tertentu. Dilakukan pengumpulan
filtrat sebanyak 20 kali dengan selang waktu masingmasing pengumpulan sebesar 2 menit, yang mana pada
tiap pengumpulan tersebut tekanan terbaca harus

dipastikan tetap konstan. Ulangi prosedur percobaan


untuk variasi tekanan yang berbeda. Jumlah filtrat yang
berhasil dikumpulkan pada setiap selang waktu
kemudian di tulis untuk kemudian menjadi data yang
akan di olah selanjutnya.
Pengolahan Data. Dari data hasil percobaan yang
telah di tulis, kemudian data tersebut di olah untuk
kemudian mendapatkan nilai-nilai konstanta dari
persamaan Ruth dan persamaan Lewis. Adapun untuk
menghitung nilai konstanta-konstanta tersebut, maka
persamaan Ruth dan persamaan Lewis harus terlebih
dulu di ubah ke bentuk linearnya dan kemudian
memplot persamaan linear tersebut ke bentuk grafik y
vs x di Microsoft Excel.
Persamaan Ruth:
(

( )

Bentuk linearnya:
( )
Persamaan Lewis:
[

( )

( )
Bentuk linearnya:
( )

3. Hasil dan Pembahasan


Dari hasil percobaan, didapatkan total 20 data filtrat
yang berhasil dikumpulkan untuk masing-masing
variasi tekanan, dalam percobaan ini variasi tekanan
yang digunakan adalah 0,2 bar dan 0,4 bar. Tabel yang
memuat data-data hasil percobaan tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Data hasil percobaan
Vf (mL)
t (detik)
120
240
360
480
600
720

P = 0,2 Bar

P = 0,4 Bar

73
146
219
290
360
430

92
184
260
332
402
470

840
960
1080
1200

500
570
639
707

536
600
664
726

t/Vf vs Vf (P = 0,2 bar)


1.70000

Berdasarkan data percobaan yang didapatkan, dapat


dilihat bahwa semakin bertambahnya waktu, maka
volume filtrat akan semakin menurun. Hal ini
disebabkan oleh semakin bertambahnya filter cake
yang terbentuk seiring dengan pertambahan waktu,
dimana ada suatu besaran volume ekivalen yang
mengakibatkan cake tersebut mempunyai penahanan
yang sama dengan filter cloth sehingga terbentuk
media filter sesungguhnya (sekunder). Penahanan oleh
cake inilah yang menyebabkan volume filtrat per unit
waktu yang terukur semakin kecil. Semakin lama
waktunya, maka besar penahanan oleh cake yang
semakin tebal tersebut akan semakin kuat sehingga
semakin sedikit jumlah filtrat yang dihasilkan. Pada
beberapa kali pengambilan data, didapatkan bahwa
filtrat yang berhasil dikumpulkan beberapa kali
memiliki jumlah yang sama, yang mana hal tersebut
kemungkinan terjadi akibat kurang tepatnya
penghitungan waktu. Hal tersebut di atas terjadi baik
pada variasi tekanan 0,2 bar maupun 0,4 bar.
Plot grafik dari persamaan Ruth linear. Dari data
percobaan yang telah didapatkan, kemudian kita
melakukan plot grafik Vf vs t/Vf untuk kemudian
mendapatkan
persamaan
trendline-nya
yang
bersesuaian secara langsung dengan persamaan linear
dari persamaan Ruth pada persamaan (2). Pada Grafik
1 dan Grafik 2, didapatkan plot grafik yang cenderung
menuju arah positif. Dan dari kedua grafik tersebut kita
memperoleh persamaan trendline grafik untuk masingmasing variasi tekanan, yaitu:

Dari kedua persamaan trendline tersebut, maka


didapatkan konstanta h dan j dari persamaan Ruth
untuk masing-masing variasi tekanan sebagai berikut:
Tabel 2. Nilai konstanta persamaan Ruth
P

1/h

0,2 Bar

0,00009

11111,12

9061,67

0,4 Bar

0,0006

1666,67

1028,75

y = 9E-05x + 1.6311

1.65000

1.60000
68

268

468

668

Grafik 1. Hubungan Vf dengan t/Vf pada saat


tekanan 0.2 bar

t/Vf vs Vf (P = 0,4 bar)


y = 0.0006x + 1.2345

1.60000
1.40000
1.20000
90

290

490

690

Grafik 2. Hubungan Vf dengan t/Vf pada saat


tekanan 0.4 bar

Dengan melihat data-data di atas dapat disimpulkan


bahwa persamaan Ruth menunjukkan untuk
peningkatan P, maka tahanan filtrasi (h) akan
semakin kecil. Hal ini berkebalikan dengan yang
seharusnya, dimana semakin besar P akan
memperbesar tahanan filtrasi. Hal ini kemungkinan
dikarenakan adanya kesalahan pengamatan dalam
praktikum telah dilakukan. Seharusnya, tahanan filtrasi
semakin besar karena semakin besar P maka semakin
cepat laju alir volume filtrasi sehingga laju
pembentukan cake juga dengan cepat mudah terbentuk.
Selain itu, P yang semakin besar akan semakin
memperkecil ruang pori (porous) dalam cake sehingga
volume filtrat yang dihasilkan pada kisaran waktu yang
sama dari P besar seharusnya lebih sedikit dibanding
P kecil.
Nilai konstanta h dan j yang didapatkan, yaitu semakin
kecil dengan meningkatnya tekanan, tidak sesuai
dengan yang seharusnya dimana konstanta tersebut
nilainya berbanding lurus dengan besarnya tekanan.
Kesalahan tersebut kemungkinan disebabkan oleh

ketidaktelitian praktikan dalam pengambilan data saat


percobaan.
Plot grafik dari persamaan Lewis linear. Sama
seperti sebelumnya, namun berbeda dalam hal
persamaan linear yang digunakan, melakukan plot
grafik log t vs log Vf untuk kemudian mendapatkan
persamaan trendline-nya yang bersesuaian dengan
persamaan linear dari persamaan Lewis pada
persamaan (5). Hasilnya ditunjukkan pada Grafik 3
dan Grafik 4.

log t vs log Vf (P = 0,2 bar)


3.50000
y = 1.0154x + 0.1835

3.00000
2.50000
2.00000
1.80000

2.30000

2.80000

3.30000

Grafik 3. Hubungan log Vf dengan log t pada saat


tekanan 0.2 bar

log t vs log Vf (P = 0,4 bar)


3.50000
3.00000

y = 1.1287x - 0.158

2.50000
2.00000
1.80000

2.30000

2.80000

3.30000

Grafik 4. Hubungan log Vf dengan log t pada saat


tekanan 0.4 bar

Dari kedua grafik tersebut, didapatkan persamaan


trendline untuk masing-masing variasi tekanan sebagai
berikut:

Tabel 3. Nilai konstanta persamaan Lewis


P

0,2 Bar

1,5258

1,0154

0,4 Bar

0,6950

1,1287

Dengan melihat perhitungan di atas dapat disimpulkan


persamaan Lewis merupakan suatu persamaan yang
mengkorelasikan Vf/A sebagai laju volume filtrat per
luas penampang frame sebagai hubungan eksponensial
terhadap beda tekanan dan waktu. Pada persamaan
Lewis, P adalah variabel yang diubah dan dijaga
konstan selama pengambilan data dan variabel t sendiri
adalah variabel independen di mana akan
mempengaruhi variabel lainnya. Di sini praktikan tidak
mengambil dan menyetujui suatu kesimpulan bahwa
luas penampang frame merupakan suatu yang konstan
melainkan mengalami perubahan karena sebagaimana
yang didukung persamaan Ruth sebelumnya bahwa
luas penampang filter cloth akan berubah karena
perubahan karakteristik cake yang memiliki pori
semakin mengecil akibat akumulasi cake dan tekanan
yang semakin besar pada cake itu sendiri. Namun
karena sesuai asumsi awal bahwa cake yang terbentuk
adalah non-compresible cake maka perubahan
karakteristik sifat cake tidak berpengaruh sehingga A
(luas penampang) akan dianggap tetap. Nilai m dan n
sendiri adalah nilai eksponensial yang berubah agar
terjadi keseimbangan ruas kanan dan ruas kiri dari
persamaan di atas.
Dari hasil penghitungan yang terdapat pada Tabel 3,
didapatkan bahwa nilai C semakin kecil ketika tekanan
semakin besar. Hal tersebut berkebalikan dari yang
seharusnya dimana nilai C, rasio massa cake terdeposit
pada filter dengan volum filtrat, akan semakin besar
seiring dengan peningkatan tekanan. Hal tersebut
dikarenakan semakin besar tekanan maka laju alir
slurry menuju unit filtrasi akan makin tinggi yang
mana akan membuat laju pembentukan cake lebih
tinggi dan laju filtrat akan semakin rendah sehingga
rasionya seharusnya semakin besar. Kesalahan ini
kemungkinan diakbatkan oleh kurang telitinya
praktikan dalam mengambil data pada saat percobaan.

4. Kesimpulan
Dari kedua persamaan trendline tersebut, maka
didapatkan konstanta C dan m dari persamaan Lewis
untuk masing-masing variasi tekanan sebagai berikut:

Dari percobaan yang telah dilakukan


disimpulkan beberapa hal, antara lain:

dapat

Filtraasi adalah suatu proses pemisahan zat padat


dari suatu campuran berbentuk cairan dengan
menggunakan suatu media berpori atau porous.
Filter cake yang terus terbentuk pada filter seiring
berjalannya waktu memiliki peran sebagai filter
sekunder.
Dalam suatu sistem filtrasi, semakin lama proses
filtrasi berlangsung maka filtrat yang akan
dihasilkan per satuan waktu tertentu akan semakin
sedikit karena adanya akumulasi filter cake pada
sistem filtrasi yang mana menghambat laju alir
filtrat.
Besar nilai tahanan filtrasi (h) berbanding lurus
dengan besar P, yang mana dijelaskan dari
semakin besarnya P maka laju alir slurry menuju
filter akan semakin besar sehingga laju
pembentukan filter cake yang memberikan
hambatan dalam mengalirnya filtrat juga akan
semakin meningkat.
Persamaan Lewis merupakan suatu persamaan yang
mengkorelasikan Vf/A sebagai laju volume filtrat
per luas penampang frame sebagai hubungan
eksponensial terhadap beda tekanan dan waktu.
Dari percobaan, didapatkan bahwa konstanta h, j,
m, dan C untuk masing-masing variasi tekanan
yang dilakukan adalah: 11111,12; 9061,67; 1,0154;
1,5258 untuk tekanan 0,2 Bar dan 1666,67;
1028,75; 1,1287; 0,6950 untuk tekanan 0,4 Bar.

5. Referensi
Tim penyusun. 1989. Petunjuk Praktikum Proses dan
Operasi Teknik I . Depok: Laboratorium Proses dan
Operasi Teknik TGP FTUI
Lenntech
BV.
2009.
Filtration.
http://www.lenntech.com/chemistry/filtration.htm (di
akses pada 12 Oktober 2014)
NPTEL. 2012. Principles of Filtration, Constant
Pressure
and
Volume
Filtration.
http://nptel.ac.in/courses/103104043/Lecture_pdf/Lect
ure36.pdf (di akses pada 12 Oktober 2014)

Anda mungkin juga menyukai