TINJAUAN PUSTAKA
A. Logam Berat
logam berat sudah tak asing bagi kimiawan. Dari nomor atom sampai efek
fisiologi telah secara rinci dibahas dalam buku-buku kimia terutama kimia
anorganik dan kimia lingkungan. Tapi tak demikian dengan orang awam.
Mungkin istilah logam berat masih terasa asing di telinga mereka dan
didefinisikan secara sederhana saja yaitu logam yang berat (dalam artian
diteimbang) seperti besi, baja, aluminium dan tembaga. Terlepas dari definisi
diatas, biasanya dalam literature kimia istilah logam berat digunakan untuk
memerikan logam-logam yang memiliki sifat tosisitas (racun) pada makhluk
hidup.
Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam berat ini dapat dibagi
dalam dua jenis. Jenis pertama adalah logam berat esensial, dimana
keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup,
namun dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun. Contoh
logam berat ini adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn dan lain sebagainya. Sedangkan jenis
kedua adalah logam berat tidak esensial atau beracun, dimana keberadaannya
dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya atau bahkan dapat bersifat racun
seperti Hg, Cd, Pb, Cr dan lain-lain. Logam berat ini dapat menimbulkan efek
kesehatan bagi manusia tergantung pada bagian mana logam berat tersebut terikat
dalam tubuh. Daya racun yang dimiliki akan bekerja sebagai penghalang kerja
enzim, sehingga proses metabolisme tubuh terputus. Lebih jauh lagi, logam berat
ini akan bertindak sebagai penyebab alergi, mutagen, teratogen atau karsinogen
bagi manusia. Ajlur masuknya adalah melalui kulit, pernafasan dan pencernaan.7
Logam berat jika sudah terserap ke dalam tubuh maka tidak dapat
dihancurkan tetapi akan tetap tinggal didalamnya hingga nantinya dibuang melalui
proses ekresi. Hal serupa juga terjadi apabila suatu lingkungan terutama di
perairan
telah
terkontaminasi
(tercemar)
logam
berat
maka
proses
pembersihannya akan sulit sekali dilakukan. Konstaminasi logam berat ini dapat
berasal dari faktor alam seperti kegiatan gunung berapi dan kebakaran hutan atau
faktor manusia seprti pembakaran minyak bumi, pertambangan, peleburan, prose
industri, kegiatan pertanian, pertenakan dan kehutanan, serta limbah buangan
termasuk sampah rumah tangga.
Menyadari ancaman yang begitu besar dari pencemaran logam berat, maka
berbagai metode alternative telah banyak digunakan seperti dengan cara
mengurangi konsentrasi logam berat yang akan dibuang ke perairan, tetapi dalam
jangka waktu yang lama, perlakuan tersebut dapat merusak lingkungan akibat dari
akumulasi logam berat yang tidak sebanding dengan masa recovery (perbaikan)
dari lingkungan itu sendiri. Teknik yang lebih baik dari teknik di atas adalah
penetralan logam berat yang aktif menjadi senyawa yang kurang aktif dengan
menambahkan senyawa-senyawa tertentu, kemudian dilepas ke lingkungan
perairan, namun pembuangan logam berat non aktif juga menajdi masalah karena
dapat dengan mudah mengalami degradasi oleh lingkungan menjadi senyawa
yang dapat mencemari lingkungan. Cara lain adalah reverse osmosis,
elektrodialisis, ultrafiltrasi dan resin penukar ion. 7
Reverse osmosis adalah proses pemisahan logam berat oleh membrane
semipermeable dengan menggunakan perbedaan tekanan luar dengan tekanan
osmotic dari limbah, kerugian system ini adalah biaya yang mahal sehingga sulit
terjangkau oleh industri di Indonesia. Teknik elektrodialis menggunakan
membrane ion selektif permeable berdasarkan perbedaaan potensial antara 2
elektroda yang menyebabkan perpindahan kation dan anion, juga menimbulkan
kerugian yakni terbentuknya senyawa logam-hidroksi yang menutupi membran,
sedangkan melalui ultrafiltrasi yaitu penyaringan dengan tekanan tinggi melalui
membrane berpori, juga merugikan karena menimbulkan banyak sludge (lumpur).
Resin penukar ion berprinsip pada gaya elektrostatik di mana ion yang terdapat
pada resin ditukar oleh ion logam dari limbah, kerugian metode ini adalah biaya
yang besar dan menimbulkan ion yang ter-remove sebagian.7
Logam berat termasuk golongan logam dengan kriteria yang sama dengan
logam lain. Perbedaannya terletak pada pengaruh yang dihasilkan bila logam berat
ini berkaitan atau masuk kedalam tubuh organisme hidup. Semua logam berat
dapat menjadi bahan beracun bagi tubuh makhluk hidup. Sebagai contoh logam
air raksa (Hg), cadmium (Cd), timbal (Pb), crom (Cr). Namun demikian semua
logam berat dapat mengakibatkan efek kesehatan apabila masuk ke dalam tubuh
organisme hidup. 1
B. Definisi Timbal
Timbal atau dalam keseharian lebih dikenal dengan nama timah hitam
dalam bahasa ilmiah dinamakan plumbum, dan logam ini disimbolkan dengan Pb.
Logam ini termasuk kedalam logam-logam golongan IV-A pada tabel periodik
unsur kimia mempunyai nomor atom (NA) 82 dengan berat atom (BA) 207, 2.20
Timbal adalah suatu logam berat berwarna kelabu kebiru-biruan dengan
titik leleh dan didih 327 0C dan 1.620 0C Pada suhu 550-600 0C, timbal menguap
dan bereaksi dengan oksigen dalam udara membentuk timbal oksida. Bentuk
oksidasi yang paling umum adalah timbal dan senyawa organometalik yang
terpenting adalah timbal tetraetil, timbal tetrametildan timbal stearat.11
Pengertian timbal tersebut dapat kita simpulkan bahwa sebagai manusia
umum yang tidak mengetahui benar tentang hal ini pastinya tidak dapat
membedakan serta merasakan bahwa diudara terdapat suatu gas yang sebenarnya
membahayakan bagi kesehatan manusia / makhluk hidup bila terhirup terlalu
lama. Timbal memliki sifat-sifat lainnya yaitu mudah ditempa dicetak dan bentuk,
timbal banyak dipakai dalam proses industri, timbal juga memliki dua jenis timbal
organik dan inorganik. Karena industri menggunakan timbal dan transportasi
menyebarkan gas timbal maka polusi udara yang mengandung timbal sangat
besar, hal ini sangat membahayakan bagi pekerja kondektur angkota yang sehariharinya berada dijalan. Timbal selain terjadi diudara juga dapat terjadi di air,
tanah, kandungan timbal dalam tanah rata-rata 16 ppm. Manusia dapat terganggu
kesehatan bila tercemar timbal terlalu sering dalam jangka waktu yang lama.
Tercemarnya manusia terhadap timbal perlu waktu yang cukup lama dan masa
kerja kurang lebih dua tahun dengan demikian konsentrasi timbal dalam darah
dapat terganggu. Pengertian dari lama paparan adalah jumlah jam kerja pada
kondektur angkota pada saat bekerja dalam satu hari. Masa kerja adalah lama
C. Sumber Pencemar
Timah hitam /plumbun / Pb / timbal adalah logam yang lunak dan
berwarna kelabu kebiruan serta mudah dimurnikan dari pertambangan. Dalam
pertambangan logam ini berbentuk sulfide logam (Pbs) yang sering disebut
galena. Timbal juga merupakan logam berat terbesar yang terdapat dalam deposit
perut bumi. Logam timbal ini sangat popular dan dikenal oleh orang awam. Hal
ini disebabkan oleh banyaknya timah hitam yang digunakan di pabrik dan paling
banyak menimbulkan keracunan pada makhluk hidup. Keracunan timbal ini
kebanyakan disebabkan oleh pencemaran dilingkungan / udara, terutama di kotakota besar.
Timbal merupakan zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh tetapi sering kali
terdapat bahan makanan secara alami atau terdapat pula akibat dari kontaminasi
oleh pulverisasi timbale arsenat yang disebabkan oleh kontak langsung dengan
peralatan yang dipakai di industri. Kadar timbal yang terdapat dalam air minum
dan makanan per hari anatara 0,0033 mg-0,005 mg / kg bobot orang dewasa,
tetapi hal ini belum ditambah dengan pencemaran dari udara kota sebesar 0,0013
mg/kg bobot badan orang dewasa.8
D. Fungsi Timbal
Komponen timbal diperlukan karena memiliki fungsi sebagai peningkatan
angka oktan gasoline yang dibutuhkan untuk menambah tenaga mesin. Pemilihan
timbal sebagai zat peningkat oktan dalam produksi gasoline dengan pertimbangan
bahwa
timbal
memiliki
sensitivitas
tinggi
dalam meningkatkan
angka
oktan,dimana setiap tambahan 0,1 gram timbal per 1 liter gasoline mampu
menaikkan angka oktan sebesar 1,5-2 satuan angka oktan. Disamping itu timbal
merupakan komponen yang paling murah dibanding zat lain untuk menaikkan 1
satuan angka oktan. Pertimbangan lain timbal dapat menekan kebutuhan aromat
sehingga proses produksi relative lebih murah dibandingkan produksi gasoline
tanpa timbal .10
E. Manfaat Timbal
Penggunaan timbal terbesar adalah dalam produksi baterai penyimpanan
untuk mobil,dimana digunakan timbale metalik dan komponen-komponennya.
Elektroda dari beberapa baterai mengandung inaktif yang disebut grid yang dibuat
dari alloy timbale mengandung 93% timbal dan 7% Sb (antimony). Timbal ini
sangat baik untuk mengantar arus listrik, PbO2 dan timbal logam.seperti amunisi,
kabel dan solder. Logam timbal juga digunakan dalam industri percetakan (tinta).
Karena titik leburnya yang rendah timbal juga mudah putus bila terkena panas.15
organ tubuh lainnya, daya racun timbal dalam tubuh disebabkan penghambatan
enzim oleh ion-ion Pb2+ dan enzim yang diduga dihambat adalah yang diperlukan
pembentukan hemoglobin, bila hemoglobin terhambat darah menjadi kotor.
Pada mekanisme disebutkan bila seseorang menghirup timbal terlalu lama
maka kesehatan terganggu, dalam hal ini kondektur angkota merupakan contoh
dari pekerja yang berisiko tinggi terganggu kesehatan karena timbal. Kebanyakan
dari mereka sudah bertahun-tahun menjadi kondektur angkota dari pagi hingga
sore setiap harinya. Waktu istirahat mereka berada dipinggir jalan terkadang
makanan dan minuman terkontaminasi oleh timbal, dengan kebersihan yang
kurang memungkinkan kondektur angkota tersebut terpapar timbal secara
langsung maupun tidak langsung. Dari kejadian diatas masa kerja dan lama
paparan serta kebersihan bagi diri dan lingkungan kerja berpengaruh sekali
terhadap kondektur angkota terpapar timbal dalam tubuhnya.11
Standar timbal dalam darah menurut WHO adalah,untuk kelompok anakanak 10g/dl dan untuk kelompok dewasa 20g/dl.26
Sumber20
0 jam
32,0
31,4
10,7
7,7
5,5
5,2
2,2
2,2
1,2
1,1
1,0
18 jam
12,0
1,6
8,3
7,2
0,5
5,6
0,1
21,2
13,8
0,1
29,6
H. Bahaya Timbal
Timbal memiliki dampak negatif terhadap lingkungan hidup termasuk
kepada kesehatan manusia. Dampak negatif ini adalah dapat meningkatkan
akumulasi timbal dalam darah terutama pada anak-anak. Bayi dan anak-anak lebih
berpeluang menerima kadar pencemar yang lebih tinggi dibandingkan dengan
orang dewasa,hal ini dapat dilihat berdasarkan jumlah makanan yang dikomsumsi
berdasarkan berat badan 3-4 kali lebih banyak dari orang dewasa. Penyerapan
senyawa-senyawa pencemar (contoh logam timbal) oleh usus balita cenderung
lebih tinggi dari pada orang dewasa.14
Keracunan yang terjadi sebagai akibat kontaminasi logam timbal dapat
menimbulkan sebagai berikut :
a. Meningkatkan protoporphilin dalam sel darah merah
b. Memperpendek umur sel darah merah
c. Menurunkan jumlah sel darah merah
d. Menurunkan kadar retikulosit (sel darah merah yang masih muda)
e. Meningkatkan kandungan logam Fe dalam darah.9
Berikut ini beberapa efek dari keracunan timbal pada berbagai organ-organ tubuh
a. Efek timbal pada sistem syaraf
sistem syaraf merupakn sistem yang paling sensitif terhadap daya
racun yang dibawa oleh logam timbal. Pengaruh dari keracunan
timbal dapat menimbulkan kerusakan otak. Penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan otak sebagai akibat dari keracunan timbal
adalah epilepsi, halusinasi, kerusakan pada otak besar dan delirium
yaitu jenis penyakit gula.
b. Efek pada sistem urinaria
Efek timbal terhadap sistem urinaria (ginjal) dapat mengakibatkan
terjadinya kerusakan pada saluran ginjal. Kerusakan yang terjadi
tersebut disebabkan terbentuknya inkranuclear inclution bodie
yang disertai dengan membentuknya aminociduria yaitu terjadinya
kelebihan asam amino dalam urin.
c. Efek timbal terhadap sistem reproduksi, sistem endokrin dan
jantung
Efek timbal terhadap sistem reproduksi, menyebabkan menurunnya
kemampuan sistem reproduksi. Untuk janin dalam kandungan
dapat terjadi hambatan dalam pertumbuhannya sedangkan efek
timbal terhadap sistem endokrin dapat mempengaruhi fungsi dari
tiroid. Fungsi dari tiroid sebagai hormon akan mengalami tekanan
bila manusia kekurangan I 131 (yodium isotop). Untuk pengaruh
keracunan timbal pada otot jantung baru ditemukan pada anak.
Keracunan timbal dapat bersifat akut maupun kronik. Senyawa
timbal organik umumnya masuk kedalam tubuh melalui pernafasan
dan penetrasi lewat kulit (dalam jumlah kecil) penyerapan lewat
kulit ini karena senyawa ini dapat larut dalam minyak dan lemak,
senyawa seperti tetra etil timbal, dapat menyebabkan keracunan
akut pada sistem syaraf pusat meskipun proses dari keracunan
tersebut terjadi dalam waktu yang cukup panjang dengan kecepatan
penyerapan yang kecil. Sedangkan keracunan timbal dan
Pernafasan
Saluran
nafas
atas
40%
SSP/otak/
jaringan
lunak
Tulang
90%
Kulit
Paru
Keringat
rambut
kuku
Inhalasi
Darah
95%
Mulut
Faring
Ginjal
60-75%
Saluran
cerna
Urin
Usus
besar
Ingesti
Tinja
J. Metabolisme Timbal
Senyawa timbal yang masuk kedalam tubuh melalui makanan dan
minuman akan diikutkan dalam proses metabolisme tubuh. Timbal masuk dalam
tubuh melalui saluran pencernaan dan pernafasan. Kadar timbal normal yang
masuk dalam tubuh manusia kira-kira 0,3 mg. Bagi orang normal dengan
masukan 0,6 mg timbal per hari dalam jangka waktu lama bisa terkena keracunan.
Masukan timbal dengan kadar lebih besar 0,6 mg per hari mempercepat akumulasi
dan timbulnya keracunan. Misalnya dengan masukan 25 mg timbal per hari
keracunan terjadi setelah 4 tahun sedangkan 3,5 mg timbal per hari hanya
memperlukan beberapa bulan. Timbal yang diserap kira-kira 40% dari asap timbal
oksida
yang
dihirup
diabsorbsi
disaluran
pernafasan.
Didalam
aliran
darah,sebagian besar timbal diserap dalam bentuk ikatan dengan eritrosit. Timbal
dapat mengganggu enzim oksidase dan akibatnya menghambat system
Jika intake timbal cukup besar sedang deposit timbal terlalu lambat,
akan mengakibatkan kesulitan untuk mencegah terjadinya kerusakan jaringan
lunak.
Hal
tersebut
mengakibatkan
waktu
yang
diperlukan
untuk
mengakumulasi sejumlah timbal yang toksik menjadi lebih pendek dan tidak
proporsional dengan kenaikan jumlah timbal yang dimakan. Penyerapan
timbal sebesar 2,5 mg/hari akan memerlukan waktu terakumulasi dalam
jaringan
lunak.
Sedangkan
penyerapan
3,5
mg
timbal/hari
akan
antara 100 hingga 350 g/hari. Walaupun sumber utamanya makanan dan air,
senayak 20 g mungkin diabsorbsi dari inhalasi uap timbal dan partikelpartikel lingkungan kota yang polutif. Bahaya kesehatan yang ditimbulkan
timbal dalam udara berkaitan dengan ukuran partikelnya. Partikel yang lebih
kecil dari 10 m dapat tertahan diparu-paru, sedangkan partikel yang lebih
besar mengendap disaluran pernafasan disaluran atas, dari sini diangkut
melalui gerakan mukosiliar ke nasofaring dan ditelan. Rata-rata 10-30%
timbal terinhalasi diabsorbsi melalui paru-paru, dan sekitar 5-10% dari yang
tertelan diabsorbsi melalui saluran cerna.9
merupakan indikator yang lebih baik dibanding dengan konsentrasi timbal dalam
urine. Jumlah timbal minimal didalam darah yang dapat mengakibatkan gejala
keracunan berkisar antara 60 sampai 100 mikrogram/seratus mililiter darah untuk
orang dewasa.5
Secara biologi metabolisme timbal di dalam tubuh manusia diperkirakan
sekitar dua hingga tiga tahun, bila masa kerja kondektur angkota lebih dari dua
tahun maka darah kodektur angkota tersebut mengandung racun, berarti semakin
lama kondektur angkota terpapar maka risiko besar megalami keracunan dalam
darahnya dapat menderita berbagai penyakit yang berbahaya lainnya. Lamanya
kerja waktu bertahun-tahun menyebabkan tubuh tidak dapat mengabsorbsi timbal
dalam darah sehingga timbal dalam darah terus-menerus terakumulasi menjadi
banyak dan mengendap menjadi racun.
Hal diatas dapat dijelaskan eksresi timbal dari tubuh sangat kecil meskipun
intake setiap hari naik, sehingga dapat menaikkan kandungan timbal dalam tubuh,
rata-rata intake timbal perhari sekitar 0,3 mg, bila intake mencapi 0,6 mg/hari
menunjukkan gejala positif, keterangan tersebut berarti bila timbal yang masuk
dalam tubuh lebih besar setiap harinya daripada jumlah timbal yang dikeluarkan
tubuh berakibat tidak seimbanganya timbal dalam tubuh dengan timbal yang dapat
dikeluarkan oleh tubuh, bila setiap hari terus-menerus seperti itu dalam masa
bertahun-tahun timbal dalam tubuh terakumulasi menjadi banyak.5
Hasil penelitian dari Nurjazuli,Berliana (2003) dampak paparan timbal
dalam darah dengan kadar Hb pada petugas SPBU di Samarinda diperoleh
gambaran sebanyak 44,8% kadar timbal dalam darahnya melebihi ambang batas
(>10g/dl) dan 10,4% kadar Hbnya <13,0%.27
usia prasekolah yang hidup dibawah standar gejala yang terlihat nafsu makan
berkurang, sakit perut dan muntah, bergerak terasa kaku, tidak ingin bermain,
lemah, sulit berbicara, gangguan pertumbuhan otak, koma. Pada orang dewasa
biasa terjadi pada tempat kerja, hasilnya tergantung pada jenis industrinya, gejala
pucat, sakit perut, muntah-muntah, anemia yang sering terlihat, warna biru "garis
biru" pada gusi, daya ingat berkurang, kurang konsentrasi, gangguan
penglihatan.11
O. Pencegahan
Kondektur angkota dapat melakukan pencegahan dengan tujuan
meminimalkan agar timbal dalam darah tidak terlalu besar dan terakumulasi pada
tubuh, dengan melakukan tindakan pencegahan antara lain :
Keracunan logam timbal dapat dihindarkan dengan melaksanakan tindakantindakan pencegahan antara lain :
1. Kebersihan perorangan : misalnya segera mengganti baju kerja dan
mencuci tangan atau mandi setelah selesai kerja.
2. Kebersihan tempat kerja : bila istirahat mencari lokasi atau tempat yang
jauh dari jalan raya dan bersihkan tempat kerja dari kotoran dan debu
timbal.
3. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja dan secara berkala.
4. Penyuluhan dan pendidikan kesehatan pada para pekerja.
5. Penggunaan alat pelindung kerja misalnya ; baju kerja, sarung tangan,
goggles.
Selain hal diatas juga dilakukan pengobatan segera agar kondisi tubuh tidak
terlalu parah. Pengobatan antara lain segera jauhkan penderita dari pemaparan,
pertolongan pertama untuk mata dan kulit segera cuci bagian yang terpapar
dengan air dan sabun mandi, bagi pernafasan jauhkan penderita dari ruangan yang
kurang bersih, beri minuman dengan air bersih 2-3 gelas.4,15
P. Kerangka Teori
Dari penjelasan diatas dapat dibuat ke dalam kerangka teori berkaitan
dengan seberapa kadar timbal dalam darah. Timbal ini biasanya sebagai tambahan
bahan bakar dan ikut keluar melalui gas buang kendaraan bermotor dan industri.
TEL+TML
dan bahan bakar
Gas berbahaya
Nox, HC, CO, Pb
Pencemaran
Udara
Logam berat
masuk
Terhirup oleh
manusia
Konsumsi
makanan atau
minuman
Lama
paparan dan
masa kerja
Gangguan
Kesehatan tubuh
Sumber24 :
Q. Kerangka Konsep
Mengacu pada kerangka teori yang telah dipaparkan kerangka konsep
dalam penelitian ini adalah
Variabel Bebas
Variabel Terikat