Oleh
Kelompok 5
Adila Alif Nugrahaeni
Nizar Fauziah
Wuri Ayu Wirdhani
Khoirotun Nimah
Indra Aulia Rahman
Ika Dwi Lestari
Rifta Elmaviana
Dwi Ardi Wicaksono
Eko Adi Putra
1301460008
1301460015
1301460019
1301460022
1301460023
1301460030
1301460035
1301460046
1301460051
A. TINJAUAN TEORI
1.
Pengertian Anemia
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah,
elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah
merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Doenges, 1999).
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan
kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar haemoglobin atau jumlah eritrosit lebih
rendah dari keadaan normal yaitu bila Hb berkurang dari 14 g/dl dan hematokrit kurang dari
41% pada pria atau Hb kurang dari 12 g/dl dan hematokrit kurang dari 37% pada wanita.
(Kapita Selekta Kedokteran, 2000, hal. 547).
Jadi Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah
dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal, sehingga mengakibatkan
penurunan pengangkutan oksigen ke jaringan.
2.
Klasifikasi Anemia
agen neoplastik/sitoplastik
terapi radiasi
antibiotic tertentu
benzene
Pansitopenia
Anemia aplastik
Gejala-gejala:
2)
gangguan eritropoesis
Malnutrisi,
malabsorbsi,
penurunan
intrinsik
faktor
(aneia
rnis
st
Proses autoimun
Reaksi transfusi
Malaria
Anemia hemolisis
3.
Etiologi
a. Terjadi karena gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang sehingga terjadi
penurunan produksi eritrosit, dapat terjadi karena:
Pencetus terhadap penurunan jumlah eritrosit seperti anemia aplastik, anemia dari
leukemia, dan penyakit kronik.
4.
Patofisiologi
Kegagalan sumsum tulang
Terjadi kekurangan nutrisi karena kurang masuknya zat besi dalam tubuh melalui makanan
akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal
Anemia
5.
Manifestasi Klinis
6.
Umum (sensitif terhadap dingin, penurunan berat badan dan mudah mengantuk).
Komplikasi
Komplikasi umum akibat Anemia meliputi:
7.
parestesia dan,
kejang
Pemeriksaan Penunjang
8.
Terdapat pansitopenia, sum-sum tulang kosong diganti lemak (pada anemia aplastik)
Penatalaksanaan Anemia
Imunoterapi dengan globulin antitimosit ATG atau Globulin Anti Limfosit (ALG)
Tranfusi darah
Makanan
Istirahat
PENGKAJIAN
a.
Biodata
1.
Nama
: Ny. V
2.
Jenis Kelamin
: Perempuan
3.
Umur
: 36 th
4.
Status Perkawinan
: sudah menikah
5.
Pekerjaan
6.
Alamat
7.
Agama
: Islam
8.
Tanggal MRS
: 20 September 2014
b.
Diagnosa Medis
: Anemia
c.
Keluhan Utama
: pusing
d.
Pasien MRS tanggal 20 September 2014 dengan kondisi lemah dan bibir kering
pecah-pecah, mudah mengantuk. Pasien mengatakan mengalami pusing, kelemahan
fisik, gelisah, dan keringat dingin. Pasien juga mengatakan bila duduk dan langsung
berdiri kepala pusing, kunang-kunang dan gelap.
e.
f.
g.
9. Seksualitas
Pasien mengatakan mengalami perubahan siklus menstruasi menjadi 2 bulan 1
kali serta mengalami penurunan gairah seksual karena badannya terasa lemah
10. Peran hubungan
11. Nilai keyakinan
h. Riwayat Psikososial
Hubungan pasien dengan keluarga dan lingkungan sekitar baik. Keluarga juga
mengatakan bahwa paisen merupakan orang yang baik dan menyenangkan
i.
Pemeriksaan Fisik
1.
Keadaan Umum
Kesadaran
pucat,
mudah mengantuk , dan tubuh tampak lemah, letih, lunglai, lemas, dan lesu.
2.
3.
Tanda-tanda Vital
Suhu
: 35oC (hipotermi)
Nadi
: 100x/menit (takikardi)
TD
RR
: 26 x/ menit
: pucat
Rambut
Bentuk kepala
Mata
mata bawah)
Membran mukosa mulut
Telinga
Pemeriksaan Integumen
Warna kulit pucat, kering, tekstur kasar, turgor kulit buruk yaitu tidak dapat
kembali > 2detik.
5.
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: normal (sonor)
Payudara
Bentuk simetris, tidak ada benjolan abnormal
7.
Pemeriksaan Abdomen
Terjadi distensi abdomen.
8.
Inspeksi
Perkusi
: hipertimpani
Palpasi
Genitalia
Jenis kelamin pasien perempuan, pasien membersihkan daerah kelamin 3 x
setiap dengan mandiri
9.
Ekstremitas
Ekstremitas dingin, kering, tekstur kasar, turgor kulit buruk yaitu tidak dapat
kembali > 2detik
j.
Pemeriksaan Neurologis
Pasien sering mengalami pusing dan apabila duduk langsung berdiri pasien langsung
pusing dengan mata berkunag-kunag
k. Pemeriksaan penunjang
l.
a.
Hb: 8,9 g/dl lebih rendah dari normal (normal: 12-15 g/dl )
b.
c.
Terapi pengobatan
Transfusi darah.
2.
ANALISA DATA
Nama Pasien
Umur
No. Register
DATA PENUNJANG
MASALAH
KEMUNGKINAN PENYEBAB
O:
Perubahan Perfusi
Klien
sering Jaringan
mengeluh
jaringan menurun
pusing
Klien
mengatakan
duduk
dan
berdiri
kepala
bila
langsung
pusing,
Gangguan
Anoreksia
dan
nausea
gangguan
nafsu makan
Konstipasi
Pasien
keseimbangan
nutrisi
mengatakan
merasa mual
O:
kg menjadi 49 kg
S:
O:
konstipasi
S:
Intoleransi aktifitas
Pasien
mengatakan
melakukan
aktifitasnya
O:
PATHWAYS
Depresi/kegagalan sumsum tulang
Pusing
lemas
Intoleransi Aktivitas
Konstipasi
Anoreksia, Nausea
ganggguan keseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan
3.
DIAGNOSA
a. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke sel dan
jaringan Ditandai dengan Palpitasi : kulit pucat, membrane mukosa kering, dan
rambut rapuh, tekanan darah rendah.
b. Gangguan keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhungan dengan anoreksia
atau nausea, ditandai dengan Penurunan berat badan normal, penurunan turgor kulit,
perubahan mukosa mulut, nafsu makan menurun, mual.
c. konstipasi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat Ditandai dengan Adanya
perubahan pada frekuensi, karakteristik dan jumlah feses, mual, muntah, penurunan
nafsu makan
d. Intoleransi aktifitas berhungan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan
kebutuhan Ditandai dengan mengatakan mudah capek dan lemas dalam melakukan
aktivitasnya
4.
PERENCANAAN
a.
b.
c.
Konstipasi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat ditandai dengan adanya
perubahan pada frekuensi, karakteristik dan jumlah feses, mual, muntah, penurunan
nafsu makan
1) Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam konstipasi
dapat teratasi.
2) Kriteria hasil:
a. Pasien mengatakan BABnya sudah lancar, tidak mengalami konstipasi
b. Pasien menunjukkan perubahan perilaku/pola hidup yang menjadi penyebab
terjadinya konstipasi.
3) Intervensi
a. Observasi frekuensi, karakteristik, dan jumlah feses.
b. Auskultasi bunyi usus
c. Awasi masukan dan haluan dengan perhatian khusus pada makanan/cairan.
d. Kolaborasikan dengan ahli gizi untuk pemberian diit seimbang dengan
tinggi serat.
e. Kolaborasikan untuk pemberian pelembek feses, stimulan ringan, laksatif
pembentuk bulk, atau enema sesuai indikasi.
d.
melakukan aktivitasnya
1) Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam kebutuhan
aktifitas terpenuhi.
2) Kriteria hasil:
a. pasien melaporkan peningkatan toleransi aktifitas.
b. pasien menunjukkan penurunan tanda fisiologis intoleransi, seperti nadi,
pernapasan, dan tekanan darah dalam rentang normal pasien.
3) Intervensi:
a. Kaji kemampuan pasien untuk melakukan tugas normal
b. Catat laporan kelelahan, keletihan, dan kesulitan menyelesaikan tugas.
c. Kaji kehilangan atau gangguan keseimbangan gaya jalan, kelelahan otot.
d. Awasi nadi, pernapasan, dan tekanan darah selama dan setelah kegiatan.
e. Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing.
f. Prioritaskan jadwal asuhan untuk meningkatkan istirahat.
g. Berikan bantuan dalam aktifitas atau ambulasi bila diperlukan.
h. Rencanakan kemajuan aktifitas dengan pasien.
i. Gunakan teknik penghematan energi, misal mandi dengan duduk.
j. Anjurkan pasien untuk menghentikan aktifitas bila palpitasi, nyeri dada,
napas pendek, kelemahan atau pusing terjadi.
5.
PELAKSANAAN
NO
TANGGAL
20 sept
2014
TINDAKAN
TT
D
1) Mengawasi
TTV,
warna
kulit,
serta
membran mukosa
Hasil:
TD: 110/70 mmHg
Suhu: 36 C
RR: 24 x/menit
N: 96 x/menit
Warna kulit: tidak pucat
Membran mukosa: lembab
2) Meninggikan kepala tempat tidur sesuai
toleransi
3) Mengawasi
upaya
pernapasan
dan
penggunaan
bantalan
1) Mengkaji
riwayat
nutrisi
termasuk
dengan
ahli
gizi
untuk
20 sept
2014
dengan
ahli
gizi
untuk
20 sept
2014
1) Mengkaji
kemampuan
pasien
untuk
kehilangan
atau
gangguan
jadwal
asuhan
untuk
meningkatkan istirahat.
7) Memberikan bantuan dalam aktifitas atau
ambulasi bila diperlukan.
8) Merencanakan kemajuan aktifitas dengan
pasien.
9) Menggunakan teknik penghematan energi,
misal mandi dengan duduk.
10) Menganjurkan pasien untuk menghentikan
aktifitas bila palpitasi, nyeri dada, napas
pendek, kelemahan atau pusing terjadi.
6.
EVALUASI
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien
dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan
melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. (Lynda Juall Capenito, 1999:28)
EVALUASI FORMATIF
Nama
: Ny. V
Umum
No. Dx.
Kep.
1
O
Kulit tidak pucat
Membran
mukosa lembab
Turgor normal
Rambut
tidak
rapuh
TD: 110/70
Suhu: 36 C
: masalah teratasi
sebagian
: lakukan intervensi
no. 1-9
S :
O
Membran mukosa
berwarna
merahmuda
TD: 120/70
Suhu: 36,5 C
Masalah teratasi
sebagian
Membran mukosa
berwarna
merahmuda
TD: 120/80
Suhu: 36,5 C
: Masalah teratasi
sebagian
P: intervensi dihentikan
pasien
mengatakaan
dalam
sehari
mual tidak lebih
dari 2x
O
Mukosa
mulut
lembab
Turgor kulit baik
Nafsu
makan
pasien , tetapi
BB pasien tetap
Pasien mengatakan
dalam sehari hanya
mual 1 kali
O
Membran
mukosa
berwarna
merah
muda
Nafsu makan pasien
, tetapi BB pasien
tetap
: masalah teratasi A
sebagian
: masalah teratasi A
sebagian
: lakukan intervensi
Pasien mengatakan
dalam sehari sudah
tidak mual lagi
BB pasien naik 1
kg
: masalah teratasi
: intervensi dihentikan
no. 1-6
S :
S :
1-6
S :
pasien
mengatakaan
dalam
sehari
mual dan muntah
tidak lebih dari
2x
pasien
mengatakan
sudah 3 hari
sebelum
MRS
tidak bisa BAB
O
Mukosa
mulut
lembab
Nafsu
makan
pasien , pasien
menghabiskan
porsi
makanan
yang disediakan
pasien mengatakaan
dalam sehari mual
dan muntah tidak
lebih dari 1x
pasien mengatakan
hari ini sudah BAB
1x
dengan
konsistensi
feses
padat dan berwarna
kuning
O
Mukosa
mulut
berwarna
merah
muda
Nafsu makan pasien
,
pasien
menghabiskan
pasien
mengatakaan
dalam sehari sudah
tidak mual ataupun
muntah lagi
pasien mengatakan
hari ini sudah BAB
2x
dengan
konsistensi feses
padat dan berwarna
kuning
Nafsu
makan
pasien , pasien
menghabiskan
porsi
makanan
yang disediakan
: masalah teratasi
sebagian
A
S :
S :
S :
pasien
mengatakaan
mudah
seklai
capek
dalam
melakukan
aktifitas ringan
O
pasien
terlihat
terengah-engah
setelah
melakukan
latihan ambulasi
selama 1 jam
dengan bantuan
perawat
RR pasien
setelah
melakukan
ambulasi
: masalah teratasi A
sebagian
pasien mengatakaan
rasa
capeknya
berkurang dari hari
sebelumnya
O
pasien tidak terlihat
terengah-engah
setelah melakukan
latihan
ambulasi
selama 1 jam dengan
bantuan perawat
RR pasien setelah
melakukan ambulasi,
tetapi
kembali
setelah
istirahat
beberapa menit
masalah teratasi A
sebagian
pasien
mengatakaan rasa
capeknya
berkurang
dan
tubuhnya
terasa
semakin sehat
setelah melakukan
ambulasi dan DBN
: masalah teratasi
: lakukan intervensi P
no. 1-10
: intervensi dihentikan
EVALUASI SUMATIF
Ny. V MRS tanggal 20 sept 2014 dengan keluhan utama pusing, selain itu pasien juga
mengeluh mudah lemah, TD: 100/70 dan suhu 36 C, Setelah dilakukan serangkaian tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam pasien TD: 120/80, suhu 36,5 C. Pasien juga mengatakan
bahwa rasa capeknya berkurang dan tubuhnya terasa semakin sehat, tetapi pusing yang
dirasakan Ny.V kadang masih terjadi. Untuk mengurangi pusing, Ny.V bisa bedrest di rumah
dan pada tanggal 22 september 2014 jam 13.30 WIB Ny. V pulang ke rumah.
DAFTAR PUSTAKA
NN. Tanpa Tahun. Laporan Pendahuluan Tentang Anemia. Yayasan Pendidikan Setih Setio