Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Adanya teori Darwin yang menyatakan bahwa manusia adalah suatu makhluk
yang berevolusi dan berasal dari nenek moyang yang sama dengan monyet
yaitu kera. Tentunya hal ini sangat bertentangan dengan apa yang diyakini
dan dipelajari dalam agama islam bahwa manusia berasal dari keturunan Nabi
Adam dengan Siti Hawa. Selama bertahun-tahun hal ini menuai berbagai
pendapat, ada yang mendukung dan banyak juga yang menolak teori ini.
Sesungguhnya dalam agama islam yang sudah sangat komprehensif ini telah
dibahas tentang berbagai urusan duniawi bahkan hingga dunia setelah
kematian. Hal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya.
Dan agama islam bukanlah suatu hal yang dapat diciptakan oleh manusia
karena berbagai pengetahuan dan aturan-aturan yang terkandung didalamnya
bersumber dari Al-Quran, yang diluar kemampuan manusia.
Sejarah awal terbentuknya agama islam berasal dari negara Arab, yang
merupakan negara tempat Nabi Muhammad SAW dilahirkan. Dalam awal
perkembangannya, agama islam mendapatberbagai tantangan dan hambatan
yang sangat berat. Banyak kalangan orang kuno yang meragukan kesahihan
agama islam. Namun hal ini mulai sirna seiring dengan keajaiban dan
kebaikan yang diajarkan agama islam kepada manusia agar kembali dalam
ajaran yang benar dan sudah disempurnakan oleh Allah SWT.
1.3 Tujuan
Dalam makalah yang berjudul Agama Islam yang Komprehensif ini
mempunyai beberapa tujuan yaitu:
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan bisa didapat adalah:
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Manusia Menurut Tinjauan Islam
Manusia merupakan makhluk yang paling mulia di sisi Allah SWT. Manusia
memiliki keunikan yang menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain.
Manusia memiliki jiwa yang bersifat rohaniah, gaib, tidak dapat ditangkap
dengan panca indera yang berbeda dengan makhluk lain karena pada manusia
terdapat daya berfikir, akal, nafsu, kalbu, dan sebagainya.
Artinya:
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang berbentuk (lain). Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang
Paling Baik. (Al Mukminun : 12-14)
Artinya:
Dan tidaklah Aku ciptakan manusia dan jin kecuali untuk menyembah(Ku).
(Adh Dhariyat : 56)
Sungguh keberadaan manusia itu memang tidak pernah luput dari kontroversi
dan sesungguhnya manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah.
Artinya:
Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam AlQur'an ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk
yang paling banyak membantah. (Al Kahf : 54)
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah
Artinya:
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi". Mereka bertanya (tentang
hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): "Adakah Engkau (Ya Tuhan
kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan
menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal kami sentiasa bertasbih
dengan memujiMu dan mensucikanMu?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya
Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya". (Al Baqarah :
30)
Artinya:
Islam mengajarkan manusia untuk selalu jujur, baik dalam perbuatan maupun
dalam perkataan kita. Rasulullah SAW bersabda :
Selalulah kamu jujur, karena sesungguhnya jujur itu mengantarkan kamu
pada kebaikan dan kebaikan itu sesungguhnya mengantarkan pada surga.
Sedangkan dusta akan mengantarkan pada keburukan dan dosa, dan
sesungguhnya dosa itu akan mengantarkan pada neraka. (Hadits:
Mutafaqun Alaih)
Dari uraian diatas, terlihat jelas betapa penting agama bagi kehidupan
manusia. Namun, didalam kehidupan manusia, sering ditemukan fenomena
negatif terkait keagamaan. Contoh yang paling umum adalah ajaran Atheis
dan menyembah selain Allah. Hal ini bertentangan dengan firman Allah pada
QS. Adz Dzaariyaat: 56
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku.
Dari ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Tuhan bagi seluruh manusia
adalah Allah, dengan kata lain, manusia yang tidak menyembah Allah dapat
dikategorikan sebagai orang-orang yang syirik.
Apakah itu atheis? Berasal dari bahasa yunani theos digunakan untuk
merujuk
pada
siapapun
agama/kepercayaan
yang
yang
kepercayannya
sudah
mapan
di
bertentangan
dengan
lingkungannya.
Dengan
meminta
Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat
mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi
pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain)
dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang
mukmin bertawakal.
Fenomena-fenomena diatas dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan
manusia akan Agama dan konsistensi dalam beragama yang kurang kuat.
Untuk itu, seseorang harus mengenal dengan jelas agama yang dipeluknya
sehingga dapat membedakan dengan agama yang lain. Seseorang juga harus
mengerti landasan agama yang dipeluknya dan menghayatinya.
Islam
adalah
ajaran
yang
lengkap.
Segala
permasalahan
demi
Pada hari ini, Aku sempurnakan bagikamu agama kamu, dan Aku
cukupkan nimat-Ku kepadamu, dan Aku ridla Islam jadi agamamu. (QS
: al-Maidah, 5;3)
3. Karakteristik Islam
Karakterisitik Islam adalah Islam sebagai tauhid yaitu menjunjung keEsaan Allah. Terdapat tujuh karakteristik yang dimiliki Islam yaitu;
Dalam berkhalwat nabi Muhammad SAW lebih sering memilih tempat yang
jauh dari keramaian, dengan harapan lebih tenang dan dapat berpikir secara
jernih dan lebih khusyuk dalam berdzikir kepada Allah. Salah satu tempat
yang digunakan untuk berkhalwat adalah di Gua Hira', di tempat inilah Nabi
Muhammad SAW menerima wahyu pertama kali dari Allah. Peristiwa
tersebut terjadi pada tanggal 17 Ramadan bertepatan dengan tanggal 6
Agustus tahun 610 M.
Tokoh lain yang memeluk agama Islam saat pertama kali adalah Bilal bin
Rabbah, beliau berasal dari kaum Quraisy dan berhasil membuat masyarakat
lainnya memeluk agama Islam, jumlahnya sekitar empat puluh orang.
Dakwah secara terbuka mulai meresahkan dan mendapatkan reaksi keras dari
kaum Quraisy. Namun, Nabi Muhammad tidak menyerah dan hasilnya mulai
terlihat bahwa pengikut nabi mulai banyak. Mulai dari kaum wanita, kaum
budak, pekerja dan kaum miskin. Mereka menunjukkan semangat yang kuat
walaupun mereka lemah, hal ini mencemaskan para kaum Quraisy, karena
ajaran nabi dapat membahayakan kedudukan mereka. Oleh karena itu, mereka
berusaha mendustakan ajaran Nabi Muhammad. Dan beberapa orang Quraisy
lainnya menuntut suatu mukjizat dari nabi Muhammad untuk membuktikan
dirinya, namun beliau tidak mendatangkan mukjizat. Dan akhirnya Nabi
Muhammad SAW terus menjadi bulan-bulanan dan bahan olokan. Pada saat
keadaan ini turunlah wahyu:
Katakanlah, Aku berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula)
menolak kemudaratan kecuali yang dikehandaki Allah. Dan sekiranya Allah
mengetahui yang gaib, tentulah aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku
tidak lain hanya pemberi peringatan dan pembawa berita gembirabagi orangorang yang beriman. (Al-araaf:188).
Abu Bakar menangis ketika mendengar ayat tersebut, ia merasa bahwa risalah
Nabi Muhammad SAW telah selesai dan sudah dekat pula waktu Nabi untuk
menghadap Allah SWT. Dengan selesainya haji wada ini berarti Nabi telah
menyampaikan ajaran agama islam kepada umat manusia dan menyampaikan
apa yang telah Allah perintahkan kepada mereka. Nabi Muhammad diutus ke
dunia untuk memberi peringatan dan membawa kabar gembira kepada orangorang yang beriman.
Setelah haji wada tersebut, keadaan Nabi Muhammmad SAW mulai
memburuk. Suhu tubuhnya menjadi tinggi. Tatkala demamnya yang semakin
parah, Nabi Muhammad menyuruh Abu Bakar untuk memimpin sembahyang.
Suatu ketika, kondisi Nabi Muhammad mulai membaik. Beliau pergi ke
masjid untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah. Saat itu Abu Bakar
sedang menjadi imam sholat subuh. Kaum muslimin sangat gembira melihat
kedatangan Nabi Muhammad SAW. Kemudian Abu Bakar mundur dari
tempatnya serta mempersilahkan Nabi Muhammad untuk memimpin
sembahyang. Akan tetapi, Nabi Muhammad menyuruhnya untuk terus
memimpin sholat berjamaah tersebut.
Kultural
Penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media kebudayaan,
sebagaimana yang dilakukan oleh para wali songo di pulau Jawa. Misalnya
Sunan
Kali
Jaga
dengan
pengembangan
kesenian
wayang.
Ia
Pendidikan
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis
dalam pengembangan Islam di Indonesia. Para dai dan mubalig yang
menyebarkan Islam diseluruh pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren
Kekuasaan Politik
Penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat dari
para Sultan/Raja Islam. Misalnya seperti Kerajaan Demak di pulau Jawa,
merupakan pusat dakwah serta sebagai pelindung perkembangan Islam.
Begitu juga dengan raja-raja lainnya di seluruh Nusantara. Raja Gowa-Tallo
di Sulawesi Selatan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh
Demak di Jawa. Apalagi disertai dengan saling komunikasi, bahu membahu
dan tolong menolong antar raja islam Indonesia dalam melindungi dakwah
Islam di Nusantara. Keadaan ini menjadi cikal bakal tumbuhnya negara
nasional Indonesia dimasa mendatang.
Beberapa kerajaan Islam di Indonesia antar pulau, antara lain;
Kerajaan Islam di Sumatera
* Kesultanan Perlak (abad ke-9 - abad ke-13)
* Kesultanan Samudera Pasai (abad ke-13 - abad ke-16)
Kerajaan Islam di Jawa
* Kesultanan Demak (1500 - 1550)
* Kesultanan Cirebon (sekitar abad ke-16)
Kerajaan Islam di Sulawesi
* Kesultanan Makasar (awal abad ke-16 - 1667?)
* Kesultanan Buton (1332 - 1911)
Setelah Islam masuk ke Indonesia, Indonesia banyak mengalami kemajuan
dan
perkembangan,
baik
di
bidang
ilmu
pengetahuan,
kesenian,
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
3.3 Referensi