BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Latar belakang praktikum Unit Operation Process (UOP) ini adalah untuk
memenuhi syarat kelulusan mata kuliah praktikum Unit Operation Process (UOP)
serta upaya untuk memperdalam pemahaman tentang proses operasi teknik dan
aplikasinya yang terdapat di bidang teknik kimia, yang selama ini hanya kami
dapatkan secara teoritis di kuliah biasa ataupun dari sumber lain.
Seperti yang telah kita ketahui, di zaman sekarang ini, teknologi dari unit-unit
operasi telah berkembang sangat pesat dalam hal penggunaannya maupun
pengembangannya. Dalam praktikum kali ini, kita akan membahas filtrasi. Filtrasi
banyak dimanfaatkan untuk membersihkan air dari sampah pada pengolahan air,
menjernihkan preparat kimia di laboratorium, menghilangkan pirogen dan pengotor
pada air suntik injeksi dan obatobat injeksi, dan membersihkan sirup dari kotoran
yang ada pada gula dan untuk memurnikan bahan-bahan obat dari partikel dan bahan
yang tidak diinginkan sehingga dapat menjamin hasil akhir dari suatu produk obat
yang berkualitas dan sesuia syarat yang ditentukan.
Dari penjelasan di atas, kita tahu bahwa penggunaan filtrasi sangatlah luas dan
tidak terbatas pada hal-hal di atas. Oleh karena itu, Departemen Teknik Kimia
Universitas Indonesia memutuskan unutuk dapat mempelajari lagi secara lebih
mendalam tentang filtrasi.
1.2
Tujuan
Melakukan uji coba (test) filtrasi pada tekanan konstan dengan menggunakan
filter press kecil agar metode uji coba dapat dikuasai; dan untuk mengobservasi
mekanisme pemisahan solidliquid.
Menguji persamaan filtrasi dari Routh dan Lewis, serta menentukan konstantakonstanta yang ada dalam persamaan tersebut.
Mengukur/menentukan jumlah filtrat per unit waktu pada filtrasi larutan slurry
pada tekanan tetap
Page 1
Teori Dasar
1.3.1
Pengertian Filtrasi
Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan
melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, dimana zat padat itu
tertahan. Pada industri, filtrasi ini meliputi ragam operasi mulai dari
penyaringan sederhana hingga pemisahan yang kompleks. Fluida yang
difiltrasi dapat berupa cairan atau gas; aliran yang lolos dari saringan mungkin
saja cairan, padatan, atau keduanya. Suatu saat justru limbah padatnyalah yang
harus dipisahkan dari limbah cair sebelum dibuang. Seringkali umpan
dimodifikasi melalui beberapa pengolahan awal untuk meningkatkan laju
filtrasi, misal dengan pemanasan, kristalisasi, atau memasang peralatan
tambahan pada penyaring seperti selulosa atau tanah diatomae. Oleh karena
varietas dari material yang harus disaring beragam dan kondisi proses yang
berbeda, banyak jenis penyaring telah dikembangkan.
Hal yang paling utama dalam filtrasi adalah mengalirkan fluida melalui
media berpori. Filtrasi dapat terjadi karena adanya gaya dorong, misalnya ;
gravitasi, tekanan dan gaya sentrifugal. Pada beberapa proses media filter
membantu balok berpori (cake) untuk menahan partikel-partikel padatan di
dalam suspensi sehingga terbentuk lapisan berturut turut pada balok sebagai
filtrat yang melewati balok dan media tersebut.
Filtrasi biasa dilakukan pada skala laboratorium sampai slaka pilot
plant/industri baik dengan cara batch maupun kontinyu.
a)
yang tidak larut dalam cairan. Penyaringan menggunakan corong gelas dan
kertas saring dan hasil saringan disebut filtrat.
Page 2
b)
Page 3
1.3.2
Klasifikasi Filtrasi
Berdasarkan gaya pendorong aliran, penyaringan diklasifikasikan
menjadi Penyaring gaya berat (gravity filters), Penyaring tekanan (Pressure
filters), Penyaring vakum (Vacuum filters), Penyaring sentrifugal (Centrifugal
filters).
1.
adalah
sistem
pengaliran
air
dari
sumber
ke
Filter ini dugunakan untuk proses fluida dengan kuantitas yang besar dan
mengandung sedikit padatan. Contohnya : pada pemurnian air.
cetakan
plat berbahan
polipropelina.
Dalam
desain
lain,
kompertemen tersebut dibentuk di dalam cetakan plat berbingkai (plate-andframe press), yang didalamnya terdapat plat persegi panjang yang pada satu sisi
dapat diubah-ubah. Pengoperasiannya sebagai berikut :
1.
Plat dan bingkai dipasang pada posisi vertikal dalam rak logam,
dengan kain melingkupi permukaan setiap plat,dan ditekan dengan keras
bersama dengan memutar skrup hidrolik.
Page 4
Slurry memasuki suatu sisi akhir dari rangkaian plat dan bingkai.
3.
4.
5.
6.
Cairan
menembus
kain,
menuruni
jalur
pada
permukaan
plat
Page 5
1.3.3
Media Filter
Pada operasi filter, umumnya dikenal dua macam media filter yaitu
media filter primer dan media filter sekunder.
Media filter primer sebenarnya bukan suatu media filter yang
sesungguhnya, melainkan sebagai media filter pembantu yang menahan zat
padat pada permulaan proses. Media filter primer ini dapat berupa kain, kertas
saring, dan sebagainya, yang dipasang pada permukaan filter.
Zat padat yang di permukaan filter membentuk lapisan cake yang dapat
berfungsi sebagai media filter yang sesungguhnya. Media filter inilah yang
diperkirakan/diperhitungkan karena akan mempengaruhi besarnya penahan
filtrasi. Filtrasi dapat dianggap dimulai dengan penahanan sama dengan nol,
berarti belum terbentuk cake. Dalam hal ini perlu dihitung suatu besaran Ve
(volum ekivalen), ialah volum filtrat yang menghasilkan cake yang
mempunyai penahanan sama dengan filter cloth (media filter primer) serta
saluran-saluran dalam filter yang dipakai untuk penyaringan.
Cake dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Compressible cake, ialah cake yang mengalami perubahan struktur dalam
oleh adanya tekanan (ruang porous dalam cake mengecil, tahanan filtrasi
makin besar). Hal ini mengakibatkan proses filtrasi menjadi semakin sulit.
Peristiwa ini terjadi terutama bila bahan yang disaring berbentuk koloidal.
b. Non Compressible cake, ialah cake yang tidak mengalami perubahan
struktur walaupun diadakan penekanan terhadapnya. Dalm praktek, non
compressible cake ini tidak ada, tapi untuk mempermudah perhitungan
Page 6
kekeruhan
sangat
mempengaruhi
efisiensi
dari
filtrasi.
Page 7
Page 8
di mana :
= viskositas
Rf
(4)
Dari bentuk tersebut maka dapat diplot grafik antara log Vf sebagai
sumbu-x dan log t(waktu) sebagai sumbu-y. Persamaan Lewis juga dapat
ditulis sebagai:
(6)
Page 9
y =
Dari data percobaan log P (sumbu-x) dan log t (sumbu-y) dapat diplot
sebagai sebuah grafik yang menghasilkan persamaan garis lurus (linear).
Page 10
Page 11
Waktu
P = 0,1 kgf/cm2
Detik
0-120
120-240
240-360
360-480
480-600
600-720
720-840
840-960
Volume (mL)
640
645
641
620
640
638
640
640
Volume (mL)
1040
1092
945
995
995
990
990
980
960-1080
1080-1200
640
638
995
970
P = 0,2 kgf/cm2
Page 12
Vf (ml)
menit
sekon
P = 0,1 kgf/cm2
P = 0,2 kgf/cm2
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
120
240
360
480
600
720
840
960
1080
1200
640
1285
1926
2546
3186
3824
4464
5104
5744
6382
1040
2132
3077
4072
5067
6057
7047
8027
9022
9992
Page 13
Kemudian, untuk menentukan konstanta j dan h dari percobaan ini, pertama persamaan
Routh dilinierisasi menjadi :
)
(8)
P = 0,1 kgf/cm2
t(s)
t/Vf
120
240
360
480
600
720
840
960
1080
1200
0,188
0,187
0,187
0,189
0,188
0,188
0,188
0,188
0,188
0,188
Vf
640
1285
1926
2546
3186
3824
4464
5104
5744
6382
P = 0,2 kgf/cm2
t/Vf
0,115
0,113
0,117
0,118
0,118
0,119
0,119
0,120
0,120
0,120
Vf
1040
2132
3077
4072
5067
6057
7047
8027
9022
9992
Kemudian dilakukan plot terhadap persamaan 2 menggunakan data dari tabel 2, yaitu
plot grafik t/Vf vs Vf ,yaitu:
Page 14
t/Vf
Persamaan Routh
0.200
0.180
0.160
0.140
0.120
0.100
0.080
0.060
0.040
0.020
0.000
y = 1,73E-07x + 0,187
R = 0,307
P = 0,1 kgf/cm2
P = 0,2 kgf/cm2
y = 6,7E-07x + 0,114
R = 0,735
5000
10000
Linear (P = 0,1
kgf/cm2)
15000
Linear (P = 0,2
kgf/cm2)
Vf
Grafik 1. Grafik persamaan Routh
Dari hasil plot grafik maka akan diperoleh sebuah garis lurus dengan gradien 1/h dan
intercept 2j/h.
P = 0,1 kgf/cm2 y = 1,73E-07x + 0,187
P = 0,2 kgf/cm2 y = 6,7E-07x + 0,114
Menghitung h
P = 0,1 kgf/cm2
P = 0,2 kgf/cm2
Menghitung j
P = 0,1 kgf/cm2
Departemen Teknik Kimia
Page 15
P = 0,2 kgf/cm2
(9)
Dimana C =
konstan
(10)
Page 16
t (s)
log t
P = 0,1 kgf/cm2
Vf (ml)
120
240
360
480
600
720
840
960
1080
1200
2,0792
2,3802
2,5563
2,6812
2,7782
2,8573
2,9243
2,9823
3,0334
3,0792
P = 0,2 kgf/cm2
log (Vf)
640
1285
1926
2546
3186
3824
4464
5104
5744
6382
2,8062
3,1089
3,2847
3,4059
3,5032
3,5825
3,6497
3,7079
3,7592
3,8050
Vf (ml)
1040
2132
3077
4072
5067
6057
7047
8027
9022
9992
log (Vf )
3,0170
3,3288
3,4881
3,6098
3,7048
3,7823
3,8480
3,9046
3,9553
3,9997
Persamaan Lewis
3.5000
y = 1.0027x - 0.7354
R = 1
3.0000
log t
2.5000
y = 1.024x - 1.0166
R = 0.9998
2.0000
P = 0,1 kgf/cm2
1.5000
P = 0,2 kgf/cm2
1.0000
0.5000
0.0000
0.0000
1.0000
2.0000
3.0000
4.0000
5.0000
log Vf/A
Grafik 2. Grafik persamaan Lewis Mencari Konstanta m
Dari dua persamaan garis lurus yang didapat, masing-masing pada p = 0,1 kgf/cm2
dan p = 0,2 kgf/cm2, dapat diketahui nilai konstanta m pada persamaan Lewis adalah
slope kedua persamaan , yaitu 1,002 dan 1,024.
m rata-rata = 1,013
Page 17
Dimana
(11)
y = m
+ C
Nilai Vf yang digunakan pada variasi tekanan adalah 5104 ml pada t = 960 detik saat
P = 0,1 kgf/cm2 , sedangkan pada data percobaan saat P = 0,2 kgf/cm2 tidak terdapat
nilai Vf = 0,005104 m3 maka dilakukan interpolasi dan didapat waktu saat Vf = 5104 ml
adalah 605 detik.
Vf = 5104 m3
t(s)
960
605
log t
2,982
2,782
P (kgf/m2)
0,1
0,2
log P
-1
-0,699
Dengan memplot log t terhadap log P, maka akan diperoleh garis lurus dengan
gradien -n dan intercept log sehingga praktikan dapat menentukan konstanta n.
Page 18
Persamaan Lewis
3
2.95
log t
2.9
2.85
2.8
y = -0.6661x + 2.3162
2.75
-1.2
-1
-0.8
-0.6
-0.4
-0.2
log P
Grafik 3. Grafik Persamaan Lewis Mencari Konstanta m dan K
Persamaan garis lurus yang diperoleh dari grafik: y = -0,666x + 2,316 sehingga n =
0,666 dan = 102,316 = 207,01 dimana
( )
( )
(
(12)
Page 19
Langkah pertama dalam praktikum filtrasi ini yaitu mempersiapkan larutan slurry.
Larutan slurry dibuat dengan cara memasukkan tepung sebanyak 200 gram dalam tanki
kemudian menambahakan air hingga ketinggian air mencapai 10 cm dari mulut tanki. Selagi
Departemen Teknik Kimia
Page 20
Langkah selanjutnya, praktikan memutar roda penekan (handle) lalu menyusun kertas
saring (filter colth) pada masing-masing frame dengan teratur serta memasang rubber
packing diantara plate dan frame. Setelah menyusun media filter, praktikan kembali memutar
roda penekan hingga susunan media filter benar-benar kencang dan rapat sehingga tidak ada
larutan slurry yang tidak tersaring oleh media filter.
Langkah berikutnya, praktikan menyalakan pompa dan membuka valve 2 dan
membiarkan larutan slurry mengalir melewati media filter dan keluar melalui sebuah selang
kecil. Selagi larutan slurry mengalir, praktikan menjaga agar tekanan yang terbaca pada alat
pengukur tekanan tetap konstan pada angka 0,1 kgf/cm2 dengan cara mengatur bukaan valve
2. Saat larutan filtrat mulai keluar dari selang kecil, praktikan menampungnya dalam gelas
ukur dan mencatat berapa volume filtrat yang tertampung dalam gelas ukur setiap 2 menit
selama 20 menit.
Page 21
Page 22
Meskipun cake yang terbentuk pada percobaan filtrasi ini adalah jenis compressible
cake, namun pada perhitungan konstanta-konstanta dalam persamaan Ruth dan Lewis,
diasumsikan bahwa cake yang terbentuk merupakan jenis non compressible cake. Hal ini
dilakukan untuk mempermudah dalam perhitungan konstanta-konstanta dalam persamaan
Ruth dan Lewis.
Vf (ml)
menit
sekon
P = 0,1 kgf/cm2
P = 0,2 kgf/cm2
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
120
240
360
480
600
720
840
960
1080
1200
640
1285
1926
2546
3186
3824
4464
5104
5744
6382
1040
2132
3077
4072
5067
6057
7047
8027
9022
9992
Page 23
Data di atas merupakan data volume filtrat yang kumulatif tertampung pada gelas ukur.
Sementara data volume filtrat yang tertampung tiap 2 menit adalah:
Waktu
P = 0,1 kgf/cm2
P = 0,2 kgf/cm2
Detik
0-120
120-240
240-360
360-480
480-600
600-720
720-840
840-960
Volume (mL)
640
645
641
620
640
638
640
640
Volume (mL)
1040
1092
945
995
995
990
990
980
960-1080
1080-1200
640
638
995
970
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tekanan 0,2 kgf/cm2 volume filtrat
yang tertampung tiap 2 menit lebih banyak daripada pada tekanan 0,1 kgf/cm2. Hal ini
dikarenakan pada tekanan yang lebih tinggi, lebih banyak slurry yang dapat tersaring
dalam media filter, sehingga volume filtrat yang keluar lebih banyak.
Selain itu, baik pada tekanan 0,1 kgf/cm2 maupun pada tekanan 0,2 kgf/cm2
volume filtrat yang tertampung memiliki nilai volume yang tidak beraturan semakin
berjalannya waktu. Berdasarkan teori, seharusnya semakin berjalannya waktu maka
volume filtrat yang tertampung akan semakin sedikit. Hal ini disebabkan, cake yang
tertahan akan menjadi media filter sekunder sehingga proses filtrasi akan menjadi semakin
sulit, dan akibatnya volume filtrat yang keluar akan semakin sedikit. Hal ini berlaku baik
pada tekanan 0,1 kgf/cm2 maupun pada tekanan 0,2 kgf/cm2. Kesalahan ini akan dibahas
pada bagian analisa kesalahan.
Dalam percobaan ini, volume filtrat yang terbentuk hanya digunakan untuk mencari
konstanta-kontanta dalam persamaan Ruth dan Lewis. Pada percobaan ini, keefektifan dari
proses filtrasi berkaitan dengan tekanan yang digunakan proses filtrasi, dimana semakin
tinggi tekanannya maka semakin banyak pula slurry yang dapat terfiltrasi, yang ditandai
dengan semakin banyaknya cake yang terbentuk serta kejernihan air filtrat yang keluar
dari selang kecil. Hal ini akan dijelaskan lebih lanjut dalam analisa hasil percobaan.
Analisis Perhitungan
Departemen Teknik Kimia
Page 24
dan
Page 25
Dapat dilihat pada hasil perhitungan diatas, nilai tahanan filtrasi pada P 0.2 kgf/cm2
lebih kecil dibandingkan nilai tahanan filtrasi pada P 0.1 kgf/cm2. Praktikan menduga
bahwa telah terjadi suatu kesalahan pada pengambilan data atau pada percobaan karena
seharusnya seiring dengan kenaikan tekanan maka tahanan filtrasi juga akan semakin
besar karena ketika tekanan bertambah maka laju slurry akan semakin banyak yang masuk
filter sehingga cake yang terbentuk akan lebih banyak dan lebih cepat sehingga tahanan
filtrasinya akan semakin besar. Namun pada data percobaan yang didapat saja dapat dilihat
bahwa pada tekanan 0.2 kgf/cm2, data Vf yang didapat lebih besar dibandingkan dengan
data Vf pada tekanan 0.1 kgf/cm2, dapat diketahui dari situ saja memang tahanan
filtrasinya lebih kecil dibandingkan dengan pada saat tekanannya 0.1 kgf/cm2. Adapun
kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi pada percobaan ini akan dibahas pada bagian
analisis kesalahan.
Persamaan Lewis
Lewis telah merumuskan sebuah persamaan tentang filtrasi yaitu:
* +
(16)
Dengan n, m, dan K adalah konstanta yang ditentukan oleh percobaan yang telah
praktikan lakukan. Persamaan di atas setelah kita ubah menjadi
Departemen Teknik Kimia
Page 26
sebagai
(18)
lalu praktikan turunkan persamaan di atas menjadi bentuk :
(19)
(20)
Dari persamaan di atas yang merupakan bentuk persamaan linear maka persamaan di
atas akan memenuhi bentuk persamaan y = mx + c, dimana y = log t , x = log Vf , a = m,
dan b = - log C.
Page 27
Analisa Grafik
Analisis grafik didapatkan dari pengolahan data adalah sebagai berikut, yaitu:
Persamaan Routh
Page 28
t/Vf
Persamaan Routh
0.200
0.180
0.160
0.140
0.120
0.100
0.080
0.060
0.040
0.020
0.000
y = 1,73E-07x + 0,187
R = 0,307
P = 0,1 kgf/cm2
P = 0,2 kgf/cm2
y = 6,7E-07x + 0,114
R = 0,735
5000
10000
Linear (P = 0,1
kgf/cm2)
15000
Linear (P = 0,2
kgf/cm2)
Vf
Grafik 1. Grafik Penentuan Konstanta Routh
Pada bagian awal (sebelah kiri grafik) terlihat bahwa bentuk grafik cenderung kurang
stabil. Hal ini disebabkan oleh pada awal pengambilan data percobaan, tekanan yang
tertera pada pressure gauge masih belum konstan (masih disesuaikan) sehingga
berpengaruh pada grafik. Perlu dicatat bahwa persamaan (13) :
akan berlaku bila filtrasi dilakukan pada p konstan. Hubungan antara p dengan volume
filtrat juga dapat dilihat melalui persamaan (15) yakni :
Dapat dilihat, grafik yang terbentuk cukup konstan dan agak sedikit naik pada
beberapa bagian. Hal tersebut dikarenakan praktikan menduga adanya kesalahan yang
terjadi pada praktikum ini sehingga menyebabkan ketidak-akuratan terjadi. Seharusnya
grafik yang terbentuk cenderung untuk turun ke bawah disebabkan oleh besarnya volume
filtrat yang terbentuk ( Vf ) semakin lama semakin sedikit, sesuai dengan prinsip bahwa
semakin lama, cake yang terbentuk semakin banyak sehingga semakin besar penahan
filtrasi. Akibatnya, volume filtrat yang dihasilkan ( Vf ) juga semakin sedikit.
Persamaan Lewis
Page 29
Persamaan Lewis
3.5000
y = 1.0027x - 0.7354
R = 1
3.0000
log t
2.5000
y = 1.024x - 1.0166
R = 0.9998
2.0000
P = 0,1 kgf/cm2
1.5000
P = 0,2 kgf/cm2
1.0000
0.5000
0.0000
0.0000
1.0000
2.0000
3.0000
4.0000
5.0000
log Vf/A
Grafik 2. Grafik persamaan Lewis Mencari Konstanta m
Dari grafik persamaan Lewis di atas, dapat kita simpulkan bahwa seiring dengan
bertambahnya waktu, maka volume filtrat yang dihasilkan juga bertambah. Hal ini dapat
dilihat pada bentuk grafik yang naik ke atas, baik itu pada beda tekan 0,1 kgf/cm2 maupun
0,2 kgf/cm2.
Bila diperhatikan, grafik pada beda tekan 0,2 kgf/cm2 berada di sebelah kanan 0,1
kgf/cm2. Hal ini menandakan bahwa pada waktu yang sama, volume filtrat yang
dihasilkan oleh beda tekan 0,2 kgf/cm2 lebih banyak dibandingkan oleh beda tekan 0,1
kgf/cm2. Hasil ini sesuai dengan persamaan Lewis :
Sehingga semakin besar p, maka semakin banyak pula volume filtrat yang dihasilkan.
Page 30
Page 31
Page 32
Page 33
Page 34
Page 35
Tim penyusun. 1989. Petunjuk Praktikum Proses dan Operasi Teknik I. Depok: Laboratorium
Proses dan Operasi Teknik TGP FTUI.
Page 36