DISUSUN OLEH ;
FACHRUL ARDIANSYAH
5315122754
I.
POLA
Pola merupakan gambaran dari bentuk produk yang akan dibuat. Pola dapat
dibuat dari kayu, plastic/polimer atau logam. Pemilihan material pola tergantung
pada bentuk dan ukuran produk cor, akurasi dimensi, jumlah produk cor dan jenis
proses pengecoran yang digunakan. Pola dapat berguna agar menjaga ketelitian
ukuran benda coran.
Pola yang dipergunakan untuk pembuatan cetakan benda coran, dapat
digolongkan menjadi pola logam dan pola kayu. Bahan dari pola logam bisa
bermacam-macam sesuai dengan penggunaannya. Sebagai contoh, logam tahan
panas seperti : besi cor, baja cor, dan paduan tembaga adalah cocok untuk pola
pada permukaan cetakan kulit. Pola kayu dibuat dari kayu, murah cepat dibuatnya
dan mudah diolahnya dibandingkan dengan pola logam. Oleh karena itu pola kayu
umumnya dipakai untuk cetakan pasir.Hal yang diperhatikan dalam menentukan
pola
1. Pola harus mudah dikeluarkan dari cetakan.
2. Penempatan inti harus mudah.
3. Sistem saluran harus dibuat sempurna untuk mendapat aliran logam cair
yang optimum.
Jenis-jenis pola :
A. Pola tunggal (solid pattern)
Biasanya digunakan untuk bentuk produk yang sederhana dan jumlah produk
sedikit. Pola ini dibuat dari kayu dan tentunya tidak mahal.
Bahan yang lazim dipakai untuk pola logam adalah besi cor. Biasanya besi
cor kelabu karena sangat tahan haus, tahan panas (untuk pembuatan cetakan
kulit) dan tidak mahal. Kadang-kadang besi cor liat dipakai agar lebih kuat.
Paduan tembaga juga bisa dipakai untuk pola cetakan kulit agar dapat
memanaskan bagian cetakan yang tebal secara merata. Alumunium ringan dan
mudah diolah, sehingga sering dipakai untuk plat atau pola untuk mesin
pembuatan cetakan yang tebal secara merata. Baja khusus dipakai untuk pena
atau pegas sebagai bagian dari pola yang memerlukan keuletan
Inti
fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran. Inti dibuat terpisah
dengan cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan. Bahan inti harus
tahan menahan temperatur cair logam paling kurang bahannya dari pasir.
Untuk produk cor yang memiliki lubang/rongga seperti pada blok mesin
kendaraan atau katup-katup biasanya diperlukan inti. Inti ditempatkan dalam
rongga cetak sebelum penuangan untuk membentuk permukaan bagian dalam
produk dan akan dibongkar setelah cetakan membeku dan dingin. Seperti
cetakan, inti harus kuat, permeabilitas baik, tahan panas dan tidak mudah hancur
(tidak rapuh).
Pemasangan inti didalam rongga cetak kadang-kadang memerlukan pendukung
agar posisinya tidak berubah pendukung tersebut disebut chaplet, yang dibuat
dari logam yang memiliki titik lebur benda cor. Sebagai contoh chaplet baja
digubakan
pada
pengecoran
besi
tuang,
setelah
penuangan
dan
pembekuan chaplet akan melekat pada benda cor bagian chaplet yang menonjol
ke luar dari benda cor selanjutnya dipotong. Untuk membuat cetakan diperlukan
pola sedangkan untuk membuat inti dibutuhkan kotak inti.
a) Inti disangga dengan chaplet, (b) vhaplet, (c) hasil coran dengan
lubang pada bagian dalamnya
II.
CETAKAN
Core
making
(if needed)
Pattern
making
sand
Preparation
of sand
Mold
making
Raw
metal
Melting
Pouring
Solidification
and cooling
Removal of
sand mold
Cleaning and
inspection
Finished
casting
(2) Permeabilitas, kemampuan cetakan untuk membebaskan udara panas dan gas
dari dalam cetakan selama operasi pengecoran melalui celah-celah pasir
cetak.
(3) Stabilitas termal, kemampuan pasir pada permukaan rongga cetak untuk
menahan keretakan dan pembengkokan akibat sentuhan logam cair.
(4) Kolapsibilitas (collapsibility), kemampuan cetakan membebaskan coran
untuk menyusut tanpa menyebabkan coran menjadi retak.
(5) Reusabilitas, kemampuan pasir (dari pecahan cetakan) untuk digunakan
kembali (didaur ulang).
Klarifikasi Cetakan Pasir :
Cetakan pasir basah.
Cetakan pasir kering, atau
Cetakan kulit kering.
Cetakan pasir basah, dibuat dari campuran pasir, lempung, dan air.
Keunggulan :
Memiliki kolapsibilitas yang baik.
Permeabilitas baik.
Reusabilitas yang baik, dan
Murah.
Kelemahan :
Uap lembab dalam pasir dapat menyebabkan kerusakan pada berberapa
coran, tergantung pada logam dan geometri coran.
Cetakan pasir kering, dibuat dengan menggunakan bahan pengikat organik, dan
kemudian cetakan dibakar dalam sebuah oven dengan temperatur berkisar antara
204o sampai 316o C. Pembakaran dalam oven dapat memperkuat cetakan dan
mengeraskan permukaan rongga cetakan.
Keunggulan :
Dimensi produk cetak lebih baik.
Kelemahan :
Lebih mahal dibandingkan dengan cetakan pasir basah;
Laju produksi lebih rendah karena dibutuhkan waktu pengeringan;
Pemakaian terbatas untuk coran yang medium dan besar dalam laju produksi
rendah medium.
Cetakan kulit kering, diperoleh dengan mengeringkan permukaan pasir basah
dengan kedalaman 1,2 cm sampai dengan 2,5 cm pada permukaan rongga cetakan.
Bahan perekat khusus harus ditambahkan pada campuran pasir untuk
memperkuat permukaan rongga cetak.
Cara pembuatan :
(1) Pada logam dipanaskan dan diletakan diatas kotak yang telah berisi
campuran pasir dengan resin termoset;
(2) Kotak dibalik sehingga campuran pasir dan resin jatuh diatas pola yang
masih panas, membentuk lapisan campuran yang melapisi permukaan pola
sehingga membentuk kulit keras;
(3) Kotak dikembalikan ke posisi semula, sehingga kelebihan campuran pasir
kembali jatuh kedalam kotak;
(4) Kulit pasir dipanaskan dalam oven selama beberapa menit hingga seluruhnya
mengering;
(5) Cetakan kulit dilepaskan dari polanya;
(6) Dua belahan cetakan kulit dirakit, di support dengan pasir atau butiran
logam dalam sebuah rangka cetak, dan kemudian dilakukan penuangan;
(7) Coran yang telah selesai dengan saluran turun dilepaskan dari cetakan.
Keuntungan dari cetakan kulit :
Permukaan rongga cetak lebih halus dibandingkan dengan cetakan pasir
basah;
Permukaan yang halus tersebut memudahkan logam cair selama penuangan
dan dihasilkan permukaan akhir yang lebih baik;
Dimensi lebih akurat;
Memilki kolapsibilitas yang sangat baik, sehingga dapat dihindarkan
terjadinya keretakan pada hasil coran.
Kelemahan :
Pola logam lebih mahal dibandingkan dengan pola yang digunakan pada
cetakan pasir basah;
Kurang cocok bila digunakan untuk jumlah produksi yang rendah (hanya
cocok untuk produksi massal).
Contoh penggunaan : roda gigi, value bodies, bushing, camshaft.
Cetakan Vakum :
Cetakan vakum disebut juga proses-V, menggunakan cetakan pasir yang disatukan
dengan tekanan vakum. Jadi istilah vakum pada proses ini adalah metode
pembuatan cetakan, bukan metode pengecoran.
Tahapan proses adalah : (lihat gambar 3.5)
(1) Lembaran plastic ditarik diatas pola kup dan drug dengan vakum;
(2) Rangka cetak (flask) yang di desain secara khusus, ditaruh diatas pelat pola
dan diisi pasir, saluran turun (sprue) dan cawan tuang (cup) dibentuk dalam
pasir;
(3) Lembaran plastik yang lain ditempatkan diatas rongga cetak, dan ditarik
dengan tekanan vakum, sehingga buturan pasir disatukan membentuk
cetakan padat;
(4) Tekanan vakum dilepaskan, kemudian pola diangkat dari cetakan;
(5) Cetakan disatukan dengan pasangannya untuk membentuk kup dan drug,
kemudian divakum untuk memperkuat kedua bagian tersebut.
dibuka dalam kup dan drug, karena pola busa tersebut tidak perlu dikeluarkan
dari rongga cetak (lihat gambar 3.6).
(1)
(2)
(3) Pohon pola dilapisi dengan lapisan tipis bahan tahan api;
(4) Seluruh cetakan terbentuk dengan menutup pola yang telah dilapisi
tersebut dengan bahan tahan api sehingga menjadi kaku;
(5) Cetakan dipegang dalam posisi terbalik, kemudian dipanaskan sehingga lilin
meleleh dan keluar dari dalam cetakan;
(6) Cetakan dipanaskan kembali dalam suhu tinggi, sehingga semua kotoran
terbuang dari cetakan dan semua logam cair dapat masuk kedalam bagianbagian yang rumit disebut proses preheating;
(7) Setelah logam cair dituangkan dan membeku cetakan dipecahkan, dan coran
dilepaskan dari sprue-nya.
Keuntungan dari pengecoran presisi :
Dapat membuat coran dalam bentuk yang rumit;
Ketelitian dimensi sangat baik (toleransi 0.076mm);
Permukaan hasil coran sangat baik;
Lilin dapat didaur ulang;
Tidak diperlukan pemesinan lanjut;
Kelemahan :
Tahapan proses banyak sehingga biayanya mahal;
Contoh Penggunaan :
cetakan logam untuk mencetak plastik, karet,
sudu-sudu pompa dan turbin, dan
produk coran lainnya yang memiliki geometri yang rumit.
Cetakan keramik mirip dengan cetakan plaster, bedanya cetakan keramik
menggunakan bahan keramik tahan api yang lebih tahan temperatur tinggi
dibandingkan dengan plaster. Jadi cetakan keramik dapat digunakan untuk
mencetak baja, besi tuang, dan paduan lainnya yang mempunyai titik lebur tinggi.
Penggunaan sama dengan cetakan plaster hanya titik lebur logam coran lebih
tinggi. Kelebihan lainnya = cetakan plaster.
Proses Cetakan Permanen
Pengecoran cetakan permanen menggunakan cetakan logam yang terdiri dari dua
bagian untuk memudahkan pembukaan dan penutupannya. Pada umumnya cetakan
ini dibuat dari bahan baja atau besi tuang. Logam yang biasa dicor dengan
cetakan ini antara lain aluminium, magnesium, paduan tembaga, dan besi tuang.
Pengecoran dilakukan melalui beberapa tahapan seperti ditunjukkan dalam
gambar 3.8 berikut ini.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)