Anda di halaman 1dari 10

LUSY CRISTI

1. MM KARSINOMA MAMAE
A. DEFINISI
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya,
sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Kanker payudara
(Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas berasal dari parenchyma.
Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International
Classification of Diseases (ICD)
B. ETIOLOGI
Sampai saat ini, penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti. Penyebab kanker payudara
termasuk multifaktorial, yaitu banyak faktor yang terkait satu dengan yang lain. Beberapa faktor yang
diperkirakan mempunyai pengaruh besar dalam terjadinya kanker payudara adalah riwayat keluarga,
hormonal, dan faktor lain yang bersifat eksogen (Soetrisno, 1988).
Bahan-bahan yang termasuk dalam kelompok karsinogen, yaitu :
1. Senyawa kimia, seperti aflatoxin B1, ethionine, saccharin, asbestos, nikel, chrom, arsen,
arang, tarr, asap rokok, dan oral kontrasepsi.
2. Faktor fisik, seperti radiasi matahari, sinar-x, nuklir, dan radionukleide.
3. Virus, seperti RNA virus (fam. retrovirus), DNA virus (papiloma virus, adeno virus, herpes
virus), EB virus.
4. Iritasi kronis dan inflamasi kronis dapat berkembang menjadi kanker.
5. Kelemahan genetic sel-sel pada tubuh, sehingga memudahkan munculnya kanker.
Faktor Resiko Kanker Payudara
Beberapa faktor resiko untuk kanker payudara telah didokumentasikan. Namun demikian, untuk
mayoriti wanita yang menderita kanker payudara, faktor resiko yang spesifik tidak dapat ditentukan
(IARC, 2008; Lacey, et al., 2009). Yang paling beresiko terserang kanker payudara ialah wanita yang
berumur diatas 30 tahun (sekarang, dibawah 20 tahun juga sudah ditemukan kanker payudara).
Kejadian puncak kanker payudara terjadi pada usai 40-45 tahun (Azamris, 2006). Di samping itu,
riwayat dalam keluarga ada yang menderita kanker payudara (ini juga tidak mutlak karena tanpa ada
riwayat keluarga juga bisa terkena) juga menjadi faktor resiko. Mereka yang punya riwayat tumor
juga mempunyai resiko tinggi menderita kanker payudara. Faktor resiko lain adalah seperti haid
terlalu muda atau menopause diatas umur 50 tahun, tidak menikah atau tidak menyusui dan
melahirkan anak pertama diatas usia 35 tahun. Mereka yang sering terkena radiasi (bisa dari sering
melakukan pemeriksaan kesehatan dengan menggunakan alat x-ray) juga mempunyai kemungkinan
menderita kanker payudara. Selain itu, pola makan dengan konsumsi lemak berlebihan, kegemukan
dan konsumsi alkohol berlebihan juga merupakan faktor resiko. Mereka yang sudah mendapatkan
terapi hormonal dalam jangka panjang harus lebih berwaspada karena mereka mempunyai resiko
mendapat kanker payudara. Stres dan faktor genetik (BRCA1/BRCA2) juga dikatakan tergolong
dalam faktor resiko kanker payudara. Mutasi gen BRCA1 pada kromosom 17 dan BRCA2 pada
kromosom 13 dapat meningkatkan resiko kanker payudara sampai 85%.
C. EPIDEMIOLOGI

Kanker payudara merupakan jenis kanker yang sering ditemui pada wanita di dunia, meliputi 16%
dari semua jenis kanker yang diderita oleh wanita. Sebanyak 519.000 wanita dilaporkan mengalami
kematian akibatnya pada tahun 2004. Dari 600.000 kasus kanker payudara baru yang didiagnosis
setiap tahunnya sebanyak 350.000 diantaranya ditemukan di negara maju, sedangkan sisanya
ditemukan di negara yang sedang berkembang. Di Amerika Serikat, kira-kira 175.000 wanita
didiagnosis menderita kanker payudara (yang dikutip oleh Pane M pada tahun 2002).
Di sebagian besar negara di Asia, insiden kanker payudara berdasarkan Age Standardized Ratio
(ASR) masih rendah walaupun angka tersebut mencapai lebih dari 50 per 100.000 penduduk (world
standardized rate) di Manila, Filipina dan Karachi selatan, Pakistan. Kanker payudara merupakan
penyebab utama dalam hal insiden dan kematian yang terjadi akibat kanker pada wanita. Pada tahun
2000 insiden kanker payudara di Indonesia berdasarkan ASR adalah sebesar 20,6 (20,6 per 100.000
penduduk) dengan mortalitas sebesar 10,1 (10,1 per 100.000 penduduk) atau se banyak 10.753 orang.
Sedangkan pada tahun 2005 mortalitas akibat kanker payudara menurut ASR adalah sebesar 10,9 per
100.000 penduduk dengan jumlah kematian sebanyak 12.352 orang. Kanker payudara merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang penting, karena morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi.
Kanker payudara merupakan kanker kedua terbanyak setelah kanker leher rahim pada wanita di
Indonesia. Selain itu menurut data GLOBOCAN, IARC (2002), insiden kanker payudara di Indonesia
berdasarkan ASR adalah sebesar 26 per 100.000 penduduk wanita dengan mortalitas mencapai 11,3
per 100.000 penduduk wanita.

Kanker payudara sering ditemukan di seluruh dunia dengan insidens relatif tinggi, yaitu 20% dari
seluruh keganasan (Tjahjadi, 1995). Dari 600.000 kasus kanker payudara baru yang yang didiagnosis
setiap tahunnya, sebanyak 350.000 di antaranya ditemukan di negara maju, sedangkan 250.000 di
negara yang sedang berkembang (Moningkey, 2000). Di Amerika Serikat, kira-kira 175.000 wanita
didiagnosis menderita kanker payudara yang mewakili 32% dari semua kanker yang menyerang
wanita. Bahkan, disebutkan dari 150.000 penderita kanker payudara yang berobat ke rumah sakit,
44.000 orang di antaranya meninggal setiap tahunnya (Oemiati, 1999).
American Cancer Society memperkirakan kanker payudara di Amerika akan mencapai 2 juta dan
460.000 di antaranya meninggal antara 1990-2000 (Moningkey, 2000). Kanker payudara merupakan
kanker kedua terbanyak sesudah kanker leher rahim di Indonesia (Tjindarbumi, 1995). Sejak 1988
sampai 1992, keganasan tersering di Indonesia tidak banyak berubah. Kanker leher rahim dan kanker
payudara tetap menduduki tempat teratas. Selain jumlah kasus yang banyak, lebih dari 70% penderita
kanker payudara ditemukan pada stadium lanjut (Moningkey, 2000). Data dari Direktorat Jenderal
Pelayanan Medik Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa Case Fatality Rate (CFR) akibat
kanker payudara menurut golongan penyebab penyakit menunjukkan peningkatan dari tahun 19921993, yaitu dari 3,9 menjadi 7,8 (Ambarsari, 1998)

D. PATOFISIOLOGI

Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.

Fase inisiasi.

Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi
ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen,
yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel
memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan
lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan
gangguan fisik menahun pun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.

Fase promosi.
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang
belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa
faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
E. MANIFESTASI
Wanita dengan kanker payudara, bisa jadi mengalami gejala-gejala berikut. Kadang meskipun di
tubuhnya telah tumbuh kanker dia tidak merasakan gejala apapun. Atau boleh juga ditubuhnya
menujukkan gejala tersebut tetapi bukan karena kanker payudara, tetapi akibat kondisi medis lain.
Adapun tanda-tanda atau gejalanya antara lain :
a. Ada bejolan yang keras di payudara
- Bentuk umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula
kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan
perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.
- Puting berubah (bisa masuk kedalam, atau terasa sakit terus-menerus), mengeluarkan cairan
atau darah
- Kulit atau puting susu menjadi tertarik ke dalam (retraksi), bewarna merah muda atau
kecoklat-coklatan sampai menjadi odema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk,
mengkerut, atau timbul borok pada payudara. Borok itu semakin lama akan semakin
membesar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau
busuk, dan mudah berdarah.
- Ciri-ciri lainnya antara lain pendarahan pada puting susu, rasa sakit atau nyeri pada umumnya
baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau bila sudah muncul metastase
ke tulang-tulang, kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak
(edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990).
b. Ada perubahan pada kulit payudara diantara berkerut, iritasi, seperti kulit jeruk.
c. Adanya benjolan-benjolan kecil
d. Ada luka di payudara yang sulit sembuh
e. Payudara terasa panas, memerah, dan bengkak
f. Terasa sakit atau nyeri (bisa juga ini bukan sakit karena kanker, tetapi tetap harus diwaspadai)
g. Terasa sangat gatal di daerah sekitar puting
h. Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya pada awal tidak terasa sakit
i. Apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada satu payudara.
3

Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali degan mengetahui kriteria operabilitas Heagensen
sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara)
Adanya nodul satelit pada kulit payudara
Kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa
Terdapat model parasternal dan nodel supraklavikula
Adanya edema lengan dan metastase jauh
Serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit, kulit
terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm dan
kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.

Stadium
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penelitian dokter saat mendiagnosis suatu
penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut
baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada
tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus
dilakukan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA,
rontgen, USG, dan bila memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi, dan lain-lain. Banyak sekali cara
untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak digunakan saat ini adalah stadium kanker
berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC (International Union Against
Cancer dari World Helath Organization) / AJCC (American Joint Committee On Cancer yang
disponsori oleh American Cancer Society dan American College of Surgeons)

Sistem TNM
TNM merupakan singkatan dari T yaitu tumor size atau ukuran tumor, N yaitu node atau kelenjar
getah bening regional dan M yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan M
dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan
histopatologi (PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut :
F. DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING
Terdapat berbagai macam cara untuk mendiagnosa kanker payudara dan untuk menentukan apakah
suda ada metastasis ke organ lain. Beberapa tes juga berguna untuk menentukan pengobatan yang
paling efektif untuk pasien. Kebanyakan pada tipe kanker, biopsi (mengambil sedikit jaringan untuk
diteliti dibawah mikroskop, dilakukan oleh ahli patologi) adalah jalan satu-satunya untuk menentukan
secara pasti diagnosis kanker. Apabila biopsy tidak mungkin dilakukan, dokter akan mengusulkan tes
lain untuk membantu diagnosa. Test Imaging bisa digunakan untuk menemukan apakah telah terjadi
metastasis. Dokter akan mempertimbangkan factor-faktor dibawah ini, ketika memutuskan tes
diagnostic :
a. Usia dan kondisi medis pasien
b. Tipe kanker
c. Beratnya gejala
4

d. Hasil tes sebelumnya


Tes diagnosa kanker payudara biasanya dimulai apabila wanita atau dokter menemukan suatu massa
atau pengerasan yang tidak normal (suatu titik kecil dari kalsium, biasanya dilihat pada saat X-ray),
pada screening mammogram. Atau bisa juga suatu yang tidak normal di payudara wanita ditemukan
pada pemeriksaan klinis atau pemeriksaan sendiri. Beberapa tes mungkin dilakukan untuk
memastikan diagnosa dari kanker payudara. Tidak pada semua orang akan dilakukan seluruh test
dibawah ini:
IMAGING TEST :
Diagnostic mammography
Sama dengan screening mammography hanya pada test ini lebih banyak gambar yang bisa diambil.
Biasanya digunakan pada wanita dengan tanda-tanda, diantaranya puting mengeluarkan cairan atau
ada banjo;an baru. Diagnostic mammography bisa juga digunakan apabila sesuatu yang mencurigakan
ditemukan pada saat screening mammogram.
Ultrasound (USG)
Suatu pemeriksaan ultrasound adalah menggunakan gelombang bunyi dengan frekuensi tinggi untuk
mendapatkan gambaran jaringan pada payudara. Gelombang bunyi yang tinggi ini bisa membedakan
suatu masa yang padat, yang kemungkinan kanker, dan kista yang berisi cairan, yang
kemungkinannya bukan kanker.

Magnetic Resonance Imaging (MRI)


MRI merupakan magnetic, bukan X-ray, untuk memproduksi gambaran detail dari tubuh. Apabila
seorang wanita telah didiagnosa mempunyai kanker maka untuk memeriksa payudara lainnya dapat
digunakan MRI. Tetapi ini tidaklah mutlak karena dapat digunakan untuk screening saja. Menurut
American Cancer Society (ACS), wanita yang mempunyai resiko tinggi terkena kanker payudara,
seperti pada wanita dengan mutasi gen BRCA atau banyak anggota keluarganya terkena kanker
payudara, sebaliknya juga mendapatkan MRI, bersamaan dengan mammografi. MRI biasanya lebih
baik dalam melihat suatu kumpulan masa yang kecil pada payudara yang mungkin tidak terlihbat pada
saat USG atau mammogram. Khususnya pada wanita yang mempunyai jaringan payudara yang padat.
Kelemahan MRI juga ada, kadang jaringan pada yang terlihat pada saat MRI bukan kanker, atau
bahkan MRI tidak dapat menunjukkan suatu jaringan yang padat itu sebagai in situ breast cancer
maka untuk memastikan lagi harus dilakukan biopsi.
TES DENGAN BEDAH
Biopsi
Suatu tes bisa saja menunjukkan kemungkinan adanya kanker tapi hanya biopsi yang bisa
memberikan diagnosis secara pasti. Sampel yang diambil dari biopsy, dianalisa oleh ahli patologi
(dokter spesialis yang ahli dalam menterjemahkan tes-tes laboratorium dan mengevaluasi sel,
jaringan, dan organ untuk menentukan penyakit).
-

Image guided biopsy digunakan ketika suatu benjolan yang mencurigkan tidak teraba. Itu
dapat dilakukan dengan Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB, menggunakan jarum kecil
5

untuk mengambil sampel jaringan). Stereotactic Core Biopsy (menggunakan X-ray untuk
menentukan jaringan yang akan diambil) atau Vacuum Assisted Biopsy (menggunakan
jarum yang Utaratebal untuk mengambil beberapa macam jaringan inti yang luas). Dalam
melakukan prosedur ini, jarum biopsy untuk menuju area yang dimaksud, dibantu oleh
mammografi. USG atau MRI. Metal klip kecil dapat diletakkan pada bagian dari payudara
yang akan dilakukan biopsy. Dalam kasus ini apabila jaringan itu membuktikan adanya
kanker, maka segera diadakan operasi tambahan. Keuntungan teknik ini adalah bahwa pasien
hanya butuh sekali operasi untuk menentukkan pengobatan dan menentukkan stadium.
Core Biopsy dapat menentukkan jaringan FNAB dapat menentukkan sel dari suatu masa yang
berada dan ini semua kemudian dapat dianalisa untuk menentukkan adanya sel kanker.
Surgical Biopsy (biopsi dengan cara operasi) mengambil sejumlah besar jaringan. Biopsy ini
biasa incisional (mengambil sebagain dari benjolan) atau excisional (mengambil seluruh
benjolan)

Apabila didiagnosa kanker, operasi lanjutan mungkin diperlukan untuk mendapatkan clear margin
area (area jaringan disekitar tumor dimana dipastikan sudah bersih dari sel kanker) kemungkinan,
sekalian mengambil jaringan kelenjar getah bening. Jaringan yang didapat dari biopsy juga akan dites
oleh dokter untuk menentukan pengobatan. Tes itu untuk melihat :
-

Ciri-ciri tumor. Apakah tumor itu invasif (biasanya menyebar) atau in situ (biasanya tidak
menyebar). Ductal (dalam saluran susu) atau lobular (dalam kelenjar susu) Grade (seberapa
besar perbedaan kanker itu dari sel sehat) dan apakah sel kanker telah menjalar ke pembuluh
darah atau pembulu getah bening. Margin dari tumor juga diamati.
Receptor Estrogen (ER) dan Receptor Progestron (PR) tes. Apabila diketahui positif
mengandung receptor ini [ER (+) dan PR (+)], kanker ini Universitas Sumatera
Utaraberkembangnya karena hormon-hormon tersebut. Biasanya diadakan terapi hormon.
Tes HER2 neu. (C-erb2). Adanya protein HER2 yang berlebihan. Rata-rata pada 25%
penderita kanker. Dengan mengetahui status HER2 (positif atau negatif), maka dapat
ditentukan apakah pasien akan diterapi dengan menggunakan obat yang disebut trastuzumab
(HERCEPTIN) atau tidak.
Genetic Desription of the Tumor. Tes dengan melihat unsur biologi dari tumor, untuk
memahami lebih dalam mengenai kanker payudara. Oncotype DX adalah tes untuk mengukur
resiko seberapa jauh kekambuhannya.

TES DARAH
Tes darah juga diperlukan untuk lebih mendalami kondisi kanker. Tes-tes itu antara lain :
-

Level Hemoglobin (HB) : untuk mengtahui jumlah oksigen yang ada di dalam sel darah
merah
Level Hematokrit : untuk mengetahui persentase dari darah merah didalam seluruh badan
Jumlah dari sel dari putih : untuk membantu melawan infeksi
Jumlah trombosit : untuk membantu pembekuan darah
Differential : persentase dari beberapa sel darah putih.

JUMLAH ALKALINE PHOSPHATASE


Jumlah enzim yang tinggi bisa mengindikasikan penyebaran kanker ke hati, saluran empedu dan
tulang.

SGOT DAN SGPT


Tes ini untuk mengevaluasi fungsi hati. Angka yang tinggi dari salah satu tes ini mengindikasikan
adanya kerusakan pada hati, bisa jadi suatu sinyal adanya penyebaran ke hati.
TUMOR MARKER TEST
Untuk melihat apakah ada suatu jenis zat kimia yang ditemukan pada darah, urin atau jaringan tubuh.
Dengan adanya jumlah tumor marker yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dari nilai normalnya,
mengindikasikan adanya suatu proses yang tidak normal di dalam tubuh akibat kanker. Pada kanker
payudara tumor marker yang biasanya dilakukan adalah CA 15.3 dengan mengambil sampel darah.
Pada standar PRODIA tumor marker tidak boleh melebihi angka 30.
TES-TES LAIN
Tes-tes lain yang biasa dilakukan untuk kanker payudara adalah :
-

Photo Thorax untuk mengetahui apakah sudah ada penyebaran ke paru-paru


Bonescan untuk mengetahui apakah kanker sudah menyebar ke tulang. Pasien disuntikan
radioactive tracer pada pembuluh vena yang akan berkumpul di tulang yang menujukkan
kelainan karena kanker. Jarang antara suntikan dan pelaksanaan bonescan kira-kira 3-4 jam.
Selama itu pasien dianjurkan minum sebanyak-banyak. Hasil yang terlihat adalah gambar
penampang tulang lengkap dari depan dan belakang. Tulang yang menunjukkan kelainan
akan melihat warnya lebih gelap dari tulang normal.
Computed Tomography (CT atau CAT) Scan. Untuk melihat secara detail letak tumor. Pasien
juga disuntik radioactive tracer pada pembuluh vena, Universitas Sumatera Utaratetapi
volumenya lebih banyak sehingga sebenarnya sama benar dengan infus. Setelah disuntik CTScan dapat segera dilakukan.CT-scan akan membuat gambar tiga dimensi bagian dalam tubuh
yang diambil dari berbagai sudut. Hasilnya akan terlihat gambar potongan melintang bagian
dari tubuh yang di scan 3 dimensi.
Positron Emission Tomograpy (PET) Scan. Untuk melihat apakah kanker sudah menyebar.
Dalam PET scan, cairan glukosa yang mengandung radioaktif disuntikan pada pasien. Sel
kanker akan menyerap lebih cepat cairan glukosa tersebut dibandingkan sel normal. Sehingga
akan terlihat warna kontras pada PET scan. PET scan biasanya digunakan sebagai pelengkap
data dari hasil CT scan, MRI, dan pemeriksaan secara fisik
G. TATALAKSANA

Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkain pengobatan meliputi pembedahaan,


kemoterapi, terapi radiasi, dan yang terbaru adalah terapi imunologi (antibodi). Pengobatan ini
ditujukan untuk memusnahkan kanker atau membatasi perkembangan penyakit serta menghilangkan
gejala-gejalanya. Keberagaman jenis terapi ini mengharuskan terapi dilakukan secara individual.
Pembedahaan
Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur pembedahan yang dilakukan pada
pasien kanker payudara tergantung pada tahapan penyakit, jenis tumor, umur dan kondisi kesehatan
pasien secara umum. Ahli bedah dapat mengangkat tumor (lumpectomy), mengangkat sebagaian
payudara yang mengandung sel kanker atau pengangkatan seluruh payudara (mastectomy). Untuk

meningkatan harapan hidup, pembedahan biasanya diikuti dengan terapi tambahan seperti radiasi,
hormone, atau kemoterapi.
Terapi Radiasi
Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk membunuh sel kanker yang
tidak terangkat saat pembedahan.
Terapi Hormon
Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka horman dan dapat dipakai sebagai
terapi pendamping setelah pembedahan atau pada stadium akhir.
Kemoterapi
Obat kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap lanjut penyakit (tidak dapat lagi
dilakukan pembedahan). Obat kemoterapi dapat digunakan secara tunggal atau dikombinasikan. Salah
satu diantaranya Capecitabine dari Roche, obat anti kanker oral yang diaktivasi oleh enzim yang ada
pada sel kanker, sehingga hanya menyerang sel kanker saja.
Terapi Imunologi
Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu pertumbuhan atau HER2 secara
berlebihan dan untuk pasien seperti ini, trastuzumab, antibodi yang secara khusus dirancang untuk
menyerang HER2 dan menghambat pertumbuhan tumor, dapat menjadi pilihan terapi. Pasien
sebaiknya juga menjalani tes HER2 untuk menentukan kelayakan terapi dengan trastuzumab.
Mengobati Pasien Pada Tahap Akhir Penyakit
Banyak obat anti kanker yang telah diteliti untuk membantu 50% pasien yang mengalami kanker
tahap akhir dengan tujuan memperbaiki harapan. Meskipun demikian, hanya sedikit yang terbukti
mampu memperpanjang hidup pada pasien, diantaranya adalah kombinasi trastuzumab dengan
capecitabine. Fokus terapi pada kanker tahap akhir bersifat paliatif (mengurangi rasa sakit). Dokter
berupaya untuk memperpanjang serta memperbaiki kualitas hidup pasien melalui terapi hormon,
terapi radiasi, dan kemoterapi. Pada pasien kanker payudara dengan HER2 positif, trastuzumab
memberikan harapan untuk pengobatan kanker payudara yang dipicu oleh HER2.
H. KOMPLIKASI
Sindroma Paraneoplastik
Sindroma Paraneoplastik adalah sekumpulan gejala yang bukan disebabkan oleh tumornya sendiri,
tetapi oleh zat-zat yang dihasilkan oleh kanker. Beberapa zat yang dapat dihasilkan oleh tumor adalah
hormone, sitokinese, dan berbagai protein lainnya. Zat-zat tersebut mempengerahui organ atau
jaringan melalui efek kimianya. Bagaimana tepatnya kanker mengenai sisi yang jauh belum
sepenuhnya dimengerti. Beberapa kanker mengeluarkan zat ke dalam aliran darah yang merusak
jaringan yang jauh melalui suatu reaksi autoimun. Kanker lainnya mengeluarkan zat yang secara
langsung mempengaruhi fungsi dari organ yang berbeda atau merusak jaringan. Bisa terjadi kadar
gula darah yang rendah, diare, dan tekanan darah tinggi.
Beberapa gejala dapat diobati secara langsung tetapi untuk mengobati sindroma paraneoplastik
biasanya harus dilakukan pengendalian terhadap kanker penyebabnya.
8

Kedaruratan
Yang termasuk dalam kedaruratan kanker adalah :
-

Tamponade jantung
Efusi pleura
Sindroma vena kava superior
Sindroma penekanan tulang belakang
Sindroma hiperkalemik
I.

PROGNOSIS

Kelangsungan hidup pasien kanker payudara dipengaruhi oleh banyak hal seperti karakteristik tumor,
status kesehatan, factor genetik, level stress, imunitas, keinginan untuk hidup, dan lain-lain. Stadium
klinis dari kanker payudara merupakan indikator terbaik untuk menentukan prognosis penyakit ini.
Harapan hidup pasien kanker payudara dalam lima tahun digambarkan dalam five-year survivak rate
(Imaginis, 2009)
J. PENCEGAHAN
Banyak faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan. Tetapi, beberapa ahli diet dan ahli kanker
percaya bahwa perubahan diet dan gaya hidup, secara umum bisa mengurangi angka terjadinya
kanker.
Saat ini, faktor yang terbukti memegang peranan penting dalam proses terjadinya tumor adalah
hormon estrogen. Estrogen merupakan hormon kelamin sekunder yang berfungsi untuk membentuk
dan mematangkan organ kelamin wanita, termasuk payudara, selama pubertas.
Estrogen memicu pertumbuhan dan pematangan sel di organ kelamin wanita yang disebut sel duct.
Sel duct ini kemudian akan membelah secara normal. Saat-saat pematangan sel duct ini merupakan
saat yang paling rentan bagi sel tersebut terkena mutasi.
Jika ada satu sel yang mengalami mutasi akibat faktor keturunan, radiasi, radikal bebas, dll, maka sel
tersebut dapat membelah secara berlebihan yang seterusnya akan berkembang menjadi kanker.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa estrogen merupakan salah satu faktor yang bertanggung jawab
terhadap resiko terjadinya kanker payudara. Apa yang dapat dilakukan masing-masing wanita untuk
mencegah timbulnya kanker payudara?
-

Lakukan deteksi dini (pemeriksaan sendiri) setiap bulan setelah masa haid dan pemeriksaan
klinis (mammografi dan biopsi).

Hindari mengonsumsi makanan yang berlemak tinggi

Penggunaan obat atau alat kontrasepsi yang mengandung hormon harus atas petunjuk dokter.

Menyusui bayi selama mungkin (sampai sekitar 2 tahun).

Banyak mengonsumsi buah dan sayur serta kedelai termasuk produk olahannya.

2. MM CARA MENGHADAPI PENYAKIT BERAT MENURUT ISLAM


Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kamu mengharapkan mati, apabila memang
keadaannya telah memaksa, maka katakanlah : Ya Allah, berilah kami kehidupan selagi hidup
lebih baik bagi kami, dan wafatkanlah kami selagi mati lebih baik bagi diri kami.( Hadits riwayat
Bukhari dan Muslim )
Jangan sekali-kali kamu mengharapkan mati. Apabila ia seorang yang baik mudah-mudahan
kebaikannya akan bertambah, dan apabila ia orang yang jelek mudah-mudahan ia
bertaubat(Hadits riwayat Bukhari)
Harap menjadi perhatian bagi orang yang tertimpa sakit keras, janganlah sekali-kali terlintas
dalam pikirannya untuk melakukan bunuh diri dengan maksud ingin melepaskan diri dari
penderitaan sakit. Karena Rasulullah SAW telah bersabda :


)
Barangsiapa yang menuduh dirinya dengan menggunakan sesuatu, maka kelak di hari kiamat
ia akan disiksa dengan barang tersebut(Hadits riwayat Bukhari).
firman Allah SWT berikut ini Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah,
mereka mengucapkan: Inna lillaahi wa innaa ilaihi raajiuun. Mereka itulah yang mendapat
keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang
mendapat petunjuk. (QS. Al-Baqarah [2] : 155-157)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21569/4/Chapter%20II.pdf
http://jurnal.fk.unand.ac.id/articles/vol_2no_1/20-24.pdf
http://www.deherba.com/gejala-gejala-kanker-payudara.html
http://ferryfawziannor.blogspot.com/2011/08/ca-mammae-kanker-payudara.html

10

Anda mungkin juga menyukai