Anda di halaman 1dari 7

MODUL 5

SONIC VIEWER
Dini Suci Lestari, Raymond Tanumiharja, Tugabus Abid Alfarisi, Rachmat Maulana, Aziz Ainun Najib,
Wahyu Dwi, Kiagus Aufa, M.Abdurachman Saleh
10210019, 10210078, 10210071, 10210101, 10210048, 10210084, 10210024, 10210060
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Email: nixrara@hotmail.com
Asisten: Pradini Rahalintar/10209012
Azka Aulia Nadhira/10209099

Tanggal Praktikum: Minggu, 14 April 2013


Abstrak
Pada percobaan kali ini, digunakan sonic viewer untuk mengukur kecepatan rambat gelombang elastic.
Perambatan gelombang elastic digunakan untuk mengukur elastisitas bahan. Selain menggunakan
gelombang elastic, dapat digunakan pengukuran static namun pada percobaan kali ini, digunakan
metode sonic viewer. Sonic viewer dihubungkan dengan osiloskop juga probe transmitter dan receiver.
Probe transmitter dan probe receiver diletakkan di antara bahan yang akan yang elastisitasnya akan
diukur. Percobaan dilakukan dengan melihat first brake dalam osiloskop. First brake adalah waktu yang
dibutuhkan gelombang untuk sampai ke receiver dari transmitter. Ukur first brake untuk transmitter
yang ditekan pada bahan dan yang tidak. Bandingkan kedua data yang didapat. Ulangi untuk 4 buah
bahan. Lakukan percobaan untuk mengukur Vp dan Vs. Dengan diketahuinya nilai Vp dan Vs, jenis
material dapat diketahui dengan mencocokkan data yang didapat dengan referensi. Hasil yang didapat
adalah ada beberapa data yang kurang sesuai dengan referensi yang diambil.
Kata kunci: first brake, gelombang elastic, sonic viewer, Vp, Vs.

I. Pendahuluan
Tujuan dari percobaan kali ini adalah
untuk mengolah data yang dari kecepatan
rambat gelombang primer dan sekunder,
untuk mengetahui prinsip kerja sonic viewer,
dan agar dapat merepresentasikan hasil dari
pengukuran sonic viewer untuk mengetahui
jenis material sample.

Teori elastisitas merupakan teori


yang membahas masalah strain yang
terjadi pada suatu bahan bila pada bahan
tersebut dikenai stress. Dalam masalah ini
bahan dikatakan mempunyai sifat elastis
jika bahan tersebut meregang bila dikenai
stress dan kembali ke keadaan semula bila
stress dihilangkan.

Pengetahuan tentang parameter elastic


(poisson ratio, modulus Young, Modulus Bulk,
tetapan lame, dan modulus kekakuan) suatu
batuan sangat penting karena parameterparameter tersebut mencerminkan sifat dari
batuan.
Penentuan parameter-parameter elastic
dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu
cara static dan cara kinetic. Pada pengukuran
static, partikel-partikel batuan (medium) tidak
mengalami pergerakan selama pengukuran.
Sedangkan cara kinetic (dinamik) partikelpartikel batuan mengalami pergerakan selama
pengukuran. Dalam praktikum ini yang
dilakukan adalah cara kinetic, yaitu dengan
merambatkan gelombang elastic pada bahan

untuk mengetahui parameter eastik


dinamiknya.
Batuan memiliki sifat yang berbeda
ketika menerima beban. Dua jenis perilaku
batun ketika menerima beban adalah plastis
dan elastic.
Elastic adalah apabila suatu bahan
diberi gaya luar, maka bahan tersebut akan
kembali pada kondisi awal dan tidak
mengalami deformasi fisis.

yaitu stress uniform dan stress diferensial.


Stress uniform akan menekan dengan besaran
yang sama dari segala arah. Stress diferensial
menekan tidak dari tidak dari semua jurusan
dengan besaran yang sama.
Strain adalah perubahan dimensi benda
apabila diberika gaya.

Gambar 3. Gambaran strain

Perubahan vector U akibat benda dikenai


stress adalah U(x,y,z) U(x,y,z) = U +dU.
Perubahan vector dU merupakan deformasi
yang dialami benda komponen dU dalam arah
I adalah
(1)
Gambar 1. A) Kurva tegangan-reganganuntuk
elastic non-linear. B) Kurva tegangan regangan
untuk elastic linear, C) kurva regangan waktu
untuk perilaku elastic linear dan non linear.

Jika suatu bahan elastic dikenal stress


dan strain yang disebabkannya diukur, maka
secara umum kurva stress-strain yang dapat
terbentuk adalah:

Plastis adalah sifat suatu bahan apabila


diberikan suatu gaya, terjadi deformasi fisik
pada benda tersebut.

Gambar 4. Kurva stress strain

Gambar 2. A) Kurva tegangan-reganganuntuk


plastis. B) Kurva tegangan regangan untuk
plastis

Stress didefinisikan sebagai gaya


persatuan luas. Terdapat dua jenis stress,

Kurva tersebut dapat dibagi menjadi empat


bagian yaitu OA cekung keatas, AB mendekati
linear, BC cekung ke bawah dan mencapai
maksimum di C, kemudian CD turun. Daerah
OB disebut daerah elastis artinya jika stress
yang bekerja dihilangkan, bahan kembali ke

keadaan semula tanpa ada deformasi


permanen. Daerah BC memberikan deformasi
permanen yang kecil sedang daerah CD
memberikan daerah deformasi permanen
yang besar.
Hukum Hooke menerangkan hubungan
stress dan strain dalam medium elastic linear
yang homogen dan isotropic.
(2)
Dengan;
i=1,2,3
=strain=perubahan volume persatuan volume
=stress
=Strain
=konstanta lame
G=modulus geser

Gambar 7. Modulus Young

(4)

Modulus geser adalah rasio antara komponen


stress geser dengan strain geser yang
berhubungan.

Gambar 8. Modulus geser

Gambar 5. Tekanan uniaxial

Stress uniaksial (tekanan satu sumbu),


digunakan untuk uji elastic.
Poisson Ratio adalah rasio antara
perpanjangan dengan lateral

(5)
Modulus Bulk adalah rasio antara
tekanan aksial dengan deformasi volume yang
dihasilkan.
(6)
Untuk kasus Uniaksial, dapat diturunkan
persamaan dengan hubungan sebagai berikut:

Gambar 6. Poisson ratio

(7)
(3)
Modulus elastic (young) adalah rasio
antara stress normal dengan kontraksi lateral
yang disebabkan oleh tekanan.

(8)
(9)
(10)

(11)
(12)
Pada percobaan kali ini, diukur kecepatan
rambat gelombang Vp dan Vs. yang dapat
dirumuskan sebagai berikut:
(13)
(14)
Dari penurunan Vp dan Vs, didapat hubungan
seperti:
Gambar 9. Bagan kerja sonic viewer

(15)
)

Sinyal listrik yang dihasilkan oleh


osilator terbagi menuju rangkaian delay dan
trigger serta ke rangkaian pembangkit pulsa.
Pada rangkaian delay dan trigger
dilakukan penyapuan jejak horizontal pada layar
osiloskop. Kemudian sinyal listrik dialirkan ke
pembangkit pulsayang dikirim lewat transmitter
dan diubah oleh transducer menjadi sinyal
mekanik yang merambat sebagai gelombang
elastic dalam sampel batuan, dan diterima
kembali sebagai gelombang listrik setelah
melewati transducer receiver.
Sinyal dari sampel kemudian
dihubungkan dengan penguat vertical pada
osiloskop. Sehingga tepat saat sinyal melewati
sampel sampai sebagai gelombang mekanik
yang terlihat hanya garis horizontal pada layar
osiloskop karena pada saat itu tidak ada pulsa
listrik yang diterima penguat vertikal tersebut.
Dengan cara seperti itu kita dapat mengukur
waktu tempuh gelombang elastik dalam sampel.

(16)

(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
Di mana:
=porositas batuan
=kecepatan gelombang di medium solid
(5480.6 m/s)
= kecepatan gelombang p di udara sebesar
340 m/s
=rapat massa sample padat
=rapat massa sample
Cara Kerja Sonic Viewer
II.

Metode Percobaan
Pada percobaan kali ini digunakan
metode pengukuran elastisitas batuan dengan
menggunakan gelombang elastik yang
dihasilkan sonic viewer. Pertama-tama,
hubungkan sonic viewer dengan accu sebagai
sumber tegangan, osiloskop dan transmitter
juga recievernya. Transmitter dan receiver
berbeda untuk pengukuran kecepatan rambat

p dan s. maka berhati-hatilah dalam


pemasangannya.Kemudian
kaliberasi
osiloskop yang digunakan. Letakkan first brake
di angka 0 untuk mempermudah pembacaan.
First brake yaitu waktu yang dibutuhkan oleh
gelombang dari transmitter sampai ke
recievernya.
Kemudian letakkan 4 buah sample satu
per satu di antara tramsmitter dan
recievernya. Amati perubahan first brake pada
osiloskop. Catatan waktu firstbrake masingmasing bahan. Lalu tekan bahan dan catat
kembali hasilnya. Ulangi langkah-langkah
tersebut untuk keempat buah sample lain.

III. Data dan Pengolahan


Pengolahan
data
dilakukan
dengan
menghitung nilai konstanta elastisitas tiap
sample.
Diketahuinya
nilai
konstanta
elastisitas
dapat
membantu
dalam
menggolongkan jenis batuan yang digunakan.

massa (kg)

Sampl
e1
0.8

Sampl
e2
0.54

Sampl
e3
0.43

Sample
4
0.31

tinggi (m)

0.097

0.075

0.132

0.055

diameter
(m)

0.062

0.06

0.06

0.06

volume
3
(m )

0.0002
92968

0.0003
73371

0.00015
5571

Ditekan

0.06

0.5

0.07

Dilepas

0.07

0.1

Ditekan

0.03

0.000
21214
3
0.053
3
0.066
667
0.03

0.4

0.05

Dilepas

0.03

0.03

0.6

0.06

264

785.714
2857

132

550

330

1100

220

916.666
6667

Data

Dimen
si

T gel.S
(ms)
T gel.P
(ms)

Ditekan
Vs
(m/s)
Dilepas

Gambar 9. (Kiri) sample 1, (kanan) sample 2.

Ditekan

Vp
(m/s)

Dilepas

Pengolahan
1407.
1616.6
12945
66667
6
1124.
1385.7
99437
14286
5
3233.3
2500
33333
3233.3
2500
33333

Vso (m/s)

5480.6

Vu (m/s)

Diteka
n

Gambar 10. (Kiri) sample 3, (kanan) sample 4

0.078
85492
2545.
45454
5
2763.
35899
7

340
1.0323
07277

0.26339
4086

1151.6
68197

1992.65
3811

Porositas

0.0459
69442

Rho b

2730.6
7632

Rho
padatan

2862.2
5247

Modulus
geser

74808
14859

54714
87583

konstanta
lame

14961
62971
8

63280
18567

10869
58419

poisson
ratio

0.3333
33333

0.268
14760
2

0.3888
88889

35647.
33106
24844
76386

2705.18
3018
167003
6455
668014
58.21
0.02083
3333

Modulus
Elastik
Modulus
Bulk
Porositas

Dilepa
s

19948
83962
4
19948
83962
4
0.0459
69442

13877
30771
9
99756
76955
0.078
85492
2545.
45454
5
2763.
35899
7

Rho b

2730.6
7632

Rho
padatan

2862.2
5247

Modulus
Geser

54961
08876

34973
41257

Konstanta
lame

18931
04168
4

poisson
ratio

0.3875

10276
31121
8
0.373
04234
4

Modulus
Elastik
Modulus
Bulk

15251
70213
1
22595
11426
8

96039
95277
12607
87205
6

30365
82249
56935
9171.7
1.5815
30985

0.32930
0931

1151.6
68197

1992.65
3811

1980.4
07281
34506
616.47
26838
479.48
0.2187
5
84109
877.64
49842
890.46

327048
8058
104655
6179

2971.01
0251
898730
601
699012
689.7
0.21875
219065
5840
129816
6424

Tabel 1. Nilai-nilai konstanta elastisitas

Sample
1
2
3
4

jenis batuan
limestone
mudstone
sands and gravel
saturated sand

Tabel 2. Perkiraan jenis material

IV. Pembahasan
Dari hasil perhitungan nilai konstanta
elastisitas, kita dapat memperkirakan jenis
batuan. Pada sample 1, didapatkan batuan
jenis limestone. Dengan membanding pada
referensi, lime stone memiliki nilai poisson
ratio 0.3 juga kecepatan P wave berkisar
antara 3000 m/s. Pada sample 2, didapat
batuan jenis mudstone dengan nilai poisson
ratio 0.15-0.3. Sample 3 merupakan pasir
bercampur dengan kerikil. Dicocokkan dengan

nilai Vs yang berkisar antara 100-200 dan Vp


berkisar antara 150-350.
Selain pencocokan nilai dengan
referensi, dilakukan juga pencocokan warna
untuk mengidentifikasi jenis material.
Dari referensi didapatkan metode
dengan penambahan tekanan lebih baik
dibandingkan dengan dengan tanpa tekanan.
Data yang dihasilkan lebih cocok dengan
referensi. Hal ini dapat terjadi karena saat
ditekan, permukaan transmitter dan receiver
tepat menempel pada permukaan batuan
sehingga gelombang elastic tepat menjalar
dari permukaan batuan hingga mencapai
transmitter di dasar batuan. Sehingga
pengukuran lebih akurat.
Sedangkan
jika
tanpa
ditekan,
gelombang elastic dapat merambat melalui
udara yang berada di sela-sela transmitter dan
batuan
sehingga
mengurangi
akurasi
pengukuran kecepatan rambat gelombang
elastic.
Pada hasil yang didapat, nilai first brake
yang sama terjadi untuk pengukuran
gelombang p. Kecepatan rambat udara
gelombang p lebih besar dibandingkan
kecepatan rambat udara gelombang s. Pada
saat penekanan dilakukan pada pengukuran
gelombang s, terjadi perubahan karena jarak
antara transmitter dan batuan mengecil.
Dengan kecepatan yang kecil, perubahan jarak
tersebut memberi dampak berbedanya
pengukuran ketika ditekan dan tidak.
Kemudian gelombang P memiliki
kecepatan yang lebih besar daripada
gelombang s. Sehingga dengan memperkecil
jarak antara transmitter dan batuan tidak
berpengaruh banyak dibandingkan dengan
jarak yang membatasi transmitter dengan
batuan ketika tidak ditekan. Maka nilai yang
dihasilkan ketika dilakukan penekanan dan
tidak didapatkan hasil yang sama.
Pada data terdapat nilai rho b negative.
Hal ini disebabkan karena nilai porositas yang
lebih dari 1. Porositas didefinisikan sebagai
volume rongga dibagi dengan volume
keseluruhan batuan. Ketika nilai porositas

lebih dari satu, berarti nilai pori2 dari batuan


tersebut lebih besar daripada padatan. Pada
sample 3, yaitu pasir, dapat dipahami bahwa
volume udara lebih besar dibandingkan
dengan volume padatan.
Pulse
rate
pada dasarnya adalah jumlah pulsa yang
dikirimkan perdetik. Jumlah pulsa yang
dikirimkan perdetik berhubungan dengan
jarak yang dapat dicapai dari sonic viewer.
Makin banyak pulsa yang akan dikirim, makin
jauh pula penjalaran gelombang elastic. Pada
percobaan kali ini digunakan pulse rate paling
kecil karena ketinggian sample kecil.
Terdapat beberapa data yang tidak
sesuai dengan referensi. Salah satu hal yang
dapat menyebabkan terjadinya kesalahan
pengukuran adalah pembacaan first brake
pada osiloskop. Selain itu transducer yang
kotor dapat mengganggu pengukuran.
V. Simpulan
Sonic viewer dapat digunakan untuk
mengidentifikasi
nilai
konstanta
elastisitas batuan.
Dengan diketahuinya nilai konstanta
elastisitas batuan, dapat diprediksi
jenis batuan yang diamati dengan
membandingkannya
dengan
referensi.
Kecepatan rambat gelombang p lebih
besar dibandingkan kecepatan rambat
s.
Data ketika transducer ditekan lebih
baik dibandingkan dengan yang tidak
untuk gelombang s.
Untuk gelombang p, ditekan dan tidak
ditekan memberi hasil pengukuran
yang sama.
Data yang dihasilkan dari tidak selalu
sesuai dengan referensi.
Kesalahan dapat terjadi ketika
membaca first brake dari gelombang
elastic di osiloskop.
Kesalahan dapat pula terjadi ketika
transducer kotor dan tidak dapat
membaca dengan baik.

Diperlukan referensi yang lebih


spesifik untuk mengetahui jenis
material batuan.
Porositas dapat bernilai lebih dari
satu.

VI. Pustaka
[1]
http://global.britannica.com/EBchecked/topic/5
05970/rock/80188/Elastic-constants, diakses,
Rabu, 17 april 2013, 20.30
[2]
http://lmrwww.epfl.ch/en/ensei/Rock_Mechani
cs/ENS_080312_EN_JZ_Notes_Chapter_4.pdf
diakses, Rabu, 17 april 2013, 20.45
[3] http://www.psihq.com/dlog/33.pdf diakses,
Rabu, 17 april 2013, 22.01
[4]
http://earthquake.usgs.gov/research/external/r
eports/06HQGR0192.pdf, diakses, Rabu, 17 april
2013, 23.17

Anda mungkin juga menyukai