PENGERTIAN PERSALINAN
1.
Persalinan adalah proses pngeluaran hasil konsepsi, yang mampu hidup, dari dalam
uterus melalui vagina kedunia luar (Wiknjosastro, 2008).
2.
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uteri) yang telah cukup
bulan atau melalui jalan lahir lain, dengan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba,
1998).
3.
Persalinan adalah pengeluaran produk konsepsi yang viable melalui jalan lahir (Mochtar,
1998).
4.
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin tutun ke dalam
jalan lahir (Sarwono, 2009).
5.
Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir
(Sarwono, 2009).
2.KLASIFIKASI ATAU JENIS PERSALINAN
Persalinan Buatan
3.
Persalinan Anjuran
Persalinan Prematur
3.
Persalinan Matur
4.
Apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui benar, yang ada hanyalah
merupakan teori-teori yang kompleks antara lain dikemukakan faktor-faktor humoral, struktur rahim,
sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada syaraf, dan nutrisi.
1.
2.
Teori oksitosin
3.
4.
5.
6.
4. TANDA-TANDA PERSALINAN
1.Tanda permulaan persalinan
1.
Lightening, pada minggu ke 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena
kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul
2.
3.
4.
5.
Serviks menjadi lebih lembek, mulai mendatar, dan sekresinya betambah bisa bercampur
darah (bloody show).
2. Tanda persalinan
1.
Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.
2.
Keluar lender bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan robekan kecil
pada serviks.
3.
4.
3.
Kontraksi diafragma.
4.
3.
Presentasi.
4.
5.
Posisi janin.
Ibu bersalin yang didampingi suami dan orang-orang yang dicinyainya yang cenderung
mengalami proses persalinan yang lebih lancar dibandingkan dengan ibu bersalin yang tanpa didampingi
suami atau orang-orang yang dicintainya.
5. Faktor penolong
Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk memperlancar proses persalinan
dan mencegah kematian maternal dan neonatal.
6.KEBUTUHAN DASAR IBU BERSALIN
1.
Dukungan fisik dan psikologis
2.
3.
Kebutuhan eliminasi
4.
5.
7.TAHAPAN PERSALINAN
1. KALA I PERSALIAN
Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat
(frekuensi dan kekuatannya), hingga serviks membuka lengkap (10 cm).
a. Fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi, yang menyebabkan penipisan, dan pembukaan serviks secara
bertahap. Berlangsung hingga serviks membuka 3 cm, dan umumnya fase laten berlangsung selama 8
jam.
b.Fase aktif
1.
2.
Fase dilatasi maksimal; dalam waktu 2 jam pembukaan serviks berlangsung cepat, dari 4
cm - 9 cm.
3.
Fase deselerasi; pembukaan serviks menjadi lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan
dari 9 cm - lengkap 10 cm.
A.PERUBAHAN FISIOLOGIS KALA I
1.
Perubahan pada serviks
2.
3.
Perubahan metabolisme
4.
5.
Kontraksi uterus
6.
7.
Perubahan hematologis
8.
Perubahan renal
9.
Perubahan gastrointestinal
10.
11.
12.
2.
3.
Sering timbul rasa jengkel, tidak nyaman, badan selalu kegerahan, tidak sabaran.
2.
Penggunaan partograf
3.
4.
Pengenalan tanda bahaya kala I, seperti: a. Perdarahan pervaginam selain lendir
bercampur darah; b. Persalinan kurang bulan (kurang dari 37 minggu); c. Ketuban pecah dan air
keruban bercampur mekonium disertai tanda-tanda gawat janin.
5.
Pendokumentasian kala I
2. KALA II PESALINAN
Persalinan kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan
lahirnya bayi. Tanda pasti kala II ditentukan melalui pemeriksaan dalam yang hasilnya adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
Kontraksi uterus
Kontraksi persalinan
Janin,
Adalah proses adaptasi dan akomodasi yang tepat antara bagian kepala terhadap bebagai
sekmen panggul, agar proses persalinan dapat berlangsung atau perubahan posisi bagian terendah (Mac
Donald,1991).
Tanda-tanda kala II
3.
Keadaan umuma
4.
Bila perineum meregang dan menipis, tangan kiri penolong menekan bagian belakang kepala
janin ke arah anus, tangan kanan di perineum. Dengan ujung-ujung jari tangan kanan yang melalui kulit
perineum, coba mengkait dagu janin dan tekan ke arah simpisis pelan-pelan.
2. Melahirkan Bahu
Setelah menyeka mulut dan hidung bayi hingga bersih dan memeriksa tali pusat, tunggu hingga
terjadi kontraksi berikutnya dan awasi rotasi spontan kepala bayi. Setelah rotasi eksternal letakkan satu
tangan pada masing-masing sisi kepala bayi dan beritahukan pada ibu untuk meneran pada kontraksi
berikutnya. Lakukan tarikan perlahan ke arah bawah dan luar secara lembut (ke arah tulang punggung
ibu) hingga bahu anterior tampak di bawah arcus pubis. Angkat kepala bayi ke arah atas dan luar
(mengarah ke langit-langit untuk melahirkan bahu posterior bayi) .
3. KALA III PERSALINAN
Persalinan kala III dimulai segera setelah bayi lahir dan berakhir dengan lahirnya plasenta serta
ketuban yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
A. MEKANISME PELEPASAN PLASENTA
Penyebab terpisahnya plasenta dari dinding uterus adalah kontraksi uterus (spontan atau
stimulus) setelah kala II selesai. Pada kala III, otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti
penyusutan volume rongga uterus plasenta.
1. Tanda tanda lepasnya plasenta
3. Pengeluaran plasenta
1.
2.
3.
4.
Setelah plsenta lahirr bersama selaputnya, selanjutnya dilakukan pemeriksaan yang cermat
terhadap :
1.
2.
3.
Bahaya infeksi
3.
4.
Manajemen aktif kala III adalah penatalaksanaan secara aktif pada kala III (pengeluaran aktif
plasenta), untuk mambantu menghindarkan terjadinya perdarahan pasca persalinan.
Pemberian oksitosin
2.
3.
Inversio uteri
3.
Retensio plasenta
Plasenta manual
Plasenta manual adalah tindakan untuk melepas plasenta secara manual (menggunakan tangan)
dari tempat implantasinya dan kemudahan melahirkannya keluar dari kavum uteri.
2.
Setelah ujung-ujung jari masuk diantara plasenta dan dinding uterus, perluas pelepasan
plasenta dengan jalan menggeser tangan ke kanan dan kiri sambil di geser ke atas (cranial ibu)
hingga sampai perlekatan plasenta dari dinding uterus.
Mengeluarkan plasenta
1.
Sementara satu tangan masih didalan kavum uteri, lakukan eksplorasi untuk menilai
tidak ada sisa plasenta yang tertinggal
2.
Pindahkan tangan luar dari fundus ke supra simfisis (tahan segmen bawah uterus)
kemudian instruksikan asisten atau penolong untuk menarik tali pusat sambil tangan dalam
membawa plasenta keluar
3.
Lakukan penekanan uterus ke arah dorso-kranial setelah plasenta dilahirkan dan
tempatkan plasenta didalam wadah yang telah disiapkan.
2.
Lepaskan dan rendam sarung tangan dan peralatan lainnya di dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit.
3.
4.
2.
3.
Tulis rencana pengobatan, tindakan yang masih di perlukan dan asuhan lanjutan.
4.
Beritahu ibu dan keluarga bahwa tindakan telah selesai tetapi ibu masih memerlukan
pemantauan dan asuhan lanjutan.
5.
Lanjutan pemantauan ibu hingga 2 jam pasca tindakan sebelum di pindah ke ruang
gabung.
4. KALA IV PERSALINAN
Kala IV adalah masa selama 1-2 jam setelah pengeluarn uri. Dua jam pertama pasca peralinan
merupakan masa krisis bagi ibu dan neonatus (bayi baru lahir).
A.FISOLOGI KALA IV
Kala IV adalah kala pengawasan dari 1-2 jam setelah bayi lahir dan plasenta lahir untuk
memantau kondisi ibu, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah kontraksi uterus sampai uterus kembali ke
bentuk normal,Perkiraan pengeluaran darah, laserasi atau luka episotomi serta pemantauan dan evaluasi
lanjut juga perlu diperhatikan.
B.EVALUASI UTERUS
Kontraksi uterus yang tidak kuat dan terus-menerus dapat menyebabkan terjadinya atonia uteri,
yang dapat mengganggu keselamatan ibu. Untuk itu evaluasi terhadap uterus pasca pengeluaran
plasenta sangat penting untuk diperhatikan.
C.PEMERIKSAAN SERVIKS, VAGINA DAN PERINIUM
Segera setelah kelahiran bayi, serviks dan vagina harus diperiksa secara menyeluruh untuk
mencari ada tidaknya laserasi dan dilakukan perbaikan lewat perbedahan kalau diperlukan.
Derajat 1: laserasi mengenai mukosa dan kulit perinium, tidak perlu dijahit.
2.
Derajat II: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, dan jaringan perinium (perlu dijahit)
3.
Derajat III: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perinium dan spingter ani.
4.
Derajat IV: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perinium dan spingter ani
yang meluas hingga ke rektum. Rujuk segera.
D.PEMANTAUAN DAN EVALUASI LANJUT KALA IV
Pemantauan selama dua jam pertama post partum sangat penting. Selama kala IV ini bidan
harus meneruskan proses penatalaksanaan kebidanan yang telah mereka lakukan selama kala I, II, III,
untuk memastikan ibu tidak menemui masalah apapun. Karena terjadi perubahan fisiologis, pemantauan
dan penanganan yang dilakukan oleh tenaga medis adalah :
1.
2.
Suhu
3.
4.
Perdarahan
5.
Kandung kencing
6.
3.
Periksa perinium daru perdarahan aktif, misalnya apksh dari laserasi atau episiotomi.
4.
2.
Mengajarkan pada ibu dan keluarga melakukan massage uterus dan memeriksa uterus.
3.
4.
5.
6.
Selama kala IV, bidan harus memberitahu ibu dan keluarga tentang tanda bahaya :
1.
Deman
2.
Perdarahan aktif
3.
4.
5.
Pusing
6.
7.
8.
Nyeri panggul atau abdomen yang lebih dari kram uterus biasa
1.Atonia Uteri
Atonia uteri merupakan kegagalan miometrium untuk berkontraksi setelah persalinan sehingga
uterus dalam keadaan relaksasi penuh, melebar, lembek dan tidak mampu menjalankan fungsi oklusi
pembuluh darah. Akibat dari atonia uteri adalah terjadinya perdarahan.
c. Bentuk Tindakan pada Kala IV
Tindakan Baik :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Menyusui segera
7.
8.
Mengajari ibu dan keluarga tentang pemeriksaan fundus dan tanda bahaya baik bagi ibu
maupun bayi.
d. Langkah langkah Penatalaksanaan Persalinan Kala IV
1.
Periksa fudus uteri
2.
3.
4.
Bersihkan perinium dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering
5.
6.
7.
8.
Bila ingin, ibu diperkenankan untuk ke kamar mandi dan BAK. Pastikan ibu sudah bisa
buang air kecil dalam waktu 3 jam pasca persalinan
9.
Berikan petunjuk kepada ibu atau anggota keluarga mengenai :a. Cara mengamati
kontraksi uterus; b.Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan neonatus.