LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Bandul
Bandul adalah benda yang terikat pada sebuah tali dan dapat berayun secara bebas dan
periodik yang menjadi dasar kerja dari sebuah jam dinding kuno yang mempunyai ayunan.
Dalam bidang fisika, prinsip ini pertama kali ditemukan pada tahun 1602 oleh Galileo Galilei,
bahwa perioda (lama gerak osilasi satu ayunan, T) dipengaruhi oleh panjang tali dan percepatan
gravitasi.
Gerak osilasi (getaran) yang populer adalah gerak osilasi pendulum (bandul). Pendulum
sederhana terdiri dari seutas tali ringan dan sebuah bola kecil (bola pendulum) bermassa m yang
digantungkan pada ujung tali, gaya gesekan udara kita abaikan dan massa tali sangat kecil
sehingga dapat diabaikan relatif terhadap bola. Dengan bandulpun kita dapat mengeahui grafitasi
di tempat bandul tersebut diuji.
Bandul sederhana adalah sebuah benda kecil, biasanya benda berupa bola pejal,
digantungkan pada seutas tali yang massanya dapat diabaikan dibandingkan dengan massa bola
dan panjang bandul sangat besar .dibandingkan dengan jari-jari bola. Ujung lain tali
digantungkan pada suatu penggantung yang tetap, jika bandul diberi simpangan kecil. dan
kemudian dilepaskan, bandul akan berosilasi (bergetar) di antara dua titik, misalnya titik A dan
B, dengan periode T yang tetap. Seperti sudah dipelajari pada percobaan mengenai, getaran, satu
getaran (1 osilasi) didefinisikan sebagai gerak bola dari A ke B dan kembali ke A, atau dari B ke
A dan kembali ke B, atau gerak dari titik a ke A ke B dan kembali ke titik O.
Ada beberapa parameter (atau variabel) pada bandul, yaitu periodenya (T), ), massa bandul (m),
dan simpangan sudut (O) panjangnya (l ).
(Sumber : Giancoli. 2001. Fsica Edisi relima, Jilid 2. Erlangga.)
2.2 Gerak Osilasi
Gerak osilasi (getaran) yang populer adalah gerak osilasi pendulum (bandul). Pendulum
sederhana terdiri dari seutas tali ringan dan sebuah bola kecil (bola pendulum) bermassa m yang
digantungkan pada ujung tali, sebagaimana tampak pada gambar di bawah. Dalam menganalisis
gerakan pendulum sederhana, gaya gesekan udara kita abaikan dan massa tali sangat kecil
sehingga dapat diabaikan relatif terhadap bola. Gaya yang bekerja pada bola adalah gaya berat
(w = mg) dan gaya tegangan tali FT. Gaya berat memiliki komponen mg cos teta yang searah tali
dan mg sin teta yang tegak lurus tali. Pendulum berosilasi akibat adanya komponen gaya berat
mg sin teta. Karena tidak ada gaya gesekan udara, maka pendulum melakukan osilasi sepanjang
busur lingkaran dengan besar amplitudo tetap sama.Hubungan antara panjang busur x dengan
sudut teta dinyatakan dengan persamaan :
x= L
(ingat bahwa sudut teta adalah perbandingan antara jarak linear x dengan jari-jari
lingkaran (r) jika dinyatakan dalam satuan radian. Karena lintasan pendulum berupa lingkaran
maka kita menggunakan pendekatan ini untuk menentukan besar simpangannya. Jari-jari
lingkaran pada kasus ini adalah panjang tali L)
Periode Bandul sederhana dapat kita tentukan menggunakan persamaan :
T=2
Dimana :
T = priode
l = panjang tali
g = gravitasi bumi
Frekunsi Bandul Sederhana
F=
F=
F=
T adalah periode, f adalah frekuensi, L adalah panjang tali dan g adalah percepatan
gravitasi.Berdasarkan persamaan di atas, tampak bahwa periode dan frekuensi getaran pendulum
sederhana bergantung pada panjang tali dan percepatan gravitasi. Karena percepatan gravitasi
bernilai tetap, maka periode sepenuhnya hanya bergantung pada panjang tali (L). Dengan kata
lain, periode dan frekuensi pendulum tidak bergantung pada massa beban alias bola pendulum.
Anda dapat dapat membuktikannya dengan mendorong seorang yang gendut di atas ayunan.
Bandingkan dengan seorang anak kecil yang didorong pada ayunan yang sama.
(Sumber : Maria. 2007. Kimia dan Kecakapan Hidup.Ganeca.)
2.3 Gerak Harmonik Sederhana
Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak balik benda melalui suatu titik
keseimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu konstan.
Gerak Harmonik Sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu (1) Gerak Harmonik
Sederhana (GHS) Linier, misalnya penghisap dalam silinder gas, gerak osilasi air raksa/ air
dalam pipa U, gerak horizontal / vertikal dari pegas, dan sebagainya; (2) Gerak Harmonik
Sederhana (GHS) Angular, misalnya gerak bandul/ bandul fisis, osilasi ayunan torsi, dan
sebagainya.
Telaah terhadap bunyi dan getaran sangat berkait bahkan tidak dapat dipisahkan
dengan kajian tentang ayunan atau yang disebut juga dengan istilah osilasi. Gejala ini dalam
kehidupan kita sehari-hari contohnya adalah gerakan bandul jam, gerakan massa yang digantung
pada pegas, dan bahkan gerakan dawai gitar saat dipetik. Ketiganya merupakan contoh-contoh
dari apa yang disebut sebagai ayunan.
Beberapa Contoh Gerak Harmonik Sederhana
1.
Gerak harmonik pada bandulKetika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan
gaya, maka benda akan dian di titik keseimbangan B. Jika beban ditarik ke titik A dan
dilepaskan, maka beban akan bergerak ke B, C, lalu kembali lagi ke A. Gerakan beban akan
terjadi berulang secara periodik, dengan kata lain beban pada ayunan di atas melakukan gerak
harmonik sederhana.
2.
Gerak harmonik pada pegas Semua pegas memiliki panjang alami sebagaimana tampak
pada gambar 2. Ketika sebuah benda dihubungkan ke ujung sebuah pegas, maka pegas akan
meregang (bertambah panjang) sejauh y. Pegas akan mencapai titik kesetimbangan jika tidak
diberikan gaya luar (ditarik atau digoyang).Syarat sebuah benda melakukan Gerak Harmonik
Sederhana adalah apabila gaya pemulih sebanding dengan simpangannya. Apabila gaya pemulih
sebanding dengan simpangan x atau sudut 0 maka pendulum melakukan Gerak Harmonik
Sederhana.
Gaya pemulih pada sebuah ayunan menyebabkannya selalu bergerak menuju titik
setimbangnya. Periode ayunan tidak berhubungan dengan dengan amplitudo, akan tetapi
ditentukan oleh parameter internal yang berkait dengan gaya pemulih pada ayunan tersebut.
Periode adalah selang waktu yang diperlukan oleh suatu benda untuk melakukan satu
getaran lengkap. Getaran adalah gerakan bolak-balik yang ada di sekitar titik keseimbangan di
mana kuat lemahnya dipengaruhi besar kecilnya energi yang diberikan. Satu getaran frekuensi
adalah satu kali gerak bolak-balik penuh. Satu getaran lengkap adalah gerakan dari a-b-c-b-a.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
4.1 Hasil
No
1
Panjang tali
50cm
Sudut
300
Putaran
8 kali
Waktu
11 s
Periode
2,258 s
2
3
4
5
50cm
50cm
40cm
40cm
40cm
30cm
30cm
30cm
20cm
20cm
20cm
10cm
10cm
10cm
300
8 kali
300
8 kali
300
8 kali
300
8 kali
11 s
11 s
10 s
10 s
10 s
9s
9s
9s
8s
8s
8s
6s
6s
6s
2,020 s
1,749 s
1,428 s
1,010 s
4.2 Pembahasan
Pada percobaan diatas dengan panjang tali yang sama memiliki hasil yang sama pada
perhitungan waktu dalam satu putaran bandul.Hal ini disebabkan percepatan yang diberikan pada
bandul bernilai sama, begitu pula pada simpangan yang diberikan.
Ketika panjang tali dirumah maka waktu yang diperoleh dalam satu putaran bandul akan
semakain cepat.Sehingga dapat disimpulkan semakin rendah tali yang di pakai semakin cepat
waktu yang dibutuhkan beban untuk mencapai satu putaran penuh.Kemudian gravitasi akan
sangat berpengaruh dalam penentuan jumlah prioda pada bandul.
BAB V
KESIMPULAN.
1.
Dengan melakukan percobaan diatas kita dapat mengetahui berapa pengaruhnya kecepatan
gravitasi pada kehidupan sehari hari.
2. Semakin pendek tali maka akan semakin sedikit pula waktu yang diperlukan dalam satu putaran
bandul.
3.
.Dengan melakukan percobaan diatas kita dapat mengetahui berapa pengaruhnya kecepatan
gravitasi pada kehidupan sehari hari
DAFTAR PUSTAKA
1. Giancoli, Douglas C. 2001. Fsica Edisi relima, Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
2. Suharsini, Maria, dkk. 2007. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca.
3. Wibawa, I Made Satriya. 2007. Penuntun Praktikum Fisika Dasar (Farmasi). BaliLAMPIRAN
II.Perhitungan
LAMPIRAN III.TUGAS
1. Apakah osilasi bandul matimatis memenuhi keadaan gerak harmonis sederhana?jelaskan
2. Buatlah grafik hubungan periode (T) dengan panjang tali (I)
1.
Jawaban:
Menurut saya ya, osilasi bandul matematis telah memenuhi gerak sederhana karena telah
melakukan getaran penuh sampai 8 kali dengan gesekan di udara dan massa tali yang diabaikan.
2. Grafik .
PRETES
1. Terangkan keadaan osilasi bandul matematis
Jawaban: jika sebuah benda kecil dengan berat kita gantungkan pada sebuah tali penggantung
(ringan tidak mulur) dan berayun dengna rangam selaras
2. Buktikan persamaan (4.1)
Jawaban:
+ g sin
:
+g
+ =0
:w =
:
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
Daya listik.
Judul Praktikum
Tanggal Praktikum
Tujuan Percobaan
: Daya Listrik
: 05 Oktober 2012
: Mempelajari hubungan Tegangan pada
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Penjelasan Daya Listrik.
Pada Sistem pengapian magneto terdapat beberapa kekurangan, yaitu:
1. Kumparan pengapian yang dipakai haruslah mempunyai nilai Induktansi yang besar, sehingga
unjuk kerjanya di putaran tinggi mesin kurang memuaskan.
2. Bentuk fisik kumparan pengapian yang dipakai relatif besar.
3. Pemakaian kontak pemutus (breaker contact) menuntut perawatan dan penggantian komponen
tersendiri.
4. Membutuhkan Pencatu daya yang mempunyai keluaran dengan Beda potensial listrik yang
relatif rendah dan Kuat arus listrik yang relatif besar. Hal ini menuntut pemakaian komponen
penghubung yang mempunyai nilai Resistansi serendah mungkin.
Listrik Arus bolak-balik listrik AC (alternating current) adalah arus listrik dimana
besarnya dan arahnya arus berubah-ubah secara bolak-balik.
Berbeda dengan listrik arus searah dimana arah arus yang mengalir tidak berubah ubah dengan
waktu. Bentuk gelombang dari listrik arus bolak-balik biasanya berbentuk gelombang sinusoida,
karena ini yang memungkinkan pengaliran energi yang paling efisien. Namun dalam aplikasiaplikasi spesifik yang lain, bentuk gelombang lain pun dapat digunakan, misalnya bentuk
gelombang segitiga (Triangular Wave) atau bentuk gelombang segi empat (Square Wave). Secara
umum, listrik bolak-balik berarti penyaluran listrik dari sumbernya (misalnya PLN) ke kantorkantor atau rumah-rumah penduduk. Namun ada pula contoh lain seperti sinyal-sinyal radio atau
audio yang disalurkan melalui kabel, yang juga merupakan listrik arus bolak-balik. Di dalam
aplikasiaplikasi ini, tujuan utama yang paling penting adalah pengambilan informasi yang
termodulasi atau terkode di dalam sinyal arus bolak-balik tersebut. (Baylis,. 2001)
2.2 Pengertian Daya Listrik
Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran energi listrik dalam rangkaian listrik.
Satuan SI daya listrik adalah watt. Arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dengan hambatan
listrik menimbulkan kerja. Peranti mengkonversi kerja ini ke dalam berbagai bentuk yang
berguna, seperti panas (seperti pada pemanas listrik), cahaya (seperti pada bola lampu), energi
kinetic (motor listrik), dan suara (loudspeaker). Listrik dapat diperoleh dari pembangkit listrik
atau penyimpan energi seperti baterai. (Johnson, Keith)
2.3 Energi Listrik.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
Energi listrik merupakan suatu bentuk energi yang berasal dari sumber arus. Energi listrik
dapat diubah menjadi bentuk lain, misalnya:
Energi listrik menjadi energi kalor / panas, contoh: seterika, solder, dan kompor listrik.
Energi listrik menjadi energi cahaya, contoh: lampu.
Energi listrik menjadi energi mekanik, contoh: motor listrik.
Energi listrik menjadi energi kimia, contoh: peristiwa pengisian accu, peristiwa penyepuhan
(peristiwa melapisi logam dengan logam lain).
Jika arus listrik mengalir pada suatu penghantar yang berhambatan R, maka sumber arus
akan mengeluarkan energi pada penghantar yang bergantung pada:
Beda potensial pada ujung-ujung penghantar (v)
Kuat arus yang mengalir pada penghantar (I).
Waktu atau lamanya arus mengalir (t).
Berdasarkan pernyataan di atas, dan karena harga V = R.i, maka persamaan energi listrik
dapat dirumuskan dalam bentuk:
W = V.i.t =(R.i).i.t
W = i2.R.t (dalam satuan watt-detik).
dan karena i = V/R, maka persamaan energi listrik dapat pula dirumuskan dengan:
W = i2.R.t =
(V/R.R.t
W = V.t/R (dalam satuan watt-detik).
Keuntungan menggunakan energi listrik:
a.Mudah diubah menjadi energi bentuk lain
b. Mudah ditransmisikan.
c. Tidak banyak menimbulkan polusi/ pencemaran lingkungan.
.2.4 Arus Listrik
Adalah mengalirnya elektron secara terus menerus dan berkesinambungan pada konduktor akibat
perbedaan jumlah elektron pada beberapa lokasi yang jumlah elektronnya tidak sama. satuan
arus listrik adalah Ampere. Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-),
sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari
terminal negatif (-) ke terminal positif(+), arah arus listrik dianggap berlawanan dengan arah
gerakan elektron.
2.5 Kuat Arus listrik
Adalah arus yang tergantung pada banyak sedikitnya elektron bebas yang pindah
melewati suatu penampang kawat dalam satuan waktu.
Definisi : Ampere adalah satuan kuat arus listrik yang dapat memisahkan 1,118
milligram perak dari nitrat perak murni dalam satu detik.
Rumus rumus untuk menghitung banyaknya muatan listrik, kuat arus dan waktu:
Q=Ixt
I = Q/t t=Q/I
Dimana:
Q = Banyaknya muatan listrik dalam satuan coulomb
I = Kuat Arus dalam satuan Amper.
t = waktu dalam satuan detik.
Kuat arus listrik biasa juga disebut dengan arus listrik muatan listrik memiliki muatan
positip dan muatan negatif.
Muatan positip dibawa oleh proton, dan muatan negatif dibawa oleh elektro. Satuan
muatan coulomb (C), muatan proton +1,6 x 10-19C, sedangkan muatan elektron -1,6x 10-19C.
Muatan yang bertanda sama saling tolak menolak, muatan bertanda berbeda saling tarik menarik.
2.5 Tahanan dan Daya Hantar Penghantar
Penghantar dari bahan metal mudah mengalirkan arus listrik, tembaga dan aluminium
memiliki daya hantar listrik yang tinggi. Bahan terdiri dari kumpulan atom, setiap atom terdiri
proton dan elektron. Aliran arus listrik merupakan aliran elektron. Elektron bebas yang mengalir
ini mendapat hambatan saat melewati atom sebelahnya. Akibatnya terjadi gesekan elektron
denganatom dan ini menyebabkan penghantar panas. Tahanan penghantar memiliki sifat
menghambat yang terjadi pada setiap bahan.
Tahanan didefinisikan sebagai berikut :
1 (satu Ohm) adalah tahanan satu kolom air raksa yang panjangnya 1063 mm dengan
penampang1mm pada temperatur 0 C"
Daya hantar didefinisikan sebagai berikut:
Kemampuan penghantar arus atau daya hantar arus sedangkan penyekat atau isolasi adalah
suatu bahan yang mempunyai tahanan yang besar sekali sehingga tidak mempunyai daya hantar
atau daya hantarnya kecil yang berarti sangat sulit dialiri arus listrik
Rumus untuk menghitung besarnya tahanan listrik terhadap daya hantar arus:
R = 1/G
G = 1/R
Dimana:
R = Tahanan/resistansi(ohm)
G = Daya hantar arus /konduktivitas
(Fatt, 2003)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1
1.
2.
3.
4.
3.2
Cara Kerja
1. Kabel penghubung dipasang ke volt meter
2. Kemudian ambil batre kemudian dihubungkan ke kabel penghubung .
3. Ujung-ujung batre dihubung kan ke kabel penghubung ke volt meter kemudian di hubungka ke
power supply satu ketanda positif dan yang ujung satunya lagi ke tanda negative.
4. Kemudian diambil data dan mengamati tegangan pada volt meter .
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
No
1
2
3
4
5
4.2
Tegangan
(Volt)
1,5
3,105
4,5
6
7,5
Kuat arus
(Ampere)
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
Hambatan ()
Daya (Watt)
30
62,1
90
120
150
0,775
0,155
0,225
0,3
0,375
Pembahasan
Dengan melakukan percobaan diatas kita dapat mengetahui bahwa jika beda potensialnya 1,5
volt dan dialiri arus sebesar 0,05 ampere akan menghasilkan 0,075 watt. Dan begitu juga halnya
jika beda potensialnya 3,105 volt dan dialiri arus sebesar 0,05 ampere akan menghasilkan 0,155
watt. Maka kedua hal tersebut dapat kita simpulkan bahwa Semakin besar hambatanya maka
semakin besar beda potensial yang dihasilkan dan semakin besar daya yang diberikan.
BAB V
KESIMPULAN
1.
2.
3.
4.
Semakin besar tegangan maka akan semakin besar pula daya totalnya.
2. Pernyataan sama dengan No.1 tetapi data dari bagian B!
P = 10 W
V =220
Maka,
R lampu = V2/P
=(220)2/10W
=4840
Ptot = Vs/R ab
= (220) 2/4840= 10W
3. Jelaskan mengapa daya yang digunakan pada rangkaian hubungan seri berbeda dengan daya
pada hubungan paralel. Berikan alasan berdasarkan percobaan.
Jawab:
Hal ini dikarenakan kuat arus yang diberikan pada lampu pada rangkaian seri selalu bernilai
sama sedangkan pada rangkaian paralel kuat arus berbanding lurus dengan tegangan.
4. Ditinjau dari faktor ekonomis hubungan manakah yang lebih menghemat daya listrik.
Jawab: Hubungan rangkaian paralel yang nilai nya lebih ekonomis. Seperti pada point 3 dapat
dilihat rangkaian paralel merupakan rangkaian yang kuat arusnya berbanding lurus dengan
tegangan sehingga dapat menghemat arus listrik lebih banyak, hal ini dapat kita lihat pada
rangkaian listrik yang lebih sering digunakan dalam rumah tangga adalah rangkaian listrik
paralel.
PRETES
1.Gambarkanlah cara pemasangan volt meter dan Ampheremeter pada rangkaian
Jawab:
R1
R2
7A
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Judul Praktikum
: Hukum OHM
1.2 Tanggal Praktikum
: 05 Oktober 2012
1.3 Tujuan Percobaan
: Mempelajari berapa tegangan diantara
ujung-ujung hambatan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Hukum Ohm
Hubungan antara tegangan arus dan hambatan ini disebut hukum Ohm.Ditemukan oleh
George Simon Ohm dan dipublikasikan pada sebuah paper pada tahun 1820. The Galvanic
Circuit Investigated Mathematically. Prinsip Ohm ini adalah besarnya arus listrik yang mengalir
melalui sebuah penghantar metal pada rangkain, Ohm menentukan sebuah persamaan yang
simple menjelaskan hubungan antara tegangan, arus dan hambatan yang saling hubungan.
E=I.R
I=E/R
R=I/E
Keterangan:
Arus dinyatakan dengan Ampere, bersimbol I
Hambatan dinyatakan dengan ohm, bersimbol R
Tegangan dinyatakan dengan volt, bersimbol V atau E
(Baylis. 2001)
2.2
Hukum
Kircouff
Hukum
ini
dapat
dinyatakan
sebagai
:
1. Jumlah aljabar arus sesaat yang memasuki titik cabang adalah nol.
2. Jumlah aljabar tegangan terpasang sesaat dalam suatu sosok tertutup sama dengan jumlah
aljabar
tegangan
balik
sesaat
dalam
sosok
tersebut.
Arti dari hukum yang pertama jelas jika arus yang menuju ketitik cabang disebut positif
maka arus yang berlawanan arahnya harus disebut negative, dan hukum tersebut menyatakn
bahwa besarnya arus yang memasuki titik cabang sama dengan besar arus yang
meninggalkannya. Pada dasarnya hokum kedua menyatakan integral medan listrik disekeliling
sosok, namun kita perlu menetapkan perjanjian tanda. Perjanjian ini dapat dirumuskan:
Q=Stto
I
(t)
dt.
2.3
Hambatan
Jenis
Hambatan merupakan sifat sasaran bahan yang bersangkutan, dan bergantung hanya
pada sifat bahan penyussun maupun geometernya. Sebaliknya kehambatan hanya bergantung
pada sifat bahan penghantar. Penghantar yang bentuknay mudah yang dicairkan terutam oleh
4.1 Hasil
No
1
2
Tegangan (V)
1,5
3,105
Hambatan ()
30
62,1
3
4
5
4,5
6
7,5
0,05
0,05
0,05
90
120
150
4.1 Pembahasan
Pada percobaan diatas, tegangan diketahui dengan menggunakan alat volt meter. Kuat
arus dapat diketahui dengan alat. Pada percobaa pertama, diketahui tegangannya adalah 1,5 V
dan memiliki kuat arus 0,05 A.ini diukur pada satu buah baterai.
Dari grafik diatas dapat disimpulkan semakin tinggi tegangan suatu batrai dengan diberi
arus yang sama maka diperoleh hambatan yang tinggi pula.
Dengan mempelajari hukum ohm kita dapat mengetahui beda potensial yang ada pada
suatu benda yang menghasilkan arus. Dalam percobaan ini kita dapat mengetahui bahwa Jumlah
kuat arus yang masuk dalam titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari
titik percabangan.
BAB V
KESIMPULAN
1. Hubungan antara tegangan arus dan hambatan ini disebut hukum Ohm.Ditemukan oleh George
Simon Ohm.
2. Arus Searah yaitu arus listrik yang dihasilkan oleh elemen Galvanis, Akkumulator, Generator
searah, Batere, Hambatan dapat dihitung dengan menggunakan hukum OHM.
3. Hambatan merupakan sifat sasaran bahan yang bersangkutan, dan bergantung hanya pada sifat
bahan penyussun maupun geometernya.
4. V adalah tegangan atau beda potensia listrik dengan satuan volt.
5. I adalah kuat arus listrik yang mengalir dengan satuan Ampere.
6. R adalah hambatan listrik (resistor) dengan satuan ohm ()
DAFTAR PUSTAKA
Baylis, D. Booth, G. McDuell, B. 2001. Science, 2nd Edition. London : Letts Educational
Fatt, C.K. 2003. Science Adventure. Singapore : Federal Publication.
Johnson, Keith. 1996. Physics for you. Cheltenham : Stanley Thornes.
PERHITUNGAN
Hambatan (R) =
;R=
; R= 30 .
;R=
; R=62,1.
; R=
; R= 90 .
;R=
; R= 120 .
;R=
; R= 150 .
TUGAS
1. Buatlah grafik hubungan antara tegangan ukur(V ukur ) dengan kuat arus listrik untuk (I) untuk R
lampu 220 V/ 5 W
Jawab:
R lampu = V2/P
=(220)2/5W
=9680
I = V/R
= 220/9680
=0,02 A
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
2.2
2.3
Selanjutnya marilah kita lihat hasil pengukuran lain dengan alat bantu nonius tersebut
seperti yang ditunjukkan pad gambar. Skala 0 pada nonius tidak berimpit dengan salah satu
angka pada skala alat ukur, melainkan terletak antara kedudukan 8.4 dan 8.5.
Dalam pengukuran ini kita yakin bahwa harga X yang diukur adalah lebih besar dari 8.4
tetapi lebih kecil dari 8.5. Berapakah harga X emnurut hasil pembacaan ini ? Cobalah anda
perhatikan Gambar 2 lebih teliti lagi. Ternyata salah satu garis skala nonius yang berimpit
dengan skala alat ukur yaitu skala ke-6 dari skala nonius. Dalam keadaan pengukuran semacam
ini menunjukkan bahwa harga X yang diukur adalah 8.46.
Kegunaan jangka sorong
Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;
Untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa, maupun
lainnya) dengan cara diulur;
Untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara
"menancapkan/menusukkan" bagian pengukur. Bagian pengukur tidak terlihat pada gambar
karena berada di sisi pemegang.
Mengukur Diameter Luar
Cara mengukur diameter, lebar atau ketebalan benda:Putarlah pengunci ke kiri, buka
rahang, masukkan benda ke rahang bawah jangka sorong, geser rahang agar rahang tepat pada
benda, putar pengunci ke kanan.
Mengukur Diameter Dalam
Cara mengukur diameter bagian dalam sebuah pipa atau tabung : Putarlah pengunci ke
kiri, masukkan rahang atas ke dalam benda , geser agar rahang tepat pada benda, putar pengunci
ke kanan.
2.4 Mengukur Kedalaman Benda
Cara mengukur kedalaman benda : Putarlah pengunci ke kiri, buka rahang sorong hingga
ujung lancip menyentuh dasar tabung, putar pengunci ke kanan.
Mula-mula perhatikan skala nonius yang berimpit dengan salah satu skala utama.
Hitunglah berapa skala hingga ke angka nol. Pada gambar, skala nonius yang berimpit dengan
skala utama adalah 4 skala. Artinya angka tersebut 0,4 mm.
Selanjutnya perhatikan skala utama. Pada skala utama, setelah angka nol mundur ke
belakang menunjukkan angka 4.7 cm. Sehingga diameter yang diukur sama dengan 4,7 cm + 0,4
mm = 4,74 cm.(Budi,2007)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1
4.1 Hasil
NO
1.
2.
Jenis
Pipa PVC
kecil
Pipa PVC
besar
Diameter
luar
Diameter
dalam
20,1 mm
10,8 mm
70,65 mm
0,5 mm
20,1 mm
10,8 mm
70,65 mm
0,5 mm
20,1 mm
10,8 mm
70,65mm
0,5 mm
20,1 mm
10,8 mm
140,6 mm
0,5 mm
20,1 mm
10,8 mm
140,6 mm
0,5 mm
20,1 mm
10,8 mm
140,6 mm
0,5 mm
Tinggi
Ketebalan
4.2 Pembahasan.
Pengukuran menggunakan alat jangka sorong ini betujuan untuk membandingkan besaran
atau mendapatkan satuan yang dibutuhkan. Kesalahan dapat terjadi dalam pengukuran
menggunakan alat-alat pengukuran eksperimental.
Percobaan dilakukan pada pipa PVC dengan mengukur diameter dalam, diameter luar,
tinggi serta ketebalan.
Maka diperoleh skala utama yang nantinya kami tambahkan dengan skala noniusnya.
Pengukuran yang kami lakukan dalam satuan milimeter.
Hasil yang kami peroleh cenderung sama, kami menyimpulkan hasil yang didapat sama
dikarenakan keakuratan pada pengukuran yang kami lakukan,
Akan tetapi, pengukuran juga dipengaruhi dari ketepatan pengukuran suatu alat, seperti
jangka sorong yang dipergunakan adalah 0,05 mm.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil dalam suatu pengukuran, salah satunya
ialah kesalahan pada pembacaan pada pengukuran. Dalam percobaan ini pengukuran dilakukan
dengan beberapa orang yang berbeda dan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali
BAB V
KESIMPULAN
1. Pengukuran mengunakan jangka sorong memiliki ketelitian 0,5mm.
2. Keakuratan hasil pada pengukuran cenderung melebatkan pula ketelitian dalam mengamati skala
pada alat ukur yang salah satunya adalah jangka sorong.
DAFTAR PUSTAKA
1. Jaelani, ahmad,dkk. 2006.Fisika untuk SMA/MA.Bandung:Rama widya.
2. Kanginan,Marthen.2007.Fisika untuk SMA kela X.Cimahi :Erlangga.
3. Purwanto,Budi. 2007 .Sains Fisika l Konsep dan Penerapannya .Solo : Tiga Serangkai.
1.
TUGAS
Jika diketahui jumlah garis nonius 10 dan jaraknya 9 mm,hitunglah berapakah ketelitian dari
jangka sorong tersebut?
Jawaban:
Dik: skala nonius=10
Jarak=9
=
= 0,05
A. Tujuan :
1. Memahami pengaruh panjang tali, massa beban dan besar sudut simpangan pada hasil
pengukuran.
2. Menentukan percepatan gravitasi dengan metode ayunan Fisis.
B. Alat dan Bahan
1. Tali kasur
2. Bandul (lebih baik yang berbentuk seperti bola)
3. tiang penyangga (statip)
4. Stopwatch
5. Busur derajat
Tips : untuk menunjang keberhasilan praktikum ayunan matematis ini, dapat dilakukan dengan,
Dalam praktikum ayunan matematis ini, usahakan menggunakan sudut simpangan
maksimal 10 derajat.
Gunakan bandul yang berupa bola, karena dapat meminimalkan gesekan udara dalam
praktikum ayunan matematis.
C. Landasan Teori
Bandul matematis atau ayunan matematis setidaknya menjelaskan bagaimana suatu titik
benda digantungkan pada suatu titk tetap dengan tali. Jika ayunan menyimpang sebesar sudut
terhadap garis vertical maka gaya yang mengembalikan :
F = - m . g . sin
Untuk dalam radial yaitu kecil maka sin = = s/l, dimana s = busur lintasan bola dan l =
panjang tali , sehingga :
F = mgs/l
Kalau tidak ada gaya gesekan dan gaya puntiran maka persamaan gaya adalah :
Harga l dan T dapat diukur pada pelaksanaan percobaan dengan bola logam yang cukup berat
digantungkan
dengan
kawat
yang
sangat
ringan
(Anonim,
2007).
Beban yang diikat pada ujung tali ringan yang massanya dapat diabaikan disebut bandul. Jika
beban ditarik kesatu sisi, kemudian dilepaskanmaka beban akan terayun melalui titik
keseimbangan menuju ke sisi yang lain. Bila amplitudo ayunan kecil, maka bandul sederhana itu
akan melakukan getaran harmonik. Bandul dengan massa m digantung pada seutas tali yang
panjangnya l. Ayunan mempunyai simpangan anguler dari kedudukan seimbang. Gaya pemulih
adalah
komponen
gaya
-
tegak
lurus
tali.
sin
maka
m
sin
a = - g sin
Untuk getaran selaras kecil sekali sehingga sin = . Simpangan busur s = l atau =s/l , maka
persamaan menjadi: a= gs/l . Dengan persamaan periode getaran harmonik.
Dimana
l
g=
T=
:
=
panjang
percepatan
periode
tali
gravitasi
bandul
(meter)
(ms-2)
sederhana
(s)
Dari rumus di atas diketahui bahwa periode bandul sederhana tidak bergantung pada massa dan
simpangan bandul, melaikan hanya bergantung pada panjang dan percepatan gravitasi, yaitu:
(Hendrra,2006)
Gerak osilasi yang sering dijumpai adalah gerak ayunan. Jika simpangan osilasi tidak terlalu
besar, maka gerak yang terjadi dalam gerak harmonik sederhana. Ayunan sederhana adalah suatu
sistem yang terdiri dari sebuah massa dan tak dapat mulur. Ini dijunjukkan pada gambar dibawah
ini. Jika ayunan ditarik kesamping dari posisi setimbang, dan kemudian dilepasskan, maka massa
m akan berayun dalam bidang vertikal kebawah pengaruh gravitasi. Gerak ini adalah gerak
osilasi dan periodik. Kita ingin menentukan periode ayunan. Pada gambar di bawah ini,
ditunjukkan sebuah ayunan dengan panjang 1, dengan sebuah partikel bermassa m, yang
membuat sudut terhadap arah vertical. Gaya yang bekerja pada partikel adalah gaya berat dan
gaya tarik dalam tali. Kita pilih suatu sistem koordinat dengan satu sumbu menyinggung
lingkaran gerak (tangensial) dan sumbu lain pada arah radial. Kemudian kita uraikan gaya berat
mg atas komponenkomponen pada arah radial, yaitu mg cos , dan arah tangensial, yaitu mg sin
. Komponen radial dari gaya-gaya yang bekerja memberikan percepatan sentripetal yang
diperlukan agar benda bergerak pada busur lingkaran.Komponen tangensial adalah gaya
pembalik pada benda m yang cenderung mengembalikan massa keposisi setimbang. Jadi gaya
pembalik adalah :
F = mg sin
Perhatikan bahwa gaya pembalik di sini tidak sebanding dengan akan tetapi sebanding dengan
sin . Akibatnya gerak yang dihasilkan bukanlah gerak harmonic sederhana. Akan tetapi, jika
sudut adalah kecil maka sin (radial). Simpangan sepanjang busur lintasan adalah x=l ,
dan untuk sudut yang kecil busur lintasan dapat dianggap sebagai garis lurus. Jadi kita peroleh :
(Sutrisno, 1997).
Contoh dari kategori ayunan mekanis, yaitu pendulum. Kita akan memulai kajian kita dengan
meninjau persamaan gerak untuk sistem yang dikaji seperti dalam gambar 2.
Gaya pemulih muncul sebagai konsekuensi gravitasi terhadap bola bermassa M dalam bentuk
gaya gravitasi Mg yang saling meniadakan dengan gaya Mdv/dt yang berkaitan dengan
kelembaman. Adapun frekuensi ayunan tidak bergantung kepada massa M.
BANDUL MATEMATIS
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan praktikum :
a.
1. Alat-alat Praktikum :
a.
Stopwatch
b. Meteran
c.
Statif
d. Benang
2. Bahan-bahan praktikum :
a.
C. LANDASAN TEORI
Contoh gerak osilasi adalah gerak osilasi bandul. Gerak bandul merupakan gerak
harmonik sederhana hanya jika amplitudo geraknya kecil. Bandul sederhana terdiri dari tali
dengan panjang L dan beban bermassa m. Gaya yang bekerja pada tali dan bebean adalah gaya
tegangan tali dan gaya berat. Periode untuk banduk sederhana dinyatakan dengan persamaan :
T = 2
Menurut persamaan ini, semakin panjang tali, semakin besar periodenya. Dari persamaaan
diatas, percepatan gravitasi dapat dihitung. Kita hanya perlu mengukur panjang tali dan waktu
untuk n osilasi dan kemudian membaginya dengan n ( banyaknya percobaan ) untuk mengurangi
kesalahan dalam pengukuran waktu. Kemudian percepatan gravitasi dapat ditentukan dengan
persamaan :
g=
Sebagian besar bandul di dalam dunia nyata tidak sederhana. Menunjukkan sebuah
bandul fisis yang tergeneralisasi. Bandul fisis tidak akan berguna jika kita menggantungkan pada
pusat massanya. Secara formal, ini bertepatan dengan pemasukan h=0. Ini akan
mengimplikasikan dan memprediksikan T bahwa bandul semacam ini tidak akan pernah
menyelesaikan satu ayuanan. Suatu bandul sederhana sepanjang l0 dengan periode T yang sama
dapat disamakan dengan bandul fisis yang berosilasi teradap titk gantung tertentu dengan
peridode tertentu dengan periode T. Bandul fisis mencakup bandul sederhana sebagaikasus
khusus. Menghasilkan persamaan :
T = 2
= 2
T = 2
( Halliday 1978:617 ).
Jika bandul ditarik kesamping dari posisi setimbangnya kemudian dilepas, maka bandul
akan berayun dalam bidang vertikal karena pengaruh gaya gravitasi. Geraknya merupakan osilasi
dengan periodik. Kita ingin menentukan beberapa gerak periode bandul ini untuk simpangan
berlainan arah. Ini tidak lain dari pada kriteria gerak harmonik sederhana. Konstan
menyatakan konstanta k dalam F = - kx. Jadi periode bandul sederhana jika amplitudonya kecil
adalah :
T = 2
T = 2
T = 2
Perhatikan periode ini tidak bergantung pada massa partkel yang digantungkan ( Rasnick, 1985 :
79 ).
Suatu gerak yang berulang pada selang waktu yang tetap disebut gerak peridoik. Jika
geraknya adalah bolak-balik pada jalan yang sama, gerak ini disebut osilasi atau gerakan. Ayunan
sederhana adalah suatu sistem yang terdiri dari sebuah massa titik yang digantung dengan tali
tanpa massa dan tak dapat mulur. Jika osilasi tak terlalau besar maka gerak yang terjadi adalah
gerak harmonik sederhana ( Sutrisno, 1997:79 ).
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Mula-mula panjang tali diambil 120 cm. Bandul diayunkan dengan simpangan tidak melebihi
30o. Tentukan waktu yang diperlukan untuk 10 ayunan. Ulangi sebanyak 4 kali, dengan panjang
tali yang berbeda dan lebih kecil dari 120 cm. Percobaan ini dilakukan untuk beban 50 gram.
2.
Lakukan langkah 1 sebanyak 5 kali untuk panjang tali berturut-turut lebih pendek 10 cm.
Peercobaan ini dilakukan unutk beban 100 gram.
E. HASIL PENGAMATAN
n = 10 kali ( jumlah ayunan )
No.
Beban (Bandul)
1.
1,2
22,45
21,42
M1
0,8
19,17
50 gram
0,4
14,08
0,2
10,17
0,1
8,14
0,3
12,10
M2
0,6
16,60
100 gram
0,9
19,89
1,1
21,78
F. ANALISIS DATA
No
1.
l (cm)
1,2
t (sekon)
22,45
T (s) = t/n
2,245
T2 =y (s2)
5,04
1,44
x.y
6,048
2.
21,42
2,142
4,59
4,59
3.
0,8
19,17
1,917
3,67
0,64
2,036
4.
0,4
14,08
1,408
1,98
0,16
0,792
5.
0,2
3,6
10,17
87,29
1,017
8,729
1,03
16,31
1,03
3,28
0,206
15,572
1) b
=
= 4,38
b
= 9,0042 ms-2
2) Nilai SD
x nst
= x 1 mm
0.5 mm
= 0.0005 m
x nst
= x 0.1 s
= 0.05 sekon
T2 =
g =
=4
l=
n2 l t-2
= 0,144 m
t=
= 3,4916 s
= - 26,68
= 0,1341
% error =
x 100 %
x 100 %
= 1,49 %
Nilai pendekatan :
X1
= 0,2
X2
= 0,4
Y1
= 1,03
Y2
= 1,98
tan
= 4,75
= 8,3028 m/s2
a.
Last square
No
l (m)
t (sekon)
T (s) = t/n
T2 = y (s2)
X2
x.y
1) b
1.
0,1
8,14
0,814
0,66
0,01
0,066
2.
0,3
12,10
1,210
1,46
0,09
0,438
3.
0,6
16,60
1,660
2,76
0,36
1,656
4.
0,9
19,89
1,989
3,96
0,81
3,564
5.
1,1
78,51
21,78
3
2,178
7,851
4,74
13,58
1,21
2,48
5,214
10,938
=
= 4,34
b
=
= 9,087 ms-2
2) Nilai SD
= 4
n2 l t-2
= - 30,57
x nst
= x 1 mm
0.5 mm
= 0.0005 m
x nst
= x 0.1 s
= 0.05 sekon
l=
= 0,12 m
t=
= 3,14 s
= 15,36 x 10-2
= 0,1536 m
Nilai pendekatan :
X1
= 0,1
X2
= 1,1
Y1
= 0,66
Y2
= 4,74
tan
= 4,08
=
= 9,67 ms-1
G. PEMBAHASAN
Salah satu contoh dari gerak harmonik sederhana adalah gerak osilasi bandul.
Disebut sederhana hanya jika amplitudo geraknya kecil. Sedangkan jika amplitudo geraknya
besar maka disebut dengan bandul sederhana. Pada praktikum ini dilakukan percobaan terhadap
bandul sederhana saja. Salah satu contoh dari bandul sederhana adalah ketika digantungkan
sebuah beban pada ujung seutas tali yang ujung atasnya terjepit, kemudian mengayunkan beban
tersebut bolak-balik pada suatu jarak yang pendek. Bandul matematis terdiri atas sebuah partikel
bermassa m yang digantungkan pada tali yang massanya dapat diabaikan. Bandul bebas berayun
bolak-balik.ayunan ini bersifat periodik, sehingga kita dapat menghitung periode pada bandul
sederhana. Periode pada gerak osilasi bandul sederhana adalah :
T=2
Sehingga dari persamaan diatas kita dapat menghitung percepatan gravitasi dengan
menggunakan gerak osilasi bandul. Kita hanya perlu mengukur panjang tali dengan
menggunakan meteran dan periode dengan menentukan waktu satu osilasi. Percepatan gravitasi
ditentukan dengan persamaan:
g=
pada percobaan ini, tujuan kita adalah untuk mempelajari gerak osilasi pada bandul dan
menentukan percepatan gravitasi pada sisitem gerak tersebut. Dilakukan dua percobaan, pertama
percobaaan pada beban dengan massa 100 gram dengan penambahan panjang tali dan kedua
percobaan pada beban bermassa 50 gram dengan pengurangan panjang tali.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa, semakin panjang tali semakin lama waktu
ayunan. Ini membuktikan bahwa periode berbanding lurus dengan panjang tali. Berdasarkan
analisis data, dapat dihasilkan untuk dua percobaan tersebut dengan %error= 1%. Ada beberapa
faktor penyebab kesalahan ini antara lain:
1.
Pada pengukuran sudut simpangan dengan menggunakan busur derajat. Ketelitian dalam
meletakkan dan melihat skala busur derajat sangat perlu diperlu diperhatikan karena sudut
simpangan tidak boleh melebihi 30o.
H. PENUTUP
1. Kesimpulan
a.
T=2
b. Besarnya percepatan gravitasi dari percobaan yang dilakukan dengan menggunakan beban m1
dan m2 dapat menggunakan metode Least Square dan menggunakan metode grafik. Percepatan
gravitasi ditentukan dengan menggunakan persamaan:
g=
2. Saran
Agar hasil perhitungan dan pengamatan lebih akurat, hendaknya dalam praktikum,
pengukuran dan perhitungan dilakukan dengan lebih teliti.
DAFTAR PUSTAKA