ABSTRAK
Perencanaan pelimpah Bendungan Cibatarua merupakan salah satu kajian penting dari
perencanaan Bendungan Cibatarua. Tahapan awal studi ini adalah merencanakan perencanaan
pelimpah yang sesuai dengan pertimbangan topografi, hidrologi, dan hidrolika.Selanjutnya
adalah menganalisis mengenai stabilitas ambang pelimpah dan dinding penahan pelimpah yang
ditinjau dari stabilitas guling, geser dan daya dukung tanah. Dalam studi ini juga akan
menganalisa perencanaan konstruksi penulangan dan pembetonan.
Dari hasil studi didapatkan analisis berupa desain pelimpah samping dengan
perencanaan hidrolika pelimpah yang telah memenuhi untuk kondisi Q100th, Q1000th, dan QPMF.
Selanjutnya merencanakan bentuk dinding penahan, untuk saluran samping (side) dan saluran
transisi digunakan dinding penahan cantilever dengan menggunakan counterfort, untuk saluran
peluncur dan peredam energi digunakan dinding penahan cantilever.Selanjutnya analisis berupa
stabilitas guling, geser, dan daya dukung ambang pelimpah dan dinding penahan telah memenuhi
persyaratan. Daya dukung tanah pada ambang pelimpah dan dinding penahan dapat menahan
tegangan yang terjadi pada bangunan. Pada konstruksi ambang pelimpah dan dinding penahan
derencanakan beton fc = 20 MPa dan fy = 400 MPa.
Kata kunci : Pelimpah Samping, Counterfort, Dinding Penahan, Beton Bertulang.
ABSTRACT
The plan of Cibatarua Spillway is one of importan stage from planning Dam Cibatarua.
Initial stages of this study is to plan corresponding to the spillway planning with consideration
topography, hydrology, and hydraulics. The next is to analyzing the stability weir spillway and
retaining walls which is based from the stability of overturning, slip, and soil bearing capacity.
In this case also analyzing the planning of reinforced concrete construction.
From the analysis of the study results obtained the form of side spillway design which the
spillway hydraulics plan has accept the conditions for Q100th, Q1000th, and QPMF. Further planning
the retaining wall, to the side channel (side) and channel transitions used cantilever retaining
wall using counterfort type, to chute way and stilling basin used cantilever retaining wall type.
Further analysis of the stability for overturning, slip, and bearing capacity weir spillway and
retaining walls accept the satisfaction. Analysis for stress foundation for spillway and retaining
walls is sufficient about allowable bearing capacity. At the weir spillway and retaining walls
construction concrete planned f'c = 20MP and fy = 400MPa.
Keywords : Side Cannel Spillway, Counterfort, Retaining Wall, Reinforced Concrete.
1. PENDAHULUAN
Perencanaan
Pelimpah
Bendungan
Cibatarua merupakan bagian dari kajian
penting perencanaan Bendungan Cibatarua.
Perencanaan pelimpah sendiri dipengaruhi oleh
beberapa aspek teknis yaitu: kondisi topografi,
geologi/geoteknik, jenis material dasar sungai
- morfologi sungai hidrologi dan hidrolika.
Kondisi topografi dan geologi/geoteknik
berpengaruh terhadap pemilihan letak pelimpah
dan rencana jalur saluran peluncur , selanjutnya
jenis material dasar sungai - morfologi sungai
berpengaruh terhadap pemilihan jenis peredam
energi, sedangkan hidrologi yang terkait
dengan debit banjir rancangan berpengaruh
terhadap dimensi kebutuhan lebar pelimpah
sedangkan hidrolika yang terkait dengan profil
muka air berpengaruh terhadap perencanaan
bentuk bangunan secara hidrolis dan kebutuhan
dimensi bangunan yang aman terhadap
stabilitas konstruksi.
Q CLH
Q
C
L
H
2.
3
2
Dengan :
=debit (untuk perencanaan digunakan
debit banjir rancangan, m3/det)
=koefisien debit
=lebar efektif ambang pelimpah (m)
=tinggi tekan di atas ambang pelimpah
(m)
Koefisien Debit
Untuk menghitung koefisien debit (C)
digunakan
metode
USBR,
dalam
perhitungan
ini
pengaruh-pengaruh
kedalaman air di dalam saluran pengarah
aliran dan kemiringan lereng hulu bendung
terhadap angka C pada berbagai bangunan
pelimpah dapat dilihat pada Gambar 1 dan
Gambar 2.
K
2,000 1,850
3:1
1,936 1,836
3:2
1,939 1,810
3:3
1,873 1,776
QInflow
Qoutflow
B'
/dt
119.14
152.75
228.90
/dt
117.65
151.79
227.96
m
15.00
15.00
15.00
m
14.31
14.31
14.31
USBR
Hd
m
2.48
2.90
3.71
Cd
/
/dt
2.10
2.15
2.23
.
=
+1
n = 0,80
a = 0,50
Dengan kombinasi angka koefisien a
dan n dari hasil perhitungan diatas kemudian
dilanjutkan
dengan
perhitungan
untuk
menentukan bentuk dasar saluran samping.
Dengan menggunakan rumus diatas
didapat elevasi
asi dasar saluran samping secara
teoritis yang nantinya akan disesuaikan dengan
den
elevasi dasar rencana. Hasil perhitungannya
disajikan pada gambar 4.
Yc = (Q/B)2/g)1/3
= (1,15*(151,79/9)2/9.81)1/3
= 3,22 m
n = 0,014
dan dikontrol menggunakan debit banjir QPMF.
Koondisi muka air pada hulu saluran
transisi digunakan untuk meng
menghitung kondisi
hidrolika pada saluran samping dengan
menggunakan rumus dibawah ini (Novak, 2007
: 211)
Gambar 4 Penyesuaian Slope Dasar Saluran Samping
}
b {
D
D = (
D +
Perhitungan hidrolika
lika saluran transisi
)
Perhitungan profil aliran di saluran sampi
samping
menggunakan persamaan energi dengan rumus
digunakan
debit
kala
u
ulang
Q
sebagai berikut (Sosordarsono, 1977:204) :
1000th dan
2
dikontrol menggunakan debit kala ulang QPMF.
v
(Elevasi dasar ambang hulu) + d e e =
Hasil perhitungan pada saluran transisi dan
2g
saluran samping pada kondisi QPMF disajikan
(Elevasi dasar ambang hilir) +
pada gambar 5.
2
2
2
v
K ve vc
dc c
hm
(2-28)
2g
2g
dengan:
de : kedalaman aliran masuk ke dalam
saluran transisi.
ve : kecepatan aliran masuk ke dalam
Gambar 5 Profil Saluran Samping dan transisi QPMF
saluran transisi.
Terdapat pula beberapa metode yang
dc : ke dalam kritis pada ujung hilir
dianjurkan Balai Keamanan Bendungan (BKB)
saluran transisi.
untuk mendesain pelimpah samping yang
vc : kecepatan aliran kritis pada ujung
efektif yang dituangkan dalam Buku Panduan
hilir saluran transisi.
Perencanaan Bendungan Urugan Volume 4.
K : koeffisian kehilangan tinggi tekanan
Desain Bangunan Pelengkap hal: 21, antara
yang disebabkan oleh perubahan
lain:
penampang lintang saluran transisi
1. Kemiringan dasar untuk saluran samping
(0,1 - 0,2).
dibuat I 1/13 dengan kondisi aliaran pada
hm : kehilangan total tinggi tekanan yang
akhir saluran
an samping sub kritis.
disebabkan oleh gesekan, dan lainlain
lain.
saluran
akhir
ini
dihitung
denganpendekatan
aliran
seragam
(uniform flow).
Berikut adalah perhitungan rating curve
di saluran akhir :
Slope dasar saluran
= 0,002
Koefisiean manning (n)
= 0,025
Lebar saluran
= 12 m
Bentuk saluran = persegi panjang
Hasil perhitungan rating curve dapat
dilihat pada grafik kedalaman aliran
pada gambar 7.
y2 2
Q100
117.65
9.80
18.49
0.53
8.69
75.58
6.26
3.30
3.00
Beda Elv
Kec Akhir
Elv. Y3 Elv. Y2 Y2 dan
Peluncur
Y3 (m)
1498.30 1498.26 -0.04
18.49
4.30
26.916
Q 1000
151.79
12.65
19.26
0.65
8.32
69.23
7.30
3.96
3.00
1498.96 1499.30
0.34
19.55
4.25
31.013
QPMF
227.96
19.00
21.25
0.89
7.70
59.25
9.29
5.32
3.00
1500.32 1501.29
0.98
21.25
4.20
39.029
Debit
Kala ulang
Y1
(m3/dt) (m3/dt/m)
(m/s)
(m)
F1
F1
Y2
Y3
(m)
(m)
(m)
L/y2
(Grafik)
(m)
SF = > 1,2
2. Faktor keamanan konstruksi terhadap geser
(Hardiyatmo 2006 : 396)
.
SF =
Dimana untuk keadaan normal, SF >
1,50 dan untuk keadaan gempa SF
>1,20.
Letak arah resultan gaya horizontal dan gaya
vertikal berpengaruh terhadap kestabilan
bangunan. Bangunan akan stabil apabila
arah resultan gaya terletak di dalam batas
1/6 B ke kanan maupun ke kiri titik tengah
panjang pondasi. Sehingga perlu dihitungan
eksentrisitasnya menggunakan persamaan
sebagai berikut (Sosrodarsono 2000:89) :
2
a. Jika e < B/6, maka:
6.
=
1
<
/
b. Jika B/6 < e < B/3, maka:
=
2.
.
= 3
<
dimana:
= besarnya reaksi daya dukung tanah
(t/m2)
e = eksentrisitas pembebanan
ijin = daya dukung tanah ijin
V = jumlah gaya vertikal (ton)
B = lebar pondasi (m)
L = panjang pondasi = 1 meter
Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Analisa Stabilitas Kondisi-Kondisi Kritis
Gaya-gaya
No
.
1 Ambang Pelimpah
Saluran keadaan banjir QPMF
Momen Momen
Kontrol
Kontrol
Angka keamanan Angka keamanan Eksentri
Teganga Teganga Teganga
Tahan Guling
L/6 Eksentri
Daya
terhadap guling
terhadap geser
sitas
n maks n min
n ijin
Horizon (Mv)
(Mh)
sitas
dukung
Vertikal
tal
ton
ton
ton.m ton.m
SF Guling
SF Geser
e
maks
min
ijin
ton/m2
50.64
2 Dinding Penahan Saluran Samping (Side)
Saluran keadaan kosong gempa
84.33
3 Dinding Penahan Saluran Transisi
Saluran keadaan kosong gempa
41.48
4 Dinding Penahan Saluran Peluncur
Saluran keadaan kosong gempa
22.98
5 Dinding Penahan Peredam Energi
Saluran keadaan kosong gempa
119.64
83.35
429.68
293.96
1.46
aman
1.32
aman
2.46
1.36
NO
34.12
0.00
56.6
OK
53.32
450.35
146.45
3.08
aman
1.27
aman
0.90
1.50
OK
14.97
3.77
44.7
OK
25.27
150.93
47.91
3.15
aman
1.31
aman
0.77
1.08
OK
10.89
1.87
45.8
OK
15.22
60.93
22.72
2.68
aman
1.21
aman
0.59
0.75
OK
9.10
1.11
44.7
OK
75.13
695.57
256.80
2.71
aman
1.27
aman
1.33
1.67
OK
21.53
2.40
44.2
OK
Tekan
A-A
utm
12
200
200
8
12
400
150
B-B
bagi
utm
8
8
400
125
bagi
400
400
utm
13
100
10
150
bagi
300
400
utm
16
150
12
175
bagi
150
400
utm
13
175
10
200
bagi
400
400
100
C-C
D-D
E-E
counterffort
A-A
13
100
sambungan A-A
B-B
300
sambungan B-B
10
150
sambungan C-C
D-D
D
D
12
10
100
400
utm
bagi
utm
- 150
- 150
- 75
2D
22
8
22
bagi
12
50
C-C
utm
bagi
2D
D
22
12
D-D
utm
bagi
2D
D
E-E
utm
bagi
B-B
Tekan
D
D
12
8
22
100
200
75
12
100
- 150
- 120
D
D
19
10
100
160
22
12
75
60
D
D
19
10
50
80
16
8
- 100
- 125
13
8
125
300
4. KESIMPULAN
5. Sosrodarsono,
S.
dab
Kazuto
Nakazawa. 2000. Mekanika Tanah
dan Teknik Pondasi. Jakarta : Pradnya
Paramitha.
6. Sosrodarsono, Suyono, & Takeda,
Kensaku. 1977. Bendungan Type
Urugan. Jakarta: Pradnya Paramita.
7. Vis, W.C. dan Gideon H. Kusuma.
1993.
Dasar-dasar
Perencanaan
Beton Bertulang. Jakarta : Erlangga.