1. Ahmad Samsudin
2. Aisyah Nur Rohmah
3. Dudi Abdu Rasyid
4. Ginanjar
5. Intan Dwi
6. Ricky
A. Aplikasi Statistik Bose-Einstein
1.1. Kondensasi Bose-Einstein
Gambar 1.1 Salah satu hasil pengukuran yang membuktikan fenomena kondensasi Bose-Einstein
Kita kembali melihat bentuk fungsi distribusi Bose-Einstein. Jumlah sistem yang
menempati keadaan dengan energi
(
Tampak jelas dari ungkapan di atas bahwa pada suhu yang sangat rendah, sistem-sistem
akan terkonsentrasi di keadaan-keadaan dengan energi sangat rendah. Jika
maka
jumlah sistem yang menempati tingkat energi paling rendah, tingkat energi kedua, ketiga
dan seterusnya makin dominan. Jumlah sistem yang menempati keadaan 0keadaan
dengan nilai energi tinggi makin dapat diabaikan. Hampir semua sistem akan berada
pada tingkat energi terendah jika suhu didinginkan hingga dalam orde
. Gambar
di atas memperlihatkan evolusi populasi boson pada tingkat energi terendah (bagian
rendah
Namun ada fenomena yang menarik di sini. Ternyata untuk boson, keadaan dengan
energi terendah dapat ditempati oleh sistem dalam jumlah yang sangat besar pada suhu
yang jauh lebih tinggi dari
suhu terendah untuk mendapatkan sistem dalam jumlah yang sangat besar pada tingkat
energi terendah. Pada beberapa material, seperti helium, jumlah sistem yang sangat besar
pada tingkat energi terendah dapat diamati pada suhu setinggi
kondensasi boson pada suhu yang jauh lebih tinggi dari prediksi klasik. Fenomena ini
dikenal dengan kondensai Bose-Einstein.
1.1.1. Kebergantungan Potensial Kimia pada Suhu
Mari kita tengok kembali fungsi distribusi Bose-Einstein. Untuk mudahnya kita
gunakan skala energi sehingga tingkat terendah memiliki energi
Populasi
keadaan dengan tingkat energi sembarang diberikan oleh persamaan (1.53). Jumlah
) adalah
Dengan demikian, jumlah populasi pada tingkat ini memiliki orde kira-kira sama
dengan jumlah total sistem, atau
(
)
) maka ketika
penyebut pada
*
- tidak
- akan menuju
akan berlaku
, -
Atau
Hubungan pada persamaan (1.57) menyatakan bahwa pada suhu T menuju 0 maka
berharga negatif dan merupakan fungsi linear dari suhu. Sebagai ilustrasi, pada
T=1 K dan N=
maka
kecil. Bahkan nilai ini jauh lebih kecil daipada jarak antar dua tingkat energi terdekat
dalam assembli atom helium di alam kubus dengan sisi 1 cm. Kebergantungan
pada suhu itulah yang menyebabkan peristiwa kondensasi Bose-Einstein.
Agar lebih memahami fenomena kondensasi Bose-Einstein, perhatikan sistemsistem yang berada dalam kubus dengan sisi L. Tingkat-tingkat energi yang dimiliki
assembli memenuhi
(
. / (
, yaitu
. / (
. / (
. /
) dalam kubus
.
Apabila kita prediksi populasi sistem pada tingkat energi eksitasi pertama dan
tingkat energi terendah dengan menggunakan statistik Maxwell-Boltzman adalah
(
Pada suhu
maka
(
pertama memiliki populasi yang hampir sama. Namun, dengan statistik BoseEinstein didapatkan hasil yang sangat berbeda. Dnegan asumsi N=
dan suhu
Jumlah populasi yang menempati tingkat energi eksitasi pertama (tepat di atas
tingkat energi paling rendah) adalah
(
Karena
)
. Lebih lanjut, mengingat | |
maka
maka
. Dengan demikian
(
)
(
Dengan demikian, fraksi sistem pada tingkat energi eksitasi pertama adalah
(
Tampak bahwa fraksi sistem pada tingkat energi eksitasi pertama amat kecil. Ini
berarti bahwa sebagian besar sistem berada pada tingkat energi terendah.
1.1.2. Suhu Kondensasi Einstein
Kerapatan keadaan kuantum untuk sistem dengan spin nol dapat ditulis dengan
( )
Pada suhu T menuju 0 sebagian sistem menempati tingkat energi terendah dengan
jumlah yang sangat signifikan. Jumlah total sistem dalam assembli dapat ditulis
(
( )
( )
( ) (
( )
( )
Dengan
( ) (
( )
( )
( )
Akhirnya didapatkan
( )
Dengan
(
)
)
dinamakan konsentrasi kuantum.
sistem pada keadaan terkesitasi persis sama dengan jumlah total sistem. Jadi pada
T=
terpenuhi
Yang memberikan
(
Gambar 1.2 Fraksi superfluida (sistem yang menempati keadaan dasar) dan fluida normal (sistem yang
menempati keadaan eksitasi) dalam assembli boson sebagai fungsi suhu ketika suhu berada di bawah suhu
kondensasi Bose-Einstein.
Pada sembarang suhu yang mendekati nol derajat, fraksi jumlah sistem pada keadaan
tereksitasi adalah
( )
Berarti pula bahwa fraksi jumlah sistem pada keadaan paling rendah adalah
( )
( )
Gambar 1.11 adalah fraksi boson yang mempunyai keadaan energi terendah
yang menempati keadaan terkesitasi
dan boson
membentuk fase yang dinamakan superfluida dan boson yang menempati keadaan tereksitasi
dinamakan fluida normal. Superfluida hanya dijumpai ketika suhu
hidup dan arus akan mengalir dari source menuju drain, kebalikannya jika tegangan pada
gate dimatikan, maka transistor akan mati sehingga tidak ada arus yang mengalir dari source
ke drain.
dimana
: Banyaknya keadaan-keadaan mikro yang mungkin terjadi pada keadaan makro k
: bilangan okupasi
: keadaan makro pada tingkat energi ke-j
Fermi Dirac menurunkan persamaan fungsi distribusi jumlah bilangan okupasi rata-rata
untuk setiap keadaan pada tingkat energi ke j sebagai:
dimana
: Jumlah partikel rata-rata untuk setiap keadaan makro pada tingkat energi ke j
: Harga kuantum energi pada tingkat keadaan ke j
: potensial kimia perpartikel
: konstanta Boltzman = 1,38 10-23 J/K
: Temperatur sistem
Partikel yang memenuhi fungsi distribusi Fermi Dirac digolongkan sebagai fermion, dan
yang tergolong sebagai fermion (partikel dengan spin kelipatan ganjil dari ) adalah
elektron, proton, dan inti atom dengan jumlah nukleon ganjil.
2.1.1. Fungsi Distribusi Fermi Dirac dan Level Fermi
Pita konduksi adalah bagian dari semikonduktor yang terisi disediakan oleh level
energi yang kosong. Ketika mengjitung jumlah elektron yang akan mengisi level
tersebut dan dihitung dalam n, berkontribusi pada konduktivitas, kita mengacu pada
dua faktor:
Berapa jumlah energi level yang ada dalam memberi range energi, dalam
kasus kita yaitu pita konduksi
{(
) (
)}
), dan T adalah
((
) (
))
( )