Oleh
Asep Bayu1)
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Mangrove adalah sebutan untuk tanaman yang hidup di daerah pasang surut ekstrim,
hembusan angin kencang, kondisi tanah berlumpur dan anerobik, salinitas tinggi serta
temperatur tinggi (KATHIRESAN, 2001). Hutan mangrove dikenal juga dengan hutan pasang
surut, coastal woodland, vloedbosschen, atau juga hutan payau. Oleh karena tanaman
mangrove hidup ditempat dengan kadar garam yang tinggi, tanaman mangrove juga biasa
Selama ini hutan mangrove dipandang hanya memiliki fungsi fisika, ekologis dan
sosial. Fungsi fisika dari mangrove antara lain sebagai penahan abrasi, penahan intrusi air
laut, penahan gelombang air laut dan angin. Secara ekologis mangrove berfungsi sebagai
tempat pemijahan biota-biota laut yaitu ikan dan udang. Sedangkan dari segi sosial, mangrove
dimanfaatkan oleh penduduk pesisir sebagai tempat mencari ikan dan udang, penghasil kayu,
1)
Bidang Sumberdaya Laut, Pusat Penelitian Oseanografi – LIPI, Jakarta
1
tidak memberikan nilai ekonomi yang cukup signifikan terhadap pendapatan suatu daerah.
Oleh karena itu, umumnya mangrove dipandang sebelah mata dan selalu dialih fungsikan.
metabolit sekunder. Senyawa metabolit sekunder yang dapat terkandung antara lain fraksi
AGORAMOORTHY et al. 2008). Selain itu, daun dan akar tanaman mangrove juga
al. 2008). Senyawaan tersebut selain dipergunakan sebagai chemical defence bagi dirinya,
juga dilaporkan memiliki aktivitas farmakologis. Tulisan ini mencoba mengungkap potensi
sumberdaya hutan mangrove Indonesia sebagai salah satu sumber produk alam laut untuk
bidang obat-obatan.
MANFAAT MANGROVE
Mangrove secara tradisional telah dimanfaatkan sejak lama untuk keperluan manusia.
Pemanfaatan secara tradisional dari mangrove antara lain sebagai sumber bahan makanan,
kerajinan tangan, penghasil kayu untuk bahan bangunan dan kayu bakar, serta sebagai obat-
obatan. Beberapa tanaman mangrove yang telah dipergunakan sebagai obat-obatan (Tabel 1).
2
Antifertilitas, penyakit kulit, tumor,
borok (resin).
Acrostichum Piai raya, Mengobati bengkak dan luka (akar
aureum mangrove varen, rimpang), obat radang sipilis (daun
hata diuk, paku muda berspora dicampur akar).
cai, kala keok,
wikakas krakas,
wrekas, paku laut
Avicennia Api-api, mangi- Mangrove sejati Rematik, cacar, borok (batang); obat
alba mangi putih, sakit gigi dan kontrasepsi (getah
boak, koak, sia- kulit batang); anti tumor (minyak
sia biji); obat bisul (biji); sariawan,
kontrasepsi dan perawatan gigi
(buah);
Avicennia Api-api, mangi- Mangrove sejati Aphrodiasiac, diuretic, hepatitis
marina mangi putih, (buah), leprosy (kulit batang), anti
boak, koak, sia- malaria dan sitotoksik
sia
Avicennia Api-api, mangi- Mangrove sejati Hepatitis (buah, daun dan akar).
offinalis mangi putih, Antitumor (kulit batang)
boak, koak, sia-
sia
Bruguiera Bakau putih, Mangrove sejati Obat sakit mata (buah).
cylindrical burus, lindur,
tanjang sukim,
tanjang
Bruguiera Baco-baco Mangrove sejati Menahan pendarahan (kulit batang).
exaristata
Bruguiera Bakau daun besar, Mangrove sejati Infeksi telinga (bunga),
gymnorrhiza Bakau oranye, mengawetkan ikan
kandeka, lindur,
pertut, putut, sala-
sala, taheup,
tenggel, tomo,
tongke, tumu
Bruguiera Bakau tampusing, Mangrove sejati Senyawa alkaloidnya berkhasiat
sexangula bakau cina, sebagai tonikum
busing, busung,
lindur, mata
buaya
Cerbera Bintaro, badak, Obat gatal, rematik, pilek (minyak
manghas gara, kenyeri biji dan daun muda); insektisida
putih, kadong, (minyak biji); obat pencahar (kulit
koyandan, kayu dan daun)
mangga brabu,
waba, jabal,
kenyen putih, bilu
tasi
3
Ceriops tagal Soga tingi, kertau Mangrove Penawar racun sengatan ubur-ubur
asosiasi (daun), kandungan tanin sebagai
obat bisul
Excocearia Buta-buta, Obat sakit gigi dan bengkak (akar);
agallocha madengan, kayu racun ikan (getah pohon); obat kulit
wuta, sambuta, (cairan kayu)
kalapintang,
matahuli,
makasuta, goro-
goro raci,
kalibuda, warejit,
bebutah
Hisbiscus kioko, siron, baru, Mangrove Anti fertilitas, obat asma, diabetes,
tiliaceus buluh, bou, tobe asosiasi penawaar racun ular (buah).
waru laut, waru
lot, waru, wande
Ipomoea pes- Katang-katang, Mangrove Obat asma, diabetes, kusta, rematik,
capre tapak kuda, asosiasi dipatuk ular (daun, buah).
Lumnitzera Api-api jambu, Mangrove sejati Obat demam (daun, akar); borok
racemosa api-api balah, (daun); rematik, kudis (daun, tunas);
duduk laki-laki,
duduk, adu-adu,
teruntum
Nypa Nipah, bhunjok, Mangrove minor Obat sinusitis (kulit batang, batang).
fructicans buyuk, lipa, daon
(Sunda)
Pluchea Beluntas, luntas Mangrove sejati Anti muntah, antiseptik, Obat diare,
indica (Jawa), lamutasa haemostatic (kulit batang); hepatitis
(Makassar) (kulit batang, bunga, buah, daun);
menghentikan perdarahan, typhoid
(kulit batang)
Rhizophora Bakau Mangrove sejati Obat beri-beri,febrifuge, haematoma
apiculata (kulit batang); hepatitis (kulit
batang, bunga, daun, akar); borok
(kulit batang).
Rhizophora Bakau Mangrove sejati Bengkak dan keseleo (buah)
mucronata
Sonneratia Prapat, padada, Mangrove sejati Obat butik, pelembab, anti UV (air
alba bogem, prepat buah)
Xylocarpus Nyiri, ngiri abang Obat diare, disentri, luka bakar dan
granatum tonikum (minyak biji), obat mag
dan X. (buah segar dan kulit); obat malaria
Moluccensis (kulit kayu)
4
KANDUNGAN METABOLIT SEKUNDER BEBERAPA MANGROVE
metabolit sekunder yang beragam. Metabolit sekunder yang dapat terkandung pada tanaman
mangrove adalah fraksi senyawa lipid taktersabunkan (nonsaponifiable lipid (NSL)) yaitu
triterpenoid, alkaloid, saponin, alkana, alkohol rantai panjang dan fitosterol (BASYUNI,
2008; AGORAMOORTHY et al. 2008). Beberapa tanaman mangrove juga dapat menjadi
penghasil karbohidrat, o-metil-inositol, gula, iridoid glikosida, asam amino bebas, feromon,
gibberellin, forbol ester, heterosiklik oksigen, senyawa sulfur, lemak, asam lemak bebas
PURNOBASUKI, 2004). Selain itu, daun dan akar tanaman mangrove juga mengandung
2008; BANDARANAYAKE, 2002; BANERJEE et al. 2008). Berikut ini beberapa golongan
senyawa metabolit sekunder yang telah dilaporkan memiliki aktivitas farmakologis dan
2004).
1. Triterpenoid
Triterpenoid merupakan golongan senyawa penyusun utama fraksi NSL yang dapat
ditemukan pada hampir semua jenis tanaman mangrove. Senyawa triterpenoid dapat
aktivitas antiradang, antikarsinogenik dan anti serangga. Senyawa α-amyrin dan β-amyrin
dilaporkan memiliki aktivitas anti radang dan antihepatoprotective. Lupeol memilliki aktivitas
5
antiradang dan antikarsinogenik. Senyawa triterpenoid dari Rhizopora mangle telah dalam
HO HO HO
HO
Gambar 1. Beberapa senyawa triterpenoid yang terkandung dalam daun dan akar mangrove
(BASYUNI, 2008)
2. Alkaloid
Senyawa golongan alkaloid yang diperoleh dari tanaman mangrove pada umumnya
bersifat neurotoxin. Senyawa brugine yang diperoleh dari ekstrak Bruguiera sexangula dan
melawan sel tumor Sarcoma 180 dan Lewis Lung Carcinoma (MILES, 1999;
mangrove B. conjugata dan melaporkan senyawaan tersebut memiliki aktivitas antibakteri dan
(BANDARANAYAKE, 2002).
6
H
H S
N OH
H
S NH H H S
S
S
O N
S
O O C H3
H OH
O H
Gambar 2. Beberapa senyawa lead compounds golongan alkaloid dari tanaman mangrove
(MILES 1999)
3. Flavonoid
Senyawa golongan flavonoid dan turunan flavonol lain yang diperoleh dapat berperan
sebagai antioksidan dengan menghambat peroksidasi dari lipid dan berpotensi menginaktifkan
oksigen triplet. Senyawa-senyawa flavonoid sulfat dapat diperoleh dari ekstrak tanaman
Armeria maritima, Halophila ovalis, Limonium vulgare, Nypa frutican, Suaeda maritima,
4. Saponin
Saponin dapat diperoleh dari ekstrak Aegiceras majus, Derris trifoliata, D. Elliptica,
dan D. Urucu. Senyawa golongan saponin memiliki karakteristik aktivitas biologis yang
sangat luas antara lain antimikroba, antiradang, antibiotik, obat hemolitik, hipoglikemi, dan
saponin triterpenoid dari ekstrak Acanthus illicifolius menunjukkan aktivitas anti leukemia,
paralysis, asma, rematik serta anti peradangan. MAHATO et al. (1988) menemukan bahwa
2004). Salah satu tumbuhan mangrove penghasil saponin steroid dan sapogenin adalah
7
H
CH3
O H
CH3
H CH3
O
CH3 H
COOH
O O
H
H
OH H H
O
HO H O H OH
OH H
(BANDARANAYAKE, 2002)
5. Marin toxin
Marin toxin dapat dihasilkan dari beberapa ekstrak tanaman mangrove. Rotenone,
salah satu senyawa isoflavonoid yang diperoleh dari ekstrak Derris sp., Lonchocarpus sp.,
dan Tephrosia sp. bersifat toksin terhadap ikan dan dapat dipergunakan sebagai insektisida
alami (MILES, 1999). Mangrove jenis Excoecaria agallocha menghasilkan senyawa yang
dapat membutakan mata dan dapat menyebabkan tumor yaitu excoecarin dan excoecariatoxin.
O OH
O HO
R O
H
O H O O
H
H HO O O
H3CO O
HO
O C H 2O H
H3CO O HO
Gambar 4. Beberapa senyawa toxin yang dapat diperoleh dari mangrove (MILES, 1999;
BANDARANAYAKE, 2002)
8
6. Asam-asam amino
Beberapa asam amino juga dapat diperoleh dari beberapa tanaman mangrove.
Armeria maritima merupakan penghasil asam amino proline dan senyawa nitrogen kuartener
glisin betaine (BANDARANAYAKE, 2002). Asam amino glisin, betaine, asparagine dapat
diperoleh dari ekstrak Avicennia marina, sedangkan senyawa nukleotida purin dapat
7. Mineral
Akar dan daun tanaman mangrove diketahui kaya akan kandungan mineral. Mineral
yang dapat diperoleh antara lain Na+, K+, Ca++, Mg++ (MILES 1999, BANDARANAYAKE
2002). Umumnya mineral tersebut terjadi akibat proses biologis sel-sel dalam menjaga
tekanan di dalam sel akibat tingkat salinitas yang tinggi. Jenis dan kandungan mineral yang
ada tergantung dari jenis mangrove dan tempat hidupnya. Bila tempat habitat dari mangrove
tersebut terpolusi logam berat, maka logam tersebut dapat terakumulasi pada beberapa bagian
tanaman mangrove, khususnya bagian akar akibat proses tekanan osmotik dari sel-sel akar.
satu negara yang memiliki hutan mangrove terluas di dunia. Luas hutan mangrove di
Indonesia mencapai 25% dari total 18 juta hektare mangrove di dunia (SAMUDRA, 2008).
Pada tahun ini, luas hutan mangrove di Indonesia menyusut menjadi 1,9 juta hektare
(DAMANIK, 2008). Namun demikian, keragaman jenis tanaman hutan mangrove Indonesia
9
cukup tinggi yaitu sekitar 89 jenis, yang terdiri atas 35 jenis pohon, 5 jenis terna, 9 jenis
perdu, 9 jenis liana, 29 jenis epifit dan 2 jenis parasit (SUKARDJO, 1984).
Hutan mangrove Indonesia dengan keragaman jenis tanaman mangrove yang ada di
pemanfaatan hutan mangrove sebagai salah satu sumber produk alam laut. Dapat menjadi
keuntungan dikarenakan keragaman hayati (biodiversity) hutan mangrove yang tinggi, akan
memberikan keragaman senyawa metabolit sekunder (biochemical diversity) yang tinggi pula.
Hal ini disebabkan masing-masing jenis tanaman mangrove memiliki proses biosintesis yang
berbeda sehingga menghasilkan senyawaan yang berbeda pula baik dari sifat fisika maupun
kimia. Merupakan suatu tantangan dikarenakan masih minimnya informasi hasil kegiatan
eksplorasi tanaman mangrove Indonesia sebagai salah satu sumber marine natural products.
Padahal secara tradisional, masyarakat telah mempergunakan sejak lama beberapa ekstrak
Pada umumnya keberadaan hutan mangrove dipandang sebelah mata karena tidak
dianggap memberikan nilai keuntungan ekonomi yang signifikan terhadap pendapatan suatu
hutan mangrove sehingga hutan mangrove selalu dialih fungsikan menjadi tempat-tempat
yang dianggap lebih produktif secara ekonomi. Untuk itu, agar keberadaan hutan mangrove
tetap terjaga, harus dapat pula dipertimbangkan alasan mengenai aspek ekonomi lain yang
Pemanfaatan hutan mangrove sebagai salah satu sumber marine natural products,
merupakan salah satu strategi untuk memberikan nilai tambah pada keberadaan hutan
mangrove sehingga tidak lagi dipandang sebelah mata. Luaran berupa senyawa lead
compounds yang dapat dipergunakan dalam bidang obat-obatan dengan nilai komersil yang
10
tinggi, merupakan alasan pendukung yang kuat untuk mempertahankan eksistensi keberadaan
hutan mangrove. Hutan mangrove tidak lagi dianggap hanya berperan secara ekologis saja,
DAFTAR PUSTAKA
1-45
DAMANIK, M. 2008. Rehabilitasi hutan mangrove masih sebatas jargon. Samudra. IV (65) :
14-15
KATO, A. and Y. HASHIMOTO. 1980. Biologically active 1,2 dithiolane derivatives from
mangrove plants and related compounds. In: Doriana, C. (ed.), Natural Sulfur
11
Compounds (Proceedings of 3rd International Meeting), Plenum, New York, pp.
361–374.
KOKPOL, U., V. CHITTAWONG, and D.H. MILES. 1984. Chemical constituents of the
http://www.iupac.org/symposia/proceedings/phuket97/miles.html
SAMUDRA. 2008. Tanjung Api-Api hapuskan sabuk pengaman. Samudra. IV (65) : 10-12
PURNOBASUKI, H. 2004. Potensi mangrove sebagai tanaman obat. Biota IX (2) : 125-126
PURNOMO, L. 2006. Manfaat beberapa jenis tumbuhan mangrove sebagai bahan obat
12
ABSTRAK
Mangrove merupakan tanaman halofit yang dapat hidup pada lahan dengan kondisi salinitas
tinggi, pasang-surut yang ekstrim, hembusan angin kencang, temperatur tinggi, berlumpur,
serta kondisi tanah yang anaerobik. Kondisi lingkungan yang ekstrim tersebut,
yang dipergunakan sebagai chemical defense agar tetap hidup. Senyawa metabolit yang dapat
terkandung antara lain senyawa alkaloid, triterpenoid, saponin, dan fitosterol serta senyawa
polifenol. Beberapa tahun belakangan ini, metabolit tersebut diketahui memiliki aktivitas
biologis dan farmakologis yang luas yang dan digunakan dalam bidang obat-obatan.
13