Anda di halaman 1dari 13

Oseana, Volume XXXIV, Nomor 2, Tahun 2009: 15-23 ISSN 0216-1877

HUTAN MANGROVE SEBAGAI SALAH SATU SUMBER


PRODUK ALAM LAUT

Oleh

Asep Bayu1)

ABSTRACT

MANGROVES AS A SOURCE OF MARINE NATURAL PRODUCTS. Mangroves are


halophyte plants, they exist in conditions of high salinity, extreme tides, strong winds, high
temperature, muddy and anaerobic soils. This extreme conditions enable mangroves to yield
secondary metabolites as chemical defense for their lives. The secondary metabolites be
consisted in mangroves are alkaloid, triterpenoid, saponin, fitosterol and poliphenol. In
recent years, this metabolites knowns having broadly biological and pharmacological
activities that can be used for medicine.

PENDAHULUAN

Mangrove adalah sebutan untuk tanaman yang hidup di daerah pasang surut ekstrim,

hembusan angin kencang, kondisi tanah berlumpur dan anerobik, salinitas tinggi serta

temperatur tinggi (KATHIRESAN, 2001). Hutan mangrove dikenal juga dengan hutan pasang

surut, coastal woodland, vloedbosschen, atau juga hutan payau. Oleh karena tanaman

mangrove hidup ditempat dengan kadar garam yang tinggi, tanaman mangrove juga biasa

disebut sebagai tanaman halofit.

Selama ini hutan mangrove dipandang hanya memiliki fungsi fisika, ekologis dan

sosial. Fungsi fisika dari mangrove antara lain sebagai penahan abrasi, penahan intrusi air

laut, penahan gelombang air laut dan angin. Secara ekologis mangrove berfungsi sebagai

tempat pemijahan biota-biota laut yaitu ikan dan udang. Sedangkan dari segi sosial, mangrove

dimanfaatkan oleh penduduk pesisir sebagai tempat mencari ikan dan udang, penghasil kayu,

arang serta tiang pancang (DAMANIK, 2008). Namun, pemanfaatan-pemanfaatan tersebut

1)
Bidang Sumberdaya Laut, Pusat Penelitian Oseanografi – LIPI, Jakarta

1
tidak memberikan nilai ekonomi yang cukup signifikan terhadap pendapatan suatu daerah.

Oleh karena itu, umumnya mangrove dipandang sebelah mata dan selalu dialih fungsikan.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa mangrove kaya akan kandungan senyawa

metabolit sekunder. Senyawa metabolit sekunder yang dapat terkandung antara lain fraksi

senyawa lipid taktersabunkan (nonsaponifiable lipid (NSL)) yaitu alkaloid, terpenoid,

saponin, alkana, alkohol rantai panjang dan fitosterol (BASYUNI, 2008;

AGORAMOORTHY et al. 2008). Selain itu, daun dan akar tanaman mangrove juga

mengandung senyawa-senyawa polifenol (AGORAMOORTHY et al. 2008, BANERJEE et

al. 2008). Senyawaan tersebut selain dipergunakan sebagai chemical defence bagi dirinya,

juga dilaporkan memiliki aktivitas farmakologis. Tulisan ini mencoba mengungkap potensi

sumberdaya hutan mangrove Indonesia sebagai salah satu sumber produk alam laut untuk

bidang obat-obatan.

MANFAAT MANGROVE

Mangrove secara tradisional telah dimanfaatkan sejak lama untuk keperluan manusia.

Pemanfaatan secara tradisional dari mangrove antara lain sebagai sumber bahan makanan,

kerajinan tangan, penghasil kayu untuk bahan bangunan dan kayu bakar, serta sebagai obat-

obatan. Beberapa tanaman mangrove yang telah dipergunakan sebagai obat-obatan (Tabel 1).

Tabel 1. Beberapa tanaman mangrove yang telah digunakan sebagai obat-obatan


(SUKARDJO, 1984; MILES 1999; BANDARANAYAKE, 2002;
PURNOBASUKI, 2004; PURNOMO, L. 2006)
Nama Latin Nama Lokal Jenis Mangrove Khasiat
Acanthus Jeruju hitam, Mangrove sejati Aphrodisiac (perangsang libido),
ilicifolius daruyu, darulu obat asma, (buah); diabetes,
diuretic, hepatitis, leprosy (buah,
daun dan akar); neuralgia, , cacing
gelang, rematik, penyakit kulit, sakit
perut (kulit batang, buah dan daun).

2
Antifertilitas, penyakit kulit, tumor,
borok (resin).
Acrostichum Piai raya, Mengobati bengkak dan luka (akar
aureum mangrove varen, rimpang), obat radang sipilis (daun
hata diuk, paku muda berspora dicampur akar).
cai, kala keok,
wikakas krakas,
wrekas, paku laut
Avicennia Api-api, mangi- Mangrove sejati Rematik, cacar, borok (batang); obat
alba mangi putih, sakit gigi dan kontrasepsi (getah
boak, koak, sia- kulit batang); anti tumor (minyak
sia biji); obat bisul (biji); sariawan,
kontrasepsi dan perawatan gigi
(buah);
Avicennia Api-api, mangi- Mangrove sejati Aphrodiasiac, diuretic, hepatitis
marina mangi putih, (buah), leprosy (kulit batang), anti
boak, koak, sia- malaria dan sitotoksik
sia
Avicennia Api-api, mangi- Mangrove sejati Hepatitis (buah, daun dan akar).
offinalis mangi putih, Antitumor (kulit batang)
boak, koak, sia-
sia
Bruguiera Bakau putih, Mangrove sejati Obat sakit mata (buah).
cylindrical burus, lindur,
tanjang sukim,
tanjang
Bruguiera Baco-baco Mangrove sejati Menahan pendarahan (kulit batang).
exaristata
Bruguiera Bakau daun besar, Mangrove sejati Infeksi telinga (bunga),
gymnorrhiza Bakau oranye, mengawetkan ikan
kandeka, lindur,
pertut, putut, sala-
sala, taheup,
tenggel, tomo,
tongke, tumu
Bruguiera Bakau tampusing, Mangrove sejati Senyawa alkaloidnya berkhasiat
sexangula bakau cina, sebagai tonikum
busing, busung,
lindur, mata
buaya
Cerbera Bintaro, badak, Obat gatal, rematik, pilek (minyak
manghas gara, kenyeri biji dan daun muda); insektisida
putih, kadong, (minyak biji); obat pencahar (kulit
koyandan, kayu dan daun)
mangga brabu,
waba, jabal,
kenyen putih, bilu
tasi

3
Ceriops tagal Soga tingi, kertau Mangrove Penawar racun sengatan ubur-ubur
asosiasi (daun), kandungan tanin sebagai
obat bisul
Excocearia Buta-buta, Obat sakit gigi dan bengkak (akar);
agallocha madengan, kayu racun ikan (getah pohon); obat kulit
wuta, sambuta, (cairan kayu)
kalapintang,
matahuli,
makasuta, goro-
goro raci,
kalibuda, warejit,
bebutah
Hisbiscus kioko, siron, baru, Mangrove Anti fertilitas, obat asma, diabetes,
tiliaceus buluh, bou, tobe asosiasi penawaar racun ular (buah).
waru laut, waru
lot, waru, wande
Ipomoea pes- Katang-katang, Mangrove Obat asma, diabetes, kusta, rematik,
capre tapak kuda, asosiasi dipatuk ular (daun, buah).
Lumnitzera Api-api jambu, Mangrove sejati Obat demam (daun, akar); borok
racemosa api-api balah, (daun); rematik, kudis (daun, tunas);
duduk laki-laki,
duduk, adu-adu,
teruntum
Nypa Nipah, bhunjok, Mangrove minor Obat sinusitis (kulit batang, batang).
fructicans buyuk, lipa, daon
(Sunda)
Pluchea Beluntas, luntas Mangrove sejati Anti muntah, antiseptik, Obat diare,
indica (Jawa), lamutasa haemostatic (kulit batang); hepatitis
(Makassar) (kulit batang, bunga, buah, daun);
menghentikan perdarahan, typhoid
(kulit batang)
Rhizophora Bakau Mangrove sejati Obat beri-beri,febrifuge, haematoma
apiculata (kulit batang); hepatitis (kulit
batang, bunga, daun, akar); borok
(kulit batang).
Rhizophora Bakau Mangrove sejati Bengkak dan keseleo (buah)
mucronata
Sonneratia Prapat, padada, Mangrove sejati Obat butik, pelembab, anti UV (air
alba bogem, prepat buah)
Xylocarpus Nyiri, ngiri abang Obat diare, disentri, luka bakar dan
granatum tonikum (minyak biji), obat mag
dan X. (buah segar dan kulit); obat malaria
Moluccensis (kulit kayu)

4
KANDUNGAN METABOLIT SEKUNDER BEBERAPA MANGROVE

Mangrove secara biokimiawi merupakan tanaman yang unik karena kandungan

metabolit sekunder yang beragam. Metabolit sekunder yang dapat terkandung pada tanaman

mangrove adalah fraksi senyawa lipid taktersabunkan (nonsaponifiable lipid (NSL)) yaitu

triterpenoid, alkaloid, saponin, alkana, alkohol rantai panjang dan fitosterol (BASYUNI,

2008; AGORAMOORTHY et al. 2008). Beberapa tanaman mangrove juga dapat menjadi

penghasil karbohidrat, o-metil-inositol, gula, iridoid glikosida, asam amino bebas, feromon,

gibberellin, forbol ester, heterosiklik oksigen, senyawa sulfur, lemak, asam lemak bebas

termasuk PUFA (asam lemak tak jenuh ganda) (BANDARANAYAKE, 2002;

PURNOBASUKI, 2004). Selain itu, daun dan akar tanaman mangrove juga mengandung

senyawa-senyawa polifenol, mineral, vitamin dan asam amino (AGORAMOORTHY et al.,

2008; BANDARANAYAKE, 2002; BANERJEE et al. 2008). Berikut ini beberapa golongan

senyawa metabolit sekunder yang telah dilaporkan memiliki aktivitas farmakologis dan

merupakan salah satu lead compounds (BANDARANAYAKE, 2002; PURNOBASUKI,

2004).

1. Triterpenoid

Triterpenoid merupakan golongan senyawa penyusun utama fraksi NSL yang dapat

ditemukan pada hampir semua jenis tanaman mangrove. Senyawa triterpenoid dapat

mengandung yaitu lupane (lupeol, lupenone, betulin); oleanane (β-amyrin, germanicol,

taraxerol); ursane (α-amyrin, ursa-9(11),12-dien-3-ol) (BASYUNI, 2008). Taraxerol memiliki

aktivitas antiradang, antikarsinogenik dan anti serangga. Senyawa α-amyrin dan β-amyrin

dilaporkan memiliki aktivitas anti radang dan antihepatoprotective. Lupeol memilliki aktivitas

antiradang dan antihypercholesterolemia, sedangkan germanicol memiliki aktivitas

5
antiradang dan antikarsinogenik. Senyawa triterpenoid dari Rhizopora mangle telah dalam

fase uji klinis sebagai pengontrol diabetes (BANDARANAYAKE, 2002).

HO HO HO
HO

β-amyrin α-amyrin Taraxerol Germanicol

Gambar 1. Beberapa senyawa triterpenoid yang terkandung dalam daun dan akar mangrove

(BASYUNI, 2008)

2. Alkaloid

Senyawa golongan alkaloid yang diperoleh dari tanaman mangrove pada umumnya

bersifat neurotoxin. Senyawa brugine yang diperoleh dari ekstrak Bruguiera sexangula dan

senyawa benzoxazolin-2-on dari ekstrak Acanthus illicifolius keduanya dilaporkan aktif

melawan sel tumor Sarcoma 180 dan Lewis Lung Carcinoma (MILES, 1999;

BANDARANAYAKE, 2002). KATO et al. (1980) mengidentifikasi senyawa 1,2-dithiolane

lainnya yaitu brugierol, isobrugierol, dan 4-hidroksi-1, 2-dithiolana-1-oksida, dari spesies

mangrove B. conjugata dan melaporkan senyawaan tersebut memiliki aktivitas antibakteri dan

antiserangga. Fagaronine (2-hidroksi-3,8,9-trimetoksi-5-metilbenzo(c)phenanthridin) yang

diekstraksi dari tanaman Fagara zanthoxyloides memiliki aktivitas antileukimia

(BANDARANAYAKE, 2002).

6
H

H S
N OH
H
S NH H H S
S
S
O N
S
O O C H3
H OH
O H

brugine benzoxazolin-2-on fagaronine

Gambar 2. Beberapa senyawa lead compounds golongan alkaloid dari tanaman mangrove

(MILES 1999)

3. Flavonoid

Senyawa golongan flavonoid dan turunan flavonol lain yang diperoleh dapat berperan

sebagai antioksidan dengan menghambat peroksidasi dari lipid dan berpotensi menginaktifkan

oksigen triplet. Senyawa-senyawa flavonoid sulfat dapat diperoleh dari ekstrak tanaman

Armeria maritima, Halophila ovalis, Limonium vulgare, Nypa frutican, Suaeda maritima,

Atriplex sp., Frankenia sp., dan Tamarix sp. (BANDARANAYAKE, 2002).

4. Saponin

Saponin dapat diperoleh dari ekstrak Aegiceras majus, Derris trifoliata, D. Elliptica,

dan D. Urucu. Senyawa golongan saponin memiliki karakteristik aktivitas biologis yang

sangat luas antara lain antimikroba, antiradang, antibiotik, obat hemolitik, hipoglikemi, dan

sitotoksik (MILES, 1999; BANDARANAYAKE 2002). KOKPOL et al. (1984) melaporkan

saponin triterpenoid dari ekstrak Acanthus illicifolius menunjukkan aktivitas anti leukemia,

paralysis, asma, rematik serta anti peradangan. MAHATO et al. (1988) menemukan bahwa

saponin juga bermanfaat sebagai spermisida (obat kontrasepsi laki-laki) (PURNOBASUKI,

2004). Salah satu tumbuhan mangrove penghasil saponin steroid dan sapogenin adalah

Avicennia officinalis yang banyak tumbuh di pesisir Indonesia.

7
H
CH3
O H
CH3
H CH3
O
CH3 H
COOH
O O
H
H
OH H H
O
HO H O H OH

OH H

Saponin steroid CH2 OH


H
Saponin triterpenoid
H OH

Gambar 3. Senyawa-senyawa saponin yang diperoleh dari tanaman mangrove

(BANDARANAYAKE, 2002)

5. Marin toxin

Marin toxin dapat dihasilkan dari beberapa ekstrak tanaman mangrove. Rotenone,

salah satu senyawa isoflavonoid yang diperoleh dari ekstrak Derris sp., Lonchocarpus sp.,

dan Tephrosia sp. bersifat toksin terhadap ikan dan dapat dipergunakan sebagai insektisida

alami (MILES, 1999). Mangrove jenis Excoecaria agallocha menghasilkan senyawa yang

dapat membutakan mata dan dapat menyebabkan tumor yaitu excoecarin dan excoecariatoxin.

Guttiferaceous sp. dapat menghasilkan senyawa calaxanthone yang memiliki aktivitas

sitotoksik (BANDARANAYAKE, 2002).

O OH

O HO
R O
H

O H O O
H
H HO O O

H3CO O

HO
O C H 2O H
H3CO O HO

rotenone excoecariatoxin calaxanthone

Gambar 4. Beberapa senyawa toxin yang dapat diperoleh dari mangrove (MILES, 1999;

BANDARANAYAKE, 2002)

8
6. Asam-asam amino

Beberapa asam amino juga dapat diperoleh dari beberapa tanaman mangrove.

Aegiceras corniculatum, Aegialitis annulata, Laguncularia racemosa, Aster tripolium, dan

Armeria maritima merupakan penghasil asam amino proline dan senyawa nitrogen kuartener

glisin betaine (BANDARANAYAKE, 2002). Asam amino glisin, betaine, asparagine dapat

diperoleh dari ekstrak Avicennia marina, sedangkan senyawa nukleotida purin dapat

diekstraksi dari Sonneratia alba.

7. Mineral

Akar dan daun tanaman mangrove diketahui kaya akan kandungan mineral. Mineral

yang dapat diperoleh antara lain Na+, K+, Ca++, Mg++ (MILES 1999, BANDARANAYAKE

2002). Umumnya mineral tersebut terjadi akibat proses biologis sel-sel dalam menjaga

tekanan di dalam sel akibat tingkat salinitas yang tinggi. Jenis dan kandungan mineral yang

ada tergantung dari jenis mangrove dan tempat hidupnya. Bila tempat habitat dari mangrove

tersebut terpolusi logam berat, maka logam tersebut dapat terakumulasi pada beberapa bagian

tanaman mangrove, khususnya bagian akar akibat proses tekanan osmotik dari sel-sel akar.

POTENSI HUTAN MANGROVE DI INDONESIA

Mangrove Indonesia Center memperlihatkan tahun 2006 Indonesia merupakan salah

satu negara yang memiliki hutan mangrove terluas di dunia. Luas hutan mangrove di

Indonesia mencapai 25% dari total 18 juta hektare mangrove di dunia (SAMUDRA, 2008).

Pada tahun ini, luas hutan mangrove di Indonesia menyusut menjadi 1,9 juta hektare

(DAMANIK, 2008). Namun demikian, keragaman jenis tanaman hutan mangrove Indonesia

9
cukup tinggi yaitu sekitar 89 jenis, yang terdiri atas 35 jenis pohon, 5 jenis terna, 9 jenis

perdu, 9 jenis liana, 29 jenis epifit dan 2 jenis parasit (SUKARDJO, 1984).

Hutan mangrove Indonesia dengan keragaman jenis tanaman mangrove yang ada di

dalamnya, merupakan suatu keuntungan sekaligus tantangan dalam kaitannya dengan

pemanfaatan hutan mangrove sebagai salah satu sumber produk alam laut. Dapat menjadi

keuntungan dikarenakan keragaman hayati (biodiversity) hutan mangrove yang tinggi, akan

memberikan keragaman senyawa metabolit sekunder (biochemical diversity) yang tinggi pula.

Hal ini disebabkan masing-masing jenis tanaman mangrove memiliki proses biosintesis yang

berbeda sehingga menghasilkan senyawaan yang berbeda pula baik dari sifat fisika maupun

kimia. Merupakan suatu tantangan dikarenakan masih minimnya informasi hasil kegiatan

eksplorasi tanaman mangrove Indonesia sebagai salah satu sumber marine natural products.

Padahal secara tradisional, masyarakat telah mempergunakan sejak lama beberapa ekstrak

tanaman mangrove untuk obat-obatan.

Pada umumnya keberadaan hutan mangrove dipandang sebelah mata karena tidak

dianggap memberikan nilai keuntungan ekonomi yang signifikan terhadap pendapatan suatu

daerah. Pertimbangan ekonomi lebih diutamakan dibandingkan pertimbangan ekologi dari

hutan mangrove sehingga hutan mangrove selalu dialih fungsikan menjadi tempat-tempat

yang dianggap lebih produktif secara ekonomi. Untuk itu, agar keberadaan hutan mangrove

tetap terjaga, harus dapat pula dipertimbangkan alasan mengenai aspek ekonomi lain yang

dapat diperoleh dari hutan mangrove.

Pemanfaatan hutan mangrove sebagai salah satu sumber marine natural products,

merupakan salah satu strategi untuk memberikan nilai tambah pada keberadaan hutan

mangrove sehingga tidak lagi dipandang sebelah mata. Luaran berupa senyawa lead

compounds yang dapat dipergunakan dalam bidang obat-obatan dengan nilai komersil yang

10
tinggi, merupakan alasan pendukung yang kuat untuk mempertahankan eksistensi keberadaan

hutan mangrove. Hutan mangrove tidak lagi dianggap hanya berperan secara ekologis saja,

tetapi secara ekonomi juga menguntungkan.

DAFTAR PUSTAKA

AGORAMOORTHY G., F. CHEN, V. VENKATESALU, D. H. KUO and P. C. SHEA.

2008. Evaluation of antioxidant polyphenols from selected mangrove plants of India.

Asian Journal of Chemistry. 20 (2) : 1311-1322

BANDARANAYAKE, W. 2002. Bioactivities, bioactive compounds and chemical

constituents of mangrove plants. Wetlands Ecology and Management 10 : 421–452

BANERJEE, D., S. CHAKRABARTI, A.K. HARZA, S. BANERJEE, J. RAY, B.

MUKHERJEE. 2008. Antioxidant activity and total phenolic of some mangroves in

Sundarbans. African Journal of Biotechnology 7 (6) : 805-810

BASYUNI, M. 2008. Studies on terpenoid biosynthesis of mangrove tree species. Dissertation

United Graduate School of Agricultural Sciences, Kagoshima University, Japan, pp.

1-45

DAMANIK, M. 2008. Rehabilitasi hutan mangrove masih sebatas jargon. Samudra. IV (65) :

14-15

KATHIRESAN, K. and B.L. BINGHAM. 2001. Biology of mangrove and mangrove

ecosystem. Advances In Marine Biology. 40 : 81-251

KATO, A. and Y. HASHIMOTO. 1980. Biologically active 1,2 dithiolane derivatives from

mangrove plants and related compounds. In: Doriana, C. (ed.), Natural Sulfur

11
Compounds (Proceedings of 3rd International Meeting), Plenum, New York, pp.

361–374.

KOKPOL, U., V. CHITTAWONG, and D.H. MILES. 1984. Chemical constituents of the

roots of Acanthus illicifolius. J. Nat. Prod. 49: 355–357.

MAHATO, S.B., S.K. SARKAR, and G. PODDAR. 1988. Triterpenoid saponins.

Phytochemistry 27: 3037–3067.

MILES, D.H., U.KOKPOL, V. CITTAWONG, S. TIP-PYANG, K. TUNSUWAN and C.

NGUYEN. 1999. Mangrove Forests : the importance of conservation as a

bioresource for ecosystem diversity and utilization as a source of

chemical constituents with potential medicinal and agricultural value.

http://www.iupac.org/symposia/proceedings/phuket97/miles.html

SAMUDRA. 2008. Tanjung Api-Api hapuskan sabuk pengaman. Samudra. IV (65) : 10-12

SUKARDJO, S. 1984. Ekosistem mangrove. Oseana IX (4) : 102-115

PURNOBASUKI, H. 2004. Potensi mangrove sebagai tanaman obat. Biota IX (2) : 125-126

PURNOMO, L. 2006. Manfaat beberapa jenis tumbuhan mangrove sebagai bahan obat

tradisional (III). Warta Oseanografi XX (3) : 10-12

12
ABSTRAK

Mangrove merupakan tanaman halofit yang dapat hidup pada lahan dengan kondisi salinitas

tinggi, pasang-surut yang ekstrim, hembusan angin kencang, temperatur tinggi, berlumpur,

serta kondisi tanah yang anaerobik. Kondisi lingkungan yang ekstrim tersebut,

memungkinkan tanaman mangrove untuk menghasilkan senyawa-senyawa metabolit sekunder

yang dipergunakan sebagai chemical defense agar tetap hidup. Senyawa metabolit yang dapat

terkandung antara lain senyawa alkaloid, triterpenoid, saponin, dan fitosterol serta senyawa

polifenol. Beberapa tahun belakangan ini, metabolit tersebut diketahui memiliki aktivitas

biologis dan farmakologis yang luas yang dan digunakan dalam bidang obat-obatan.

13

Anda mungkin juga menyukai