DISUSUN OLEH :
SITI FAIZAH
NIM. P.10053
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. I DENGAN GANGGUAN
PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN
DI RUANG ABIMANYU RUMAH SAKIT
JIWA DAERAH SURAKARTA
DISUSUN OLEH :
SITI FAIZAH
NIM. P.10053
: Siti Faizah
NIM
: P. 10053
Program Studi
: DIII Keperawatan
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan , maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan ketentuan akademik yang berlaku.
Surakarta,
Juni 2013
Siti Faizah
NIM.P.10053
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis ini diajukan oleh:
Nama
: Siti Faizah
NIM
: P. 10053
Program Studi
: DIII Keperawatan
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Di tetapkan di
: Surakarta
Hari/Tanggal
iii
()
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini di ajukan oleh :
Nama
: Siti Faizah
NIM
: P. 10053
Program Studi
: DIII Keperawatan
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta
Di tetapkan di
: Surakarta
Hari/Tanggal
DEWAN PENGUJI
Penguji I
Penguiji II
Penguji III
(.)
(.)
(.)
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan
Stikes Kusuma Husada Surakarta
Setiyawan, S.Kep, Ns
NIK.201084050
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat, rahmat dan karunian-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. I DENGAN
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI
RUANG ABIMANYU RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1. Dra. Agnes Sri Hartati, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Setiyawan, S.Kep., Ns, selaku Ketua Program studi DIII Keperawatan yang
telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
3. Erlina Windyastuti, S.kep., Ns, selaku Sekretaris Ketua Program studi DIII
Keperawatan sekaligus dosen penguji III yang telah membimbing dengan
cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam
bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
4. Amalia Agustin, S.Kep., Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai
penguji I yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Genogram ................................................................................... 9
Gambar 2.2 Pohon Masalah ......................................................................... 13
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Log Book
Lampiran 4.
Lembar Konsultasi
Lampiran 5.
ix
BAB I
PENDAHULUAN
jiwa
adalah
keselarasan
berbagai
dan
karakteristik
keseimbangan
positif
kejiwaan
yang
yang
A. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Penulis dapat memperoleh gambaran dan pengalaman belajar secara nyata
serta dapat mengelola pasien dan penerapan diagnosa keperawatan secara
komprehensif pada pasien dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi
pendengaran di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.
2. Tujuan khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan masalah
halusinasi pendengaran.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan
masalah halusinasi pendengaran.
c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien
dengan masalah halusinasi pendengaran.
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada pasien dengan masalah
halusinasi pendengaran.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan masalah
halusinasi pendengaran.
C. Manfaat penulisan
1. Bagi penulis
a. Dapat mengerti dan menerapkan asuhan keperawatan jiwa pada pasien
jiwa dengan gangguan persepsi sensori :halusinasi pendengaran.
bahan
masukan
pada
pasien
dalam
menghadapi
permasalahannya.
b. Diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan pada orang tua dan
keluarga tentang perawatan pada anggota keluarga yang mengalami
halusinasi.
BAB II
LAPORAN KASUS
Genogram :
Tn.I
Gambar 2.1. Genogram
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: pasien
: meninggal
10
11
12
kamar mandi, Tn. I BAB 1 kali sehari dan BAK 5 kali sehari. Tn. I
mengatakan mandi sehari 2 kali sehari dengan memakai sabun, menggosok
gigi setiap mandi, dan 2 hari sekali keramas. Tn. I mengatakan dirinya mau
berpakaian seragan RSJ dan berpakaian rapi secara mandiri. Pada pola
Istirahat tidur, Tn.I mengatakan mampu tidur dalam sehari 8 jam, pada siang
hari Tn. I tidur 1 jam dan tidur malam hari dari jam 21.00 wib sampai jam
04.00 wib, saat tidur malam terkadang Tn. I terbangun karena mendengar
suara-suara. Pada pengkajian pemeliharaan kesehatan, Tn. I mengatakan
dapat dukungan dari keluarga selama di rawat di rumah sakit jiwa dan jika
sudah pulang, Tn. I mau minum obat teratur dan mau memelihara
kesehatannya. Tn. I mengatakan kegiatan dirumah membantu kakaknya
membersikan rumah, mencuci pakaian, dan menyapu. Tn. I mengatakan
setelah pulang dari rumah sakit, Tn. I ingin kembali bekerja menjadi cleaning
service.
Berdasarkan mekanisme koping, Tn. I memiliki koping maladaptif,
klien suka menyendiri saat ada masalah. Pada pengkajian masalah psikososial
dan lingkungan, Tn.I mendapat dukungan dari keluarganya, tidak ada
masalah saat berhubungan dengan tetangga. Tn. I tidak malu dengan
pekerjaanya sebagai cleaning service dan tidak ada masalah ditempat
kerjanya. Tn. I juga mengatakan tidak ada masalah dengan ekonominya dan
kalau sakit, klien memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada. Pada
pengkajian tingkat pengetahuan, Tn. I tidak tahu tentang penyakit jiwa, faktor
pencetusnya, dan perjalanan penyakitnya. Tn. I mengatakan obat yang
13
diminum berwarna putih, orange dan pink. Obat itu menyebabkan pikiran
menjadi tenang. Dalam aspek medik, Tn. I didiagnosa F.20.0 (Skizofrenia
Paranoid). Terapi farmakologi yang diberikan yaitu haloperidol 2 x 1,5 mg,
berwarna pink dengan indikasi obat halusinasi, chlorpromazine 2 x 100 mg,
berwarna orange dengan indikasi obat penenang dosis tinggi, dan
triheksilfenidil 2 x 2 mg, berwarna putih dengan indikasi parkinson rileks.
(akibat)
(masalah utama)
(sebab)
14
D. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan dilakukan pada tanggal 25 April 2013 pukul 09.15 WIB
dengan diagnosa gangguan persepsi sensorik: halusinasi pendengaran yang
mempunyai tujuan umum tindakan keperawatan yaitu agar Tn. I dapat
mengontrol halusinasi yang dialaminya.
Pada tujuan khusus pertama, setelah dilakukan interaksi 1 kali 30
menit, Tn. I dapat membina hubungan saling percaya dengan menunjukkan
tanda-tanda percaya kepada perawat. Kriteria evaluasi yaitu ekpresi wajah
bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan,
mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, mau duduk berdampingan
dengan
perawat,
bersedia
mengungkapkan
masalah
yang
dihadapi.
15
jika
terjadi
halusinasi.
Beri
kesempatan
Tn.
untuk
16
cara atau tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi misalnya: tidur,
marah, atau menyibukkan diri. Diskusikan cara yang digunakan Tn. I, jika
cara yang digunakan adaptif beri pujian, jika cara yang digunakan maladaptif
diskusikan kerugian cara tersebut, diskusikan cara baru untuk mengontrol
timbulnya halusinasi yaitu cara menghardik halusinasi, cara kedua dengan
menemui orang lain untuk menceritakan halusinasinya, dan cara ketiga
melakukan aktivitas yang terjadwal. Bantu Tn. I memilih cara yang sudah
dianjurkan dan dilatih untuk mencobanya, beri kesempatan untuk melakukan
cara yang dipilih dan dilatih, pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan
dilatih, jika berhasil beri pujian. Rasionalnya adalah Tn. I dapat memilih dan
melaksanakan cara baru mengontrol halusinasi.
Pada tujuan khusus keempat, setelah dilakukan interaksi 1 kali 30
menit, Tn. I dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya
dengan kriteria evaluasi yaitu keluarga menyatakan setuju untuk mengikuti
pertemuan dengan perawat, keluarga menyebutkan pengertian, tanda dan
gejala, proses terjadinya halusinasi dan tindakan untuk mengendalikan
halusinasi, dengan intervensi yaitu buat kontrak waktu, tempat, dan topik
dengan keluarga, diskusikan pada keluarga tentang pengertian halusinasi,
tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya halusinasi, cara yang dapat
dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi, obat-obatan
halusinasi, cara merawat anggota keluarga yang halusinasi dirumah misalnya
beri kegiatan, jangan biarkan sendirian, makan bersama, memantau obatobatan dan cara pemberiannya untuk mengatasi halusinasi. Beri informasi
17
waktu kontrol kerumah sakit dan bagaimana cara mencari bantuan jika
halusinasi tidak bisa diatasi dirumah. Rasionalnya yaitu keluarga mampu
merawat Tn. I dengan halusinasi saat berada di rumah secara mandiri untuk
mendukung kesembuhan Tn. I.
Pada tujuan khusus kelima, setelah dilakukan interaksi selama 1 kali
30 menit, Tn. I dapat memanfaatkan obat dengan baik dengan kriteria hasil
yaitu Tn. I menyebutkan manfaat minum obat, kerugian tidak minum obat,
nama, warna, dosis, efek terapi dan efek samping minum obat, Tn. I
mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar, Tn. I menyebutkan
akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter dengan intervensi yaitu
diskusikan dengan Tn. I tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat,
nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping penggunaan obat,
pantau Tn. I saat penggunaan obat, beri pujian jika Tn. I menggunakan obat
dengan benar, diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan
dokter, anjurkan Tn. I untuk konsultasi dengan dokter jika terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan. Rasionalnya yaitu dapat meningkatkan pengetahuan dan
motivasi Tn. I untuk minum obat secara teratur.
E. Implementasi Keperawatan
Implementasi untuk diagnosa keperawatan gangguan persepsi sensori:
halusinasi pendengaran dilaksanakan pada tanggal 25 April 2013, pukul 10.30
WIB. Penulis melakukan strategi pelaksanaan 1 yaitu membantu mengenal
halusinasi Tn. I, menjelaskan cara mengontrol halusinasi, dan mengajarkan
18
mendiskusikan
terapi
kelompok
yang
telah
dilakukan,
19
menghardik dengan benar dan Tn. I mau untuk mengalihkan perhatian dengan
bercakap-cakap dengan orang lain.
Implementasi pada hari ketiga dilaksanakan tanggal 5 April 2013
pukul 11.00 WIB. Penulis mengevaluasi strategi pelaksanaan 1 cara
menghardik dan cara 2 yaitu menemui orang lain dan bercakap-cakap. Penulis
melakukan strategi pelaksanaan 3 yaitu mengajari cara mengontrol halusinasi
yang ketiga dengan melakukan aktivitas. Penulis mengidentifikasi bersama
Tn. I cara atau tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi, mendiskusikan
cara yang digunakan Tn. I yaitu melakukan aktivitas dan memberi pujian
pada Tn. I jika bisa melakukannya, memotivasi Tn. I dalam melakukan
aktivitas untuk menghilangkan halusinasinya, membantu membuat dan
melaksanakan jadwal kegiatan harian yang telah disusun Tn. I, meminta
teman, keluarga, atau perawat untuk menyapa Tn. I jika sedang halusinasi,
membantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan dilatih untuk
mencobanya, memberi kesempatan pada Tn. I untuk melakukan cara yang
dipilih dan dilatih. Responnya, Tn. I mampu menggunakan cara mengontrol
halusinasi dengan menghardik dan bercakap-cakap dengan orang lain. Tn. I
juga mau melaksanakan semua aktivitas sesuai jadwal yang telah disusun.
F. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi untuk diagnosa keperawatan gangguan persepsi sensori:
halusinasi pendengaran dilakukan tanggal 25 April 2013 pukul 11.00 WIB,
adapun hasil evaluasi yang penulis dapatkan adalah secara subyektif Tn. I
20
cara
menghardik
yang
diajarkan,
Tn.
bersedia
21
BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan
Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesenjangan yang penulis dapatkan
antara konsep dasar teori dan kasus nyata Tn. I diruang Abimanyu RSJD
Surakarta. Pembahasan yang penulis lakukan meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi, implementasi keperawatan dan evaluasi.
1. Pengkajian
Menurut Craven & Hirnle (dalam Keliat, 2009) pengkajian
merupakan pengumpulan data subyektif dan obyektif secara sistematis
untuk menentukan tindakan keperawatan bagi individu, keluarga, dan
komunitas. Pengumpulan data pengkajian meliputi aspek identitas klien,
alasan masuk, faktor predisposisi, fisik, psikososial, status mental,
kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping, masalah psikososial dan
lingkungan, pengetahuan, dan aspek medik. Dalam pengumpulan data
penulis menggunakan metode wawancara dengan Tn. I, observasi secara
langsung terhadap kemampuan dan perilaku Tn. I serta dari status Tn. I.
Selain itu keluarga juga berperan sebagai sumber data yang mendukung
dalam memberikan asuhan keperawatan pada Tn. I. Namun, disaat
pengkajian tidak ada ada anggota keluarga Tn. I yang menjenguknya
sehingga, penulis tidak memperoleh informasi dari pihak keluarga.
22
23
bingung;
mondar-mandir;
konsentrasi
kurang;
perubahan
24
yang hanya bereaksi jika ada rangsangan, konsentrasi Tn. I kurang, dan
mengalami perubahan dalam memecahkan masalah, dimana Tn. I suka
menyendiri atau menghindar jika ada masalah.
Menurut Keliat (2009) didalam pengkajian harus dijelaskan jenis dan
isi halusinasi, waktu, frekuensi, dan situasi yang menyebabkan halusinasi,
serta respon klien terhadap halusinasinya. Dalam pengkajian pola fungsional
difokuskan pada pola persepsi pada Tn. I, didapatkan data bahwa Tn. I
mengalami halusinasi pendengaran. Tn. I mendengar suara-suara untuk
menyuruhnya bernyanyi dan menjadi artis ketika sedang sendiri. Tn. I
mengikuti apa yang didengarnya dan suara itu datang sehari 1 kali, pada
malam hari.
Menurut Yosep (2011) pada penderita gangguan jiwa dapat terjadi
gangguan isi pikir antara lain: waham, fobia, keadaan orang lain yang
dihubungkan dengn dirinya sendiri, dan pikiran terpaku pada satu ide saja.
Hal ini juga ditemukan pada Tn. I yang mengalami gangguan pikiran yaitu
didalam pikirannya hanya terpaku pada satu ide saja tanpa berinisiatif
mencari ide lain. Menurut Videbeck (2008) penilaian pada klien gangguan
halusinasi sering kali terganggu. Klien keliru menginterprestasi lingkungan,
sehingga klien tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri akan keamanan,
perlindungan, dan menempatkan dirinya dalam keadaan bahaya. Hal ini juga
dialami Tn. I yang mengalami kegagalan dalam mengambil keputusan
sederhana secara mandiri, perlu bantuan perawat untuk mengambil
keputusan yang tepat.
25
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Videbeck (dalam Nurjannah, 2005) menyatakan bahwa
diagnosa keperawatan berbeda dari diagnosa psikiatrik medis dimana
diagnosa keperawatan adalah respon klien terhadap masalah medis atau
bagaimana masalah mempengaruhi fungsi klien sehari-hari yang merupakan
26
diagnosa
keperawatan
gangguan
persepsi
sensori:
halusinasi pendengaran.
Menurut NANDA (2009-2011) pada diagnosa gangguan persepsi
halusinasi memiliki batasan karakteristik: perubahan dalam perilaku,
perubahan dalam menejemen koping, disorientasi, konsentrasi buruk,
gelisah, dan distorsi sensori seperti berbicara sendiri, tertawa sendiri,
mendengar suara yang tidak nyata, dan mondar-mandir. Data yang
memperkuat penulis mengangkat diagnosa gangguan persepsi sensori:
halusinasi pendengaran yaitu data subyektif yang diperoleh yaitu Tn. I
mengalami halusinasi pendengaran, Tn I mendengar suara-suara untuk
menyuruhnya bernyanyi dan menjadi artis. Tn. I mengikuti apa yang
didengarnya, suara itu muncul sehari 1 kali di malam har,i dan muncul saat
sendiri. Sedangkan data obyektif yang didapatkan, Tn. I tampak bingung,
mondar-mandir, sering berbicara sendiri, konsentrasi kurang, dan koping
maladaptif, dimana klien suka menyendiri atau menghindar jika ada
masalah.
27
3. Intervensi Keperawatan
Menurut Ali (dalam Nurjanah, 2005) rencana tindakan keperawatan
merupakan serangkaian tindakan yang dapat mencapai setiap tujuan khusus.
Perencanaan keperawatan meliputi perumusan tujuan, tindakan, dan
penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada klien berdasarkan analisis
pengkajian agar masalah kesehatan dan keperawatan klien dapat diatasi.
Rencana keperawatan yang penulis lakukan sama dengan landasan teori,
karena rencana tindakan keperawatan tersebut telah sesuai dengan SOP
(Standart Operasional Prosedure) yang telah ditetapkan. Dalam kasus
penulis juga mencantumkan alasan ilmiah atau rasional dari setiap tindakan
keperawatan.
Menurut Kusumawati & Yudi (2010) tujuan umum yaitu berfokus
pada penyelesaian permasalahan dari diagnosis keperawatan dan dapat
dicapai jika serangkaian tujuan khusus tercapai. Tujuan khusus berfokus
pada penyelesaian penyebab dari diagnosis keperawatan. Tujuan khusus
merupakan rumusan kemampuan klien yang perlu dicapai atau dimiliki.
Kemampuan ini dapat bervariasi sesuai dengan masalah dan kebutuhan
klien. Kemampuan pada tujuan khusus terdiri atas tiga aspek yaitu
kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif yang perlu dimiliki klien
untuk menyelesaikan masalahnya.
Menurut Rasmun (2009) tujuan umum gangguan persepsi sensori
halusinasi pendengaran yaitu agar klien dapat mengontrol halusinasi yang
dialaminya. Ada lima tujuan khusus gangguan halusinasi, antara lain: tujuan
28
akhir
tindakan
strategi
pelaksanaan
dapat
diberikan
29
4. Implementasi Keperawatan
Menurut Effendy (dalam Nurjannah, 2005) implementasi adalah
pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang yang telah
disusun pada tahap perencanaan. Jenis tindakan pada implementasi ini
terdiri dari tindakan mandiri (independent), saling ketergantungan atau
kolaborasi (interdependent), dan tindakan rujukan atau ketergantungan
(dependent). Penulis dalam melakukan implementasi menggunakan jenis
tindakan mandiri dan saling ketergantungan.
Menurut Keliat (2009) implementasi yang dilaksanakan antara lain:
pada tanggal 25 April 2013 pukul 10.30 WIB, Penulis melakukan strategi
pelaksanaan 1 yaitu membantu mengenal halusinasi pada Tn. I, menjelaskan
30
31
5. Evaluasi
Menurut Kurniawati (dalam Nurjannah, 2005) evaluasi adalah proses
berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada klien.
Evaluasi dibagi dua, yaitu evaluasi proses atau formatif yang dilakukan
setiap selesai melaksanakan tindakan, evaluasi hasil atau sumatif yang
dilakukan dengan membandingkan antara respon klien dan tujuan khusus
serta umum yang telah ditentukan. Pada kasus ini, penulis hanya
menggunakan evaluasi sumatif. Pada pelaksanaan strategi 1 tanggal 25
April 2013 pukul 11.00 WIB, Tn. I berhasil melakukan dengan baik dalam
mengenal halusinasi dan klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara
32
B. Kesimpulan
Berdasarkan studi kasus asuhan keperawatan pada Tn. I dengan gangguan
persepsi sensori: halusinasi pendengaran yang telah penulis lakukan, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
33
2.
3.
bercakap-cakap
dengan
orang
lain,
dan
mengalihkan
5.
34
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang bisa penulis berikan
untuk perbaikan dan peningkatan mutu asuhan keperawatan adalah:
1. Bagi institusi
a. Menambah referensi karya tulis ilmiah tentang masalah keperawatan
jiwa khususnya pada masalah gangguan persepsi sensori: halusinasi.
b. Memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai adanya perumusan
diagnosa tunggal khususnya pada asuhan keperawatan jiwa gangguan
persepsi sensori: halusinasi pendengaran.
2. Bagi perawat
a. Meningkatkan kemampuan dan kualitas dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien khususnya pada masalah gangguan persepsi
sensori: halusinasi pendengaran.
b. Melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan
keperawatan sesuai dengan SOP (Standart Operasional Prosedure)
yang ditetapkan.
3. Bagi rumah sakit
a. Meningkatkan mutu dalam memberikan pelayanan keperawatan
khususnya pada klien dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi
pendengaran.
35
DAFTAR PUSTAKA
Nama
: Siti Faizah
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat Rumah
Riwayat Pekerjaan
: -
Riwayat Organisasi
:-
LAMPIRAN