Anda di halaman 1dari 9

PENGUKURAN DAN PENSKALAAN

PENDAHULUAN
Pengukuran variabel dalam kerangka teoritis merupakan bagian integral dari
penelitian dan suatu aspek penting dalam desain penelitian. Data yang akan dikumpulkan
dapat berupa elemen-elemen data yang sudah dapat diukur besarannya, tetapi juga kadang
masih berupa konsep yang belum dapat diukur. Jika masih berupa konsep yang belum dapat
diukur, maka harus diuraikan sedemikian rupa supaya menjadi dimensi-dimensi dan elemenelemen data yang dapat diukur. Setelah konsep dapat didefinisikan untuk dapat diukur, maka
diperlukan alat untuk mengukurnya disebut dengan skala.
DEFINISI PENGUKURAN
Pengukuran (measurement) adalah pemberian nilai properti dari suatu obyek. Dari
definisi ini terlihat bahwa yang diukur adalah properti dari suatu obyek. Obyek (object)
merupakan suatu entitas yang akan diteliti. Obyek dapat berupa perusahaan, manusia,
karyawan, dan lain-lain. Properti (property) adalah karakteristik dari obyek. Properti dapat
berupa properti fisik, properti psikologi dan properti sosial.
Properti fisik
Jika obyeknya adalah manusia, maka properti fisiknya adalah tinggi badan, warna rambut,
umur dan lainnya. Jika obyeknya perusahaan, maka properti fisiknya adalah ukuran
perusahaan, lokasinya, dan lainnya.
Properti psikologi
Misalnya sikap manusia, kepintaran, motivasi dan lainnya.
Properti sosial
Misalnya status sosial, persepsi masyarakat dan lainnya.
Pengukuran properti fisik mudah dilakukan karena dapat diobservasi dengan mudah.
Misalnya pengukuran terhadap ukuran perusahaan dapat dinilai dari ukuran aktivanya yang
dapat diobservasi di neraca perusahaan. Pengukuran properti psikologi dan sosial lebih sulit
diukur karena tidak mudah diobservasi karena masih bersifat abstrak.
Teknik yang dapat digunakan untuk mengukurnya adalah memcah konsep ini ke
dalam beberapa karakteristik perilaku yang dapat diobservasi. Pemecahan konsep ke dalam
bentuk yang dapat diukur disebut dengan pengoperasionalan konsep (operationalizing the
concept).
DEFINISI OPERASIONAL : DIMENSI DAN ELEMEN
Pengoperasionalan konsep (operationalizing the concept) atau disebut dengan
mendefinisikan konsep secara operasi adalah menjelaskan karakteristik dari obyek (properti)
ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan
dioperasionalkan di dalam riset.
Dimensi dari suatu konsep adalah bagian-bagian dari properti yang menunjukkan
karakteristik-karakteristik utama dari properti konsep tersebut. Dimensi ini masih belum
1

dapat diukur sehingga perlu dipecah kembali menjadi elemen-elemen. Elemen-elemen


merupakan perilaku yang dapat diobservasi dan diukur dari suatu konsep atau dimensi.
Misalnya adalah konsep belajar (learning). Konsep ini dapat diukur lewat ujian yang
dikerjakan. Banyak orang yang menganggap bahwa ujian saja tidak mengukur konsep belajar.
Jika demikian bagaimana konsep belajar ini harus diukur. Sekaran (2003) memberi ususlan
dengan mendefinisikan konsep belajar ini secara operasi dan memecahnya menjadi tiga
dimensi, yaitu:
1. Dimensi memahami (understanding) dapat diukur dengan elemen-elemen:
a.

Dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan benar

b.

Dapat memberikan contoh-contoh yang tepat

2. Dimensi retensi (retention) dapat diukur dengan elemen:


Dapat memanggil materi dari otak setelah beberap waktu lamanya.
3. Dimensi aplikasi (application) dapat diukur dengan elemen-elemen:
a.

Mampu memecahkan masalah dengan menerapkan konsep-konsep yang dipahami

b.

Mampu mengintegrasikan dengan semua materi-materi lainnya yang relevan

SKALA
Skala (scale) adalah suatu alat atau mekanisme yang dapat digunakan untuk
membedakan individual-individual ke dalam variabel-variabel yang akan digunakan di dalam
riset. Terdapat empat tipe skala dasar, yaitu:
1. Skala Nominal
Adalah skala yang memungkinkan peneliti untuk menempatkan subjek pada kategori atau
kelompok tertentu (bernilai klasifikasi). Misalnya terkait dengan variabel gender,
responden dapat dibagi ke dalam dua kategori yaitu pria dan wanita. Kedua kelompok
tersebut bisa diberi kode nomor 1 dan 2. Nomor tersebut berfungsi sebagai label kategori
yang sederhana dan sesuai, tanpa nilai intrinsik.
2. Skala ordinal
Yaitu mengkategorikan variabel-variabel untuk menunjukkan perbedaan di antara berbagai
kategori dan mengurutkannya ke dalam beberapa cara. Contoh:
Responden diminta untuk menunjukkan pilihan berdasarkan urutan kepentingannya ke
dalam beberapa karakteristik yang berbeda dalam suatu hal dengan pilihan-pilihan dari
terbaik ke terburuk (sangat baik, baik, kurang baik) dan diberi nomor 1,2, dan seterusnya.
3. Skala interval
Skala interval memungkinkan kita melakukan operasi aritmetika tertentu terhadap data
yang dikumpulkan dari responden. Skala interval tidak hanya mengelompokkan individu
menurut kategori tertentu dan menentukan urutan kelompok, namun juga mengukur
besaran (magnitude) perbedaan preferensi antarindividu. Contoh: dari skala likert 1 sampai
dengan 5, jarak 1 sampai dengan 2 mempunyai jarak yang sama dengan 2 sampai dengan
3.

4. Skala rasio
Yaitu skala yang bernilai klasifikasi, order (ada urutannya), berjarak (distance) dan
mempunyai nilai awal (origin) nol. Misalnya unit waktu sebesar 20 menit yang
mempunyai nilai awal 0. Rasio dalam hal ini tidak harus dalam pembagian.
Nilai data di variabel dapat juga diklasifikasikan sebagai data metrik dan data
nonmetrik.
Data metrik : adalah data kuantitatif dan yang termasuk data metrik adalah tipe data
interval dan rasio.
Data nonmetrik : adalah data kualitatif yang dapat berbentuk suatu atribut, karakteristik
atau kategori atau dikotomi. Yang termasuk data nonmetrik adalah tipe data nominal dan
ordinal.
METODE PENSKALAAN
Pemberian nilai-nilai ke variabel disebut dengan metode penskalaan. Terdapat dua
macam metode penskalaan, yaitu:
1. Skala Rating (Rating Scale)

Skala rating digunakan untuk memberikan nilai (rating) ke suatu variabel. Beberapa
skala rating yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
a.

Skala dikotomi
Digunakan untuk memperoleh jawaban Ya atau Tidak. Skala nominal digunakan
untuk mengungkap respon. Contoh:
Apakah anda memiliki mobil?

b.

Ya

Tidak

Skala kategori
Menggunakan beberapa item untuk mendapatkan respon tunggal (untuk dipilih).
Skala nominal digunakan untuk mengungkap respon. Contoh:
Pilih industri dari perusahaan:

_ Pabrikan
_ Jasa
_ Gas dan Minyak
_ Keuangan
_ Lainnya

c.

Skala Likert
Skala ini digunakan untuk mengukur respon subyek ke dalam 5 poin skala dengan
interval yang sama. Dengan demikian tipe data yang digunakan adalah tipe interval.
Contoh:
Dengan menggunakan skala Likert, apakah Anda setuju dengan pendapat ini:

Kuliah di S2 menarik

Sangat
tidak
setuju

Tidak
setuju

Tidak
tahu

Setuju

Sangat
setuju

5
3

d.

Dosen memberikan wawasan

Dosen mengarahkan ke riset

Skala diferensial semantik


Beberapa atribut berkutub dua (bipolar) diidentifikasi pada skala ekstrim, dan
responden diminta untuk menunjukkan sikap mereka pada hal yang bisa disebut
sebagai jarak semantik terhadap individu, objek atau kejadian tertentu pada masingmasing atribut. Contoh:

e.

Setuju

______

Tidak setuju

Besar

______

Kecil

Cantik

______

Jelek

Skala numerikal
Skala ini sama dengan skala diferensial semantik hanya mengganti ruang semantik
yang disediakan dengan angka-angka numerik. Skala yang digunakan adalah skala
interval. Contoh:
Setuju

f.

Tidak setuju

Skala peringkat terperinci


Skala 5 titik atau 7 titik dengan titik panduan atau jangkar (anchor), sesuai
keperluan, disediakan untuk tiap item dan responden menyatakan nomor yang tepat
di sebelah masing-masing item, atau melingkari nomor relevan untuk tiap item.
Contoh:
1

Sangat tidak Tidak


mungkin
mungkin

g.

Tidak
berpendapat

Mungkin

Sangat
mungkin

1. Saya akan berganti pekerjaan dalam 12 bulan ke depan

2. saya akan memikul tugas baru dalam waktu dekat

Skala peringkat jumlah konstan atau tetap


Responden diminta untuk mendistribusikan sejumlah poin yang diberikan ke
berbagai item dengan jumlah yang tetap. Contoh:
Di dalam meilih pendidikan S2, tentukan besarnya nilai alokasi yang Anda berikan
dengan total nilai 100 poin.

h.

Fasilitas komputer

--

Fasilitas basis data

--

Kenyamanan kuliah

--

Gelar Dosen Tetap

--

Materi kuliah

--

Total

100

Skala stapel
4

Skala staple secara simultan mengukur arah dan intensitas sikap terhadap item yang
dipelajari. Contoh:
Lingkari nomor yang tepat untuk menyatakan bagaiman Anda menilai kemampuan
supervisor Anda terkait dengan setiap karakteristik yang disebutkan di bawah ini:
+3

+3

+3

+2

+2

+2

+1

+1

+1

Mengadopsi
modern

i.

Teknologi Inovasi

Keterampilan antarpribadi

Produk

-1

-1

-1

-2

-2

-2

-3

-3

-3

Skala peringkat grafik


Skala grafik ini menggunakan grafik skala dan subyek memberi tanda pada tempat
di grafik untuk memberikan respon. Tipe data yang digunakan adalah tipe interval.
Contoh:

Pada skala 1 s.d 10


bagaimana Anda akan
menilai supervisor anda?

j.

10

Sangat baik

Baik

Sangat buruk

Skala konsensus
Skala yang dibuat berdasarkan consensus, dimana panel juri memilih item tertentu,
megukur konsep yang menurut mereka relevan.

k.

Skala lainnya
- Skala multidimensional (multidimensional scaling), dimana objek, orang, atau
kedua-duanya diskalakan secara visual, dan dilakukan analisis gabungan (conjoint).
Hal tersebut memberikan gambar visual mengenai hubungan yang ada di antara
dimensi sebuah konsep.

2. Skala Ranking

Skala ranking digunakan untuk mengungkap preferensi antara dua atau lebih objek
atau item (bersifat ordinal). Metode yang digunakan adalah perbandingan berpasangan,
pilihan yang diharuskan, dan skala komparatif.
a. Perbandingan Berpasangan
Skala perbandingan berpasangan digunakan ketika di antara sejumlah kecil objek,
responden diminta untuk memilih antara dua objek pada suatu waktu. Perbandingan
berpasangan merupakan metode yang baik jika jumlah stimulus yang diberikan
sedikit.
b. Pilihan yang Diharuskan
Pilihan yang diharuskan memungkinkan responden meranking objek secara relatif
satu sama lain, si antara alternatif yang disediakan. Hal ini mempermudah responden,
khususnya jika jumlah pilihan yang harus diranking terbatas jumlahnya.
c. Skala Komparatif
Skala komparatif memberikan standar atau poin referensi untuk menilai sikap
terhadap objek, kejadian, atau situasi saat ini yang diteliti.
Singkatnya, skala nominal berkaitan dengan skala dikotomi atau kategori; data ordinal
dengan semua skala ranking; dan data interval atau mirip interval berkaitan dengan skala
peringkat lainnya. Skala diferensial semantik dan numerikal sebenarnya bukan skala
interval, meskipun keduanya sering diperlakukan sebagai skala interval dalam analisis
data.
Skala peringkat dipakai untuk mengukur kebanyakan konsep yang berhubungan
dengan perilaku. Skala ranking digunakan untuk membuat perbandingan atau meranking
variabel yang telah diungkap pada skala nominal.
KETEPATAN PENGUKURAN
Untuk memastikan akurasi yang lebih tinggi dalam hasil, diperlukan cara yang tepat
untuk menilai ketepatan dari ukuran yang dibuat. Yaitu, kita perlu secara logis memastikan
bahwa instrumen yang kita gunakan dalam penelitian benar-benar mengukur variabel yang
seharusnya diukur, dan bahwa instrumen tersebut mengukur variabel secara akurat.
Selanjutnya,agar dapat memastikan bahwa ukuran yang dibuat adalah baik secara
logis. Hal pertama yang dilakukan adalah menganalisis item terhadap respons atas pertanyaan
yang mengungkap variabel, dan kemudian keandalan dan validitas ukuran dilakukan.
Analisis Item
Analisis item (item analysis) dilakukan untuk melihat apakah item dalam instrumen
memang sudah berada dalam instrumen atau tidak. Tiap item diuji kemampuannya untuk
membedakan objek yang total skornya tinggi, dan yang rendah. Setelah dilakukan analisis
item, dilakukan uji keandalan instrumen dan validitas ukuran ditentukan.
Kendalan menguji seberapa konsisten suatu instrumen pengukuran mengukur apapun
konsep yang diukurnya. Validitas menguji seberapa baik suatu instrumen yang dibuat
mengukur konsep tertentu yang ingin diukur.

Keandalan tes ulang


stabilitas
Keandalan bentuk paralel

Keandalan
(ketelitian
dalam
pengukuran)
Ketepata
n
data

konsistensi

Keandalan konsistensi
antar item
Keandalan belah dua

Validitas
(apakah kita
mengukur hal
yang benar)

Validitas isi

Validitas
muka

Validitas
berdasarkan
kriteria

prediktif

konkruen

Validitas konsep

konvergen

diskriminan

KEANDALAN
Keandalan (reliability) suatu pengukuran menunjukkan sejauh mana pengukuran
tersebut tanpa bias (bebas kesalahan) dan menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu
dan lintas beragam item dalam instrumen. Keandalan suatu pengukuran merupakan indikasi
mengenai stabilitas dan konsistensi dimana instrumen mengukur konsep dan membantu
menilai ketepatan sebuah pengukuran.
Menurut Sugiyono (2007), instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang
sama.
Stabilitas Pengukuran
Kemampuan suatu pengukuran untuk tetap sama sepanjang waktu, meskipun terdapat
kondisi pengujian yang tidak dapat dikontrol, yang merupakan indikasi dari stabilitas dan
kerentanan yang rendah untuk berubah dalam situasi. Hal inilah yang membuktikan ketepatan
dalam pengukuran. Uji stabilitas terdiri dari:
1. Keandalan tes ulang (test-retest reliability)
Yaitu koefisien keandalan yang diperoleh dengan pengulangan ukuran yang sama pada
kesempatan kedua. Misalnya sebuah kuesioner yang diberikan ke sekumpulan responden
pada saat ini dan diberikan lagi pada 6 bulan kemudian, maka korelasi antara skor yang
diperoleh pada dua waktu berbeda tersebut adalah sama. Inilah yang disebut dengan
koefisien tes ulang. Semakin tinggi koefisien, maka semakin baik kehandalan tes ulang,
dan konsekuensinya, stabilitas ukuran melintasi waktu.
7

2. Keandalan Bentuk Paralel (parallel-form reliability)


Bila respons terhadap dua tes serupa yang mengungkapkan ide yang sama menunjukkan
korelasi tinggi, maka kita memperoleh keandalan bentuk parallel. Dimana kedua tes
tersebut memiliki item yang setara dan format respon yang sama, yang berbeda hanya
susunan kata dan urutan pertanyaan. Yang ingin dibuktikan disini adalah kesalahan
keandalan berasal dari susunan kata dan urutan pertanyaan. Bila dua tes tersebut
menghasilkan skor yang berkorelasi tinggi maka bisa cukup yakin bahwa ukuran tersebut
secara logis dan dapat dipercaya.
Konsistensi Internal Ukuran
Konsistensi internal ukuran merupakan indikasi homogenitas item dalam ukuran yang
mengungkap ide. Item mampu mengukur konsep yang sama. Hal ini dapat dilihat dengan
menguji apakah item dan subset item dalam instrumen pengukuran berkorelasi tinggi.
Konsistensi internal adalah sejauh mana tes atau prosedur menilai karakteristik
keterampilan, atau kualitas yang sama. Ini adalah ukuran presisi antara pengamat atau alat
ukur yang digunakan dalam penelitian. Jenis reliabilitas sering membantu peneliti
menginterpretasikan data dan memprediksi nilai nilai dan batas-batas hubungan antar variabel
Konsistensi dapat diuji melalui keandalan antar item dan uji keandalan belah dua.
1. Keandalan Konsistensi Antar-Item (interitem consistency reliability)
Merupakan pengujian konsistensi jawaban responden atas semua item yang diukur.
Sampai tingkat dimana item-item merupakan ukuran bebas dari konsep yang sama,
mereka akan berkorelasi satu sama lain. Uji ini biasanya dilakukan dengan cronbach
alpha. Semakin tinggi koefisien, semakin baik instrumen pengukuran.
2. Keandalan Belah-Dua (split-half reliability)
Split Half Reliability adalah teknik pengujian reliabilitas instrumen dengan cara
membaginya menjadi dua bagian. Indeks reliabilitas dicerminkan dari korelasi antara dua
bagian instrumen.. Estimasi akan berbeda-beda tergantung pada bagaimana item dalam
pengukuran dibelah menjadi dua bagian.
VALIDITAS
Validitas (validity) memastikan kemampuan sebuah skala untuk mengukur konsep
yang dimaksudkan. Validitas dan keandalan pengukuran memperlihatkan keketatan ilmiah
yang melekat dalam studi penelitian.
Ada beberapa jenis validitas yang digunakan untuk menguji ketepatan ukuran,
diantaranya validitas isi (content validity) dan validitas konsep (concept validity).
1. Validitas Isi
Validitas isi atau content validity memastikan bahwa pengukuran memasukkan
sekumpulan item yang memadai dan mewakili yang mengungkap konsep. Semakin item
skala mencerminkan kawasan atau keseluruh konsep yang diukur, semakin besar validitas
isi. Atau dengan kata lain, validitas isi merupakan fungsi seberapa baik dimensi dan
elemen sebuah konsep yang telah digambarkan.
Validitas muka (face validity) dianggap sebagai indeks validitas isi yang paling dasar
dan sangat minimum. Validitas isi menunjukkan bahwa item-item yang dimaksudkan
8

untuk mengukur sebuah konsep, memberikan kesan mampu mengungkap konsep yang
hendak di ukur.
2. Validitas Berdasar Kriteria
Validitas ini terpenuhi jika pengukuran membedakan individu menurut suatu kriteria
yang diharapkan diprediksi. Hal tersebut bisa dilakukan dengan menghasilkan validitas
konkuren (concurrent validity) atau validitas prediktif (predictive validity)
Validitas konkuren dihasilkan jika skala membedakan individu yang diketahui
berbeda, yaitu mereka harus menghasilkan skor yang berbeda pada instrumen.
Validitas prediktif dimaksudkan untuk menjawab sejauh mana tes memprediksi
kemampuan peserta di masa mendatang.
3. Validitas Konsep
Validitas konsep atau concept validity menunjukkan seberapa baik hasil yang
diperoleh dari pengukuran cocok dengan teori yang mendasari desain test. Hal ini dapat
dinilai dari validitas konvergen dan validitas diskriminan.
Validitas konvergen terpenuhi jika skor yang diperoleh dengan dua instrumen berbeda
yang mengukur konsep yang sama menunjukkan korelasi yang tinggi.
Validitas diskriminan terpenuhi jika berdasarkan teori, dua variabel diprediksi tidak
berkorelasi, dan skor yang diperoleh dengan mengukurnya benar-benar secara empiris
membuktikan hal tersebut.
Secara umum, validitas dibagi sebagai berikut :
1. Validitas isi yaitu apakah pengukuran benar-benar mengukur konsep ?
2. Validitas muka yaitu apakah para ahli mengesahkan bahwa instrumen mengukur apa
yang seharusnya diukur
3. Validitas berdasarkan kriteria yaitu apakah pengukuran membedakan cara yang
membantu memprediksi kriteria variabel
4. Validitas konkuren yaitu apakah pengukuran membedakan cara yang membantu
memprediksi kriteria saat ini ?
5. Validitas prediktif yaitu apakah pengukuran membedakan individual dalam
membantu memprediksi di masa depan ?
6. Validitas Konsep yaitu apakah instrumen menyediakan konsep sebagai teori ?
7. Validitas konvergen yaitu apakah dua instrumen mengukur konsep dengan korelasi
yang tinggi ?
8. Validitas diskriminan yaitu apakah pengukuran memiliki korelasi rendah dengan
variabel yang diperkiraka tidak ada hubungannya dengan variabel tersebut ?

Anda mungkin juga menyukai