Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Filosofi adalah studi mengenai kebijaksanaan, dasar-dasar pengetahuan dan
proses yang digunakan untuk mengembangkan dan merancang pandangan mengenai suatu
kehidupan filosofi memberi pandangan dan menyatakan secara tidak langsung mengenai
sistem keyakinan dan sistem kepercayaan. Setiap filosofi individu akan dikembangkan dan
akan mempengaruhi perilaku dan sikap individu tersebut. Sesorang akan mengembangkan
filososfinya melalui belajar dari hubungan interpersonal, pengalaman pendidikan formal dan
informal, keagamaan, budaya dan lingkungan.
Filosofi keperawatan merupakan kerangka dasar yang harus dimiliki oleh seorang
perawat sebagai pedoman untuk berpikir, mengambil keputusan dan bertindak dalam
melaksanakan praktik keperawatan pada klien dalam rentang sehat dan sakit.Filosofi
Keperawatan Patricia Benner merupakan keyakinan yang berasal dari nilai, etik dan moral
yang terdapat dalam pemahaman seorang perawat serta yang mendasari sifat, perilaku da
tindakan keperawatan dalam memberikan layanan keperawatannya kepada mereka yang
membutuhkan.
Jadi teori filosofi keperawatan merupakan konsep keyakinan yang berasal dari
nilai etik bermula dari suatu seni, kemudian menjadi suatu ilmu dan selanjutnya berkembang
menjadi suatu profesi keperawatan. Profesi keperawatan

tidak terlepas dari sains

keperawatan untuk terus mengembangkan disiplin keilmuannya. Sains keperawatan


merupakan ilmu yang terus berkembang sesuai dengan perkembangan respon manusia
terhadap lingkungannya (Linberg, Hunter, Kruszewski, 1994).
Salah satu ahli filosofi yang cukup terkenal dan teorinya banyak digunakan dalam
tatanan pelayanan keperawatan adalah patricia Benner. Dalam teori ini mengemukakan
bahwa tingkatan dalam pelayanan keperawatan dimulai dari novice sampai yang tertinggi
1

yaitu expert yang mempunyai tugas dan keahlian sesuai dengan tingkatannya. Berdasarkan
hal tersebut kelompok akan membahas tentang

Filosofi keperawatan menurut Patricia

Benner serta aplikasinya dalam pelayanan keperawatan.


B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memahami model teori keperawatan menurut Patricia Benner.

2. Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :


a. Memahami tentang Riwayat Hidup Patricia Benner
b. Memahami filosofi yang dikemukakan oleh Patricia Benner
c. Memahami tentang paradigma keperawatan menurut Patricia Benner
d. Mengidentifikasi Penerimaan teori dan kelemahan teori
e. Memaami tentang domain diagnosa keperawatan dan NCP dari patricia Benner

BAB II
KONSEP TEORI

A. Sejarah dan Latar Belakang dari Teori Patricia Benner


Patricia Benner dilahirkan di Hampton Virginia USA, pada tanggal 10 Mei 1955. Patricia
Benner adalah Profesor di Departemen Fisiologis Keperawatan di Sekolah Keperawatan
di University of California , San Francisco . Dr Benner menerima gelar sarjana di bidang
keperawatan dari Pasadena College, gelar master dalam keperawatan bedah medis dari
University of California, San Francisco, dan Ph.D.
Dr Benner adalah penulis sembilan buku dan diterjemahkan dalam delapan
bahasa, termasuk Dari Novice untuk Ahli , yang berjudul American Journal of Nursing
Book of the Year untuk pendidikan keperawatan dan penelitian keperawatan tahun 1984
, dan The Primacy of Caring , ditulis bersama dengan Judith Wrubel , bernama Kitab
Tahun tahun 1990 , juga dalam dua kategori . Buku-bukunya telah diterjemahkan ke
dalam delapan bahasa . Buku-bukunya terbaru adalah: Fenomenologi Interpretasi :
Perwujudan , Caring dan Etika dalam Kesehatan dan Penyakit , dan The Crisis Care ,
dengan Susan Phillips , baik yang diterbitkan pada tahun 1994 , Keahlian dalam Praktek
Keperawatan : Caring , Penghakiman Klinis , dan Etika , dengan Christine Tanner dan
Catherine Chesla , juga bernama Book of the Year pada tahun 1996 , dan pengasuhan ,
dengan Suzanne Gordon dan Nel Noddings , juga diterbitkan pada tahun 1996 . Yang
akan diterbitkan pada bulan Desember 1998, adalah Kebijaksanaan Klinis dan Intervensi
dalam Perawatan Kritis.
Dr Benner adalah peneliti yang tercatat secara internasional dan dosen pada
pendidikan kesehatan. Karyanya memiliki pengaruh luas pada keperawatan baik di
Amerika Serikat dan internasional , misalnya dalam menyediakan dasar untuk undangundang baru dan desain untuk praktek keperawatan dan pendidikan bagi tiga negara di
Australia . Dia baru-baru terpilih sebagai rekan kehormatan dari Royal College of
Nursing . Karyanya memiliki pengaruh dalam keperawatan di bidang praktek klinis dan

etikaklinis. Ia telah menjadi staf perawat di bidang medis - bedah , ruang gawat darurat ,
perawatan koroner , unit perawatan intensif dan perawatan di rumah . Saat ini ,
penelitiannya meliputi studi tentang praktik keperawatan di unit perawatan intensif dan
etika keperawatan.

B. Filosofi keperawatan Patricia Benner


Filosofis keperawatan merupakan keyakinan yang berasal dari nilai, etik, dan moral
yang terdapat dalam pemahaman seorang perawat serta yang mendasari sifat, perilaku, dan
tindakan keperawatan dalam memberikan layanan keperawatannya kepada mereka yang
membutuhkan.
Teori filosofis keperawatan merupakan kumpulan konsep, defenisi dan usulan yang
memproyeksikan sebagai pandangan sistematis atas penomena dengan merancang hubunganhubungan khusus diantara konsep- konsep untuk keperluan penggambaran, penjelasan,
perkiraan atau pengendalian fenomena.
Paradigma keperawatan menurut Patricia Benner : meliputi keperawatan, manusia,
lingkungan dan kesehatan.
1. Keperawatan
Menggambarkan sebagai suatu hubungan caring dan kondisi yang memungkinkan
adanya hubungan dan perhatian. Keperawatan dasar dirancang untuk memungkinkan
memberi bantuan dan menerima bantuan. Keperawatan dipandang sebagai ilmu praktik
keperawatan yang didukung oleh adanya aspek moral dan etik perawatan dan serta
tanggung jawab. Benner memahami praktik keperaawatan sebagai perawatan dan proses
belajar dari pengalaman hidup sehat, sakit dan penyakit yang menggambarkan antara
tiga dimensi tersebut.
2. Manusia
Menurut Benner menggunakan fenomena untuk menjelaskan tentang orang, yang mana
,mereka digambarkan sebagai sesorang yang mampu menilai dirinya sendiri. Sesorang

juga memiliki kemampuan untuk merefleksikan dirinya dan juga tidak mampu
merefleksikan dirinya tentang kesulitan yang dihadapi didunia.
Menurut Benner manusia mempunyai empat peran utama yaitu :
a. Peran situasi
b. Peran tubuh
c. Peran kepribadian
d. Peran selalu menyesuaikan diri
3. Kesehatan
Fokusnya pada pengalaman hidup sehat dan sakit. Sehat didefinisikan sebagai apa yang
dapat dinilai, sedangkan kesejahteraan adalah pengalaman mausia selama masa sehat
sedangkan penyakit adalah apa yang dinilai pada tingkat fisik.
4. Lingkungan
Benner menggunakan istilah situasi dari pada lingkungan sosial dengan definisi dan
kebermaknaan sosial. Mereka menggunakn istilah situasi yang memiliki makna yang
didefiniskan oleh orang yang berinteraksi, memamknai dan memahami situasi. Meurut
individu situasi itu dibatasi oleh cara individu.
Falsafah keperawatan menurut Patricia Benner
Kepedulian (caring) adalah inti dari keperawatan. Mengedepankan tentang apa ;
kemampuan berhubungan dan kepedulian yang menghasilkan bantuan yang berkualitas.
Benner menjelaskan seara sistematis lima tahap penguasaan keterampilan praktek Novice(
pemula), Advance Beginner (pemula lanjut), competent (kompeten), proficient (pengusai),
dan expert (ahli).
Teori From Novice To Expert yang dikembangkan oleh Patricia Benner diadaptasi
dari Model Dreyfus yang dikemukakan oleh Hubert Dreyfus dan Stuart Dreyfus. Teori
From Novice to Expert menjelaskan 5 tingkat/tahap peran dan perkembangan profesi
meliputi: Novice, Advance Beginner, competent, proficient, dan expert.

1. Novice
a. Seseorang tanpa latar belakang pengalaman pada situasinya.
b. Perintah yang jelas dan atribut yang obyektif harus diberikan untuk memandu
penampilannya.
c. Di sini sulit untuk melihat situasi yang relevan dan irrelevan.
d. Secara umum level ini diaplikasikan untuk mahasiswa keperawatan, tetapi Benner
bisa mengklasifikasikan perawat pada level yang lebih tinggi ke novice jika
ditempatkan pada area atau situasi yang tidak familiar dengannya.
2. Advance Beginner
a. Ketika seseorang menunjukkan penampilan mengatasi masalah yang dapat diterima
pada situasi nyata.
b. Advance beginner mempunyai pengalaman yang cukup untuk memegang suatu
situasi.
c. Kecuali atribut dan ciri-ciri, aspek tidak dapat dilihat secara lengkap karena
membutuhkan pengalaman yang didasarkan pada pengakuan dalam konteks situasi.
d. Fungsi perawat pada situasi ini dipandu dengan aturan dan orientasi pada
penyelesaian tugas. Mereka akan kesulitan memegang pasien tertentu pada situasi
yang memerlukan perspektif lebih luas.
e. Situasi klinis ditunjukkan oleh perawat pada level advance beginner sebagai ujian
terhadap kemampuannya dan permintaan terhadap situasi pada pasien yang
membutuhkan dan responnya.
f. Advance beginner mempunyai responsibilitas yang lebih besar untuk melakukan
manajemen asuhan pada pasien, sebelumnya mereka mempunyai lebih banyak
pengalaman. Benner menempatkan perawat yang baru lulus pada tahap ini.
3. Competent
a. Menyelesaikan pembelajaran dari situasi praktik aktual dengan mengikuti kegiatan
yang lain, advance beginner akan menjadi competent.
b. Tahap competent dari model Dreyfus ditandai dengan kemampuan
mempertimbangkan dan membuat perencanaan yang diperlkan untuk suatu situasi
dan sudah dapat dilepaskan.

c. Konsisten, kemampuan memprediksi, dan manajemen waktu adalah penampilan pada


tahap competent.
d. Perawat competent dapat menunjukkan reponsibilitas yang lebih pada respon pasien,
lebih realistik dan dapat menampilkan kemampuan kritis pada dirinya.
e. Tingkat competent adalah tingkatan yang penting dalam pembelajaran klinis, karena
pengajar harus mengembangkan pola terhadap elemen atau situasi yang memerlukan
perhatian yang dapat diabaikan.
4. Proficient
a. Perawat pada tahap ini menunjukkan kemampuan baru untuk melihat perubahan yang
relevan pada situasi, meliputi pengakuan dan mengimplementasikan respon
keterampilan dari situasi yang dikembangkan.
b. Mereka akan mendemonstrasikan peningkatan percaya diri pada pengetahuan dan
keterampilannya.
c. Pada tingkatan ini mereka banyak terlibat dengan keluarga dan pasien.
5. Expert
a. Pada tingkatan ini perawat expert mempunyai pegangan intuitiv dari situasi yang
terjadi sehingga mampu mengidentifikasi area dari masalah tanpa kehilangan
pertimbangan waktu untuk membuat diagnosa alternatif dan penyelesaian.
b. Perubahan kualitatif pada pada expert adalah mengetahui pasien yang berarti
mengetahui tipe pola respon dan mengetahui pasien sebagai manusia.
c. Aspek kunci pada perawat expert adalah:
1) Menunjukkan pegangan klinis dan sumber praktis
2) Mewujudkan proses know-how
3) Melihat gambaran yang luas
4) Melihat yang tidak diharapkan

C. Penerimaan oleh keperawatan


1. Praktek keperawatan
Benner menggambarkan praktek klinik keperawatan menggunakan pendekatan
interpretasi fenomenologi. From Novice to Expert (1984) berisi beberapa contoh aplikasi
dalam penerapan metodenya di beberapa situasi praktek ( Dolan et all, 1984). Awalnya,
benner menggunakan pendekatan promosi, jenjang perawat klinik, program untuk lulusan
perawat yang baru dan seminar untuk mengembangkan pengetahuan klinik. Simposium
berfokus pada keunggulan pada praktek keperawatan yang dilaksanakan untuk
pengembangan staff, pengenalan, dan penghargaan sebagai salah satu jalan untuk
mendemonstrasikan perkembangan pengetahuan klinik dalam praktek (Dolan, 1984).
Setelah itu metode benner banyak diadopsi oleh para praktisi keperawatan
misalnya Fenton (1984) menggunakan pendekatan Benner dalam sebuah studi
7

ethnography untuk penampilan perawat klinik spesialis. Penemuannya terdiri dari


identifikasi dan deskripsi kompetensi perawat untuk mempersiapkan perawat mahir.
Balasco dan Black (1988) and silver (1986) menggunakan metode Benner untuk
membuat pedoman pembedaan pengembangan klinik dan jenjang karir dalam
keperawatan. Farrell and Bramadat (1990) menggunakan paradigma analisa kasus Benner
dalam proyek kolaborasi antara universitas pendidikan keperawatan dan rumah sakit
pendidikan untuk mendalami perkembangan klinik yang sesuai dengan skill dalam
praktek yang nyata.
Benner mengembangkan banyak literature yang berfokus pada praktek
keperawatan dan melakukan publikasi karyanya tersebut (Benner, 1984, 1985, 1987,
benner et all, 1999). Benner mengedit The American Journal of Nursing sejak 1980. Dan
pada tahun 2001, dia mulai mengedit sebuah seri yang berjudul Current Controversies in
Critical Care pada The American Journal of Nursing.

2. Pendidikan
Dalam dunia pendidikan, model Benner banyak digunakan sebagai acuan oleh
para pendidik untuk mempelajari setiap level perawat dari novice sampai expert dan
mempelajari perbedaan masing masing level sehingga memberikan pengalaman
pembelajaran kepada mahasiswa keperawatan.
Benner (1982)

mengkritisi tentang konsep competency-based testing yang

berlawanan dengan kompleksitas keahlian dan tingkat keahlian yang dijelaskan dalam
Model Dreyfus dan 31 kompetensi yang dijelaskan oleh AMICAE (Benner, 1984).
Dalam Expertise In Nursing Practice , Benner dan kolega (1996) menekankan
pentingnya pembelajaran skill dan perawatan melaui pengalaman praktis, penggunaan
ilmu pengetahuna dalam praktek, dan dengan pendidikan formal. Dalam Clinical Wisdom
in Critical Care, Benner dan kolega (1999) memberikan perhatian yang besar
pembelajaran berdasarkan pengalaman dan mempresentasikan bagaimana cara mengajar.
Mereka mendisain CD ROM interaktif untuk melengkapi buku.

3. Penelitian
Metode Benner banyak digunakan sebagai acuan penelitian dalam bidang keperawatan.
Sebagai contoh Fenton (1984, 1985) menggunakan model Benner dalam penelitian
pendidikan. Lock dan Gordon (1989) yang membantu proyek AMICAE, yang
mengembangkan pembelajaran inquiry dalam model formal yang digunakan dalam
praktek keperawatan dan medis. Mereka menyimpulkan bahwa model formal
memberikan petunjuk mengenai pelayanan langsung, pengetahuan dan hasil yang
diinginkan.

D. Kelemahan teori benner


1. Teori Patricia Benner diadaptasi dari Model Dreyfus yang dikemukakan oleh Hubert
Dreyfus dan Stuart Dreyfus. Teori From Novice to Expert menjelaskan 5 tingkat/tahap
akuisisi peran dan perkembangan profesi meliputi: Novice, Advance Beginner, competent,
proficient, dan expert. Model ini relative simple dengan hanya membagi tingkat
kemahiran perawat dalam 5 tahap dan hal itu memerlukan identifikasi tingkat praktek
keperawatan dari gambaran perawat secara individu dan dari observasi praktek klinik
yang sebenarnya .
2. Teori From Novice to Expert mempunyai karakteristik yang universal yang tidak dibatasi
oleh umur, penyakit, kesehatan atau lokasi praktek keperawatan. Untuk interpretasi
model ini dalam praktek keperawatan digunakan sebagai kerangka kerja saja sedangkan
penerapannya dibatasi oleh situasi praktek keperawatan, sehingga diperlukan pemahaman
yang kompetensi 5 level perawat tersebut dan kemampuan mengidentifikasi karakteristik
dan tujuan disetiap level.
3. Model Benner ini hanya dibuktikan dengan menggunakan metodologi kualitatif yang
terdiri dari 31 kompetensi, 7 domain praktek keperawatan dan 9 domain perawatan
kritis. Dengan pendekatan kualitatif, benner menganggap sebagai hipotesis generating
(penyebab) daripada hipotesis testing, maka dari itu perlu dibuktikan dengan pendekatan
alternative lain selain kualitatif.
4. Perspektif Benner adalah fenomenologi dan bukan kognitif. Model Benner didasarkan
pada data based research yang mendukung pengembangan praktek keperawatan.

BAB III
APLIKASI DAN PEMBAHASAN
KASUS PATRICIA BENNER

Seorang anak laki laki berumur 10 tahun bernama An.Tedi sudah tiga hari muntah
dan diare di rumah. Setelah berobat ke puskesmas klien dianjurkan untuk dirawat di rumah sakit.
Sekarang adalah hari kedua klien dirawat di rumah sakit dengan diagnosa Medis DADS.
Keluhan pada saat dikaji, Tedi merasakan lemas, demam dan haus. Dari pemeriksaan fisik
didapat TD : 100/70 mmHg, Suhu : 3970C, RR : 28x/mnt, Nadi : 110x/mnt, konjungtiva anemis,
turgor kulit lama kembali.
BABAK I (Novice)
(Setting)
(scene1)
Di salah satu kamar Ruang Perawatan anak An. Tedi sedang berbaring di tempat tidur
dengan gelisah dan terlihat rewel. Ibu Tedi terlihat cemas sambil mengusap anaknya berharap
anaknya tenang dan tidak rewel.
(Narrator)
Situasi pada babak ini menggambarkan bagaimana seorang perawat dalam level
NOVICE bekerja. Ami adalah seorang mahasiswa keperawatan yang sedang praktek yang
ditempatkan di ruang anak tanpa latar belakang pengalaman dan belum pernah bertugas di
rumah sakit. Perintah yang jelas dan atribut yang obyektif harus diberikan untuk memandu
penampilannya. Oleh karenanya ia didampingi oleh CI dalam memberikan petunjuk dan
perintah untuk melaksanakan asuhan keperawatan kepada An. Tedi.
(scene2)
Ami dengan perawat primer memasuki ruang perawatan An. Tedi. CI memberikan
petunjuk asuhan keperawatan untuk An. Tedi
CI

: Selamat pagi Adek Tedi, apa yang di rasakan hari ini ? tadi
malam bobok nya nyenyak gak ?

Ibu Tedi
Tedi

: Tidur sebentar-sebentar suster, anaknya masih panas dan gelisah,


mencret
:
Rasanya lemes

CI

Tedi

: iya

CI

: Ami coba kamu ukur tekanan darah dan ukur urin outputnya.

Ami

Apakah juga merasa haus?

Baik Bu. (kemudia Ami mengukur tekanan darah An. Tedi,


mengamati urin yang ditampung sejak 3 jam sebelumnya. Hasil
10

pengukuran TD 100/70 mmHg, urin output 60 ml dalam waktu 3


jam)

BABAK II (Beginner & Competent)


(scene 3)
(Setting)
Kamar An. Tedi.
(Narrator)
Babak ini menggambarkan bagaimana perawat dalam level ADVANCE BEGINNER,
dalam hal ini diperankan Ns Beginner. Ns Beginner adalah seorang perawat lulusan DIII yang
baru bekerja. Pada tingkatan ini perawat menunjukkan penampilan mengatasi masalah yang
dapat diterima pada situasi nyata. Peristiwa ini terjadi pada hari berikutnya.... An. Tedi sedang
tiduran, tetapi terlihat lebih lesu dari biasanya, dan tidur dengan memejamkan mata. Ns Beginner
sedang memeriksa catatan medis laporan hari sebelumnya
(Scene 3)
Ns Beginer membaca catatan perkembangan An. Tedi dengan kondisi TD 100/70
mmHg, An. Tedi mengeluh lemas dan haus dan mata terlihat cekung. An Tedi masih rewel, ibu
mengatakan anaknya masih mencret dari tadi pagi sudak 3 kali, konsistensi air saja.

Ns Beginer

(kening berkerut, tampak berfikir) Kok perkembangan An. Tedi seperti


ini?. Coba Saya cek dulu. (kemudian Ns. Beginer melakukan pengecekan,
dan ternyata benar. Ns. Beginer melanjutkan melakukan pemeriksaan fisik
dan mendapatkan turgor kulit lama kembali, mata cekung, dan ingin
minum terus, urin output 60 ml dalam 3 jam

Ns. Beginer

(melaporkan kepada perawat competent). Ns. Compi saya lihat kondisi


An. Tedi semakin memburuk, dehidrasi belum teratasi, urine output hanya
60 ml dalam 3 jam, Saya pikir An. Tedi perlu penanganan lebih lanjut lagi.
Menurut saya An. Tedi perlu dilakukan pemeriksaan ulang laboratorium .

Ns.
Competente

: (mendengarkan laporan Ns Beginner dengan mengangguk-angguk,


kemudian meminta catatan medis yang dipegang Ns Beginner.)
Kamu betul Ns Gin. Mari kita cek bersama-sama... (Ns Competent dan Ns
Beginner bersama-sama ke ruangan An. Tedi.

Ns.
: Selamat pagi Bu Ella. Bagaimana keadaan Adek Tedi sekarang.
Competence
Ibu Ella

: Selamat Pagi Suster (duduk di tepi tempat tidur menunggui anaknya yang
sedang tidur.)

Ns.
: (mengamati keadaan An Tedi) Apakah Adek tedi masih rewel, mencret,
Competence
dan ingin minum terus
11

Ibu Ella

: (mengambil napas dalam) masih suster. Dan matanya juga agak celong,
An Tedi terbangun dan langsung menangis, melihat banyak orang di
dekatnya, (Ibu Ella mencoba menenangkan anaknya dengan mengusapusap An Tedi)

Ns
: Hem,,,,,,Baik Bu Ella kita periksa dulu ya. (sambil mengambil tensimeter
Competence
dan stetoskop. Ns. Beginner membantu memasangkan mansetnya.
Sementara Ns Competence melakukan pemeriksaan fisik pada kepala dan
selanjutnya melakukan pemeriksaan tekanan darah. Setelah melakukan
pemeriksaan tekanan darah, Ns Competence memeriksa turgor kulit perut.
Semua yang disampaikan ibu di perhatian secara seksama oleh Ns.
Competence)

(Narrator)
Aktivitas yang dilakukan Ns Competent menunjukkan penguasaanya pada kasus yang
sedang dihadapi. Tahap competent dari model Dreyfus ditandai dengan kemampuan
mempertimbangkan dan membuat perencanaan yang diperlukan untuk suatu situasi dan sudah
dapat dilepaskan. Level ADVANCE BEGINNER akan menjadi COMPETENT dengan
menyelesaikan pembelajaran dari situasi praktik aktual dengan mengikuti kegiatan yang lain.
Konsisten, kemampuan memprediksi, dan manajemen waktu adalah penampilan pada
tahap competent. Perawat competent dapat menunjukkan reponsibilitas yang lebih pada respon
pasien, lebih realistik dan dapat menampilkan kemampuan kritis pada dirinya.
Situasi berikut ini menggambarkan bahwa Ns Competence berkonsultasi dengan Ns
Proficient sebagai penanggung jawab utama perawatan pasien atau Perawat Primernya

BABAK III (competent, Proficience dan Expert)


(Narrator)
Perawat pada level PROFICIENT menunjukkan kemampuan baru untuk melihat
perubahan yang relevan pada situasi, meliputi pengakuan dan mengimplementasikan respon
keterampilan dari situasi yang dikembangkan. Mereka akan mendemonstrasikan peningkatan
percaya diri pada pengetahuan dan keterampilannya. Pada tingkatan ini mereka banyak terlibat
dengan keluarga dan pasien.

(Setting)
Nurse Station
(Scene 4)
Ns. Proficient

Ns. Competence :

Ns Compi, pemeriksaan urin terakhir An. Tedi sudah dilakukan?


15 menit yang lalu, diperiksa kalium, natrium urin , tetapi hasilnya
belum ada.

12

Ns. Profocient

Coba kita telepon petugas lab, tanyakan langsung hasilnya. (hasil


pemeriksaan natrium dan kalium darah.).dan pengobatan yang
diberikan zink 1x1 tab, parasetamol, lacto 1x1 bungkus.

Kemudian Ns Proficient datang ke ruang rawat An. Tedi untuk berinteraksi/berdialog


dengan Ibu Ella dan An. Tedi

(Scene 5)
(Setting)
Ruang perawatan An Tedi
Ns.
Proficient
Ibu

Selamat Siang bu Ella, Bapak, dan keluarga. Bagaimana keadaan An.


Tedi sekarang?

Ella :

(lemah, lesu, dan masih mencret). Mata masih cekung, rewel, ingin
minum terus, tapi sedikit-sedikit

Ns.
Proficient

Ibu

oh begitu ya? Memang kondisi An. Tedi masih Sangat lemah, karena
masih mencret, air kencing yang keluar juga masih sedikit ya Bu.
(kemudian Ns.Proficient menjelaskan tentang proses penyakitnya kepada
pasien dan keluarganya)

Ella :

ya, barangkali kuman masuk lewat jajanan yang tidak bersih dan higienis,

(Narrator)
Perawat dengan kemampuan level PROFICIENT memerlukan pembelajaran terus
menerus dengan berdiskusi dengan koleganya baik yang setingkat maupun konsultasi dengan
level EXPERT.
Scene berikut menggambarkan bagaiman proses belajar seumur hidup itu berjalan.
Perawat level PROFICIENT berdiskusi dengan perawat EXPERT. Perawat Expert dalam hal ini
dapat berperan sebagai penyelia maupun juga sebagai sejawat Perawat Primer atau bisa juga
pembimbing seniornya. Perawat EXPERT dalam hal ini memulai proses pembelajaran. Perawat
EXPERT dalam cerita ini adalah perawat senior dan ruang rawat ini.
(Scene 6)
(Setting)
Nurse Station
Ns. proficient berdialog dengan Ns. Expert untuk membicarakan kasus An. Tedi
Ns. Expert

: Ns. Profi, bagaimana perkembangan kondisi An tedi?

Ns. Proficient

: Saat ini kondisi An. Tedi masih lemah sesuai dengan hasil
pemeriksaan fisik maupun laboratorium. Saya juga mendapatkan data
13

bahwa An. Tedi memang sering jajan makanan di warung, karena dia
sudah tau dengan jajan
Ns. Expert

: Oh.....begitu. berarti kita perlu menindak lanjuti kasus An. Tedi ini.

Kemudian Ns. Expert mengunjungi An. Tedi dan keluarganya di ruang rawat An. Tedi.

(Scene 7)
Ns. Expert

: Selamat siang ibu Ella dan bapak keluarga An. Tedi. Tadi perawat Ns
Profi sudah banyak bertanya dan menjelaskan tentang kondisi An. Tedi.
Saya harap An. Tedi dan keluarga bisa menerima situasi dan kondisi ini
dengan terbuka, ikhlas, dan lapang dada. Memang saat ini kondisi An.
Tedi benar seperti apa yang sudah dijelaskan oleh perawat teman kami.

Ibu Ella

Iya suster, saya berharap anak saya tidak mencret dan demamnya turun,
sehingga kami dapat pulang ke rumah

Suami Ibu Ella :

Saya dan keluarga juga tak hentinya berdoa pada Tuhan semoga anak
saya cepat sembuhnya

Ns. Expert

ya..bagus. segala sesuatu memang harus kita serahkan kepada Allah


SWT. Kami disini sebagai tim kesehatan/keperawatan hanya berusaha,
dan yang menentukan Allah SWT

Ns. Expert

Baiklah...saya akan menjelaskan hal-hal yang sebaiknya Ibu Ella dan


keluarga bisa lakukan. Saya akan memberikan gambaran / alternatif yang
dapat An. Tedi dan keluarga lakukan. Diharapkan setelah ini lebih
berhati-hati dalam memberikan makanan kepada anak-anak, selain masih
sangat rentan terhadap penyakit anak-anak tidak mampu membedakan
mana yang bersih dan yang tidak.

Ibu Ella

: terimakasih akan masukan dan nasehatnya

Ns. Expert dan Ns. Proficient meninggalkan ruangan.....


(narrator)
Demikian tadi cerita yang menggambarkan perkembangan kemampuan perawat dari
tingkat NOVICE EXPERT yang merupakan teori Patricia Benner. Semoga gambaran tersebut
mewakili pemahaman yang sesuai.

SELESAI

14

BAB IV

KESIMPULAN

1. Dalam tatanan pelayanan teori ini memberikan pemahaman profesi tentang apa artinya
menjadi seorang ahli, Patricia memperkenalkan konsep bahwa perawat ahli
mengembangkan keterampilan dan pemahaman tentang perawatan pasien
dari waktu ke waktu melalui pendidikan dasar serta banyaknya pengalaman.
2. Seorang perawat diberi tanggung jawab dan wewenang sesuai dengan tingkatan
kompetensi yang dimilikinya (jenjang karir perawat).
3. Di tatanan pelayanan pengembangan karir klinik bisa di terapkan sesuai dengan tahapan
jenjang karir

15

DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry.2009. Fundamental of Nursing edisi 7. Jakarta: Salemba Medika.


Tomay & Alligood. Nursing Theory Utilization & Application third edition. Mosby. 2006
Wirda U. From Novice to Expert : Exellence and Power in Clinical Nursing Practice

16

Anda mungkin juga menyukai