Tahun
PT. Indocement
Tunggal Prakarsa
Tbk
PT. Holcim
Indonesia Tbk
PT. Semen
Gresik Tbk
Rata-Rata
Industri
2008
1,7
kali
1,6kali
3,3kali
2,2kali
2009
3kali
Naik
1,3kali
1,2kali
Turun
0,4kali
4kali
Naik
0,7
kali
2,7kali
2010
5,5
Naik
1,6kali
Naik
2,9kali
Turun
3,3kali
56
kali
2,5kali
0,4 kali
1,1kali
Gresik yaitu 3 kali dengan4 kali. Pada tahun 2010 kemampuan membayar hutang
jangka pendek PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk lebih tinggi dibandingkan
dengan perusahaan lainnya di satu Industri yang sama.
Kinerja PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dalam melunasi kewajiban
jangka pendeknya pada tahun 2008 dikatakan tidak likuid karena kenaikan aktiva
lancar lebih kecil dari kenaikan hutang jangka pendek yang sangat signifikan
yaitu aktiva lancar yang mengalami kenaikan. Hal yang menyebabkan kenaikan
aktiva lancar adalah: Kenaikan kas dan setara kas, Kenaikan piutang, kenaikan
persediaan, dan kenaikan uang muka dan jaminan dari tahun sebelumnya. Hal
yang menyebabkan kenaikan Kewajiban jangka pendek adalah: adanya pinjaman
jangka pendek, kenaikan hutang usaha kepada pihak ketiga, kenaikan biaya
hutang yang masih harus dibayar, kenaikan hutang pajak, kenaikan hutang sewa
guna usaha, dan adanya hutang kepada lembaga keuangan yang tidak ada pada
tahun sebelumnya.
Kinerja PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk pada tahun 2009 dalam
melunasi kewajiban jangka pendeknya dikatakan cukup likuid karena kenaikan
aktiva lancar lebih besar dibandingkan dengan penurunan kewajiban jangka
pendek. Hal yang menyebabkan kenaikan aktiva lancar adalah: kenaikan kas dan
setara kas, dan kenaikan piutang usaha dari tahun sebelumnya. Hal yang
menyebabkan penurunan kewajiban jangka pendek adalah: Penurunan pinjaman
jangka pendek, Penurunan hutang sewa pembiayaan, dan tidak ada hutang
kepada lembaga keuangan yang ada pada tahun sebelumnya.
58
Kinerja PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk pada tahun 2010 dalam
melunasi kewajiban jangka pendeknya dikatakan cukup likuid karena kenaikan
aktiva lancar yang lebih besar dari penurunan kewajiban jangka pendek. Hal
yang menyebabkan kenaikan aktiva lancar adalah: kenaikan kas dan setara kas,
kenaikan, kenaikan piutang usaha, kenaikan persediaan, dan kenaikan uang muka
dan jaminan. Hal yang menyebabkan penurunan kewajiban jangka pendek
adalah: penurunan pinjaman jangka pendek penurunan hutang usaha kepada
pihak ketiga, penurunan hutang lain-lain pihak ketiga, penurunan hutang pajak,
penurunan biaya yang masih harus dibayar dan penurunan hutang sewa
pembiayaan yang jatuh tempo pada satu tahun.
Kinerja PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dalam melunasi kewajiban
jangka pendeknya pada tahun 2008-2009 lebih rendah dibandingkan dengan PT.
Semen gresik Tbk, tetapi lebih tinggi kinerjanya pada tahun 2010. Hal yang
menyebabkan kinerja PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dalam melunasi
hutang jangka pendek lebih rendah dari PT. Semen Gresik Tbk pada tahun 2008
dan tahun 2009 adalah: aktiva lancar yang dimiliki oleh PT. Semen Gresik Tbk
pada tahun 2008 dan tahun 2009 lebih besar dari PT. Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk, meskipun kewajiban lancar pada PT. Semen Gresik Tbk lebih
besar dari PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, tetapi sebanding dengan
peningkatan aktiva lancar yang cukup signifikan.
59
2. Acid Test Ratio pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Tahun 20082010.
Acid Test Ratio pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tahun 2008-2010 akan
ditunjukkan pada tabel 4.2 dibawah ini:
Tabel 4.2
Acid Test Ratio PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 2008-2010.
Tahun
PT. Indocement
Tunggal Prakarsa
Tbk
PT. Holcim
Indonesia Tbk
PT. Semen
Gresik Tbk
Rata-Rata
Industri
2008
0,6
kali
1,3
kali
2,6kali
1,5kali
2009
2,2
kali
Naik
1,6 kali
0,9
kali
Turun 0,4
kali
2,9kali
Naik
0,3
kali
2 kali
2010
4,5
kali
Naik
2,3 kali
1,3kali
Naik 0,4
kali
2,2kali
Turun
0,7
kali
2,7 kali
0,6 kali dengan 2,6 kali dan dengan 1,3 kali Pada tahun 2009 terjadi peningkatan
yaitu sebesar 1,6 kali dan dikatakan cukup likuid karena acid test ratio pada
tahun 2009 berada diatas rata-rata yaitu 2,2 kali dengan rata-rata industri 2 kali.
Selain itu, pada tahun 2009 kemampuan dalam pembayaran hutang jangka
pendek tanpa memperhitungkan persediaan pada PT. Indocement tunggal
Prakarsa Tbk lebih rendah dari PT. Semen Gresik Tbk yaitu sebesar 2,2 kali
dengan 2,9 kali. Pada tahun 2010 terjadi peningkatan yaitu sebesar 2,3 kali dan
dikatakan cukup likuid karena acid test ratio pada tahun 2010 berada diatas ratarata yaitu 4,5 kali dengan rata-rata industri 2,7 kali. Selain itu, Pada tahun 2010
kinerja PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dalam membayar hutang jangka
pendek tanpa memperhitungkan persediaan kinerjanya lebih baik dibandingkan
dengan perusahaan lain di satu industri yang sama. Pada perhitungan acid test
ratio pengurangan persediaan karena persediaan dianggap memerlukan jangka
waktu yang lama untuk diuangkan jika perusahaan memerlukan dana untuk
membayar kewajiban jangka pendek.
Kinerja PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya tanpa memperhitungkan persediaan yaitu pada
tahun 2008 perusahaan dikatakan tidak cukup likuid dalam kemampuan
membayar hutang jangka pendek karena kenaikan aktiva lancar tanpa persediaan
mengalami kenaikan yang lebih kecil dari kenaikan hutang jangka pendek, selain
itu dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya persediaan paling besar adalah
pada tahun 2008, maka hal itu mempengaruhi kecilnya acid test ratio.
61
62
Tabel 4.3
Receivable Turnover PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 2008-2010.
Tahun
PT. Indocement
Tunggal Prakarsa
Tbk
PT. Holcim
Indonesia Tbk
PT. Semen
Gresik Tbk
Rata-Rata
Industri
2008
11 kali
11
kali
12
kali
11 kali
2009
10 kali
Turun
1 kali
11
kali
13
kali
Naik
1 kali
11 kali
2010
9 kali
Turun
1 kali
11
kali
12
kali
Turun
1 kali
11 kali
63
Kinerja PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk pada tahun 2008 dikatakan
cukup likuid karena sama dengan rata-rata industri. Hal tersebut ditunjukan pada
kenaikan penjualan yang sebanding dengan kenaikan piutang usaha sedangkan
pada tahun 2009 dan tahun 2010 dikatakan tidak cukup likuid karena lebih
rendah dibandingkan dengan rata-rata-rata industri dan lebih kecil dibandingkan
dengan kedua pesaingnya. Hal yang menyebabkan ketidaklikuid pada tahun 2009
dan tahun 2010 adalah kenaikan penjualan yang lebih kecil dibandingkan dengan
kenaikan piutangnya yang cukup signifikan. Hal itu menandakan pada tahun
2008 terdapat modal kerja yang lebih rendah pada piutang sehingga dinyatakan
lebih bagus sedangkan modal kerja pada tahun 2009 dan tahun 2010 cenderung
meningkat dalam piutangnya sehingga dinyatakan kurang bagus.
Kinerja PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dalam penagihan
piutangnya pada tahun 2008 sampai 2010 lebih rendah dibandingkan dengan PT.
Semen Gresik Tbk dan pada tahun 2009-2010 lebih rendah dibandingkan dengan
PT. Holcim Indonesia Tbk. Hal tersebut terjadi karena penjualan pada PT. Semen
gresik Tbk lebih tinggi dan piutangnya lebih rendah dari PT. Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk. sedangkan kinerja PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dalam
penagihan piutangnya pada tahun 2009-2010 lebih rendah dibandingkan dengan
PT. Holcim Indonesia Tbk karena kenaikan penjualan yang lebih besar
dibandingkan dengan penurunan piutangnya meskipun nilai penjualan dan
piutang dari PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk lebih besar dari PT. Holcim
Indonesia Tbk.
64
4. Average Collection Period pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Tahun
2008-2010.
Average Collection Period pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tahun 20082010 akan ditunjukkan pada tabel 4.4 dibawah ini:
Tabel 4.4
Average Collection Period PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 20082010.
Tahun
PT. Indocement
Tunggal Prakarsa
Tbk
PT. Holcim
Indonesia Tbk
PT. Semen
Gresik Tbk
Rata-Rata
Industri
2008
32 hari
33
hari
30
hari
32 hari
2009
37 hari
Naik 4
hari
33
hari
28
hari
Turun
2 hari
33 hari
2010
41 hari
Naik 4
hari
41
hari
Naik 8 hari
30
hari
Naik
2 hari
37 hari
period menunjukkan bahwa periode waktu penagihan yang dapat ditagih pada
tahun 2008 paling baik karena periode penagihan piutang yang dapat ditagih
sebesar 32 hari dan sama dengan rata-rata industri yaitu 32 hari, hal itu
menunjukan bahwa kegiatan penagihan perusahaan dinyatakan cukup baik. Pada
65
tahun 2009 sampai tahun 2010 dikatakan kurang baik karena lebih tinggi dari
pada perhitungan rata-rata industri yaitu sebesar 37 hari dan 41 hari terhadap
rata-rata industri yaitu 33 hari dan 37 hari sehingga dinyatakan kurang baik
dalam periode waktu pengumpulan piutannya yang akan dijadikan sebagai kas.
Selain itu, pada tahun 2008 sampai tahun 2010 kinerja PT. Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk dalam periode waktu penagihan piutang yang dapat ditagih lebih
tinggi dibandingkan PT. Semen Gresik Tbk. yaitu sebesar 33 hari, 37 hari, 41
hari dengan 30 hari, 28 hari, dan 30 hari, hal itu menunjukan bahwa pada tahun
2008-2009 kinerja PT. Semen Gresik Tbk lebih unggul dalam penagihan piutang
yang dikumpulkan menjadi kas, sedangkan pada tahun 2009 kinerja PT.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk lebih tinggi dari PT. Holcim Indonesia Tbk
yaitu 37 hari dengan 33 hari, hal itu menunjukan pada tahun 2009 kinerja PT.
Holcim Indonesia Tbk dalam penagihan piutang untuk dijadikan kas lebih baik
dari PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Kinerja PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dalam penagihan piutang
yang akan dijadikan kas pada tahun 2009 dan tahun 2010 dikatakan kurang baik
karena periode penagihannya lebih lama dibandingkan dengan rata-rata industri
serta lebih rendah bila dibandingkan dengan PT. Semen Gresik Tbk serta pada
tahun 2009 lebih rendah dibandingkan dengan PT. Holcim Indonesia Tbk. Hal
yang menyebabkan periode penagihan perusahaan kurang baik karena kegiatan
dari penagihannya dikatakan kurang baik.
5. Inventory Turnover pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Tahun 20082010.
66
Tahun
PT. Indocement
Tunggal Prakarsa
Tbk
2008
5 kali
2009
4 kali
2010
4 kali
Turun
1 kali
-
PT. Holcim
Indonesia Tbk
PT. Semen
Gresik Tbk
Rata-Rata
Industri
9 kali
5 kali
6 kali
9 kali
5 kali
6 kali
9 kali
5 kali
6 kali
persediaan yang dijual lebih rendah dari PT Holcim Indonesia Tbk. yaitu sebesar
5 kali dengan 9 kali. Pada tahun 2009 sampai tahun 2010 kemampuan PT.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dalam kemampuan rata-rata persediaan yang
dijual sebesar 4 kali di tahun 2009 dan 4 kali di tahun 2010 relatif rendah
dibandingkan dengan 2 pesaingnya yaitu PT. Holcim Indonesia Tbk sebesar 9
kali pada tahun 2009 dan 9 kali di tahun 2010, PT. Semen Gresik Tbk sebesar 5
kali ditahun 2009 dan 5 kali di tahun 2010. Kinerja PT. Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk dalam kemampuan rata-rata persediaan yang dijual pada tahun
2008 sampai 2009 mengalami penurunan 1 kali.
Kinerja PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dalam mengelola
persediaan pada tahun 2008-2010 dikatakan kurang baik karena berada dibawah
rata-rata industri serta mengalami penurunan setiap tahunnya.Pada tahun 2008
hal itu terjadi karena adanya kenaikan persediaan yang sangat signifikan yang
tidak diimbangi dengan kenaikan HPP sehingga dapat disimpulkan masih ada
persediaan yang menumpuk. Pada tahun 2009 hal itu terjadi karena penurunan
hpp yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan persediaan sehingga
menimbulkan persediaan menumpuk. Pada tahun 2010 hal itu terjadi karena
adanya kenaikan persediaan yang signifikan terutama pada barang jadi tidak
disertai kenaikan harga pokok produksi yang signifikan sehingga menimbulkan
persediaan yang menumpuk.
Kinerja PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dalam mengelola
persediaan pada tahun 2008-2010 masih lebih rendah dibandingkan dengan
pesaingnya yaitu PT. Holcim Indonesia Tbk yaitu 6 kali, 4 kali, dan 4 kali
68
dibandingkan dengan 9 kali, hal itu terjadi karena pada PT. Holcim Indonesia
Tbk adanya kenaikan dari HPP yang disertai dengan penurunan persediaan
sehingga persediaan diolah dengan efektif dan tidak ada penumpukan. Hal
tersebut menandakan bahwa pengaturan standar stock PT. Holcim Indonesia Tbk
lebih baik dibandingkan dengan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Kinerja PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dalam mengelola
persediaan pada tahun 2009-2010 masih lebih rendah dibandingkan dengan
pesaingnya yaitu PT. Semen gresik Tbk hal itu terjadi karena pengelolaan
persediaan PT. Semen Gresik Tbk dengan standar stock yang lebih bagus
dibandingkan dengan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
6. Average days to sell Inventory pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Tahun 2008-2010.
Average days to sell Inventory pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tahun
2008-2010 akan ditunjukkan pada tabel 4.6 dibawah ini:
Tabel 4.6
Average days to Sell Inventory PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun
2008-2010.
Tahun
PT. Indocement
Tunggal Prakarsa
Tbk
PT. Holcim
Indonesia Tbk
Rata-Rata
Industri
2008
73 hari
41 hari
73 hari
62 hari
2009
91 hari
Naik
18 hari
41 hari
73 hari
68 hari
2010
91 hari
41 hari
73 hari
68 hari
lebih lambat dari PT. Holcim Indonesia Tbk dan PT. Semen Gresik Tbk yaitu 91
hari pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa, 41 hari pada PT. Holcim Indonesia
Tbk., 73 hari pada PT. Semen Gresik Tbk.
Kinerja PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dalam waktu pengelolaan
persediaan kurang baik karena berada di atas rata-rata industri serta lebih tinggi
dari kedua pesaingnya dalam waktu pengelolaan persediaan. Hal itu terjadi
karena ketidakefektifan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dalam mengelola
persediaannya.
7. Periode konversi persediaan pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Tahun 2008-2010.
Periode konversi persediaan pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tahun 20082010 akan ditunjukkan pada tabel 4.7 dibawah ini:
Tabel 4.7
Periode konversi persediaan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 20082010.
Tahun
PT. Indocement
Tunggal Prakarsa
Tbk
PT. Holcim
Indonesia Tbk
Rata-Rata
Industri
2008
57 hari
29 hari
49 hari
45 hari
2009
44 hari
Turun
13 hari
23 hari
Turun 6
hari
36 hari
Turun
13
hari
34 hari
2010
43 hari
Turun
1 hari
31 hari
Naik 8
hari
41 hari
Naik
5 hari
38 hari
71
dibutuhkan untuk mengonversi bahan baku menjadi barang jadi dan kemudian
menjual barang tersebut. Pada tahun 2008-2010 periode konversi persediaan
berada di atas rata-rata industri. Hal tersebut menunjukan bahwa rata-rata waktu
yang dibutuhkan untuk mengonversi bahan baku menjadi barang jadi dan
kemudian menjual barang lebih lama dan dikatakan kurang baik. Hal ini terjadi
karena adanya persediaan yang menumpuk dan belum diproduksi serta tidak
diimbangi dengan produksinya, dimana produksinya lebih kecil sedangkan
persediaannya menumpuk. Kinerja PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk pada
tahun 2008-2010 dalam periode konversi persediaan juga kalah dengan kedua
pesaingnya.
8. Periode Penerimaan Piutang pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Tahun 2008-2010.
Periode Penerimaan Piutang pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tahun 20082010 akan ditunjukkan pada tabel 4.8 dibawah ini:
Tabel 4.8
Periode Penerimaan Piutang PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 20082010.
Tahun
PT. Indocement
Tunggal Prakarsa
Tbk
PT. Holcim
Indonesia Tbk
Rata-Rata
Industri
2008
31 hari
39 hari
34 hari
35 hari
2009
44 hari
Naik
35 hari
Turun 4
36 hari
Naik
38 hari
72
13 hari
2010
42 hari
Turun
2 hari
hari
35 hari
2 hari
35 hari
Turun
1 hari
37 hari
Tahun
PT. Indocement
Tunggal Prakarsa
Tbk
PT. Holcim
Indonesia Tbk
Rata-Rata
Industri
2008
18 hari
38 hari
37 hari
31 hari
2009
33 hari
Naik
31 hari
Turun 7
37 hari
34 hari
73
15 hari
2010
26 hari
Turun
7 hari
hari
20 hari
Turun 9
hari
24 hari
Turun
13
hari
23 hari
Tahun
PT. Indocement
Tunggal Prakarsa
Tbk
PT. Holcim
Indonesia Tbk
Rata-Rata
Industri
2008
70 hari
30 hari
46 hari
49 hari
2009
55 hari
Turun
15 hari
27 hari
Turun 3
hari
35 hari
Turun
11
39 hari
74
hari
2010
59 hari
Naik 4
hari
46 hari
Naik 19
hari
52 hari
Naik
17
hari
52 hari
Profit Margin pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tahun 2008-2010 akan
ditunjukkan pada tabel 4.11 dibawah ini:
Tabel 4.11
Profit Margin PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 2008-2010.
75
Tahun
PT. Indocement
Tunggal Prakarsa
Tbk
PT. Holcim
Indonesia Tbk
PT. Semen
Gresik Tbk
Rata-Rata
Industri
2008
18%
6%
21%
15%
2009
25%
Naik
7%
15%
Naik
9%
23%
Naik
2%
21%
2010
28%
14%
Turun
1%
25%
Naik
2%
22%
Naik
3%
dengan 21% di rata-rata industri, pada tahun 2009 kinerja PT. Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk. lebih baik dibandingkan dengan 2 pesaingnya karena
rasio profit margin pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.lebih tinggi
dibandingkan dengan 2 pesaingnya. Pada tahun 2010 hasil perhitungan Profit
margin adalah 28% dan terjadinya kenaikan 3% dari tahun 2009 dan jika
dibandingkan dengan rata-rata industri PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
memiliki kinerja yang cukup baik dalam menghasilkan laba yang tinggi dari
penjualannya yaitu 28% dibandingkan dengan 22% rata-rata industri. Pada tahun
2010 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memiliki kinerja yang cukup baik
dalam menghasilkan laba yang tinggi dari penjualan dibandingkan dengan 2
pesaingnya karena rasio profit margin PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
lebih tinggi.
Kinerja PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk pada tahun 2008 dalam
menghasilkan laba lebih rendah dibandingkan dengan PT. Semen Gresik Tbk
karena pada tahun 2008 laba dan penjualan yang dihasilkan oleh PT. Semen
Gresik Tbk lebih besar dibandingkan dengan PT. Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk.
2. Gross Profit Margin pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Tahun
2008-2010.
Gross Profit Margin pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tahun 2008-2010
akan ditunjukkan pada tabel 4.12 dibawah ini:
Tabel 4.12
77
Gross Profit Margin PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 2008-2010.
Tahun
PT. Indocement
Tunggal Prakarsa
Tbk
PT. Holcim
Indonesia Tbk
PT. Semen
Gresik Tbk
Rata-Rata
Industri
2008
41%
37%
44%
41%
2009
48%
Naik
7%
38%
Naik
1%
47%
Naik
3%
44%
2010
50%
38%
47%
45%
Naik
2%
karena penjualan dan laba kotor yang dihasilkan oleh PT. Semen Gresik Tbk
lebih besar dibandingkan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
3. Asset Turnover pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Tahun 2008-
2010.
Asset Turnover pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tahun 2008-2010 akan
ditunjukkan pada tabel 4.13 dibawah ini:
Tabel 4.13
Asset Turnover PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 2008-2010.
Tahun
PT. Indocement
Tunggal Prakarsa
Tbk
PT. Holcim
Indonesia Tbk
Rata-Rata
Industri
2008
0,9 kali
0,6 kali
1,3 kali
0,9 kali
2009
0,8 kali
Turun
0,1 kali
0,8 kali
Naik
0,1 kali
1,2 kali
Turun
0,1 kali
0,9 kali
2010
0,7 kali
Turun
0,1 kali
0,7kali
Turun
0,1 kali
1 kali
Turun
0,2 kali
0,8 kali
efisiensi sebuah
PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk pada tahun 2008 lebih rendah dari PT.
Semen Gresik Tbk yaitu 0,9 kali dengan 1,3 kali, hal itu menunjukan bahwa PT.
Semen Gresik Tbk mempunyai kinerja lebih baik dalam penggunaan asetnya
untuk menghasilkan penjualan dibandingkan PT. Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk. Pada tahun 2009 kinerja PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dalam
penggunaan asetnya untuk menghasilkan penjualan mengalami penurunan 0,1
kali dari tahun 2008 dan berada dibawah rata-rata industri yaitu 0,8% dengan
0,9% serta kinerjanya kalah dengan pesaingnya PT. Semen Gresik Tbk yaitu
sebesar 0,8 kali dengan 1,2 kali, hal ini menunjukan bahwa kinerja PT.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk pada tahun 2009 kurang efisien dalam
penggunaan aset untuk menghasilkan penjualan, dan perusahaan belum
memaksimalkan
aset
yang
dimilikinya.
Perusahaan
diharapkan
untuk
2010.
Return on Asset pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tahun 2008-2010 akan
ditunjukkan pada tabel 4.14 dibawah ini:
Tabel 4.14
81
Tahun
PT. Indocement
Tunggal
Prakarsa Tbk
Rata-Rata
Industri
2008
16%
4%
26%
15%
2009
22%
Naik 6%
12%
Naik 8 %
28%
Naik 2%
21%
2010
22%
9%
Turun 3%
25%
Turun 3%
19%
82
cukup baik karena berada diatas rata-rata industri hal itu menunjukan bahwa laba
bersih yang meningkat dari tahun ke tahun.
Kinerja
PT. Indocement
Tunggal
tingkat
2010.
Return on Equity pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tahun 2008-2010 akan
ditunjukkan pada tabel 4.15 dibawah ini:
Tabel 4.15
Return on Equity PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 2008-2010.
Tahun
PT. Indocement
Tunggal Prakarsa
Tbk
Rata-Rata
Industri
2008
21%
10%
31%
21%
2009
26%
Naik
5%
27%
Naik 17%
33%
Naik 2%
29%
2010
25%
Turun
1%
12%
Turun
15%
30%
Turun 3%
22%
83
kedua
hal ini karena laba bersih yang dihasilkan PT. Semen Gresik Tbk pada tahun
2008 sampai tahun 2010 lebih banyak dibandingkan PT. Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk.
Kinerja PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dalam mengukur seberapa
banyak laba bersih dalam rupiah yang diperoleh dari setiap rupiah yang
diinvestasikan pada tahun 2009 dikatakan kurang baik karena rasionya dibawah
rata-rata industri serta lebih rendah dibandingkan dengan kedua pesaingnya
karena Kenaikan ekuitas yang lebih besar dibandingkan dengan kenaikan laba
bersih dari tahun sebelumnya sehingga menghasilkan rasio yang lebih kecil.
Kinerja PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dalam mengukur seberapa
banyak laba bersih dalam rupiah yang diperoleh dari setiap rupiah yang
diinvestasikan pada tahun 2009 lebih rendah jika dibandingkan dengan PT.
Semen Gresik Tbk karena laba bersih yang dihasilkan lebih besar dari PT.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk serta kenaikan laba yang lebih besar
dibandingkan dengan kenikan ekuitas.
Kinerja PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dalam mengukur seberapa
banyak laba bersih dalam rupiah yang diperoleh dari setiap rupiah yang
diinvestasikan pada tahun 2009 lebih rendah jika dibandingkan dengan PT.
Holcim Indonesia Tbk karena kenaikan laba bersih dari tahun sebelumnya
diimbangi dengan penurunan ekuitas maka rasio menjadi lebih tinggi dari PT.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
85
6. Earning per Share pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Tahun 2008-
2010.
Earning per Share pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tahun 2008-2010
akan ditunjukkan pada tabel 4.16 dibawah ini.
Tabel 4.16
Earning per Share PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 2008-2010.
Tahun
PT. Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk
Rata-Rata
Industri
2008
Rp.474,16
Rp.37
Rp.426
Rp.312
2009
Rp.746,12
Naik
Rp.271,96
Rp.117
Naik
Rp.80
Rp.566
Naik
Rp.140
Rp.476
2010
Rp.876,05
Naik
Rp.129,9
Rp.108
Turun
Rp.9
Rp.613
Naik
Rp.47
Rp.532
2010. Laba bersih yang dihasilkan dari setiap lembar saham pada PT.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk lebih unggul dibandingkan dengan kedua
pesaingnya.
7. Price Earning Ratio
2008-2010.
Price Earning Ratio pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tahun 2008-2010
akan ditunjukkan pada tabel 4.17 dibawah ini:
Tabel 4.17
Price Earning Ratio PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 2008-2010.
Tahun
PT. Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk
2008
12,2 kali
2009
11,2 kali
2010
18,2 kali
Rata-Rata
Industri
26 kali
9,8 kali
16 kali
Turun 1
kali
9,3 kali
Turun 16,7
kali
9,4 kali
Turun 0,4
kali
10 kali
Naik 7 kali
20 kali
Naik 10,7
kali
14,2 kali
17,4 kali
Semen Gresik Tbk, hal tersebut menunjukan bahwa harga saham perusahaan
yang tidak terlalu mahal serta perusahaan mampu menghasilkan laba bersih.
Pada tahun 2009, Price Earning Ratio PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
adalah 11,2 kali dan mengalami penurunan sebesar 1 kali dari tahun 2008 serta
rasionya lebih tinggi dibandingkan kedua pesaingnya, hal tersebut menunjukan
mahalnya harga saham pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Pada tahun
2010, Price Earning Ratio PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah 18,2
kali,serta peningkatan 7 kali dari tahun 2009, rasio ini lebih tinggi bila
dibandingkan dengan rata-rata industri yaitu 17,4 kali serta lebih tinggi dari
pesaingnya PT. Semen Gresik Tbk yaitu 18,2 kali dengan 15,4 kali, hal tersebut
menunjukan bahwa harga saham PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk masih
mahal harganya.
8. Payout Ratio pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Tahun 2008-2010.
Payout ratio pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tahun 2008-2010 akan
ditunjukkan pada tabel 4.18 dibawah ini:
Tabel 4.18
Payout Ratio PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 2008-2010.
Tahun
PT. Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk
2008
8,4%
2009
20%
2010
26%
Naik 11,6%
Naik 6%
Rata-Rata
Industri
35%
14%
48%
Naik 13%
23%
50%
Naik 2%
25%
Perhitungan Payout Ratio adalah dividen kas dibagi dengan laba bersih.
Pada rasio ini jika rasio lebih rendah maka menandakan bahwa perusahaan
menginvestasikan kembali sebagian besar dari laba bersih untuk usaha mereka
karena perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi. PT. Holcim
Indonesia tidak membagikan deviden dari tahun 2008 sampai tahun 2010 dan itu
bisa dilihat dilaporan keuangannya tidak dicantumkan adanya deviden dan
karena adanya kuasi reorganisasi. Pada tahun 2008 rasio pembayaran pada PT.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk lebih rendah dari rata-rata industri dan dari
pesaingnya, hal itu menandakan bahwa PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
menginvestasikan sebagian laba bersihnya untuk perkembangan bisnis mereka.
Pada tahun 2009 rasio pembayaran pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
lebih rendah dari rata-rata industri dan dari pesaingnya, hal itu menandakan
bahwa PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk menginvestasikan sebagian laba
bersihnya untuk perkembangan bisnis mereka serta mengalami kenaikan 11,6%
dari tahun 2008 yang menandakan bahwa peningkatan perusahaan dalam
membagikan devidennya. Pada tahun 2010 rasio pembayaran pada PT.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk lebih tinggi dari rata-rata industri yaitu 26%
dengan 25% serta mengalami peningkatan 6 % dari tahun 2009, hal itu
menandakan bahwa peningkatan perusahaan dalam membagikan devidennya
dibandingkan dengan investasi kembali. Pada tahun 2010 rasio pembayaran PT.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk lebih rendah dari PT. Semen Gresik Tbk, hal
itu menandakan bahwa PT. Semen Gresik Tbk lebih banyak melakukan
pengembalian deviden.
89
2008-2010.
Debt to Total Asset Ratio pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tahun 20082010 akan ditunjukkan pada tabel 4.19 dibawah ini:
Tabel 4.19
Debt to Total Asset Ratio PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 20082010.
Tahun
PT. Indocement
Tunggal Prakarsa
Tbk
PT. Holcim
Indonesia Tbk
Rata-Rata
Industri
2008
24%
66%
23%
38%
2009
19%
Turun
5%
54%
Turun
12%
20%
Turun
3%
31%
2010
15%
Turun
4%
35%
Turun
19%
22%
Naik 2%
24%
total asetnya yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan total kewajibannya,
tetapi pada tahun 2008 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk masih lebih tinggi
dibandingkan dengan PT. Semen Gresik Tbk yaitu 24% dengan 23%. Pada tahun
2009 Debt to Total Asset Ratio PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk lebih
rendah dari rata-rata industri yaitu 19% dengan 31% dan lebih rendah dari kedua
pesaingnya serta mengalami penurunan 5% dari tahun 2008, hal itu menunjukan
bahwa pada tahun 2009 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memiliki
kemampuan dalam melunasi kewajibannya dan sangat disukai oleh kreditor.
Pada tahun 2010 Debt to Total Asset Ratio PT. Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata industrinya yaitu 15% dengan
24% dan lebih rendah dibandingkan dengan dengan kedua pesaingnya serta
mengalami penurunan 4% dari tahun 2009, hal ini menunjukkan pada tahun 2010
PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memiliki kemampuan dalam melunasi
kewajibannya dan sangat disukai oleh kreditor karena pada tahun 2010 PT.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memiliki total aset yang lebih besar
dibandingkan dengan total kewajiban. Pada tahun 2008-2010 terjadi penurunan
Debt Total Ratio pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk karena terjadi
kenaikan total asset yang disertai penurunan Total kewajiban.
Kinerja PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk pada tahun 2008 masih
lebih tinggi dari PT. Semen Gresik Tbk ,hal itu terjadi karena PT. Semen Gresik
Tbk memiliki total aset yang lebih besar serta memiliki total kewajiban yang
lebih kecil dibandingkan dengan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
91
2. Timed Interest Earned pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Tahun
2008-2010.
Timed Interest Earned pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tahun 2008-2010
akan ditunjukkan pada tabel 4.20 dibawah ini:
Tabel 4.20
Timed Interest Earned PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 2008-2010.
Tahun
PT. Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk
Rata-Rata
Industri
2008
0,2 kali
0,02 kali
1,4 kali
0,5 kali
2009
1,1 kali
Naik 0,9
kali
0,04 kali
Naik 0,02
kali
2,3 kali
Naik 0,9
kali
1,1 kali
2010
2,6 kali
Naik 1,5
kali
0,06 kali
Naik 0,02
kali
1,8 kali
Turun 0,5
kali
1,5 kali
penghasilan dan beban bunga dibagi dengan beban bunga. Rasio ini berguna
untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi pembayaran bunga
ketika jatuh tempo tanpa memperhitungan pajak yang dibebankan . Pada tahun
2008 kemampuan perusahaan untuk melunasi pembayaran bunga ketika jatuh
tempo. Dikatakan kurang baik karena lebih rendah dari rata-rata industri yaitu
0,2 kali dengan 0,5 kali, selain itu lebih rendah dibandingkan pesaingnya PT.
Semen Gresik Tbk, hal itu menandakan ketidakmampuan perusahaan dalam
melakukan pembayaran bunga atas pinjaman. Pada tahun 2009 Timed Interest
Earned PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk lebih sama dibandingkan dengan
rata-rata industri yaitu 1,1 kali dengan 1,1 kali, selain itu lebih rendah
92
dibandingkan pesaingnya yaitu PT. Semen Gresik Tbk, hal itu menandakan
kemampuan perusahaan dalam melakukan pembayaran bunga atas pinjaman,
tetapi lebih baik dibandingkan tahun 2008 karena mengalami kenaikan 0,9 kali.
Pada tahun 2010 Timed Interest Earned PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata industri yaitu 2,6 kali dengan 1,5 kali,
dan mengalami kenaikan 1,5 kali dari tahun 2009, hal itu menunjukan
perusahaan mampu melakukan pembayaran bunga yang jatuh tempo pada tahun
2010 dan terus mengalami peningkatan dari tahun- tahun sebelumnya, Pada
tahun 2010 kemampuan perusahaan dalam melakukan pembayaran bunga atas
pinjaman lebih tinggi dibandingkan kedua pesaingnya.
Kinerja Perusahaan pada tahun 2008 Pada PT. Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk dikatakan kurang mampu dalam melunasi pembayaran bunga
ketika jatuh tempo tanpa memperhitungan pajak yang dibebankan dikarenakan
Penurunan laba usaha sebelum bunga dan pajak lebih besar dibandingkan dengan
penurunan beban bunga dari tahun sebelumnya.
Kinerja PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk pada tahun 2008-2009
masih lebih rendah dibandingkan PT. Semen Gresik Tbk karena PT. Semen
Gresik Tbk memiliki laba sebelum bunga dan pajak yang lebih besar
dibandingkan dengan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk serta memiliki
beban bunga yang lebih rendah dibandingkan dengan PT. Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk.
IV.2. Analisis Metode Economic Value Added (EVA)
93
menggunakan
metode
Economic
Value
Added
(EVA)
akan
PT. Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk
2008
1,869,216.00
491,001.00
2,570,152.00
2009
2,788,369.00
1,447,027.00
3,373,113.00
2010
3,199,222.00
1,063,202.00
3,685,214.00
Sumber : data diolah dari laporan keuangan masing masing perusahaan di satu
industri semen yang tercata di BEI.
Perhitungan Net Operating Profit After Tax (NOPAT) pada PT.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mengalami kenaikan dari tahun 2008-2010
hal tersebut terjadi karena adanya peningkatan laba usaha serta terjadi keniakan
penghasilan bunga serta penurunan rugi kurs bersih dari tahun 2008-2010. Net
Operating Profit After Tax (NOPAT) tertinggi pada tahun 2010.
Perhitungan
Indonesia Tbk mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai tahun 2009 hal
tersebut terjadi karena laba usaha yang terus meningkat, sedangkan penurunan
terjadi pada tahun 2010 jika dibandingkan dari tahun 2009, hal tersebut terjadi
karena penurunan laba usaha. Net Operating Profit After Tax (NOPAT) tertinggi
pada tahun 2009.
Perhitungan Net Operating Profit After Tax (NOPAT) pada PT. Semen
Gresik Tbk mengalami peningkatan dari tahun 2008-2010,hal tersebut terjadi
karena adanya peningkatan laba usaha setiap tahunnya dari tahun 2008-2010.
Net Operating Profit After Tax (NOPAT) tertinggi pada tahun 2010.
95
PT. Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk
2008
11,286,706.00
8,208,985.00
10,602,961.00
2009
13,276,514.00
7,265,366.00
12,951,307.00
2010
13,998,440.00
10,417,249.00
15,562,997.00
96
Sumber : data diolah dari laporan keuangan masing masing perusahaan di satu
industri semen yang tercatat di BEI.
Perhitungan Invested Capital pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai tahun 2010, hal tersebut terjadi
karena adanya peningkatan ekuitas perusahaan setiap tahunnya. Invested Capital
pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tertinggi berada di tahun 2010.
Perhitungan Invested Capital pada PT. Holcim Indonesia Tbk tertinggi
pada tahun 2010. Invested Capital pada PT. Holcim Indonesia Tbk mengalami
penurunan dari tahun 2008-2009, sedangkan Invested Capital pada PT. Holcim
Indonesia Tbk mengalami peningkatan di tahun 2010 jika dibandingkan dengan
tahun sebelumnya, hal tersebut terjadi karena adanya peningkatan ekuitas
perusahaan.
Perhitungan Invested Capital pada PT. Semen Gresik Tbk mengalami
peningkatan dari tahun 2008 sampai tahun 2010, hal tersebut terjadi karena
adanya peningkatan ekuitas perusahaan dari tahun 2008 sampai tahun 2010.
Perhitungan Invested Capital pada PT. Semen Gresik Tbk tertinggi pada tahun
2010.
IV.2.3. Perhitungan Cost of Capital (COC)
Perhitungan Cost of Capital Pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
serta perusahaan semen di satu industri semen yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia terdiri dari Cost of debt dan Cost of Equity. Komposisi modal dari PT.
97
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk serta perusahaan semen yang lain di satu
industri yang sama terdiri dari hutang dan saham biasa. Berikut perhitungannya:
1. Menghitung Cost of Debt ( Biaya hutang)
Perhitungan Cost of Debt ( Biaya hutang) dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
Ki = kd (1 T)
Untuk mencari kd dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Beban Bunga
Kd =
Hutang Jangka Panjang
Tarif pajak untuk masing-masing perusahaan di industri semen yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia dapat dilihat pada tabel 4.23 dibawah ini.
Tabel 4.23
Tarif Pajak PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk serta kedua pesaingnya pada
tahun 2008-2010.
Tahun
PT. Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk
2008
25%
6%
29%
2009
28%
30%
28%
2010
24%
28%
23%
Sumber :data diolah dari laporan keuangan masing masing perusahaan di satu
industri semen yang tercata di BEI.
98
PT. Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk
2008
11%
5%
5%
2009
4%
11%
4%
2010
1%
7%
2%
Sumber: data diolah dari laporan keuangan masing masing perusahaan di satu
industri semen yang tercata di BEI.
Biaya hutang pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang tertinggi
adalah pada tahun 2008 yaitu sebesar 11%,dan terendah pada tahun 2010 yaitu
1%. Hal tersebut menandakan biaya hutang yang tinggi disebabkan karena
peningkatan hutang perusahaan serta peningkatan tarif pajak dan begitu juga
sebaliknya jika biaya hutang yang rendah maka disebabkan turunnya hutang
perusahaan serta diikuti penurunan tarif pajak.
Biaya hutang pada PT. Holcim Indonesia Tbk. tertinggi adalah pada tahun
2009 dan terendah pada tahun 2008, hal tersebut menunjukan bahwa di tahun
2009 terjadinya peningkatan hutang dan tarif pajak sedangkan pada tahun 2008
terjadi penurunan huatng dan tarif pajak.
99
Biaya hutang pada PT. Semen Gresik Tbk tertinggi adalah pada tahun
2008 dan terendah pada tahun 2010, hal tersebut terjadi karena pada tahun 2008
terjadinya peningkatan hutang dan tarif pajak sedangkan pada tahun 2010
terjadinya penurunan hutang dan tarif pajak sehingga timbul biaya hutang yang
rendah.
Perbandingan biaya hutang pada industri semen pada tahun 2008 bahwa
biaya hutang yang tertinggi adalah PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yaitu
11%, hal itu menandakan bahwa PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memiliki
tingkat hutang yang tinggi serta tarif pajak yang tinggi dibandingkan dari kedua
pesaingnya. Pada tahun 2009 biaya hutang tertinggi ada pada PT. Holcim
Indonesia Tbk yaitu 11%, hal ini menandakan bahwa PT. Holcim Indonesia Tbk
memiliki tingkat hutang yang tinggi serta tarif pajak yang tinggi dibandingkan
dari kedua pesaingnya. Pada tahun 2010 biaya hutang tertinggi ada pada PT.
Holcim Indonesia Tbk yaitu 7%, hal ini menandakan bahwa PT. Holcim
Indonesia Tbk memiliki tingkat hutang yang tinggi serta tarif pajak yang tinggi
dibandingkan dari kedua pesaingnya.
2. Menghitung Cost of Equity
Perhitungan Cost of Equity dapat dihitung dengan menggunakan
pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model) yaitu ks = Rf + (Rm Rf).
Perhitungan Cost of equity pada masing- masing perusahaan semen yang tercatat
di BEI dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini.
Tabel 4.25
100
Perhitungan Cost of Equity PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 20082010.
Tahun
Tingkat
suku
bunga
SBI (Rf)
Return
Market
(Rm)
BETA
Cost of
Equity
Total Equity
(dalam Jutaan
rupiah)
Biaya
Ekuitas
(dalam
Jutaan
rupiah)
2008
8,64%
1.36%
0.536412
046
8,9%
8,500,193.00
756,517.00
2009
7,14%
1.23%
1.141713
865
7,7%
10,680,725.00
822,415.00
2010
6,50%
0.70%
0.606086
609
6,53%
13,077,390.00
853,953.00
Tingkat
suku
bunga
SBI (Rf)
Return
Market
(Rm)
BETA
Cost of
Equity
Total Equity
(dalam
Jutaan
rupiah)
Biaya
Ekuitas
(dalam
Jutaan
rupiah)
2008
8,64%
1.36%
1.630299
196
9,4%
2,804,264.00
263,600.00
2009
7,14%
1.23%
1.309910
004
7,8%
3,314,890.00
258,561.00
101
2010
6,50%
0.70%
1.040108
97
6,6%
6,822,608.00
450,292.00
Tingkat
suku
bunga
SBI (Rf)
Return
Market
(Rm)
BETA
Cost of
Equity
Total Equity
(dalam Jutaan
rupiah)
Biaya
Ekuitas
(dalam
Jutaan
rupiah)
2008
8,64%
1.36%
1.232399
731
9,2%
8,069.585.00
742,401.00
2009
7,14%
1.23%
0.957843
919
7,4%
10,197,679.00
754,628.00
2010
6,50%
0.70%
0.640940
83
6,53%
12,006,438.00
784,020.00
PT. Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk
2008
9,3%
6,4%
8,1%
2009
6,9%
9,4%
6,6%
2010
5,7%
6,7%
5,5%
terjadi karena biaya hutang dan biaya ekuitas yang lebih rendah dibandingkan
tahun 2009-2010.
Perhitungan Weight Average Cost of Capital (WACC) PT. Semen Gresik
Tbk dari tahun 2008-2010, menunjukan bahwa WACC tertinggi adalah pada
tahun 2008 yaitu 8,1%, hal tersebut terjadi karena tingginya biaya hutang dan
biaya ekuitas dibandingkan dengan tahun 2009-2010. WACC paling rendah
berada pada tahun 2010 yaitu 5,5%, hal tersebut terjadi karena rendahnya biaya
hutang dan biaya ekuitas dari tahun 2008-2009.
IV.2.5. Perhitungan Economic Value Added (EVA)
Perhitungan Economic Value Added (EVA) adalah EVA=NOPAT(WACCxInvested Capital).WACC dikalikan dengan Invested Capital akan
menghasilkan Cost Of Capital (COC). Apabila EVA>0 (positif), EVA=0 maka
menyatakan bahwa keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan sudah sesuai
dengan harapan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor dan mampu
menutupi biaya modal yang timbul untuk mendapatkan keuntungan tersebut
bahwa perusahaan mempunyai kinerja yang baik serta memberikan nilai tambah
kepada pemegang saham, EVA<0 (negatif) menunjukan bahwa kinerja
manajemen kurang baik serta tidak adanya nilai tambah ekonomis dalam
perusahaan dan menyatakan bahwa keuntungan yang diperoleh perusahaan tidak
sesuai dengan harapan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor, dan
biaya-biayanya tidak tertutupi. Berikut Analisis dengan menggunakan metode
104
Economic Value Added (EVA) pada industri semen yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia yang disertai dengan penjelasannya.
Tabel 4.29
Perhitungan Economic Value Added PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun
2008-2010.
Tahun
NOPAT
WACC
Invested Capital
Cost Of
Capital
(COC)
Economic
Value Added
(EVA)
2008
1,869,216.00
9,3%
11,286,706.00
1,049,663.00
819,552.00
2009
2,788,369.00
6,9%
13,276,514.00
916,079.00
1,872,290.00
2010
3,199,222.00
5,7%
13,998,440.00
797,911.00
2,401,311.00
Sumber:
data diolah
Perhitungan Economic Value Added PT. Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk pada tahun 2008-2010, menunjukkan nilai Economic Value Added yang
positif, hal tersebut menunjukan kinerja manajemen yang baik dari tahun 20082010 serta adanya nilai tambah bagi pemegang saham, nilai tambah terus
meningkat dari tahun 2008 sampai tahun 2010 dan tertutupinya biaya modal dari
tahun 2008-2010 karena NOPAT lebih besar dibandingkan dengan biaya
modalnya.
Tabel 4.30
Perhitungan Economic Value Added PT. Holcim Indonesia Tbk tahun 2008-2010.
Tahun
NOPAT
WACC
Invested Capital
Cost Of
Capital
(COC)
Economic
Value Added
(EVA)
2008
491,001.00
6,4%
8,208,985.00
525,375.00
(34,374.00)
2009
1,447,027.00
9,4%
7,265,366.00
682,944.00
764,083.00
2010
1,063,202.00
6,7%
10,417,249.00
697,955.00
365,247.00
105
Tabel 4.31
Perhitungan Economic Value Added PT. Semen Gresik Tbk tahun 2008-2010.
Tahun
NOPAT
WACC
Invested Capital
Cost Of
Capital
(COC)
Economic
Value Added
(EVA)
2008
2,570,152.00
8,1%
10,602,961.00
858,839.00
1,711,312.00
2009
3,373,113.00
6,6%
12,951,307.00
854,786.00
2,518,327.00
2010
3,685,214.00
5,5%
15,562,997.00
855,964.00
2,829,250.00
menunjukan kinerja manajemen yang baik dari tahun 2008-2010 serta adanya
nilai tambah bagi pemegang saham.
Kinerja PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk pada tahun 2008-2010 jika
dinilai menggunakan Metode Economic Value Added (EVA) dinyatakan cukup
baik dan lebih baik dari pesaingnya yaitu PT. Holcim Indonesia Tbk, tetapi
kinerjanya dalam menghasilkan nilai tambah masih lebih rendah dibandingkan
dengan PT. Semen Gresik Tbk, hal itu terjadi karena NOPAT yang dihasilkan
oleh PT. Semen Gresik Tbk lebih besar dari PT. Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk serta biaya modal yang lebih kecil dibandingkan dengan PT. Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk, maka dari itu PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
harus lebih meningkatkan laba usahanya serta mengurangi biaya-biaya yang
kurang bermanfaat.
107
108