TINJAUAN PUSTAKA
(5)
(6)
5. Masker
Masker melindungi radiografer dari penularan dan infeksi nasokimia karena
radiografer harus berinteraksi dengan pasien saat melakukan pemeriksaan.
Masker berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat
dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, virus, dsb). (9)
6. Sarung tangan (gloves)
Sarung tangan adalah untuk melindungi radiografer dari infeksi nasokimia
mengingat radiografer
dengan pasien yang dapat menularkan penyakit / infeksi yang diderita pasien.
B. Keselamatan Kerja dalam Radiologi
Bekerja dalam radiologi mempunyai risiko baik secara langsung maupun tidak
langsung, risiko tersebut dapat terjadi bila kelalaian dan sebab - sebab lain di luar
kemampuan manusia. Menjadi tanggung jawab bagi manusia untuk mempelajari
kemungkinan adanya bahaya dalam pekerjaan agar mampu mengendalikan bahaya serta
mengurangi risiko sekecil sekecilnya melalui pemahaman mengenai berbagai aspek
bahaya dalam lingkungan radiologi, mengarahkan para pekerja dalam melaksanakan
keselamatan dan kesehatan kerja.
Radiologi harus merupakan tempat yang aman bagi radiographer terhadap setiap
kemungkinan terjadinya kecelakaan, sakit maupun gangguan kesehatan. Hanya dalam
radiologi yang bebas dari rasa kekhawatiran akan kecelakaan dan bahaya radiasi dan
bahaya penyakit lain seorang radiografer dapat bekerja dengan produktif dan efisien.
Keadaan yang sehat dalam radiologi dapat diciptakan apabila ada kemauan dari setiap
pekerja untuk menjaga dan melindungi diri.
Diperlukan suatu kesadaran dan tanggung jawab bahwa kecelakaan dapat berakibat
pada diri sendiri dan orang lain serta lingkungannya. Tanggung jawab moral dalam
keselamatan kerja memegang peranan penting dalam pencegahan kecelakaan disamping
disiplin setiap individu terhadap peraturan juga memberikan andil besar dalam
keselamatan kerja.(11)
C. Manfaat Pemakaian APD bagi Radiografer.
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan
biasanya kecelakaan menyebabkan kerugian material dan penderitaan dari yang paling
ringan sampai yang paling berat. Untuk menghindari risiko dari kecelakan dan efek
radiasi khususnya radiografer sebaiknya dilakukan tindakan pencegahan seperti
pemakaian APD, apabila radiografer tidak menggunakan alat pengaman akan semakin
besar kemungkinan radiografer terkena efek radiasi.(11)
D. Sinar X
1. Pengertian
Sinar X atau sinar roentgen adalah salah satu bentuk dari radiasi
elektromagnetik dengan panjang gelombang berkisar antara 100 nanometer
sampai 100 picometer (mirip dengan frekuensi dalam jangka 30 Phz hingga
(14)
Efek biologi dari radiasi ionisasi pada generasi yang belum lahir disebut efek
genetik ini timbul karena kerusakan molekul DNA pada sperma atau ovarium
akibat radiasi. Atau, bila radiasi berinteraksi dengan makro molekul DNA,
dapat memodifikasi struktur molekul ini dengan cara memecah kromosom
atau mengubah jumlah DNA yang terdapat di dalam sel melalui perubahan
(8)
Dosis
Gejala
3 6 Gy
Eritema
6 12 Gy
12 24 Gy
> 24 Gy
2. Katarak
Katarak terjadi pada penyinaran mata dengan dosis di atas 1,5 Gy, dengan masa
tenang antara 5 10 tahun
3. Sterilitas
Sterilitas dapat terjadi karena akibat penyinaran pada kelenjar kelamin. Efek
berupa pengurangan kesuburan sampai kemandulan. Sel sperma yang muda lebih
peka daripada sel tua. Aktivitas pembentukan sperma dapat mulai menurun pada
dosis beberapa senti Gray (cGy).
4. Sindroma Radiasi Akut
Sindoma radiasi akut dapat terjadi setelah penyinaran seluruh tubuh dengan dosis
lebih dari 1 Gy yang diterima secara sekaligus dengan laju dosis yang cukup
tinggi oleh radiasi yang berdaya tembus besar.
Gejala diawali dengan gejala tidak khas seperti mual dan muntah, demam, rasa
lelah, sakit kepala serta diare, kemudian diikuti masa tenang 2 sampai 3 minggu.
Pada masa ini gejala mereda, setelah masa tenang lewat, maka timbul nyeri
(2)
adalah
setiap
pemanfaatan
tenaga
nuklir
harus
(Dose Limitation)
Dengan prinsip yang telah disebutkan maka setiap pengusaha instalasi yang
merancang, membuat, mengoperasikan dan atau merawat sistem dan komponen sumber
radiasi harus mencegah terjadinya penerimaan dosis radiasi berlebih. (6)
H. Alat Ukur Radiasi
Dalam penggunaannya alat ukur radiasi dapat dibedakan berdasarkan atas
kategori :
(10)
(15)
- Prinsip elektroskop
- Kemampuan mengukur < 200 mRem
- Dibaca awal dan akhir
- Bisa dibaca langsung
yang
digunakan
adalah
Kristal
an-organik
bahan
ini
sintilasi.Perbedaannya,
bila
dikenai
radiasi
percikan cahaya
akan
mempunyai
proses
dipancarkan setelah
(4,6)
I. Pemeriksaan Kesehatan
Pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi dimaksudkan untuk mengetahui
keadaan kesehatan pekerja radiasi, perkembangannya dan kalau mungkin mencari
hubungan kausal dengan radiasi pengion, apabila terjadi gangguan patologik. Dengan
pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi ini ingin dipantau kondisi kesehatan pekerja
baik sebelum, selama maupun sesudah masa kerja. Disamping itu pemeriksaan ini
berguna pula untuk menyesuaikan penempatan pekerja dengan kondisi kesehatannya.
Pemeriksaan kesehatan sebelum masa kerja akan memberikan informasi
tentang kondisi kesehatan pekerja radiasi pada saat akan mulai bekerja serta penyakit
apa saja yang pernah diderita. Masukan ini selanjutnya akan dimanfaatkan sebagai
base line yang akan diacu untuk setiap pemeriksaan berikutnya, disamping untuk
(2,14,15)
J. Perilaku Kesehatan
Perilaku manusia merupakan refleksi dari berbagai kejiwaan seperti pengetahuan,
keinginan, minat, emosi, kehendak, berfikir, motivasi, persepsi, sikap, reaksi dan
sebagainya.(16)
Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan masyarakat atau individu
yaitu :
a. Faktor dasar (predisposing factor) mencakup pengetahuan, sikap, kebiasaan,
kepercayaan, norma sosial, dan unsur lain yang terdapat dalam diri individu
didalam masyarakat yang terwujud dalam motivasi.
b. Faktor pendukung (enabling factor) mencakup sumber daya atau potensi
masyarakat terwujud dalam tersedianya alat fasilitas serta peraturan.
c. Faktor pendorong (reinforcing factor) mencakup sikap dan perilaku dari orang
(17)
Praktek
penggunaan APD
pada Radiografer
Enabling factor
- Keterampilan
petugas
kesehatan
- Ketersediaan
sarana dan
prasarana
kesehatan
- Peraturan/UU
- Protap
- Efek stokastik
- Efek non
stokastik
L. Kerangka Konseptual
Variabel bebas
Umur Radiografer
Variabel terikat
Pendidikan Radiografer
Pelatihan Radiografer
Praktik penggunaan
APD oleh
radiografer
Keberadaan Protap
M. Hipotesis
Berdasarkan kerangka konsep dan tujuan penelitian maka rumusan hipotesis
penelitian ini adalah :
1. Ada hubungan umur radiografer dengan praktik penggunaan APD.
2. Ada hubungan pendidikan radiografer dengan praktik penggunaan APD.
3. Ada hubungan pelatihan yang pernah diikuti radiografer dengan praktik
penggunaan APD.
4. Ada hubungan masa kerja radiografer dengan praktik penggunaan APD.
5. Ada hubungan keberadaan Prosedur Tetap dengan praktik penggunaan
APD.