II.
-
TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa dapat mengetahui proses esterifikasi.
Menerapkan reaksi esterifikasi dan menghitung persen hasil dari proses esterifikasi.
ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan:
Labu bulat leher dua 500 ml
Batu didih
Kondensor
Erlenmeyer 100 ml
Gelasi kimia 250 ml
Corong buchner
Kertas saring
Kaca arloji
Pipet ukur 10 ml
Bola karet
Spatula
Batang pengaduk
Penangas minyak
Termometer
Wadah es
Pipet tetes
Bahan yang digunakan:
Butan-1-01
Asam asetat glasial
Asam sulfat pekat
Larutan jenuh natrium bikarbonat
Natrium sulfat anhidrat
Es
Aquadest
1 buah
3 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
46 ml
60 ml
10 ml
50 ml
5 gr
secukupnya
secukupnya
Ester dapat dibuat oleh suatu reaksi keseimbangan antara suatu alkohol dan suatu asam karbon.
Ester dinamai menurut kelompok alkil dari alkohol dan kemudian alkanoat (bagian dari asam karbon).
Sebagai contoh, reaksi antara metanol dan asam butir menghasilkan ester metil butir C3H7-COO-CH3
seperti halnya air. Yang paling sederhana adalah H-COO-CH3,metil metanoat. Karena ester dari asam
yang lebih tinggi, alkana menyebut dengan - oat pada akhiran. Secara umum Ester dari asam berbau
harum meliputi benzoat seperti metil benzoat (Anonim, 1995).
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dengan reaksi langsung antara suatu asam
karboksilat dengan suatu alkohol (Fessenden, 1982).
Suatu ester asam karboksilat mengandung gugus CO2R dengan R dapat berbentuk alkil maupun
anil (Poedjiadi, 1994).
Laju esterifikasi suatu asam karboksilat bergantung pada halangan sterik dalam alkohol dan asam
karboksilatnya. Kuat asam dari asam karboksilat hanya memainkan peranan kecil dalam laju
pembentukkan ester (Fessenden, 1982).
Seperti kebanyakan reaksi aldehida dan keton, esterifikasi suatu asam karboksilat berlangsung
melalui serangkaian tahap protonasi dan detonasi. Oksigen karbonil diprotonasi, alkohol nukleofilik
menyerang karbon positif dan eliminasi air akan menghasilkan ester yang dimaksud seperti reaksi singkat
berikut:
H3C-COOH + HO-CH2-CH3 H3C-COO-CH2-CH3 + H2O
(Fessenden, 1982).
Proses esterifikasi dengan asam fosfat yang berlangsung dalam tubuh kita disebut juga proses
fosforilasi dengan bantuan enzim esterase yang mampu memecah ikatan ester dengan cara hidrolisis
(Anshory, 2003).
Ester diturunkan dari asam karboksilat. Sebuah asam karboksilat mengandung gugus -COOH, dan
pada sebuah ester hidrogen di gugus ini digantikan oleh sebuah gugus hidrokarbon dari beberapa jenis.
Disini kita hanya akan melihat kasus-kasus dimana hidrogen pada gugus -COOH digantikan oleh sebuah
gugus alkil, meskipun tidak jauh beda jika diganti dengan sebuah gugus aril (yang berdasarkan pada
sebuah cincin benzen).
Contoh esterifikasi
1.
Contoh ester umum etil etanoal
Ester yang paling umum dibahas adalah etil etanoat. Dalam hal ini, hidrogen pada gugus -COOH
telah digantikan oleh sebuah gugus etil. Rumus struktur etil etanoat adalah sebagai berikut:
Perhatikan bahwa ester diberi nama tidak sesuai dengan urutan penulisan rumus strukturnya, tapi
kebalikannya. Kata "etanoat" berasal dari asam etanoat. Kata "etil" berasal dari gugus etil pada bagian
ujung.
2.
Contoh ester yang lain
Pada setiap contoh berikut, pastikan bahwa anda bisa mengerti bagaimana hubungan antara nama
dan rumus strukturnya.
Perhatikan bahwa asam diberi nama dengan cara menghitung jumlah total atom karbon dalam rantai
termasuk yang terdapat pada gugus -COOH. Misalnya, CH3CH2COOH disebut asam propanoat, dan
CH3CH2COO disebut gugus propanoat.
1.
Etil asetat disintesis melalui reaksi esterifikasi Fischer dari asam asetat dan etanol dan hasilnya beraroma
jeruk (perisa sintesis), biasanya dalam sintesis disertai katalis asam seperti asam sulfat.
CH3CH2OH + CH3COOH CH3COOCH2CH3 + H2O
Reaksi di atas merupakan reaksi reversibel dan menghasilkan suatu kesetimbangan kimia. Karena
itu, rasio hasil dari reaksi di atas menjadi rendah jika air yang terbentuk tidak dipisahkan.
Di laboratorium, produk etil asetat yang terbentuk dapat dipisahkan dari air dengan
menggunakan aparatus Dean-Stark.
Etil asetat adalah pelarut polar menengah yang volatil(mudah menguap), tidak beracun, dan
tidak higroskopis. Etil asetat merupakan penerima ikatan hidrogen yang lemah, dan bukan suatu donor
ikatan hidrogen karena tidak adanya proton yang bersifat asam (yaitu hidrogen yang terikat pada
atomelektronegatif seperti flor, oksigen, dan nitrogen. Etil asetat dapat melarutkan air hingga 3%, dan
larut dalam air hingga kelarutan8% pada suhu kamar. Kelarutannya meningkat pada suhu yang lebih
tinggi. Namun demikian, senyawa ini tidak stabil dalam air yang mengandung basa atau asam.
Reaksi esterifikasi
Reaksi esterifikasi Fischer adalah reaksi pembentukan esterdengan cara merefluks sebuah asam
karboksilat bersama sebuahalkohol dengan katalis asam. Asam yang digunakan sebagai katalis biasanya
adalah asam sulfat atau asam Lewis seperti skandium(III) triflat.
Pembentukan ester melalui asilasi langsung asam karboksilat terhadap alkohol, seperti pada
esterifikasi Fischer lebih disukai ketimbang asilasi dengan anhidrida asam (ekonomi atomyang rendah)
atau asil klorida (sensitif terhadap kelembapan). Kelemahan utama asilasi langsung adalah
konstantakesetimbangan kimia yang rendah. Hal ini harus diatasi dengan menambahkan banyak asam
karboksilat, dan pemisahan air yang menjadi hasil reaksi. Pemisahan air dilakukan melalui distilasi DeanStark atau penggunaan saringan molekul.
Mekanisme reaksi esterifikasi Fischer terdiri dari beberapa langkah
1. Transfer proton dari katalis asam ke atom oksigen karbonil, sehingga
meningkatkan elektrofilisitas dari atom karbon karbonil.
2.
Atom karbon karbonil kemudian diserang oleh atom oksigen dari alkohol, yang
bersifat nukleofilik sehingga terbentuk ionoksonium.
3. Terjadi pelepasan proton dari gugus hidroksil milik alkohol, menghasilkan kompleks teraktivasi
4.
Protonasi terhadap salah satu gugus hidroksil, yang diikuti oleh pelepasan molekul air menghasilkan
ester.
Beberapa Reaksi Ester :
1.
Reduksi
2.
Hidrolisis
3.
Ammonolisis
Reaksi antara ester dengan ammonia menghasilkan suatu amida disebut Amonolisis. Reaksi ammonolisis
tidak memerlukan katalis.
4. Transesterifikasi
Reaksi antara ester dengan alkohol menghasilkan ester baru dengan gugus alkil (pada oksigen karbonil)
dari alkohol yang baru. Pada reaksi ini terjadi substitusi gugus alkil pada oksigen karbonil ester.
5.
Reaksi dengan Grignard
Reaksi bereaksi dengan 2 molekul reagen Grignard menghasilkan alkohol.
Khusus untuk esterformiat alkohol 2
Variabel yang berpengaruh pada reaksi esterifikasi yaitu:
1.
Suhu
Hal ini di karenakan sifat dari reaksi eksotermis, dan suhu dapat mempengaruhi harga konstanta
kecepatan reaksi
2.
Perbandingan zat pereaksi
Dikarenakan sifatnya yang reversible,maka salah satu perekatan harus di buat berlebih agar optimal saat
pembentukan ester
3.
Pencampuran
Golongan 1
Dengan ester yang sangat mudah menguap, seperti metal format, metal asetat,dan etil format, titik didih
ester lebih rendah dari pada alcohol, oleh karena itu ester seger dapat dihilangkan dari campuran
reaksi.produk metal asetat dengan metode distilasi bachaus merupakan sebuah contoh dari golongan ini.
Methanol dan asam asetat diumpankan ke dalam kolom distilasi dan ester segera dipisahkan sebagai
campuran uap dengan methanol dari bagian atas kolom. Air terakumulasi di dasar tangki dan selanjutnya
dibuang. Ester dan alcohol dipisahkan lebih lanjut dalam kolom distilasi yang ke dua.
Golongan 2
Ester dengan kemampuan menguap sebaiknya dipisahkan dengan cara menghilangkan air yang
terbentuk secara distilasi. Dalam beberapa hal, campuran terner dari alcohol, air, dan ester dapat
terbentuk. Kelompok ini layak untuk di pisahkan lebih lanjut dengan etil asetat, semua bagian ester di
pindahkan sebagai campuran uap dengan alcohol dan sebagian air, sedangkan sisa air akan terakumulasi
dalam system. Dengan butyl asetat, semua bagian air di pindahkan ke bagian atas dengan sedikit bagian
dari ester dan alcohol, sedangkan sisa ester terakumulasi dalam system
Golongan 3
Dengan ester yang mempunyai volatilitas rendah, beberapa kemunungkinan timbul. Dalam hal butyl
dan amil alcohol, air dipisahkan sebagaicampuran binet dengan alcohol. Contoh proses untuk tipe seperti
ini adalah pembuatan dibutil ftalat. Untuk menghasilkan ester dari alcohol yang lebih pendek (metal,
etil,propel) dibutuhkan penambahan hidrokarbon seperti benzene dan toluene untuk memperbesar air
yang terdistilasi, dengan alcohol, bertitik didih tinggi (benzyl,furfural, b-feniletil) suatu cairan tambahan
selalu diperlukan untuk menghilangkan kandungan air dari campuran
Penggunaan ester:
Adapun penggunaan ester dalam kehidupan yaitu
Sebagai pelarut, butil asetat (pelarut dalam industri cat).
Sebagai zat wangi dan sari wangi.
Berperan pada saat pembuatan biodiesel
Untuk esterifikasi fenol sintesis aspirin
Sifat fisik dari asam asetat (CH3COOH )
Nama alternatif
: - asam metana karboksilat
- asam hidroksi ( Ac OH )
- hidrogen asetat ( H Ac )
- asam cuka
Bm
: 60,05 gr/mol
Densitas
: 1,049 gcm-3
Fase
: cairan 1,2669 cm-3, padatan
Titik lebur
: 16,50C
Titik didih
: 118,10C
Penampilan
: cairan tak berwarna atau cristal
Keasaman (pKa )
V.
DATA PENGAMATAN
No
Perlakuan
Pengamatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
46 ml butanol + 60 ml CH3COOH
+ 10 ml H2SO4
Larutan direfluks selama 3 jam
dengan temperatur 1180C
7.
8.
9.