KONJUNGTIVITIS GONORE
OLEH:
1. A.A Sanjaya Putra A (0970121038)
2. Ni Nyoman Sri Purnami Dewi (0970121039)
3. Nugrah Ramadan (0970121040)
4. Made Agatrini Nugia (0970121041)
PEMBIMBING:
dr. Ni Luh Murniati Wiryana, Sp.M
DEFINISI
Konjungtivis gonore adalah suatu radang konjungtiva akut dan hebat dengan sekret
purulen yang disebabkan oleh kuman neisseria gonorrhoeae.
ETIOLOGI
Konjungtivis gonore disebabkan oleh kuman Neisseria gonorrhoeae.
KLASIFIKASI
Penyakit ini dapat mengenai bayi berumur 1 3 hari, disebut oftalmia
neonatorum, akibat infeksi jalan lahir. Dapat pula mengenai bayi berumur lebih dari 10
hari atau pada anak-anak yang disebut konjungtivitis gonore infantum. Bila mengenai
orang dewasa biasanya disebut konjungtivitis gonoroika adultorum.
PATOFISIOLOGI
Konjungtiva adalah lapisan mukosa yang membentuk lapisan terluar mata. Iritasi
apapun pada mata dapat menyebabkan pembuluh darah dikonjungtiva berdilatasi. Iritasi
yang terjadi ketika mata terinfeksi menyebabkan mata memproduksi lebih banyak air
mata. Sel darah putih dan mukus yang tampak di konjungtiva ini terlihat sebagai
discharge yang tebal kuning kehijauan.
Perjalanan penyakit pada orang dewasa secara umum, terdiri atas 3 stadium :
1. Stadium Infiltratif.
Berlangsung 3 4 hari, dimana palpebra bengkak, hiperemi, tegang, blefarospasme,
disertai rasa sakit. Pada konjungtiva bulbi terdapat injeksi konjungtiva yang lembab,
kemosis dan menebal, sekret serous, kadang-kadang berdarah. Kelenjar preauikuler
membesar, mungkin disertai demam. Pada orang dewasa selaput konjungtiva lebih
bengkak dan lebih menonjol dengan gambaran hipertrofi papilar yang besar.
Gambaran ini adalah gambaran spesifik gonore dewasa. Pada umumnya kelainan ini
menyerang satu mata terlebih dahulu dan biasanya kelainan ini pada laki-laki
didahului pada mata kanannya,
2. Stadium Supurativa/Purulenta.
Berlangsung 2 3 minggu, berjalan tak begitu hebat lagi, palpebra masih bengkak,
hiperemis, tetapi tidak begitu tegang dan masih terdapat blefarospasme. Sekret yang
kental campur darah keluar terus-menerus. Pada bayi biasanya mengenai kedua mata
dengan sekret kuning kental, terdapat pseudomembran yang merupakan kondensasi
fibrin pada permukaan konjungtiva. Kalau palpebra dibuka, yang khas adalah sekret
akan keluar dengan mendadak (memancar muncrat), oleh karenanya harus hati-hati
bila membuka palpebra, jangan sampai sekret mengenai mata pemeriksa.
3. Stadium Konvalesen (penyembuhan).
Berlangsung 2 3 minggu, berjalan tak begitu hebat lagi, palpebra sedikit bengkak,
konjungtiva palpebra hiperemi, tidak infiltratif. Pada konjungtiva bulbi injeksi
konjungtiva masih nyata, tidak kemotik, sekret jauh berkurang. Pada neonatus infeksi
konjungtiva terjadi pada saat berada pada jalan kelahiran, sehingga pada bayi penyakit
ini ditularkan oleh ibu yang sedang menderita penyakit tersebut. Pada orang dewasa
penyakit ini didapatkan dari penularan penyakit kelamin sendiri. Pada neonatus,
penyakit ini menimbulkan sekret purulen padat dengan masa inkubasi antara 12 jam
hingga 5 hari, disertai perdarahan sub konjungtiva dan konjungtiva kemotik.
GAMBARAN KLINIS
Pada bayi dan anak
Gejala subjektif : (-)
Gejala objektif :
Ditemukan kelainan bilateral dengan sekret kuning kental, sekret dapat bersifat serous
tetapi kemudian menjadi kuning kental dan purulen. Kelopak mata membengkak, sukar
dibuka (gambar 1) dan terdapat pseudomembran pada konjungtiva tarsal. Konjungtiva
bulbi merah, kemotik dan tebal.
dapat terjadi pada stadium I atau II, dimana terdapat blefarospasme dengan pembentukan
sekret yang banyak, sehingga sekret menumpuk dibawah konjungtiva palpebra yang
merusak kornea dan hidupnya intraseluler, sehingga dapat menimbulkan keratitis, tanpa
didahului kerusakan epitel kornea. Ulkus dapat cepat menimbulkan perforasi,
edofthalmitis, panofthalmitis dan dapat berakhir dengan ptisis bulbi. Pada anak-anak
sering terjadi keratitis ataupun ulkus kornea sehingga sering terjadi perporasi kornea.
Pada orang dewasa ulkus yang terjadi sering berbentuk cincin.
PENCEGAHAN
1. Skrining dan terapi pada perempuan hamil dengan penyakit menular seksual.
2. Secara klasik diberikan obat tetes mata AgNO3 1% Segera sesudah lahir (harus
diperhatikan bahwa konsentrasi AgNO3 tidak melebihi 1%).
3. Cara lain yang lebih aman adalah pembersihan mata dengan solusio borisi dan
pemberian kloramfenikol salep mata.
4. Operasi caesar direkomendasikan bila si ibu mempunyai lesi herpes aktif saat
melahirkan.
5. Antibiotik, diberikan intravena, bisa diberikan pada neonatus yang lahir dari ibu
dengan gonore yang tidak diterapi.
PENATALAKSANAAN
- Pengobatan dimulai bila terlihat pada pewarnaan Gram positif diplokok batang
intraseluler dan sangat dicurigai konjungtivitis gonore.
- Pasien dirawat dan diberi pengobatan dengan penicillin, salep dan suntikan, pada
bayi diberikan 50.000 U/kgBB selama 7 hari.
- Sekret dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air bersih (direbus) atau dengan
garam fisiologik setiap jam, kemudian diberi salep penisillin setiap jam.
Penisillin tetes mata dapat diberikan dalam bentuk larutan penisillin (caranya :
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, H. Sidarta Prof. dr. SpM. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: FKUI; 2003, hal 2,
134.
2. Riordan, Paul. Whitcher, John. Vaughan and Asbury Oftalmologi Umum Edisi 17.
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2010