Batuan mempunyai sifat-sifat tertentu yang dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu sifat fisik
dan sifat mekanik batuan.
1. Pengujian sifat fisik batuan
a. Bobot isi asli (natural density)
b. Bobot isi kering (dry density)
c. Bobot isi jenuh (saturated density)
d. Berat jenis semu (apparent spesific gravity)
e. Berat jenis nyata (true spesific gravity)
f. Kadar air asli (natural water content)
g. Kadar air jenuh (saturated water content)
h. Derajat Kejenuhan
i. Porositas
j. Angka pori (void ratio)
2. Pengujian sifat mekanik batuan
a. Uji kuat tekan uniaksial (Uniaxial Compressive Strength Test / UCS Test)
b. Uji triaksial
c. Uji kuat tarik tak langsung (indirect tensile strength test)
d. Uji kuat geser langsung (direct shear strength test)
e. Uji kecepatan rambat gelombang ultrasonik
f. Uji Schmidt Hammer
g. Uji beban titik (point load test)
h. Perhitungan Rock Quality Designation (RQD)
Pengujian batuan diatas ini dibagi atas dua, dengan pengujian tak merusak (nondestructive test) maupun pengujian merusak (destructive test). Pengujian tak merusak salah
satunya yaitu uji Schmidt hammer
Tujuan Pengujian
Point load test dapat digunakan untuk menentukan point load index. Indeks ini
nantinya dapat digunakan untuk menentukan parameter kekuatan batuan yang lain.
Alat yang diperlukan dalam pengujian ini yaitu Point Load Tester.
Penelitian terkini (Bieniawski, 1975; Broch dan Franklin, 1772) menyimpulkan bahwa
untuk pada batuan yang kuat dan keras terdapat hubungan antara Uniaxial Compressive
Strength dan point load strength. Hubungan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :
UCS = (K) Is50 = 24 Is50
dengan K merupakan faktor konversi, yang pada penelitian selanjutnya ditemukan bahwa
K=24 tidak universal untuk semua batuan. Tabel berikut menunjukkan faktor konversi pada
batuan sedimen.
Faktor konversi point load index terhadap UCL pada batuan sedimen.
Langkah Pengujian
1. Menyiapkan sampel batuan yang akan diuji, ukuran diameter 50 mm.
2. Sampel diletakkan diantara dua kerucut penekan hingga kedua kerucut tepat menekan
permukaan sampel.
3. Mengukur jarak antara kedua kerucut penekan sebelum pengujian.
4. Pemberian tekanan secara perlahan pada sampel hingga sampel pecah.
5. Pembebanan dihentikan setelah sampel pecah dengan mematikan alat penekan.
6. Mengukur jarak antara kedua kerucut penekan setelah pengujian.
7. Membaca jarum penunjuk pembebanan maksimal.
8. Point load strength index dapat ditentukan dengan persamaan di atas.
DAFTAR PUSTAKA
Rusnak, John and Mark, Christopher. Journal : Using The Point Load Test to Determine The
Uniaxial Compressive Strength of Coal Measure Rock. Diakses dari
http://www.cdc.gov/niosh/mining/userfiles/works/pdfs/utplt.pdf pada 2 Oktober 2014
http://www.academia.edu/6776905/LAPORAN_BAB_III_Point_Load_Test (Diakses pada 2
Oktober 2014)
http://bumih.wordpress.com/about/ (Diakses pada 2 Oktober 2014)
http://www.epito.bme.hu/eat/oktatas/feltoltesek/BMEEOEMME04/kozetmechanika_sziklam
unkak_2ea.pdf (Diakses pada 2 Oktober 2014)
http://civilblog.org/2014/04/28/point-load-strength-index-test-of-rock/ (Diakses pada 2
Oktober 2014)