Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Jawa Timur
Titi Rindi ANTIKA 1, Rizka RAHMAWATI1, Ika Puspita SARI1, Kufah Nur
AFIFAH1,Yohanes DANIAR1,Khoirun NISAK1
Ekologi Project 2014, Laboratorium Ekologi
1
Jurusan Biologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ABSTRAK
Burung merupakan salah satu kelompok vertebrata terbesar yang banyak dikenal, Bentuk
tubuh burung umumnya seperti gelendong benang yang kedua ujungnya melancip. Kelebihan
bentuk tersebut adalah untuk memudahkan burung ketika menembus udara saat terbang, atau
ketika menembus air pada waktu berenang. Warna bulu burungbermacam-macam. Burungburung dari daerah yang kering warnanya cenderung warnanya pucat, sedangkan pada daerah
yang lembab warnanya lebih gelap. Sayap pada burung digunakan untuk terbang, tapi pada
beberapa burung air dimodifikasi untuk menggerakan badannya di dalam air, sayapnya telah
berdegenerasi sehingga tidakdapat terbang, ekornya digunakan untuk mengemudi dan
keseimbangan badan.Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan pada keanekaragaman
spesies avifauna dengan tujuan untuk memahami cara identifikasi jenis burung di suatu
komunitas serta mampu membandingkan dan memberikan argumentasi jenis burung pada
suatu komunitas dengan dikaitkan habitatnya. Penelitian dilaksanakan pada hari Jumat,
tanggal 04 April 2014 pada pukul 09.00-11.00 WIB di kawasan Taman Nasional Baluran
serta penelitian kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 05 April 2014 pada pukul 07.0010.00 WIB. Tiap kelompok melakukan pengamatan dengan kombinasi, gabungan dari
metode line transect dan teknik hitung (point count). Ditentukan empat titik,dengan setiap
titik waktu pengamatan 20menit, pada setiap titik diidentifikasi tiap jenis burung yang
terdapat pada titik tersebut.
Kata Kunci : Avifauna, Keanekaragaman, Line transect, Point count
1. PENDAHULUAN
Burung merupakan satwa liar yang
hidup di alam dan mempunyai peranan
penting dalam menjaga kelestarian
lingkungan contohnya sebagai pengontrol
hama, pemencar biji dan sebagai pollinator
(Purwantoro, 2005). Lingkungan yang
dianggap sesuai sebagai habitat bagi
burung akan menyediakan makanan,
tempat berlindung maupun tempat berbiak
yang sesuai bagi burung (Whitten, 1996).
panjangnya 1 m, 5 m atau 10 m.
Selanjutnya
dilakukan
pencatatan,
penghitungan dan pengukuran panjang
penutupan semua spesies tumbuhan pada
segmen-segmen tersebut.
-Belt Transect, yaitu suatu metode
dengan cara mempelajari perubahan
keadaan vegetasi menurut keadaan tanah,
topografi dan elevasi. Transek dibuat
memotong garis topografi dari tepi laut ke
pedalaman, memotong sungai atau
menaiki dan menuruni lereng pegunungan.
Lebar transek 10 20 m dengan jarak
antar transek 200 1000 m (tergantung
intensitas yang dikehendaki). Untuk
kelompok hutan yang luasnya 10.000 ha,
intensitas yang digunakan 2 % dan hutan
yang luasnya 1.000 Ha atau kurang
intensitasnya 10 %.
- Strip Sensus, yaitu pada dasarnya
sama dengan line transect hanya saja
penerapannya ekologi vertebrata terestrial
(daratan). Metode ini meliputi berjalan
sepanjang garis transek dan mencatat
spesies-spesies yang diamati di sepanjang
garis transek tersebut. Data yang dicatat
berupa indeks populasi (indeks kepadatan).
Metode Point count adalah metode sensus
satwa dengan konsep dan teori yang sama
dengan line transects, namun petak contoh
yang dipergunakan berbentuk lingkaran
dengan radius tertentu dan tidak
tergantung pada kecepatan (Krebs,1989).
b. Metode Kuadran
pada umumnya dilakukan jika
hanya vegetasi tingkat pohon saja yang
menjadi bahan penelitian. Metode ini
mudah dan lebih cepat digunakan untuk
mengetahui komposisi, dominansi pohon
dan menaksir volumenya. Ada dua macam
metode yang umum digunakan :
- Point-quarter, yaitu metode yang
penentuan titik-titik terlebih dahulu
Lokasi
T1
T2
T3
T4
T5
T6
T7
T8
H'
2.406269
1.586717
1.785831
2.684443
2.10349
2.271927
2.09279
1.802291
Lampiran