Budidaya lele sistem bioflok adalah budidaya lele intensif yang dapat dilakukan di
pekarangan rumah. Tidak perlu kolam yang luas, tapi cukup dengan kolam fiber atau terpal
berbentuk bulat berdiameter 2,5 m setinggi 1 m. Menurut Legisan, pada peternakan biasa tiap 1
m3 kolam hanya bisa ditebar 100 ekor benih lele. Tapi dengan sistem bioflok bisa ditebar 500
hingga 1.000 ekor benih lele, dengan tingkat survival hingga 90%.
Budidaya lele sistem bioflok diterapkan dengan cara menumbuhkan mikroorganisme yang
berfungsi mengolah limbah budidaya menjadi gumpalan-gumpalan kecil yang bisa menjadi
makanan alami ikan. Caranya melalui penambahan kultur bakteri (probiotik), dan pemasangan
aerator yang akan menyuplai oksigen sekaligus mengaduk air kolam.
Lele sangat cocok dibudidayakan dengan sistem bioflok karena pertumbuhannya yang
cepat, dan memang dikenal lebih tahan dengan kondisi air apa pun. Sistem bioflok akan
mempercepat pertumbuhan lele karena limbah pakan dan kotoran lele yang bisa meracuni kolam
akan dinetralisasi dan diubah menjadi pakan alami. Selain itu, sistem bioflok juga akan
memperbaiki kualitas air dan mencegah timbulnya bau tak sedap akibat pembusukan limbah
kolam.
Beternak lele secara intensif dapat dilakukan di lahan yang minimal. Pekarangan rumah
yang menganggur atau lahan tidur di sekitar kita bisa kita konversi menjadi lahan yang produktif.
Budidaya lele dengan sistem biofloc, tidak perlu kolam luas. Dengan kolam sederhana dari terpal
atau fiber yang didesain melingkar.
Tidak ada yang melarang buat kolam biofloc ukuran berapa, semampunya saja. Satu kolam
dengan diameter 100 cm, sebagai contoh, bisa ditebar sekitar 500-1000 ekor lele. Untuk diameter
250 cm, kepadatan bisa 4000 ekor lele. Jangan terlalu padat, bisa kolaps.
Dengan kepadatan lele mencapai 1.000 ekor/m2 dalam budidaya biofloc, mampu diperoleh
konversi pakan sekira 0,8. Ini artinya 0,8 kg pakan dapat membentuk 1 kg daging lele.
Analisis Usaha
Seperti telah disinggung, budidaya lele sistem biofloc tidak memerlukan tempat yang
luas, dan modal yang dibutuhkan relatif kecil. Di lahan seluas 20 m 2, sudah bisa memulai dengan
dua kolam. Besarnya investasi untuk satu kolam sederhana sampai panen, mulai dari benih,
pakan, perlengapan dan kolam, dibutuhkan investasi sekitar 4 juta rupiah. Adapun keuntungan
yang diperoleh sekitar 1,5-2 juta rupiah per kolam, dalam satu siklusnya. Satu siklus panen lele
yakni 2,5 3 bulan, untuk panen ukuran 1 kg isi 10 atau 8.
Untuk 1000 m2 luas lahan, kita dapat membangun sekitar 40 kolam dengan rata-rata luas per
kolam sekitar 6 m2. Budidaya lele kategori sehat memiliki tingkat kelangsungan hidup/survival
rate (SR) di atas 90%.
Kondisi Ideal
Meskipun ikan lele termasuk ikan yang dapat beradaptasi di lingkungan yang kurang
mendukung, dalam arti kondisi air minim, kualitas air jelek, keruh, kotor serta sedikit oksigen,
namun untuk menghasilkan panen yang besar, sehat dan berkualitas maka pemeliharaan harus
sebisa mungkin memenuhi kondisi ideal. Itulah salah satu tujuan dari budidaya sistem biofloc.
Ketinggian lokasi ideal: dataran rendah sampai dataran tinggi (700 m dpl).
Suhu ideal : 25C 28C (untuk dewasa), 26C 30C (untuk larva), 24-28C (masa
pemijahan)
Tingkat kesadahan (derajat butiran kasac): optimal 50 ppm, maksimal 100 ppm.
Tahapan Budidaya
Dalam budidaya teknologi biofloc, kita sangat mengandalkan peran dari probiotik,
aerator/sirkulator, dan pakan buatan/pelet. Kita juga tidak boleh menggunakan kolam tanah. Di
samping itu, perlu persiapan media pemeliharaan sekitar satu minggu sebelum benih lele ditebar.
Berikut adalah garis besar dari langkah-langkah budidaya lele sistem bioflok:
1. Bangunlah kolam biofloc sesuai kebutuhan. Rancangan kolam bisa mengikuti contoh di
gambar. Ukurannya disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan yang ada. Sangat dianjurkan
kolam dibangun di bawah saung plastik UV.
Pompa udara Hiblow, sebagai mesin aerator kolam biofloc. Bisa menggunakan mesin pompa
lain sejenis
3. Sterilkan area dari sampah dan benda-benda yang tidak perlu. Pastikan juga lokasi kolam
aman dari genangan air hujan. Setelah semua fasilitas telah siap, maka kita sudah siap.
4. Pertama-tama isilah kolam dengan air bersih, bebas limbah. ketinggian air sekitar 80 100
cm.
5. Kemudian lakukan sterilisasi air. Sterilisasi air yaitu dengan pemberian kaporit sebanyak 20
30 gram/m3 air.
6. Lalu lakukan aerasi selama 3 hari sampai bau kaporit hilang. Teknik aerasi yaitu mengalirkan
udara melalui selang-selang kecil secara kontinyu/terus menerus ke air kolam menggunakan
kekuatan mesin aerator yang terhubung tenaga listrik.