Anda di halaman 1dari 66

LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Keperawatan Maternitas pada


Program Profesi Ners

Disusun Oleh:
Kelompok 1
Kurniawan Dwi Hartanto

220112140001

Santa Maria Pangaribuan

220112140010

Putri Fatma Kusumaningrat 220112140016


Nisa Ikatania

220112140090

Nurul Khaira

220112140018

Nining Sariningsih

220112140102

Melia Rahmayanti

220112140091

Amartiwi

220112140020

Dian Palupi Kusuma W

220112140025

Denti Mardianti Muminah

220112140093

Fuji Lestari

220112140101

Tri Nur Jayanti

220112140036

Evi Noviyani

220112140031

Twenty Sulastri Aimanjuntak 220112140027

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
BANDUNG
2014/2015

Laporan Pendahuluan Antenatal


A. Pengertian
Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya
koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan (Depkes RI, 2004).
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu
menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya
kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008).
B. Tujuan Antenatal Care
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial
ibu dan bayi.
3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
Eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
C. Jadwal Kunjungan Antenatal
Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu
dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut :
sampai dengan kehamilan trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan,
dan kehamilan trimester kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan dan kehamilan

trimester ketiga (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan
(Saifuddin, 2005).
Menurut Muchtar (2005), jadwal pemeriksaan antenatal yang dianjurkan
adalah :
1. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.
2. Pemeriksaan ulang:
a. Setiap bulan sampai umur kehamilan 6 - 7 bulan.
b. Setiap dua minggu sampai umur kehamilan 8-9 bulan.
c. Setiap satu minggu sejak umur kehamilan 9 bulan persalinan.
3. Untuk ibu hamil:

Trimester

I dan II

Waktu

Tindakan

Kunjungan
Sebulan sekali. -

Pemeriksaan laboratorium.

Pemeriksaan ultrasonografi.

Nasehat diet tentang menu seimbang.

Observasi adanya penyakit yang dapat


mempengaruhi

kehamilan,

resiko

komplikasi kehamilan.
-

Rencana untuk
menghindari

pengobatan penyakit,

terjadinya

komplikasi

kehamilan, dan imunisasi Tetanus Toksoid


I.
III

Dua

minggu
-

sekali

sampai hasil pengobatan.

ada
kelahiran.

tanda
-

Evaluasi data laboratorium untuk melihat

Diet menu seimbang.


Pemeriksaan ultrasonografi.

Imunisasi Tetanus Toksoid II.

Observasi adanya penyakit yang dapat


mempengaruhi

kehamilan,

komplikasi

kehamilan.
-

Rencana untuk pengobatan.

Nasehat

tentang

tanda-tanda

inpartu,

kemana harus datang untuk melahirkan.

D. Standar Minimal Pelayanan Antenatal


Menurut Saifuddin (2002) pelayanan antenatal mencakup banyak hal namun
dalam penerapan operasional dikenal standar minimal 7T yang terdiri dari:
1. Timbang berat badan
Selama kehamilan antara 0,3 0,5 kg per minggu. Bila dikaitkan dengan
umur kehamilan kenaikan berat badan selama hamil muda 1 kg,
selanjutnya pada trimester II dan III masingmasing bertambah 5 kg. Pada
akhir kehamilan pertambahan berat total adalah 9-12 kg. Bila ada kenaikan
berat badan yang berlebihan perlu dipikirkan kearah adanya resiko seperti
bengkak, kehamilan kembar, hidramnion, dan anak besar.
2. Ukur tekanan darah
Selama hamil tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90
mmHg. Bila tekanan darah meningkat, yaitu sistolik 30 mmHg atau lebih
dan atau diastolik 15 mmHg atau lebih. Kelainan ini dapat berlanjut
menjadi preeklamsia dan eklamsia kalau tidak ditangani dengan tepat.
3. Ukur tinggi fundus uteri
Ukuran tinggi fundus uteri normal adalah sebagai berikut:
12 Minggu : Tinggi fundus uteri 1 2 jari diatas symphysis.
16 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan antara symphysispusat.
20 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah pusat.
24 Minggu : Tinggi fundus uteri setinggi pusat.

28 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari diatas pusat.


32 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan pusat-Proc.xyphoideus.
36 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah Proc.xyphoideus.
40 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan antara Proc.xyphoideuspusat.
4. Pemberian imunisasi TT
Pemberian TT baru akan menimbulkan efek perlindungan apabila
diberikan sekurang-kurangnya dua kali dengan interval minimal 4 minggu.
Kecuali jika sebelumnya ibu pernah mendapat TT dua kali pada kehamilan
yang lalu atau pada masa calon pengantin maka TT cukup diberikan satu
kali saja. Dosis pemberian imunisasi TT yaitu 0,5 cc IM pada lengan atas.
Adapun syarat pemberian imunisasi TT adalah sebagai berikut :
a) Bila ibu belum pernah mendapat imunisasi TT atau meragukan
diberikan II sedini mungkin sebanyak dua kali dengan jarak minimal
dua minggu.
b) Bila ibu pernah mendapat imunisasi TT dua kali, diberikan suntikan
ulang/boster satu kai pada kunjungan antenatal yang pertama (Depkes
RI, 1997).
5. Pemberian tablet zat besi
Pada dasarnya pemberian tablet zat besi dimulai dengan pemberian satu
tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang.
Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat
500 ug, minimal 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama
kopi atau teh karena akan mengganggu penyerapan (Saifuddin, 2002).
Sebaiknya tablet besi diminum bersama air putih ataupun air jeruk. Selain
itu perlu diberitahukan juga bahwa ada kemungkinan tinja menjadi
berwarna hitam setelah ibu minum obat ini, hal tersebut adalah normal
(Depkes, 1997).
6. Tes terhadap penyakit menular seksual.
Selama kehamilan, ibu perlu dilakukan tes terhadap penyakit menular
seksual seperti HIV/AIDS, Gonorrhoe, Siphilis. Hal tersebut dikarenakan

sangat berpengaruh pada janin yang dikandungnya. Apabila ditemukan


penyakit penyakit menular seksual harus segera ditangani.
7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
Persiapan rujukan perlu disiapkan karena kematian ibu dan bayi
disebabkan keterlambatan dalam mencapai fasilitas pelayanan kesehatan
(Saifuddin, 2002). Perlu diingat juga bahwa pelayanan antenatal hanya
dapat diberikan oleh tenaga kesehatan profesional dan tidak dapat
dilakukan oleh dukun bayi.

E. Fisiologi Kehamilan
Kehamilan memerlukan proses yang berkesinambungan, yaitu:
1. Konsepsi
-

Bertemunya sel telur dengan sperma.

Terjadi pada 1/3 distal tuba.

Mengalami pembelahan; zigot morula blastula.

2. Nidasi
-

Menempelnya blastula dalam endometrium/desidua.

Terjadi pada hari ke-4 7 setelah konsepsi.

3. Plasentasi
-

Tumbuhkembangnya khorion dan desidua.

Pembentukan plasenta.

Pada akhir bulan ke-4 plasenta terbentuk lengkap.

Masa hamil berlangsung 280 hari atau 40 minggu. Ditinjau dari usia
kehamilan, kehamilan dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
1. Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu).
2. Kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu).
3. Kehamilan triwulan ketiga/terakhir (antara 28 sampai 40 minggu.
Produk kehamilan terdiri dari plasenta, selaput ketuban, air ketuban, tali
pusat, dan janin.

F. Diagnosis Kehamilan
Tanda Kehamilan Tidak

Tanda Kemungkinan

Pasti

Hamil

Tanda Kehamilan Pasti

(Probable Sign)
-

Amenorea

Mual dan muntah

Mastodinia/payudara

Pembesaran

rahim -

dan perut.
-

Pada

pemeriksaan

Palpasi untuk menilai


gerakan janin

dijumpai :

tegang

Denyut jantung janin

bagian janin

Ngidam

Tanda hegar

Rontgenografi

Sering miksi

Tanda chadwik

Ultrasonografi

Konstipasi atau obstipasi -

Tanda discasek

Fetal ECG

Perubahan berat badan

Perubahan

temperatur -

Perubahan

warna

kulit/pigmentasi
-

Perubahan

pada

payudara
-

Perubahan pada pelvis

Pembesaran perut

Kontraksi uterus

Balotemen

Sinkope

Epulis (hipertropi gusi


pada kehamilan)

Varices

Teraba ballottement Reaksi pemeriksaan


kehamilan positif.

basal
-

Tes kehamilan

dan

G. Perubahan Pada Kehamilan


Perubahan ini terjadi karena:
1. Perubahan fungsi endokrin maternal.
2. Pertumbuhan plasenta yang berfungsi endokrin.
3. Kebutuhan metabolisme yang meningkat karena pertumbuhan janin.
Perubahan sistemik meliputi:
1. Sistem Reproduksi
a. Rahim atau Uterus
Menjadi 1000 kali lebih besar, 30 kali lebih berat, aliran darah 60 kali
lebih cepat. Semula sebesar jempol (30 gram), mengalami hipertropi
dan hiperplasia menjadi 1000 gram saat akhir kehamilan.
Tanda Hegar: Perubahan pada istmus uteri menjadi lebih panjang dan
lunak sehingga pada pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat
saling sentuh.
Tanda Piskacek: Pertumbuhan rahim tidak sama ke semua arah tetapi
pertumbuhan cepat didaerah implantasi plasenta, sehingga rahim
bentuknya tidak sama.
Braxton Hicks: Kontraksi uterus yang disebabkan oleh terjadinya
gangguan perimbangan hormonal dimana estrogen dan progesteron
berubah konsentrasinya sehingga progesteron mengalami penurunan.
b. Vagina
Tanda Chadwicks: Vagina dan vulva mengalami peningkatan
pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin
merah dan kebiru-biruan.
c. Ovarium (Indung Telur)
Ovarium

yang mengandung korpus luteum gravidarum akan

meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna


pada umur 16 minggu.
d. Payudara
Mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan payudara
tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon estrogen, progesteron,

dan somatomamotropin. Penampakan payudara pada ibu hamil antara


lain: payudara menjadi lebih besar, areola hiperpigmentasi (hitam),
glandula mongtomery makin tampak, puting susu makin menonjol,
belum mengeluarkan ASI, baru setelah persalinan hambatan prolaktin
tidak ada sehingga pembuatan ASI dapat berlangsung.
2. Sistem Kardiovaskuler
Peredaran darah ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor.
a. Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah.
b. Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro plasenter.
c. Pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang meningkat.
Akibat dari faktor-faktor tersebut terjadi perubahan pada sirkulasi darah
ibu yaitu:
a. Volume Darah
Meningkat, jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel
darah. Serum darah bertambah 25 - 30% sedangkan sel darah
bertambah 20%. Curah jantung akan bertambah sekitar 30%.
b. Sel Darah
Meningkat, agar dapat mengimbangi pertumbuhan janin. Sel darah
putih meningkat mencapai 10.000/ml, LED meningkat 4 kali lipat
angka normal, protein darah; albumin dan gamma globulin menurun
pada triwulan I sedangkan fibrinogen meningkat.
Keluhan yang sering berkaitan dengan sistem kardiovaskuer antara
laian: dispnea, palpitasi, ortopnea, hipotensi ortostatik.
3. Sistem Respirasi
Terjadi hiperventilasi karena pengaruh hormon progesteron atau karena
kebutuhan metabolisme yang meningkat. Desakan pada diafragma karena
dorongan rahim yang besar menyebabkan sesak nafas sehingga kebutuhan
oksigen ibu hamil meningkat sekitar 20 25 % dari biasanya.

4. Sistem Pencernaan
a. Rasa tidak enak di ulu hati karena perubahan posisi lambung dan
refkluks.
b. Produksi asam lambung menurun.
c. Mual

muntah

karena

pengaruh

HCG

(Human

Chorionic

Gonadotrophyn).
d. Haemorrhoid karena tekanan venosa.
e. Konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang meningkat.
Perubahan metabolisme meliputi:
a. Air, terdiri dari darah/uterus/payudara berjumlah 3 liter sedangkan
janin/plasenta/air ketuban 3,5 liter.
b. Protein, ibu 500 garam, janin dan plasenta 500 gram.
c. Karbohidrat cenderung meningkat (diabetes).
d. Lemak, kenaikan semua fraksi lemak.
e. Mineral, kebutuhan meningkat.
f. Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg
selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar kg/minggu.
5. Sistem Urinarius
Bertambahnya frekuensi miksi karena pengaruh desakan pada hamil muda
dan turunnya kepala bayi pada hamil tua.
6. Sistem Integumen
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigementasi karena
pengaruh melanophore stimulating hormone.

H. Perubahan dan Perkembangan Janin


a. 0-4 Minggu
Pada minggu-minggu awal ini, janin memiliki panjang tubuh kurang lebih
2 mm. Perkembangannya juga ditandai dengan munculnya cikal bakal
otak, sum sum tulanh belakang yang masih sederhana, dan tanda- tanda
wajah yang akan terbentuk.

b. 4-8 Minggu
Ketika usia kehamilan mulai mencapai usia 4 minggu, jantung janin mulai
berdetak, dan semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul tulangtulang belakang wajah, mata, kaki dan tangan.
c. 8-12 Minggu
Saat memasuki minggu-minggu ini, organ-organ tubuh utama janin telah
terbentuk. Kepalanya berukuran lebih besar daripada badannya, sehingga
dapat menampung otak yang terus berkembang dengan pesat. Dan
memilliki dagu, hidung, dan kelopak mata yang jelas. Di dalam rahim,
janin mulai diliputi cairan ketuban dan dapt melakukan aktifitas seperti
menendang dengan lembut. Organ-organ utama janin kini telah terbentuk.
d. 12-16 Minggu
Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantungnya apat didengarkan
melalui ultrasonografi (USG). Wajahnya mulai dapat menunjukan ekspresi
tertentu dan mulai tumbuh alis dan bulu mata. Kemudia janin sudah mulai
dapat memutar kepalanya dan membuka mulut. Rambutnay muali tumbuh
kasar dan berwarna.
e. 16-20 Minggu
Janin mulai bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar gigi tetap telah
muncul dibelakang gigi susu. Tubuhnya ditumbuhi rambut halus yang
disebut lanugo. Janin bisa menghisap jempol dan bereaksi terhadap suara
ibunya. Ujung-ujung indra pengecap mulai berkembang dan bisa
membedakan rasa manis dan pahit dan sidik jari mulai tampak.
f. 20-24 Minggu
Pada sat ini ternyata besar tubuh janin mulai sebanding dengan badanya.
Alat kelaminnya mulai terbentuk, cuping hidungnya muli terbuka, dan
mulai melakukan gerakan pernafassan. Pusat-pusat tulangntya pun mulai
mengeras. Selain itu, Kini ia mulai memiliki waktu-waktu tertentu untuk
tidur.
g. 24-28 Minggu
Di bawah kulit, lemak sudah mulai menumpuk, sedangkan dikulit
kepalanya rambut mulai bertumbuhan, kelompok matanya membuka, dan

otaknya mulai aktif. Janin dapat mendengar, baik suara dari dalam maupun
dari luar (lingkungan). Janin dapat menegnali suara ibunya dan detak
jantungnya bertambah cepat jika ibunya berbicara. Atau boleh dikatakan
pada masa ini merupakan masa-mas bagi sang janin mempersiapkan
dirinmenghadapi hari kelahirannya.
h. 28-36 Minggu
Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karna beratnya yang semakin
bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya
melalui dinding perut ibunya, kepalanya sudah mulai mengarah ke bawah.
Paru-parunya belum sempurna.
i. 38 Minggu
Kepalanya

sudah

berada

pada

rongga

panggul,

seolah-olah

mempersiapkan diri bagi kelahirannya kedunia. Ia kerap berlatih bernapas,


menghisap dan menelan. Rambut-rambut halus di sekujur tubuhnya mulai
menghilang. Ususnya terisi mekonium (tinja pada bayi baru lahir) yang
biasanya akan dikeluarkan dua hari setelah lahir. Sat ini persalinan sudah
amat dekat dan bisa terjaid kapan saja.

I. Perubahan Terhadap Maternal


Adapun perubahan yang terjaid ada 3 bagian, yaitu :
a. Trimester pertama minggu ke 1-14/ bulan 1-3
Ibu terlambat menstruasi, payudara menbjadi nyeri dan membesar,
kelelahan, dan ibu akan mengalami dua gejala terakhir selama 3 bulan
berikutnya yaitu morning sickness atau mual muntah yang biasanya
dimulai sekitar 8 minggu dan mungkin berkhir sampai 12 minggu.
b. Trimester kedua minggu 16-24/ bulan 4-6
Fundus berada ditengah antara simpisis dan pusat, sekris vagina meningkat
tetapi tetap normal juka tidak gatal, iritasi dan berbau, bulan ke 5 TFU 3
jari dibawah pusat, payudara melai sekresi kolostrum, kantungketuban
menampung 400 ml cairan. Bulan ke 6 fundus sudah diatas pusat, sakit
punggung dan kram pada kaki mungkin melai terjadi, mengalami gatalgatal pada abdomen karrena uterus dan kulit merenggang.

c. Trimester ketiga minggu ke 28-36/ bulan 7-9


Fundus berada di pertengahan antara pusat dan PX, hemoroid mungkin
terjadi, pernapasan dada berganti menjadi npenapasan perut, mungkin ibu
lelah menjalani kehamilannya dan ingin sekali menjadi ibu, ibu juga sulit
tidur. Bulan kesembilan, penurunan kepala ke panggul ibu/kepala masuk
PAP, sakit punggung dan sering kencing, barxton Hik meningkat karna
serviks dan segmen bawah rahim disiapkan.

J. Perubahan Psikologis Pada ibu hamil


1. Trimester Pertama
Segera setelah, konsepsi kadar hormon progesteron dan ertrogrn dalam
tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulkan mual muntah pada
pagi hari, lemah, lelah dan besarnya payudara, bu merasa tiak sehat dan
sering kali membenci kehamilannya, pada trimester pertama seorang ibu
akan selau mencari tanda-tanda untuk lebh meyakinkan bahwa dirinya
memang hamil,
2. Trimester Kedua
Pada trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat, ibu sudah
terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinng dan rasa tidak nyaman
karena hamil sudah berkurang, perut ibu belum teralu besar sehingga
belum dirasakan sebagai beban, ibu sudah menerima kehamilannya dan
mulai dapat merasakan gerakan bayinya, dan ibu mulai merasakan
kehadiran bayinya, banyak ibu terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak
nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama.
3. Trimester ketiga
Trimester ketiga sering kali disebut periode menggu atau waspada sebab
pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan
bayi dan membesarnya perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu
akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan
lahir sewaktu-waktu, ini menyebabkan ibu meninggkatkankewaspadaan
akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadi persalinan, ibu sering kali
mersa khawatir atau kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal.

K. Pemeriksaan Kehamilan
1. Anamnesa : data bilogis, keluhan hamil, fisiologis, patologis ( abnormal )
2. Pemeriksaan fisik : Pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan fisik khusus
yang

meliputi

obstetric,pemeriksaan

dalam/rectal,

pemeriksaan

ultrasonografi
3. Pemeriksaan psikologis : kejiwaan dalam menghadapi kehamilan
4. Pemeriksaan laboratorium : laboratorium rutin : darah lengkap, urine
lengkap, tes kehamilan ; Laboratorium khusus : pemeriksaan TORCH,
Serologis, Fungsi hati dan Ginjal, Protein darah, Golongan darah, Faktor
RH, Air ketuban, Infeksi hepatitis B ibu/bayi, Estriol dalam urin, Infeksi
AIDS.
5. Pemeriksaan Leopold
Leopold I
Bertujuan untuk menentukan usia kehamilan dan juga untuk mengetahui
bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri (bagian atas perut ibu).
Teknik pemeriksaan :
Pemeriksa menghadap ke kepala pasien, gunakan ujung jari kedua tangan
untuk meraba fundus. Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang
akan teraba adalah keras,bundar dan melenting (seperti mudah
digerakkan). Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan
terasa adalah lunak, kurang bundar, dan kurang melenting. Fundus kosong
apabila posisi janin melintang pada rahim.
Leopold II
Untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus, pada
letak lintang tentukan di mana kepala janin.
Caranya:
1. Menghadap ke kepala pasien, letakkan tepakan tangan kiri pada
dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding
perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian yang sama.
2. Mulai dari bagian atas tekan secara bergantian atau bersamaan
(simultan) telapak tangan tangan kiri dan kanan kemudian geser ke
arah bawah dan rasakan adanya bagian punggung akan teraba jelas,

rata, cembung, kaku/tidak dapat digerakkan dan memanjang. Bagianbagian kecil (tangan dan kaki) akan teraba kecil, bentuk/posisi tidak
jelas dan menonjol, kemungkinan teraba gerakan kaki janin secara
aktif maupun pasif.
Leopold III
Bertujuan untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong)
yang terdapat di bagian bawah perut ibu, serta apakah bagian janin
tersebut sudah menyentuh pintu atas panggul.
Caranya:
1. Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap ke bagian
kaki ibu.
2. Atur posisi lutut ibu dalam posisi fleksi,
3. Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah,
telapak tangan kanan bawah perut ibu.
4. Tekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk mentukan
bagian terbawah bayi (bagian keras,bulat dan hampir homogen
adalah kepala sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris
adalah bokong)
5. Gunakan tangan kanan dengan ibu jari dan keempat jari lainnya
kemudian goyang bagian terbawah janin. Cobalah apakah bagian
yang teraba itu masih dapat digerakkan atau tidak. Apabila tidak
dapat digoyangkan, maka janin sudah menyentuh pintu atas
panggul.
Leopold IV
Bertujuan untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin apa yang terdapat
di bagian bawah perut ibu, serta untuk mengetahui seberapa jauh
bagian bawah janin telah memasuki pintu atas panggul.
Teknik pemeriksaan :
Pemeriksa menghadap kaki pasien, dengan kedua tangan ditentukan
bagian janin apa (bokong atau kepala) yang terletak di bagian bawah
perut ibu.

Untuk mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah memasuki


pintu atas panggul, apabila konvergen (jari-jari kedua tangan bertemu),
berarti baru sedikit janin memasuki pintu atas panggul. Apabila
divergen (jarak antara kedua jari pemeriksa jauh), janin (kepala janin)
telah banyak memasuki pintu atas panggul).

L. Menghitung HPL
Untuk menghitung hari perkiraan lahir (HPL) berdasar HPHT dapat
menggunakan rumus Neagele, adalah dengan menambahkan 7 pada tanggal
pertama dari haid terakhir, kemudian mengurangi bulan dengan 3 dan
menambahkan 1 pada tahunnnya, sedangkan untuk bulan yang tidak bisa
dikurangi 3, misalnya Januari, Februari, dan Maret, maka bulannya ditambah 9,
tapi tahunnya tetap tidak ditambah atau dikurangi.
M. Komplikasi Selama Kehamilan
Sudah banyak kasus ibu mengandung yang mengalami masalah selama
kehamilan atau memiliki risiko yang tinggi ketika melahirkan seperti kasus
eklampsia akibat hipertensi yang dapat menyebabkan kejang pada ibu hamil.
Meski tidak setiap ibu hamil akan memiliki komplikasi kehamilan yang
berisiko tinggi tetapi mengetahui komplikasi atau risiko selama hamil dapat
membantu menangani dan mencegah komplikasi itu terjadi.
Seperti dilansir dari dari Babycenter dan Buzzle, Rabu (31/3/2010), ada beberapa
komplikasi kehamilan berisiko tinggi, antara lain:
a. Anemia
Juga disebut sebagai anemia kehamilan, ini adalah kondisi di mana tubuh
memiliki sedikit sel-sel darah merah atau sel tidak dapat membawa
oksigen ke berbagai organ tubuh.
Selama kehamilan volume darah seorang wanita meningkat hampir
sebesar 50 persen dan konsentrasi sel darah merah bisa diencerkan. Janin
berkembang bergantung pada darah ibu tapi jika ibu menderita anemia
dapat mengakibatkan pertumbuhan janin yang buruk, lahir prematur dan
berat lahir rendah.

b. Intrauterine Growth Restriction


Intrauterine Growth Restriction (IUGR) adalah suatu kondisi dimana
janin lebih kecil dari yang diharapkan selama beberapa minggu pertama
kehamilan. Juga disebut sebagai pembatasan pertumbuhan janin.
Janin yang tumbuh pada kondisi seperti ini, beratnya kurang dari 90
persen dari semua janin dari usia kehamilan yang sama, dan ada
kemungkinan bayi lahir prematur, yaitu sebelum 37 minggu.
c. Prematur yang tidak wajar (Preterm Labor)
Prematur labor adalah tidakwajaran yang dimulai sebelum 37 minggu
kehamilan dan terutama dicirikan oleh kontraksi rahim prematur,
pecahnya kantung atau selaput ketuban atau dilatasi serviks.
d. Premature Rupture of Membranes
Premature Rupture of Membranes (PROM) adalah pecahnya ketuban atau
kantung ketuban sebelum persalinan dimulai. Jika PROM terjadi sebelum
37 minggu kehamilan, itu disebut sebagai Preterm Premature Rupture of
Membranes (pecahnya ketuban terlalu dini atau PPROM).
e. Gestational Diabetes
Gestational diabetes merupakan salah satu komplikasi kehamilan berisiko
tinggi di mana tingkat glukosa darah akan meningkat dan gejala diabetes
lain yang mulai muncul selama kehamilan pada seorang wanita yang
belum pernah sebelumnya didiagnosis diabetes.
f. Tekanan darah tinggi atau Pregnancy Induced Hypertension
Pregnancy-induced hypertension (PIH) adalah suatu bentuk tekanan darah
tinggi selama kehamilan yang lebih sering terjadi pada wanita muda
dengan kehamilan pertama, kehamilan kembar, atau pada seorang wanita
yang menderita masalah kesehatan lainnya seperti diabetes, hipertensi
kronis, dan lainnya.
g. Placenta Previa
Plasenta previa adalah komplikasi umum pada kehamilan yang berisiko
tinggi, di mana plasenta melekat dekat atau menutupi leher rahim
(pembukaan rahim).

h. Hidroamnios
Hidroamnios adalah suatu kondisi kelebihan cairan ketuban di sekitar
janin. Kondisi ini dapat mengakibatkan cacat lahir, prematur pecah
ketuban atau kantung ketuban, plasenta abruption dan tali pusar prolaps.
Diabetes, kelainan gastrointestinal, gagal jantung, kegagalan bawaan,
transfusi kembar sindrom adalah beberapa faktor yang dapat berkontribusi
menyebabkan Hidroamnios selama kehamilan.
i. Penyakit Rhesus
Penyakit Rhesus atau Rh adalah kondisi yang jarang terjadi ketika ada
ketidakcocokan antara jenis darah ibu dan bayi. Setiap individu memiliki
tipe darah (O, A, B, atau AB) dan faktor Rh, baik positif atau negatif,
yang mendefinisikan karakteristik khusus tertentu.
j. Kehamilan Post-Term
Kehamilan Post-Term adalah kehamilan yang berlangsung lebih dari 42
minggu, sering kali karena kesalahan perhitungan tanggal pembuahan
kehamilan. Pada dasarnya, dekat akhir kehamilan, plasenta mulai
berkurang dan tidak mampu berfungsi dengan baik. Selain itu, volume
cairan ketuban juga mulai menurun. Sebagai akibatnya pasokan oksigen
janin menjadi sedikit dan akan menghentikan kenaikan berat badan.
k. Kehamilan ganda
Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua atau lebih janin, yang
terjadi ketika lebih dari satu telur subur dan tertanam di dalam rahim.
Riwayat keluarga kehamilan kembar, usia lebih tua, paritas tinggi (satu
atau lebih kehamilan sebelumnya), obat-obatan yang merangsang ovulasi
tertentu, dapat berkontribusi pada kehamilan seorang wanita.
l. Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan yang berkembang di luar
rahim, dekat tabung tuba di mana tidak ada cukup aliran darah untuk janin
tetap hidup dan akhirnya mati. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita
yang mengalami masalah ketidaksuburan, endometriosis, penyakit
menular seksual, operasi tuba dan pembuahan intrauterine device (IUD).

m. Keguguran
Juga disebut sebagai aborsi spontan, keguguran didefinisikan sebagai
kehilangan kehamilan awal, yang dapat dikategorikan ke jenis berikut:

Terancam (bercak dan perdarahan di trimester pertama)

Lengkap (janin, plasenta dan jaringan lain yang disahkan dengan


pendarahan)

Tidak lengkap (beberapa bagian dari jaringan tetap di dalam rahim)

Lewat aborsi (janin mati tetapi tidak melewati keluar dari rahim)

Septik (terinfeksi keguguran)

Berulang (lebih dari tiga kali keguguran)

n. Kelahiran mati
Merupakan kondisi yang sangat disayangkan di mana bayi meninggal di
dalam rahim. Diabetes, tekanan darah tinggi, kelainan bawaan, penyakit
Rh, masalah plasenta, adalah penyebab pasti bayi lahir mati.
o. Pendarahan pasca melahirkan
Pendarahan pasca melahirkan merupakan salah satu komplikasi
kehamilan berisiko tinggi, di mana terjadi perdarahan yang berlebihan
setelah melahirkan. Kondisi ini lebih umum setelah bedah caesar, rahim
terus kontraksi dan mengusir plasenta. Akibatnya, kontraksi ini menekan
pembuluh darah di daerah di mana plasenta dihubungkan, intens
menyebabkan perdarahan pasca-melahirkan.

N. Pemeriksaan Kehamilan
a. Pengkajian
a) Identitas klien: nama, umur, agama, suku/bangsa, pendidikan,
pekerjaan, alamat
b) Identitas Penanggung Jawab: nama, umur, hub. dg klien, agam,
suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat
c) Keluhan utama
d) Riwayat menstruasi: menarche, lamanya, jarak/interval/siklus,

e) Riwayat kehamilan sekarang: HPHT, gerakan janin, tanda-tanda


bahaya

atau

penyulit,

obat-obatan/jamu

yang

dikonsumsi,

kekhawatiran khusus
f) Riwayat kesehatan keluarga: keturunan kembar, penyakit menular
atau turunan
g) Riwayat kesehatan yang lalu
h) Riwayat psikososial spiritual
Bahasa yang digunakan
Keadaan emosional (kooperatif, bingung, hiperaktif, depresi, dll)
Hubungan dengan keluarga
Hubungan dengan orang lain
Proses berpikir (terarah, bingung, ilusi, halusinasi)
Ibadah/spiritual
Dukungan keluarga
Pengambilan keputusan dalam keluarga
Beban kerja dan kegiatan sehari-hari
i) Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
TTV
Kepala
Leher
Dada
Abdomen
Panggul
Genitourinaria
Vulva/vagina
Ektremitas atas dan bawah
j) Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Radiologi
k) Dasar Pengetahuan

Pengetahuan
Fungsi seksual
Reproduksi
Kehamilan dan kelahiran
- Anatomi dan fisiologi kehamilan, persalinan dan pelahiran, dan
pascapartum
- Obat-obatan dan anastesia
- Teknik pernapasan dan relaksasi
Tumbuh kembang bayi
- Kebutuhan nutrisi
- Tahapan perkembangan
- Petunjuk perilaku
Keterampilan menjadi orang tua
- Memandikan
- Memakaikan popok
- Memberikan makan
- Komunikasi ibu-bayi
Keluarga berencana
Sikap dan Perasaan
Berbagai persiapan untuk bayi baru lahir
Tingkat minat dalam mempelajari tentang bayinya
Strategi dan teknik disiplin
Interaksi ibu bayi (selama pemberian makan dan perawatannya)

b. Analisa Data
Trimester I
No
1.

Data
DS:
umum

Didapatkan
kehamilan

Etiologi
gejala

hormon estrogen dan HCG meningkat

pada

trimester 1 sering mual dan

Traktus otot saluran pencernaan menurun

muntah tiap pagi, sehingga

nafsu makan berkurang.

Masalah
Nutrisi

kurang

dari kebutuhan

Motilitas usus menurun

DO: -

Makanan lebih lama di dalam lambung,


terjadi morning sickness

nafsu makan menurun

Nutrisi kurang dari kebutuhan

2.

DS : Didapatkan gejala
umum

kehamilan

pada

Kadar hormone estrogen dan progesterone

Ketidaknyamanan

meningkat

trimester 1: tidak nyaman

terjadi karena pembesaran

Hiperpigmentasi, hipersaliva, pembesaran

dan terasa penuh, sering

payudara

BAK,

ketidaknyamanan
DO: 3.

DS:
umum

Didapatkan
kehamilan

gejala

Kadar hormone estrogen dan progesterone

pada

meningkat

trimester 1: sering ingin

berkemih, dan meras penuh,

Vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah

sering berkemih
DO: -

meningkat

Uterus membesar

Resiko
kekurangan
volume cairan


kandung kemih tertekan

perasaan ingin berkemih

sering berkemih

Resiko kekurangan volume cairan


4.

DS:
umum

Didapatkan
kehamilan

gejala

Aktifitas yang berlebihan

pada

trimester 1: mengeluh lelah

Resiko cedera

Resiko cedera

karena aktivitasnya
DO:-

5.

DS:

Tekanan uterus yang membesar terhadap usus

Didapatkan gejala umum

besar

kehamilan pada trimester 1:

ibu mengeluh lemas, letih,

Terjadi perubahan fisiologis dan psikologis

tidak ada tenaga dan lesu


DO:

Keletihan

Traktus otot saluran pencernaan menurun

Motilitas usus menurun

kemampuan gerak usus yang mengarah ke


perlambatan waktu pengosongan berkurang

Keletihan

6.

DS:

Kehamilan

DO:
Kehamilan

Persiapan menjadi orang tua


pertama,

Perubahan peran

pasangan suami istri muda

7.

Terjadi perubahan peran

DS:

Kehamilan tidak direncanakan

DO:

Kehamilan

tidak

direncanakan

Keluarga tidak siap menerima kehamilan

Mekanisme
koping

keluarga

tidak efektif

secara fisik, psikologis, dan ekonomi

Mekanisme koping keluarga tidak efektif

II. Trimester II

No

Data

Etiologi

Masalah

.
1.

DS :
-

Klien

Uterus yang membesar


merasa

sesak napas

Ketidakefektifan
pola nafas

Penekanan diafragma

DO:

Kesulitan untuk bernapas


2.

DS:

hormon progresteron dan hormon relaxing

Keluhan umum yang


terjadi

pada

trimester 2:
-

merasakan nyeri

nyeri punggung

pada
persendian,

Pelvis tidak stabil, bertambahnya lengkung lumbar


dan

dan servikotorakal

pergerakan
sendi

peningkatkan kapasitasnya sebagai persiapan


proses persalinan

Klien

punggung

yang

Nyeri pingang

Ketidaknyamanan

berlebih
-

mengeluh nyeri
pinggang

Pembesaran Uterus

sulit untuk BAB


(konstipasi)

Peregangan ligamentum

DO:-

Nyeri pada ligamen

Pengaruh hormom progesteron

Motilitas saluran GI menurun

Usus halus dikompresi oleh uterus yang membesar

Reabsropsi air meningkat dan tinja menjadi kering

sulit BAB
3.

DS :-

Meningkatnya aliran darah ke daerah kulit

DO :

cloasma

Lobus anterior

gravidarum
-

jerawat

kulit

Meningkat sekresi Melanophore Stimulating


wajah

berminyak
-

spider

nevy

pada

leher,

dada, muka dan


tangan
-

Hormon

aerola
menghitam

Perubahan pada kulit

Gangguan
tubuh

citra

III. Trimester III


No
1.

Data
DS

Adanya

mengeluh

kram

Etiologi
sesak

nafas,

Tekanan Uterus meningkat

kaki,

pasien

Mengeluh nyeri punggung


DO: RR meningkat

Masalah
Ketidaknyamanan

menekan diagframa

ekspansi paru kurang optimal

nafas sesak

kekurangan kalsium karena


vaskularisasi menurun

Peningkatan tekanan uterus

Menekan syaraf tulang belakang

Nyeri
Nyeri punggung

2.

Didapatkan gejala umum pada


trimester III
DS :
mengeluh tidak bisa tidur
DO :-

Gerakan janin, sering buang air


besar dan kecil

insomnia

Gangguan pola tidur

DS : takut untuk berhubungan

Ketidaknyamanan (sesak napas,

Perubahan

seksual karena merasa berbahaya

kelelahan, pembesaran abdomen)

seksualitas

pola

bagi janin
DO : uterus semakin besar

Khawatir akan kondisi fisik dan


janin

Penurunan hasrat seksual

Perubahan pola seksual

DS : mengeluh khawatir dan

kurangnya pengetahuan mengenai

cemas

proses persalinan

DO: -

Koping
individu/keluarga tidak
efektif

Khawatir,cemas

Koping tidak efektif


5

DS

kurang

mengetahui

mengenai proses persalinan dan


perawatan bayi
DO:6

DS: DO: tekanan darah tinggi

Informasi yang kurang

Kurang pengetahuan

Kurang pengetahuan mengenai


proses persalinan
Beban kerja jantung meningkat

Hipertropi otot jantung terutama


ventrikel kiri

Curah jantung meningkat

Tekanan darah meningkat

Resiko

tinggi

terhadap ibu

cedera

Rencana Asuhan Keperawatan Masalah Kesehatan Pada Kehamilan Trimester I


1. Diagnosa : Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual/muntah, peningkatan kebutuhan nutrisi, ditandai dengan :
DS: klien mengatakan sering mual dan muntah tiap pagi, sehingga nafsu makan berkurang.
DO:
Tujuan :
Tupan : ibu menunjukan penambahan berat badan yang sesuai (minimal 1,5 pada akhir trimester pertama).
Tupen : Pada kunjungan selanjutnya, ibu sudah dapat:
1. Menjelaskan komponen diet seimbang bagi ibu hamil
2. Mengikuti diet yang dianjurkan
3. Mengkonsumsi zat besi/vitamin sesuai resep
Intervensi

Rasional

Mandiri :
1. Tentukan

Mandiri :
keadekuatan

kebiasaan

asupan

nutrisi

dulu/sekarang dalam 24 jam.

1. Kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi ibu selama


kehamilan.

2. Anjurkan meningkatkan asupan karbohidrat saat bangun

2. Menurunkan kemungkinan gangguan gastric yang dapat

tidur, makan sedikit dan sering, dan menghindari bau-bau

disebabkan oleh efek asam hidroklorid pada lambung yang

menyengat.

kosong

atau

peningkatan

sensitivitas

terhadap

bau

menyengat, makanan pedas atau makanan tertentu.


3. Lihat riwayat kesehatan, catat usia (khusunya kurang dari 20

3. Usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun

tahun, atau lebih dari 35 tahun).

merupakan usia beresiko. Selain itu, remaja akan cenderung


mengalami malnutrisi/anemia dank lien lansia mungkin
cenerung obesitas/diabetes gestasional.

4. Pastikan tingkat pengetahuan tentang kebutuhan diet.

4. Untuk menentukan kebutuhan belajar khusus. Pada periode


prenatal,

laju

basal

metabolic

meningkat

20%-25%

(khusunya pada kehamilan lanjut), sehingga resiko klien


mengalami nutrisi buruk dapat terjadi. Penambahan 800 mg
zat besi diperlukan selama kehamilan untuk perkembangan
janin.
5. Berikan informasi turtulis/verbal yang tepat tentang diet
prenatal dan suplemen vitamin /zat besi setiap hari .
6. Evaluasi

5. Materi

referensi

yang

dapat

dipelajari

di

rumah,

meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang.

motivasi/sikap dengan mendengar keterangan

6. Bila klien tidak termotivasi untuk memperbaiki diet, evaluasi

klien\ dan meminta umpan balik tentang informasi yang

lanjut atau intervensi lain yang mungkin dapat diindikasikan.

telah diberikan.
7. Tanyakan keyakinan berkenaan dengan diet sesuai budaya
dan hal-hal yang tabu selama kehamilan.

7. Dapat menu jukan motivasi untuk mengikuti anjuran


pemberi layanan kesehatan. Sebagai contoh ada budaya yang
melarang ibu mengkonsumsi ikan selama hamil, karena
dapat mengakibatkan bayinya berbau amis.

8. Perhatikan adanya ngidam. Kaji pilihan makanan yang

8. Beberapa bahan makanan tidak dianjurkan dikonsumsi oleh

dikonsumsi.

ibu

hamil,

seperti

nenas

yang

dapat

menyebabkan

keguguran.
9. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah.

9. Mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negative


pada status nutrisi prenatal, khususnya pada periode kritis
perkembanagn janin.

10. Tes urine terhadap aseton, albumin, dan glukosa.

10. Dilakukan secara rutin untuk mendeteksi situasi potensial


risiko tinggi seperti ketidakadekuatan asupan karbohidrat,
diabetic ketoasidosis, dan hipertensi pada kehamilan.

11. Ukur pembesaran uterus.


Kolaborasi :
1. Buat rujukan yang perlu sesuai indikasi (misal pada ahli diet)

11. Malnutrisi pada ibu berefek negatif pada pertumbuhan janin.


Kolaborasi :
1. Mungkin diperlukan bantuan tambahan terhadap pilihan
nutrisi.

2. Diagnosa : Ketidaknyamanan b.d perubahan fisik dan pengaruh hormonal , ditandai oleh :
DS : klien mengatakan tidak nyaman karena payudara membesar dan terasa penuh, sering BAK,
DO: Tujuan :
Tupan : Pada pertemuan selanjutnya ibu sudah bisa mengidentifikasi tindakan-tindakan yang dapat memberikan kenyamanan bagi
ibu.
Tupen: Setelah diberikan intervensi ibu dapat menyebutkan perubahan fisik yang terjadi saat kehamilan dan penyebabnya.
Intervensi
Mandiri:
1. Catat adanya rasa tidak nyaman.

Rasional
Mandiri:
1. Memberikan

informasi

untuk

memilih

intervensi;

petunjuk terhadap respon klien pada ketidaknyamanan


dan nyeri.
2. Anjurkan penggunaan bra yang menyokong . Tinjau
perawatan putting .
3. Tekankan pentingnya menghindari stimulasi putting
berlebihan.

2. Memberikan sokongan yang sesuai untuk jaringan


payudara yang membesar, menguatkan jaringan areola.
3. Stimulasi

putting

berlebihan

dapat

memperbesar

kemungkinan persalinan praterm melalui pelepasan


oksitosin.

4. Instruksikan penggunaan teknik Hoffman, dengan cara:


posisikan jempol dan telunjuk pada arah yang saling

4. Teknik Hoffman adalah teknik untuk menonjolkan puting


yang datar/masuk.

berhadapan. Tekanlah kedua jari ke arah areola menuju


puting sambil menarik puting keluar.
5. Kaji adanya hemoroid, perhatikan keluhan-keluhan
gatal, bengkak, dan perdarahan.

5. Penurunan motilitas gastrointestinal dan perubahan usus


serta tekanan pada system pembuluh darah oleh
pembesaran uterus member kecenderungan terjadinya
hemoroid.

6. Kram kaki; instruksikan untuk posisi dorsofleksi telapak

6. Meningkatkan suplai darah ke kaki. Kelebihan asupan

kaki dengan kaki diekstensikan serta mengurangi makan

produk susu mengakibatkan kadar fosfor lebih besar

keju dan susu.

daripada

kalsium,

sehingga

menimbulkan

ketidakseimbangan yang mengakibatkan kram otot.


7. Leukorea : anjurkan mandi dengan teratur dan perawatan
perineal, menggunakan celana dalam dari katun.
8. Tinjau ulang perubahan fisiologis yang mempengaruhi

7. Meningkatkan

hygiene

dengan

mengangkat/mengabsorpsi sekret vagina yang berlebih.


8. Frekuensi berkemih disebabkan oleh tekanan uterus yang

frekuensi berkemih. Anjurkan menghindari minuman

membesar

dan

menekan

kandung

kemih.

Kafein

yang mengandung kafein.

mempunyai sifat diuretic yang dapat memperberat


masalah frekuensi berkemih.

9. Kaji tingkat kelelahan.


Kolaborasi:
1. Tambahkan suplemen kalsium setiap hari bila asupan

9. Mendorong klien untuk mengatur waktu istirahat.


Kolaborasi :
1. Membantu dalam memperbaiki keseimbangan kalsium

produk susu dikurangi.

dan menurunkan kram otot.

3. Diagnosa : Resiko kekurangan volume cairan b.d muntah, peningkatan kebutuhan cairan, ditandai dengan:
DS: klien mengatakan sering mual dan muntah tiap pagi, sehingga nafsu makan berkurang
DO:
Tujuan :
Tupan: Kebutuhan cairan tercukupi.
Tupen :
1. Setelah diberi intervensi, ibu dapat menyebutkan penyebab dan cara mengatasi mual dan muntah.
2. Tanda dan gejala berkurang
Intervensi
Mandiri:
1. Anjurkan klien mempertahankan masukan/haluaran urine,
dan penurunan berat badan setiap hari
2. Kaji suhu, turgor kulit, membrane mukosa, dan tekanan
darah, dan suhu. Timbang berat badan klien dan bandingkan
dengan standar.

Rasional
Mandiri:
1. Muntah

dapat

mengakibatkan

dehidrasi

dan

ketidakseimbangan elektrolit.
2. Indikator

dalam

membantu

tingkat/kebutuhan hidrasi.

untuk

mengevaluasi

4.Diagnosa : Resiko tinggi cedera b.d mal nutrisi, kemajanan pada agen infeksius, kelainan genetik dan akfivitas, ditandai dengan
DS: ibu mengeluh lelah karena pekerjannya
DO:
Tujuan:
Tupan: Ibu memiliki perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan diri sendiri dan janin. Sehingga dapat mencegah terjadinya cedera.
Tupen: Setelah dilakukan intervensi, ibu dapat:
1. Menyebutkan penyebab dan akibat dari cedera
2. Mengatur aktivitas dan diet yang tepat pada saat kehamilan.
Intervensi

Rasional

Mandiri :

Mandiri:

1. Diskusikan pentingnya kesejahteraan ibu.

1. Kesejahteraan janin secara langsung berhubungan dengan


kesejahteraan ibu, khususnya di tm I, saat perkembangan
sistem organ paling rentan terhadap cedera dari faktor
lingkungan/keturunan.

2. Diskusikan tingkat aktivitas normal dan latihan. Anjurkan


klien melakukan aktivitas secukupnya bukan latihan berat.

2. Aliran darah ke uterus dapat menurun sampai 70% karena


latihan keras.

Misalnya berenang, bersepeda.


3. Anjurkan klien untuk melakukan seks yang lebih aman
menggunakan kondom

3. Kegagalan untuk menggunakan kondom selama koitus dapat


meningkatkan resiko transmisi penyakit hubungan seksual

(PHS), khususnya HIV.


4. Tinjau ulang kebiasaan dan budaya diet klien. Timbang berat

4. Malnutrisi pada ibu dihubungkan dengan intra uterine

badan. Diskusikan kurva penambahan berat badan normal

growthretardation (IUGR) pada janin dan bayi berat badan

untuk setiap trimester.

lahir rendah.

5. Pantau Hb, dan Ht.

5. Hb essensial untuk oengangutan oksigen.

6. Tinjau ulang riwayat obstetri untuk faktor-faktor resiko

6. Mengidentifikasi faktor resiko fisik dan psikologis untuk

tinggi. Misalnya, gaya hidup kelas atas, budaya, stressor

evaluasi tambahan dan atau intervensi.

emosi, penggunaan obat-obatan, potensial teratogen seperti


alkohol/nikotin.
7. Kaji terhadap kemungkinan resiko tinggi berkenaan dengan
kelainan genetik.

7. Klien yang beresiko terhadap kelainan genetik tertentu


membutuhkan

tes

untuk

menentukan

apakah

janin

berpengaruh.
8. Berikan informasi hal yang dapat mengakibatkan terjadinya
perkembangan abnormal seperti sinar X, alkohol, nikotin,
virus

STORCH

(sifilis,

toxoplasmosis,

8. Membantu klien membuat pilihan tentang perilaku atau


lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan.

rubela,

sitomegalovirus, herves simplex) dan HIV.


9. Tekankan perlunya mencuci tangan setelah kontak dengan
binatang.
10. Anjurkan pemberhentian penggunaan tembakau.

9. Toxoplasma gondii paling sering ditransmisikan melalui


feses kucing.
10. Merokok dapat mempengaruhi sirkulasi pasenta dan

kesehatan janin.
Kolaborasi :
1. Kaji perkembangan uterus melalui pemeriksaan internal

Kolaborasi:
1. Memberikan

informasi

tentang

gestasi

janin

dan

mengidentifikasi kehamilan miltiple.


2. Lakukan kultur vaginal. Serum harus didapatkan untuk tes
HIV.

2. Tindakan yang tepat dapat dilakukan berdasarkan hasil


kultur

3. Lakukan tes serologi.

3. Unttuk menentukan diagnosis

4. Evaluasi titer rubella untuk imunitas.

4. Skreening untuk kerentanan yang memungkinkan klien


mendapatkan tindakan yang tepat sehingga menurunkan
kemungkinan pemajanan pranatal.

5. Diskusikan kemungkinan pilihan tindakan seperti aborsi.

5. Aborsi terapeutik dapat dipertimbangkan bila penyakit


didiagnosa sebelum gestasi minggu ke 20.

5. Diagnosa : Keletihan b.d peningkatan metabolisme tubuh, peningkatan kebutuhan energi, ditandai dengan:
DS: klien mengeluh lemah dan lesu
DO:Tujuan :
Tupan: Ibu melaporkan adanya peningkatan energi
Tupen : Setelah diberi intervensi
1. Ibu mengetahui penyebab kelelahan
2. Ibu dapat memodifikasi gaya hidup untuk memenuhi perubahan kebutuhan atau tingkat energi
Intervensi
Mandiri :

Rasional
Mandiri:

1. Tentukan siklus tidur bangun yang normal.

1. Membantu menyususn waktu istirahat yang cukup

2. Anjurkan tidur siang 1-2 jam setiap hari, 8 jam setiap tidur

2. Istirahat untuk memenuhi kebutuhan metabolic berkenaan

malam.
3. Pantau kadar Hb. Jelaskan peran zat besi dalam tubuh,
anjurkan mengkonsumsi suplemen zat besi setiap hari, sesuai
indikasi.

dengan pertumbuhan jaringan ibu dan janin.


3. Kadar Hb rendah mengakibatkan kelelahan lebih besar
karena penurunan jumlah pembawa oksigen.

6. Diagnosa : Perubahan peran b.d kehamilan


Tujuan :
-

Tupan :
Ibu dan keluarga dapat beradaptasi dengan baik terhadap perubahan peran selama kehamilan.

Tupen : Setelah diberi intervensi :


1. Ibu mengetahui perubahan peran yang terjadi saat kehamilan
2. Ibu dapat mengungkapkan perasaan yang dirasakan akibat perubahan peran yang mungkin terjadi
Intervensi

Mandiri:

Rasional
Mandiri:

1. Evaluasi respon klien/pasangan pada kehamilan, stressor

1. Mengidentifaksi kebutuhan untuk membantu perencanaan

individu dan keluarga, dan implikasi budaya dari kehamilan

intervensi. Kemampuan klien/pasangan untuk beradaptasi

dan melahirkan anak

positif terhadap krisis tergantung pada system pendukung,


keyakinan budaya. Sekalipun kehamilan direncanakan, ibu
mungkin tetap merasa belum siap terhadap kehamilankarena
masalah financial dan perubahan peran menjadi seorang ibu.

2. Patikan cara klien/pasangan mengatasi stressor pada masal


lalu.

2. Memberikan

informasi

sesuai

dengan

kemampuan

klien/pasangan untuk mengatasi stress secara positif. Metode


koping yang digunakan pada masa lalu, cendeung digunakan

pada masa krisis selanjutnya.


3. Kaji situasi ekonomi dan kebutuhan financial. Buat rujukan
sesuai kebutuhan.

3. Dampak kehamilan pada keluarga tanpa sumber-sumber


yang adekuat dapat menciptakan stress tambahan. Beberapa
budaya

memandang

pelayanan

kesehatan

tidak

menghasilkan apa-apa, akibatnya lebih memilih melakukan


aborsi atau tidak mengikuti perawatan prenatal.
4. Dapatkan informasi tentang persiapan atau kurangnya
persiapan yang dibuat untuk bayi.
5. Jelaskan labilnya emosi sebagai karakteristik kehamilan.

4. Dapat mengalami ketakutan bahwa merencanakan terlebih


dahulu potensial menentang kehendak Tuhan.
5. Membantu klien/pasangan memahami perubahan alam
perasaan. Pasangan menyadari kebutuhan untuk memberikan
dukungan pada saat ini.

6. Berikan informasi dan anjurkan mengikuti kelas antenatal.

6. Memberikan kesempatan untuk mengungkapkan secara


formal/informal tentang masalah, perasaan, dan dukungan
sesama.

7. Kaji perilaku maladaptive (mis: menarik diri, marah/reaksi


yang tidak tepat, perawatan diri yang kurang baik)
Kolaborasi:
1. Rujuk pada konseling psikologis (bila perlu)

7. Memberikan informasi tentang kemampuan klien untuk


mengatasi stress dan kebutuhan akan intervensi.
Kolaborasi:
1. Bantuan selanjutnya untuk mengembangkan keterampilan
pemecahan masalah dapat membantu. Pada akhir trimester

pertama, klien/pasangan harus mengalami keberhasilan


dalam mencapai tugas menerima kehamilan.

7. Diagnosa : Mekanisme koping keluarga tidak efektif b.d ketidaksiapan keluarga dalam menerima kehamilan
Tujuan:
Tupan: Ibu dan keluarga dapat menggunakan mekanisme koping yang adaptif.
Tupen: Setelah diberi intervensi ibu dan keluarga dapat menerima kehamilan
Intervensi
Mandiri:

Rasional
Mandiri:

1. Identifikasi hubungan antar anggota keluarga, perhatikan

1. Kehamilan adalah situasi krisis terhadap klien/pasangan dan

stressor (mis; gaya komunikasi, interaksi antar anggota

anggota keluarga, mengakibatkan ketidakseimbangan yang

keluarga).

memerlukan adaptasi pada peran baru dan tanggung jawab.

2. Kaji hubungan klien/pasangan dengan orang tua.

2. Dapat memberikan pengertian untuk membantu pasangan


dalam menjalani peran menjadi orang tua. Orang tua baru
cenderung menggunakan orang tua mereka sendiri sebagai
model peran dan akan mengadopsi perilaku positif atau
negative orang tua.

3. Evaluasi respon saudara kandung pada kehamilan dan

3. Pada trimester pertama, saudara sekandung yang masih

perubahan yang akan terjadi dalam struktur keluarga

muda mungkin tidak menyadari realitas dan konsekuensi


kehamilan jangka panjang. Anak yang lebiih besar mungkin
tidak menunjukan perasaan negative yang kelihatan, namun
secara internal mereka mulai takut akan perubahan
keamanan hubungan mereka dengan orang tua.

4. Berikan informasi tentang kehadiran ayah/saudara kandung


pada kelas antenatal dan partisipasi dalam kelahiran, sesuai

4. Membantu anggota keluarga untuk menyadari bahwa mereka


adalah bagian dari kehamilan dan kelahiran.

kebutuhan.
5. Berikan daftar bahan bacaan yang tepat untuk klien

5. Informasi

membantu

individu

untuk

secara

realistis

/pasangan/saudara sekandung mengenai penyesuaian bayi

menganalisa perubahan-perubahan dalam struktur keluarga,

bari lahir.

peran, dan perilaku.

Rencana Asuhan Keperawatan Masalah Kesehatan Pada Kehamilan Trimester II


1. Diagnosa : Ketidakefektifan pola pernafasan b.d dengan pergeseran diafragma karena pembesaran uterus.
-

DO :

DS :

Ibu merasa sesak napas

Tujuan :
-

Tupan: Klien tidak mengalami sesak napas

Tupen:
1. Dalam waktu 1x pertemuan klien dapat mengidentifikasi dan melakukan tindakan mandiri saat klien mengalami sesak napas
2. Dalam waktu 2x pertemuan klien mengatakan dapat mengatasi keluhan sesak napasnya
Intervensi

MANDIRI
1. Kaji status pernafasan (misal : sesak nafas pada pengerahan
tenaga, kelelahan).

Rasional
1. Menentukan luas atau beratnya masalah, yang terjadi pada kira
kira 60% klien pranatal. Meskipun kapasitas vital meningkat,
fungsi pernafasan diubah saat kemampuan diafragma untuk turun
pada inspirasi berkurang oleh pembesaran uterus.

2. Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi atau


ada sebelumnya (misalnya alergi, einitis, asma, masalah

2. Masalah lain dapat terus mengubnah pola pernafasan dan


menurunkan oksigenasi jaringan ibu atau janin

sinus,tuberkulosis).
3. Kaji kadar hemoglobin dan hematokrit. Tekankan pentingnya

3. Peningkatan kadar plasma pada gestasi minggu ke 24 32

masukan vitamin atau fero sulfat pranatal setiap hari (kecuali

mengencerkan kadar Hb, mengakibatkan kemungkinan anemia

pada klien dengan anemia sel sabit).

dan menurunkan kapasitas pembawa oksigen. (Catatan : zat besi


dapat dikontraindikasikan untuk anemia sel sabit).

4. Berikan informasi tentang rasional untuk kesulitan pernafasan


dan program aktivitas / latihan yang realistis. Anjurkan sering

4. Menurunkan kemungkinan gejala gejala pernafasan yang


disebabkan oleh kelebihan.

istirahat, tambah waktu untuk melakukan aktivitas tertentu, dan


latihan ringan,seperti berjalan.
5. Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan klien untuk 5. Postur yang baik dan makan sedikit tetapi sering membantu
mengurangi masalah, misalnya : postur yang baik, menghindari

memaksimalkan

yang buruk, makan sedikit tetapi sering dengan menggunakan

ketersediaan ruang untuk ekspansi paru.Pengubahan posisi tegak

posisi semi fowler untuk duduk atau tidur bila gejala berat.

dapat meningkatkan ekspansi paru sesuai penurunan uterus


gravid.

penurunan

diafragmatik,

meningkatkan

2. Diagnosa : Ketidaknyaman b.d perubahan pada mekanika tubuh, efek-efek hormon, ketidakseimbangan elektrolit, ditandai oleh:
DS:
- Ibu mengatakan sering merasakan nyeri pada persendian, punggung dan pergerakan sendi yang berlebih
- Ibu mengeluh nyeri pinggang
- Ibu mengeluh nyeri uluh hati
- Ibu merasa sulit untuk BAB (konstipasi)
DO:
Tujuan :
Tupan: Klien dapat metoleransi ketidaknyaman yang dialaminya.
Tupen:
1. Dalam waktu 2x pertemuan, klien dapat mengidentifikasi dan mendemontrasikan tindakan perawatan diri yang tepat.
2. Dalam waktu 2x pertemuan, klien melaporkan ketidaknyaman dapat diminimalkan/ dicegah.
Intervensi

Rasional

MANDIRI
1. Diskusikan masukan diet, latihan, dan penggunaan pelunak feses. 1. Membantu dalam pencegahan/ penatalaksanaan konstipasi.
2. Perhatikan adanya nyeri ulu hati; tinjau ulang riwayat diet. 2. Makanan berlemak meningkatkan keasaman gastrik; makanan
Jelaskan fisiologis masalah. Anjurkan klien menghindari

sering dalam porsi kecil menetralkan keasaman. Posisi semi

makanan gorengan/ berlemak, makan enam kali sehari dalam

fowler, menurunkan masukan cairan, dan menghindari makanan

porsi kecil, lakukan posisi semi fowler, hindari makanan yang

dingin membantu mencegah refluks gastrik.

sangat dingin.
3. Perhatikan adanya sakit punggung dan tekanan pada punggung 3. Menghilangkan tegang pada punggung bawah yang disebabkan
bagian bawah. Demonstrasikan latihan (mis. Mengangkat

oleh

peningkatan

lengkung

panggul, berbaring datar pada punggung dan punggung menekan

pengencangan otot-otot punggung

vertebra

lumbosakral

dan

lantai). Tinjau ulang yang dikenakan ibu dengan tepat (mis.


Sepatu berhak rendah; pakaian longgar dan nyaman).
4. Pantau adanya kram pada kaki, ajarkan klien untuk meluruskan 4. Tekanan pada saraf pelvis serta rendahnya kalsium jaringan,
kaki dan dorsofleksi telapak kaki.

potensial menyebabkan kram kaki. Meluruskan kaki dan


dorsofleksi telapak kaki meningkatkan perfusi jaringan dan
membantu menghilangkan tekanan pada saraf-saraf ekstremitas

5. Anjurkan ibu hamil untuk merencanakan periode istirahat yang


teratur khususnya seiring kemajuan kehamilannya.

bagian bawah.
5. Posisi miring kiri dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterus

Posisi miring kiri

dan oksigenasi fetoplasenta dengan mengurangi tekanan pada

Posisi terlentang, anjurkan ibu yang memiliki varises di

vena kava asenden (hipotensi supine). Posisi terlentang dengan

vulva untuk meletakkan bantal di bawah pinggangnya.

kaki diluruskan ke atas dan disandarkan miring ke dinding dapat


menginstirahatkan tungkai dan mengurangi edema dan varises.
Anjurkan ibu yang memiliki varises di vulva untuk meletakkan
bantal di bawah pinggangnya.

6. Ajarkan ibu cara untuk bangun dari posisi miring secara perlahan 6. Menghindari ketegangan pada punggung dan meminimalkan

hipotensi yang disebabkan oleh perubahan posisi.


7. Berikan informasi tentang pilihan yang tepat dari antasida yang 7. Dapat mengandung bahan seperti natrium, yang merupakan
dijual bebas. Hindari penggunaan bikarbonat sebagai penetralisir

kontraindikasi pada situasi tertentu karena sifatnya meretensi air.

atau penggunaan produk kalsium.

Penggunaan

antasida

yang

mengandung

kalsium

dapat

memperberat ketidakseimbangan kalsium-fosfor dan terjadinya


kram otot.
KOLABORASI
1. Berikan antasida rendah natrium.

1. Menetralisir keasaman gastrik; penurunan kadar fosfor.

2. Berikan suplemen kalsium dan alumunium dalam bentuk jeli 2. Sebagai tambahan akibat adanya intolerans diet, selain itu juga
dengan tepat.

dapat menurunkan kadar fosfor.

3. Diagnosa : Gangguan citra tubuh b.d persepsi perubahan biofisik, ditandai oleh:
DO :
-

Hiperpigmentasi pada bagian dahi

cloasma gravidarum

jerawat

kulit wajah berminyak

spider nevy pada leher, dada, muka dan tangan

aerola menghitam

DS :
-

ibu mengatakan ia tidak secantik sebelum hamil

ibu mengatakan menurunnya rasa percaya diri khawatir ditinggal suami karena perubahan tubuhnya

Tujuan :
-

Tupan: Tidak terjadi gangguan citra tubuh

Tupen:
1. Dalam 2x pertemuan, klien dapat mengungkapkan penerimaan/ adaptasi bertahap untuk mengubah konsep diri/ citra tubuh
2. Dalam 2x pertemuan, klien dapat mendemonstrasikan citra tubuh positif dengan mempertahankan kepuasan penampilan
keseluruhan
Intervensi

Rasional

MANDIRI
1. Perhatikan sikap terhadap kehamilan, perubahan bentuk tubuh, 1. Pada trimester kedua perubahan bentuk tubuh telah tampak.
dan sebagainya.

Efek-efek yang tampak lainnya dari hormon-hormon prenatal


seperti, kloasma, striae, telangiektasis, eritema palmar, dan
jerawat dapat mempengaruhi bagaimana respon ibu terhadap
dirinya.

2. Diskusikan perubahan aspek fisiologis, dan respon klien 2. Individu bereaksi secara berbeda terhadap perubahan yang

terhadap perubahan. Berikan informasi tentang kenormalan

terjadi. Informasi dapat membantu klien memahami/menerima

perubahan.

apa yang terjadi.

3. Anjurkan untuk bergaya dari pakaian saat hamil.

3. Gaya pakaian akan meningkatkan penampilan klien untuk


bekerja dan melakukan aktivitas yang menenangkan.

4. Diskusikan metode perawatan kulit dan berias (untuk 4. Belajar dan ikut terlibat dalam perawatan kulit mungkin
menyamarkan areaa yang menjadi gelap), menggunakan kaus

membantu untuk mempertahankan perasaan positif tentang

kaki penyokong, pemeliharaan postur, dan program latihan

dirinya. Aturan latihan prenatal cenderung memperpendek

sedang.

persalinan, meningkatkan kemungkinan kelahiran pervaginal


spontan, dan menurunkan kebutuhan terhadap augmentasi

KOLABORASI

oksitosin.

Rujuk pada sumber-sumber lain seperti konseling dan/atau kelas- 1. Membantu dalam memberikan dukungan pada klien selama
kelas pendidikan kelahiran anak dan menjadi orang tua.

periode perubahan di trimester II; mengidentifikasi modelmodel peran.

4.Diagnosa : Perubahan pola seksualitas b.d konflik mengenai perubahan hasrat seksual dan harapan, ditandai oleh:
-

DO: Terdapat leukore

DS: Ibu memiliki hasrat tinggi untuk berhubungan seksual namun merasa khawatir untuk melakukannya

Tujuan :
-

Tupan:Klien dan pasangan dapat menerima perubahan seksualitas yang terjadi karena kehamilan.

Tupen:
1. Dalam 1x pertemuan, perawat dan klien beserta pasangan dapat mendiskusikan masalah seksual
2. Dalam 1x pertemuan, klien dapat mengidentifikasi alternatif yang dapat diterima untuk memenuhi kebutuhannya dan pasangan
3. Dalam waktu 2x pertemuan, klien dan pasangan mengungkapkan kepuasan bersama

Intervensi

Rasional

MANDIRI
1. Diskusikan dampak kehamilan terhadap pola koitus seksual yang 1. Kepuasan seksual yang optimal pada prenatal terjadi pada
normal.

trimester

kedua

karena

vasokongesti

pelvis/

perineal

meningkatkan kenikmatan orgasme. Pria dapat mengalami


berbagai perasaan saat berespon terhadap peningkatan hasrat
pasangannya dan menjadi bingung karena penurunan atau
peningkatan

hasratnya

sendiri

dalam

berespon

terhadap

perubahan bentuk pasangannya.


2. Dikusikan kemungkinan pilihan dalam kontak fisik melalui 2. Rasa takut mencederai janin pada saat koitus adalah hal yang

berpelukan dan bercumbu daripada melakukan koitus secara

umum. Pilihan lain akan diterima dengan baik bila keduanya

aktual.

dipuaskan.

3. Diskusikan perubahan posisi yang mungkin dilakukan dalam 3. Membantu pasangan untuk membuat pilihan.
aktivitas seksual.

KOLABORASI
Rujuk pada perawat klinis spesialis untuk melakukan konseling Mendapatkan bantuan tambahan untuk mengatasi masalah mengenai
sesuai indikasi.

pola seksualitas.

5.Diagnosa : Resiko tinggi peningkatan curah jantung terhadap dekompensasi b.d peningkatan kebutuhan sirkulasi, perubahan preload dan
afterload, hipertrofi ventrikel, ditandai oleh:
DO :
-

TD rendah

Varises pada kaki

Terdapat hemoroid pada perineum

DS :
-

Ibu mengatakan sering merasa lelah

Tujuan :

Tupan:

Tidak terjadi peningkatan curah jantung


-

Tupen:
1. Tetap normotensif selama perjalanan prenatal
2. Bebas dari edema patologis dan tanda-tanda HAK
3. Dalam 2x pertemuan, klien dapat mengidentifikasi cara-cara untuk mengontrol dan menurunkan masalah kardiovaskular.
Intervensi

Rasional

MANDIRI
1. Tinjau ulang proses fisiologis dan perubahan normal dan 1. Selama trimester II, hipertrofi ventrikel jantung meningkatkan
abnormal, tanda-tanda, dan gejala-gejala

curah jantung untuk memenuhi oksigen dan kebutuhan nutrien


ibu/janin. Normalnya, sistem kardiovaskular mengkompensasi
peningkatan curah jantung dengan dilatasi pembuluh darah, yang
menurunkan tahanan curah jantung. Ini menurunkan tekanan
sistolik kira-kira 8 mmHg saat tekanan diastolik menurun kirakira 12 mmHg. Keadaan tersebut dapat membahayakan sistem.

2. Perhatikan riwayat yang ada sebelumnya atau potensial masalah 2. Klien menghadapi resiko paling tinggi terhadap masalah jantung
jantung/ diabetik/ ginjal.

selama trimestr kedua, bila curah jantung memuncak.

3. Ukur tekanan darah (TD) dan nadi. Laporkan jika peningkatan 3. Peningkatan TD dapat menunjukan hipertensi akibat kehamilan
sistolik lebih dari 30 mmHg dan diastolik lebih dari 15 mmHg.

(HAK)

4. Auskultasi bunyi jantung; catat adanya murmur.

4. Murmur sistolik mungkin diciptakan oleh peningkatan volume,


penurunan viskositas darah, perubahan posisi jantung, atau torsio
pembuluh darah besar. Namun murmur dapat menandakan
terjadinya kerusakan.

5. Perhatikan adanya edema pergelangan kaki dan varises kaki, 5. Edema dependen dari ekstremitas bawah (edema fisiologis)
vulva, dan rektum. Bedakan antara edema fisiologis dan yang

sering terjadi karena statis vena akibat vasodilatasi dari aktivitas

potensial berbahaya

progesteron, herediter, retensi kelebihan cairan, dan tekanan


uterus pada pembuluh darah pelvis. Ini meningkatkan resiko
pembentukan trombus vena. Edema wajah dan/atau ekstremitas
atas dapat menandahan HAK.

6. Anjurkan klien untuk menghindari menyilangkan kaki, duduk, 6. Meningkatkan aliran balik vena dan menurunkan resiko
dan berdiri dalam waktu lama; pasang kaus kaki penyokong

terjadinya edema, varises, atau trombosis vena.

sebelum bangun pada pagi hari: menggunakan pakaian yang


longgar, tidak ketat, meninggikan kaki, panggul, vulva vertikal
ke dinding tiga kali sehari selama 20 menit; dan membalikan
telapak kaki ke atas dalam posisi dorsofleksi bila duduk atau
berdiri selama periode lama.
7. Kaki dorsofleksi untuk tes terhadap tanda Homans. Bila ada 7. Tanda Homan positif dapat menunjukan tromboflebitis.
rujuk pada dokter.

8. Pantau adanya kelemahan. Anjurkan klien untuk menghindari 8. Perubahan cepat dapat mengakibatkan pusing saat darah
perubahan posisi dengan cepat.

terkumpul di ekstremitas bawah, menurunkan volume sirkulasi.

6.Diagnosa : Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kemajuan alamiah dari kehamilan b.d kebutuhan informasi sesuai
perubahan trimester kedua yang dialami, ditandai oleh:
-

DS: Klien meminta informasi mengenai kehamilan dan perubahan dirinya karena kehamilan

DO:

Tujuan :
-

Tupan:Klien mendapatkan pengetahuan yang tepat mengenai kehamilannya

Tupen:
1. Dalam 2x pertemuan, klien dapat mengungkapkan/ mendemonstrasikan perilaku perawatan diri yang meningkatkan kesejahteraan
2. Dalam 2x pertemuan, klien dapat mengenali dan melakukan tindakan untuk meminimalkan dan mencegah faktor resiko
3. Dalam 1x pertemuan, klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda bahaya/ mencari perawatan medis dengan tepat

Intervensi

Rasional

MANDIRI
1. Berikan penyuluhan sesuai dengan perubahan yang terjadi pada 1. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul dari
trimester II.

klien terkait perubahan dalam dirinya dan memberikan informasi


yang bermanfaat.

2. Berikan informasi tentang kebutuhan terhadap fero sulfat dan 2. Membantu mempertahankan kadar Hb normal. Defisiensi asam
asam folat.

folat memperberat aneia yang dapat menyebabkan abrupsi


plasenta, aborsi, dan malformasi janin.

3. Diskusikan adanya obat-obatan yang mungkin diperlukan untuk 3. Membantu dalam memilih tidakan karena kebutuhan harus
mengontrol atau mengatasi masalah medis.

ditekankan pada kemungkinan efek berbahaya pada janin.

4. Diskusikan kebutuhan terhadap pemeriksaan laboratorium 4. Kunjungan prenatal yang lebih sering mungkin diperlukan untuk
khusus, skrining, dan pemantauan ketat sesuai indikasi.

meningkatkan kesejahteraan ibu. Pemantauan Hb dan Ht dengan


menggunakan elektroforesis mendeteksi anemia dan membantu
menentukan

penyebabnya.

mendeteksi

terjadinya

Skrining

hiperglikemia,

untuk
dapat

DMG

dapat

memerlukan

tindakan dengan insulin dan/atau membantu menentukan diet


sesuai indikasi.

Rencana Asuhan Keperawatan Masalah Kesehatan Pada Kehamilan Trimester III


1. Diagnosa : Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik.
Tujuan :
-

Klien dapat melakukan aktivitas perawatan diri dengan tepat untuk mengurangi ketidaknyamanan.

Klien melaporkan bahwa ktidaknyamanan dapat dikontrol

Klien dapat mencari pertolongan medis dengan tepat.

Intervensi

Rasional

MANDIRI
1. Kaji secara terus menerus ketidaknyamanan klien dan

1. Data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan.

metoda untuk mengatasinya.


2. Kaji status pernapasan klien.

2. Penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan


diafragma,

mengakibatkan

dispnea,

khususnya

pada

multigravida yang tidak mengalami kelegaan dengan ikatan


antara ibu dan bayi dalam kandungannya (keringanan)
sampai awitan persalinan.
3. Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan

3. Lordosis dan regangan otot disebabkan oleh pengaruh

perubahan caa jalan. Anjurkan penggunaan sepatu hak rendah,

hormone (relaksin, progesterone) pada sambungan pelvis dan

latihan pelvic rock, girdle maternitas, penggunaan kompres

perpindahan pusat gravitasi sesuai dengan pembesaran

panas, sentuhan terapeutik atau stimulasi saraf elektrikal

uterus. Intervensi multiple biasanya labih mambantu untuk

transkutan (TENS) dengan tepat.

menghilangkan ketidaknyamanan.

4. Perhatikan adanya kram pada kaki. Anjurkan klien untuk

4. Menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan perubahan

meluruskan kaki dan mengangkat telapak kaki bagian dalam ke

kadar kalsium atau ketidakseimbangan kalsium-fosfor, atau

posisi dorsofleksi, menurunkan masukan susu, sering menganti

karena tekanan dari pembesaran uterus pada saraf yang

posisi, dan menghindari berdiri atau duduk lama.

mensuplai ekstremitas bawah.

5. Kaji adanya atau frekuensi kontraksi Braxton Hicks. Berikan


informasi mengenai fisiologi aktivitas uterus.

5. Kontraksi ini dapat menciptakan ketidaknyamanan pada


multigravida

pada

trimester

kedua

maupun

ketiga.

Primigravida biasanya tidak mengalami ketidaknyamanan ini


sampai trimester akhir, saat efek perlindungan progesterone
pada

aktivitas

uterus

menurun

dan

kadar

oksitosin

meningkat.
KOLABORASI
Berikan suplemen kalsium dengan tepat. Anjurkan penggunaan
jeli aluminium hidroksida sesuai dengan kebutuhan.

1. Penambahan produk susu bila intoleransi dapat menjadi


masalah. Jeli dapat menurunkan kadar fosfor, memperbaiki
ketidakseimbangan kalsium fosfor.

2. Diagnosa : Gangguan pola tidur b.d insomnia


Tujuan :
-

Melaporkan perbaikan tidur atau istirahat

Melaporkan peningkatan rasa sejahtera dan perasaan segar


Intervensi

Rasional

MANDIRI
1. Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan 1. Membantu mengidentifikasi kebutuhan untuk menetapkan
dengan kehamilan. Tentukan pola tidur saat ini.

pola tidur yang berbeda

2. Evaluasi tingkat kelelahan anjurkan klien untuk istirahat 1- 2. Peningkatan retensi cairan, penambahan berat badan, dan
2 jam dan dapatkan 8 jam tidur per malam. Berikan

pertumbuhan janin semua memperberat perasaan lelah,

informasi tentang kelelahan sedang yang normal. Kaji ulang

khususnya

tanggung jawab terhadap kerja dan keluarga.

berkebutuhan lain.

pada

multipara

dengan

anak

lain

atau

3. Kaji terhadap kejadian insomnia dan respons klien terhadap 3. Ansietas yang berlebihan, kegembiraan, ketidaknyamanan
penurunan tidur. Anjurkan alat bantu untuk tidur, seperti

fisik, nokturia, dan aktivitas janin dapat mempersulit tidur.

teknik relaksasi, membaca, mandi air hangat, dan


penurunan aktivitas tepat sebelum istirahat.
4. Perhatikan keluhan kesulitan bernafas karena posisi. 4. Pada posisi rekumben, pembesaran uterus serta organ
Anjurkan tidur posisi semi fowler.

abdomen menekan diafragma, sehingga membatasi ekspansi


paru.

Penggunaan

posisi

semifowler

memungkinkan

diafragma menurun, membantu mengembangkan ekspansi


paru dengan optimal.
KOLABORASI
1. Dapatkan sel darah merah dan kadar Hb; kesampingkan 1. Anemia dan penurunan kadar Hb atau sel darah merah
masalah-masalah organik seperti anemia

mengakibatkan

penurunan

oksigenasi

jaringan

serta

mempengaruhi perasaan lelah berlebihan.


3. Diagnosa : Gangguan pola seksualitas b.d perubahan hasrat seksual, ketidaknyamanan (sesak napas, kelelahan, pembesaran
abdomen ), salah pengertian/merasa takut
Tujuan :
-

mendiskusikan masalah yag berhubungan dengan isu isu seksual pada trimester ketiga.

mengekspresikan kepuasaan bersama dengan berhubungan seksual


Intervensi

Rasional

1. Lanjutkan / mulai pengakajian seksual, cari perubahan pada 1. Penurunan minat pada aktivtas/koitus seksual sering terjadi
pola dari trimester pertama dan kedua.

pada trimester ketiga karena perubahan/ketidaknyamanan


fisiologis.

2. Kaji persepsi pasangan terhadap hubungan seksual

2. Kemampuan

pasangan

untuk

mengidentifikasikan/mengungkapkan /menerima perubahan


seksual pada trimester pertama dapat mempegaruhi hubungan
dan kemampuan mereka untuk mendukung satu sama lain

secara emosional.
3. Anjurkan pasangan untuk berdiskusi secara terpisah dan 3. Komunikasi antar pasangan adalah penting untuk pemecahan
terhadap satu sama lain tentang perasaan dan masalah yang

masalah yang konstruktif. klien dapat merasa ketertarikan

berhubungan dengan perubahan pada hubungan seksual.

seksual berkurang saat tubuhnya membesar, dan respons pria

Berikan informasi tentang kenormalan perubahan.

pada perubahan klien dapat bervariasi dari peningkatan hasrat


sampai tidak berminat atau penolakan. selain itu, klien lebih
meperhatikan

perubahan

pengalaman

orgasme

dengan

konstraksi tunggal yang lama daripada kontraksi yang


berirama.
4. Berikan informasi tentang metode meode alternatif untuk 4. Kebutuhan seksual dapat dipenuhi melalu masturbasi,
mencapai kepuasan seksual dalam pemenuhan kebutuhan

kemesraan, membelai,dan sebagainya, bila secara bersama

keintiman/kedekatan.

diinginkan/dapat diterima. klien dapat menemukan bahwa


masturbasi menciptakan orgasme yang lebih kuat daripada
koitus.

5. Anjurkan pilihan posisi untuk koitus selain dari posisi pria di 5. Kesalahan pengertian dan rasa takut bahwa koitus dapat
atas (mis.,miring atau posisi wanita diatas )

mengakibatkan cedera janin, infeksi, dan timbulnya persalinan


dapat juga mempegaruhi hasrat seksual. belum ditemukan
bahwa koitus dapat menyebabkan cedera janin, KPD, awitan
persalinan, atau infeksi pada kebanyakan wanita.

Kolaborasi
1. Instruksikan klien untuk mendiskusikan keamanan koitus 1. Instruksi khusus mungkin diperlukan bla terdapat riwayat
dalam minggu ke-6 sampai ke-8 akhir denga pemberi
perawatannya.

komplikasi atau bla komplikasi dapat diantisipasi


2. Mungkin diperlukan untuk meningkatkan adaptasi positif pada

2. Rujuk pada konseling bila masalah tidak teratasi

perubahan seksual

4. Diagnosa : Koping individu/keluarga tidak efektif b.d kurangnya pengetahuan mengenai proses persalinan
Tujuan :
-

Mendiskusikan reaksi emosi pada trimester ketiga.

Menyiapkan kelahiran bayi, sesuai dengan keyakinan budaya melalui pendidikan atau keahlian.

Mengidentifikasi model peran yang tepat

Menggambarkan karakteristik kepribadian terhadap janin


Intervensi

MANDIRI
1. Kaji persiapan persalinan, kelahiran, dan kedatangan bayi
baru lahir

Rasional
1. Keterlibatan pada kelas kelahiran bayi dan keahlian tentang
peralatan dan bahan dalam perawatan dapat menunjukkan
kesiapan secara psikologis. Kurangnya persiapan dapat
didasarkan pada keyakinan budaya, atau dapat menandakan
masalah keuangan atau psikologis.

2. Tentukan persepsi klien atau pasangan terhadap janin sebagai 2. Persepsi ini menandakan kelengkapan tugas-tugas psikologis

kesatuan yang terpisah.

dari kehamilan.

3. Tentukan bagaimana manusia mengetahui kehamilan saat 3. Seseorang dengan tingkat ketergantungan yang tinggi dapat
persalinan dan kelahiran mendekat.

mengalami kesulitan memenuhi peningkatan kebutuhan


ketergantungan klien sehingga dapat menciptakan konflik.
Selain itu, koping negatif dimanifestasikan sebagai akibat
kurangnya persiapan persalinan pada bayi baru lahir.
Sesorang dapat beristirahat dari kerja, hobi, atau urusan
ekstramarital

bila

ia

tidak

menyelesaikan

tugas-tigas

kehamilan.
4. Perhatikan kehilangan dari kehamilan sebelumny, faktor- 4. Pasangan resiko tinggi mungkin lebih memilih untuk tidak
faktor genetik, atau riwayat lahir mati, dan diskusikan makna

membuat persiapan dengan baik sebagai cara perlindungan

kejadian tersebut pada klien atau pasangan.

bagi mereka sendiri dari kemungkinan kehilangan atau


cedera apabila janin tidak hidup.

5. Evaluasi sistem pendukung yang tersedia pada klien atau 5. Ketersediaan keluarga dan teman dapat membantu klien atau
pasangan.

pasangan untuk mengatasi tugas-tugas yang datang karena


persalinan dan kelahiran.

5. Diagnosa : Kurang pengetahuan mengenai persiapan untuk persalinan atau kelahiran dan perawatan bayi b.d. kurang pemajanan
atau pengalaman atau kesalahan interpretasi informasi
Tujuan :
-

Mendiskusikan perubahan fisik atau psikologis berkenaan dengan persalinan atau kelahiran.

Mengidentifikasi sumber-sumber yang tepat untuk mendapatkan informasi tentang perawatan bayi.

Mengungkapkan kesiapan untuk persalinan atau kelahiran bayi.


Intervensi

Rasional

MANDIRI
1. Lanjutkan/mulai program belajar.

1. Menguatkan pembelajaran sebelumnya dan atau memberikan


informasi baru. Masalah paling bear bagi pasangan pada
trimester ini adalah bagaimana persiapan secara fisiologis
dan psikologis terhadap persalinan atau kelahiran dan
masalah sekitar perawatan bayi.

2. Berikan informasi tentang perubahan fisik/fisiologis normal 2. Pemahaman kenormalan perubahan ini dapat menurunkan
berkenaan dengan trimester III.

kecemasan

dan

membantu

meningkatkan

penyesuaian

aktivitas perawatan diri.


3. Berikan informasi tertulis atau verbal tentang tanda-tanda 3. Membantu klien untuk mengenali awitan persalinan, untuk
awitan persalinan; bedakan antara persalinan palsu dan benar.

menjamin tiba ke rumah sakit tepat waktu, dan menangani

Diskusikan

persalinan atau kelahiran.

kapan

memberitahu

dokter

atau

pemberi

pelayanan kesehatan serta kapan meninggalkan rumah sakit


atau rumah bersalin (RB). Diskusikan tahap-tahap persalinan
atau kelahiran.
4. Berikan informasi verbal atau tertulis tentang perawatan bayi, 4. Membantu

menyiapkan

pengambilan

peran

baru,

perkembangan, dan pemberian makan; berikan referensi yang

memerlukan barang-barang tertentu untuk perabot, pakaian,

tepat. Kaji keyakinan budaya.

dan suplai; membantu persiapan member makan secara


menyusui dan atau dengan menggunakan botol. Kurang
persiapan mungkin berhubungan secara cultural, ditandai
dengan keyakinan bahwa persiapan mungkin berkenaan
dengan peningkatan resiko kematian bayi karena menentang
keinginan Tuhan.

5. Anjurkan keikutsertaan dalam kelas kelahiran anak (bila 5. Menurunkan ansietas berkenaan dengan ketidaktahuan;
belum mengikuti) dan melakukan orientasi rumah sakit atau

meningkatkan mekanisme koping untuk persalinan atau

rumah bersalin (RB).

kelahiran.

6. Diagnosa: Resiko tinggi cedera


Tujuan:
-

Mengungkapkan pemahaman tentang faktor-faktor resiko individu yang potensial.

Bebas dari komplikasi


Intervensi

Rasional

MANDIRI
1. Periksa evaluasi faktor-faktor resiko yang ada sebelumnya 1. Situasi potensial resiko tinggi sering menjadi masalah dan
atau baru. (misalnya kondisi jantung, ginjal, atau kondisi

memerlukan intervensi segera, bila kebutuhan sirkulasi dan

paru; kelainan genetik). Pantau tekanan darah (TD), nadi,

metabolik

dan bunyi jantung. Periksa tanda-tanda hipertensi akibat

kardiovaskular (vasokontriksi, vasospasme) terjadi, pada

kehamilan

retensi natrium atau air secara negative mempengaruhi ginjal,

(HAK)

seperti

edema,

albuminuria,

dan

hipertensi.

paling

besar.

Berbagai

derajat

masalah

sirkulasi uterus, dan fungsi SSP.

2. Dapatkan kultur vagina. Kaji terhadap infeksi dan penyakit 2. Infeksi vaginal atau PHS yang tidak diobati, menciptakan
hubungan seksual (PHS) (misal monilia, trichomonas,

ketidaknyamanan berat pada klien, dan resiko terhadap janin,

gonorea, virus herpes simpleks tipe II, Chlamydia, pruritus,

baik transmisi melalui plasenta atau pada saat kelahiran.

dan lesi/kutil yang dapat dilihat). Bila ada, rujuk pada


tindakan yang tepat.
3. Tinjau ulang kebutuhan terhadap kelahiran sesaria dan 3. Mencegah infeksi neonates selama proses kelahiran.
jadwalkan prosedur, bila dalam 4 hari kelahiran dan kultur

vagina positif terhadap virus herpes simpleks.


4. Dapatkan Hb dan Ht pada gestasi minggu ke 28. Pastikan 4. Mendeteksi anemia dengan hipoksemia atau anoreksia
bahwa klien mentaati masukan zat besi dan vitamin prenatal

potensial pada klien dan janin.

setiap hari. Periksa masalah genetik (misal sel sabit,


talasemia) bila tidak dilakukan sebelumnya.
5. Berikan pengawasan ketat dan terus menerus terhadap klien 5. Wanita diabetik paling cenderung terhadap masalah trimester
diabetik. Pada gestasi minggu ke 28, dapatkan hasil tes

ketiga yang berhubungan dengan abrupsi plasenta, infeksi

toleransi glukosa.

saluran kemih (ISK), lahir mati, penuaan plasenta, dan


ketoasidosis.

6. Berikan informasi tentang tanda-tanda awitan persalinan; 6. Riwayat positif meningkatkan kemungkinan masalah serupa
tinjau ulang riwayat KPD atau persalinan preterm.
7. Tentukan penggunaan alkohol atau obat-obatan lain.

pada kehamilan berikutnya.


7. Penggunaan atau penyalahgunaan zat membuat klien
beresiko terhadap persalinan premature dan janin sulit
dilahirkan.

KOLABORASI
Kaji terhadap perdarahan vagina, adanya area ekimosis, dan Adanya kedaruratan obstetrik, dengan reduksi pada volume
tanda-tanda koagulasi intravascular diseminata; rujuk pada cairan dan penurunan kapasitas pembawa oksigen menimbulkan
tindakan yang tepat.

ancaman pada organ-organ ibu, sirkulasi plasenta, dan sistem


janin.

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba IBG,dkk.2007. Pengantar Kuliah Obstetri . Jakarta : Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

Manuaba,Chandranita,dkk. 2008. Gawat Darurat Obstetri-Ginekologi dan Obstetri


Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC

Fraser, Diana, dkk. 2009. Myles Buku Ajar Bidan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung .1984.Obstetri Patologi.


Bandung: Elstar Offset

Depkes RI. 1993. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga.
Cetakan Ke III. Jakarta.

Pusdiknekes. 2001. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan Fisiologis Bagi


Dosen Diploma III Kebidanan. Buku 2 Asuhan Antenatal.

Sulistyowati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:


Salemba Medika

Widyastuti,

S.

Adaptasi

Psikososial

Pada

Masa

Kehamilan.

scribd.com/doc/37479306/Adaptasi-Psikososial-Pada-Masa-Kehamilan
elearning.mithus.ac.id/.../downlot.php?...378189Teori.

Anda mungkin juga menyukai