Anda di halaman 1dari 25

BAB I

Pendahuluan

A. Pendahuluan
Lipid atau yang lebih sering kita kenal dengan nama Lemak, lemak ini sering
dianggap negative oleh sebagian orang, namun dibalik semua itu terselip beberapa fungsi
lemak seperti sebagai sumber energi, pelindung organ tubuh, pembentukan sel, sumber asam
lemak esensial, alat angkut vitamin larut lemak, menghemat protein, memberi rasa kenyang
dan kelezatan, sebagai pelumas, dan memelihara suhu tubuh.
Jumlah lemak yang sesuai dengan kebuthan memang baik, namun apabila jumlah
tersebut melebihi batas ataupun kurang, akan menyebabkan masalah tersendiri bagi tubuh
kita. Salah satunya seperti yang akan kami bahas dalam makalah ini yakni Hiperlipidemia.
Lemak juga sangat penting untuk menjunjang fungsi sel dan digunakan sebagai
sumber energi, pelindung badan, pembentukan sel, sintetis prekursor prostaglandin.
Kolesterol juga tertentu yaitu lipoprotein terutama Low Density Lipoprotein (LDL) dapat
menimbulkan gangguan kesehatan. LDL ini dikatakan akan meningkat seiring bertambahnya
usia seseorang. Dan dalam keadaan normal kadarnya lebih tinggi pada pria dari pada wanita.
Secara klinis LDL yang mengangkut lebih kurang 70-80% dari kolesterol total lipoprotein
yang paling penting dalam menimbulkan ateskleroris yang dapat mengakibatkan gangguan
kardovaskular dikemudian hari. Sesorang yang memiliki kadar kolesterol LDL tinggi
biasanya menderita hiperkolesterolimia berdasarkan faktor keturunan, deteksi dini terhadap
penyakit ini yaitu dengan melakukan pemerikasaan kadar kolesterol darah sehinga dapat
mencegah terjadinya penyakit jantung koroner.
Hiperlipidemia disebabkan adanya lemak nabati / kolesterol yang terlalu tinggi. Jika
kalori dalam makanan yang dikonsumsi melebihi dari batas yang diperlukan oleh tubuh,
kalori yang berlebihan akan tersimpan di dalam otak dalam bentuk trigliserida dan menjadi
lemak, lalu hal tersebut menyebabkan kandungan lemak dalam darah meningkat.

B. Tujuan
1. Mengetahui penyakit antihiperlipidemia.
2. Mengetahui obat-obat penyakit antihiperlipidemia.
3. Mengetahui golongan obat dan nama-nama generik serta berendetnya.
4. Mengetahui cara pakai dan obat pilihan pada penyakit antihiperlipidemia.

BAB II
Hiperlipidemia
1.

Defenisi
Hiperlipidemia adalah suatu kondisi

kadar lipid darah yang melebihi kadar

normalnya. Hiperlipidemia disebut juga peningkatan lemak dalam darah dan karena sering
disertai peningkatan beberapa fraksi lipoprotein, disebut juga hiperlipoproteinemia.
Hiperlipidemik dapat berupa hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia
Lemak (disebut juga lipid) adalah zat yang kaya energi, yang berfungsi sebagai
sumber energi utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak diperoleh dari makanan atau
dibentuk di dalam tubuh, terutama di hati dan bisa disimpan di dalam sel-sel lemak untuk
digunakan di kemudian hari. Sel-sel lemak juga melindungi tubuh dari dingin dan membantu
melindungi tubuh terhadap cedera. Lemak merupakan komponen penting dari selaput sel,
selubung saraf yang membungkus sel-sel saraf serta empedu. Dua lemak utama dalam darah
adalah kolesterol dan trigliserida. Lemak mengikat dirinya pada protein tertentu sehingga
bisa larut dalam darah; gabungan antara lemak dan protein ini disebutlipoprotein. Lipoprotein
yang utama adalah :
a.

Kilomikron

b.

VLDL (Very Low Density Lipoproteins)

c.

LDL (Low Density Lipoproteins)

d.

HDL (High Density Lipoproteins)

Sintesis dan metabolisme


a.

Kilomikron
Kilomikron adalah lipoprotein yang paling besar, dibentuk di usus dan membawa
trigliserida yang berasal dari makanan. Beberapa ester kolestril juga terdapat pada
kilomikron. Kilomikron melewati duktus toraksikus ke aliran darah. Trigliserida dikeluarkan
dari kilomikron pada jaringan ekstrahepatis melalui suatu jalur yang berhubungan dengan
VLDL yang mencakup hidrolisi oleh sistem lipase lipoprotein (LPL), suatu penurunan
progresif pada diameter partikel terjadi ketika trigliserida di dalam inti tersebut dikosongkan.
Lipid permukaan , yakni apo-A-1, apo-A-II, dan apo-C, ditransfer ke dalam hepatosit.

b.

Lipoportein berdensitas sangat rendah (VLDL)


Hati mensekresikan VLDL yang berfungsi sebagai sarana untuk mengekspor
trigliserida ke jaringan perifer. VLDL mengandung Apo-B-100 dan Apo-C. trigliserida
VLDL dihidrolisis oleh lipase lipoprotein menghasilkan asam lemak bebas untuk disimpan
didalam jaringan seperti di otot jantung dan otot rangka. Hasil dari deplesi trigliserida
menghasilkan sisa yang disebut lipoprotein berdensitas menengah (IDL). Partikel LDL
mengalami endositosis secara langsung oleh hati, sisa HDL dikonversi menjadi LDL dengan
menghilangkan trigliserida yang diperantaraioleh lipase hati. Proses tersebut menjelaskan
fenomena klinis pergeseran beta (beta shift). Peningkatan VLDL dalam plasma dapat
disebabkan karena peningkatan sekresi precursor VLDL dan juga penurunan katabolisme
LDL.

c.

Lipoprotein berdensitas rendah (LDL)


Katabolisme LDL terutama terjadi didalam hepatosit dan dalam sebagian besar sel
bernukleus melibatkan endositosis yang diperantarai oleh reseptor berafinitas tinggi. Ester
kolesteril dari inti LDL kemudian dihidrolisis, yang menghasilkan kolesterol bebas untuk
sintesis membrane sel. Ses-sel juga mendapatkan kolesterol dari sintesis de-novo melalui
suatu jalur yang melibatkan pembentukan asam mevalonat yang dikatalisis oleh HMG koA
reduktase. Hati memainkan peran utama dalam pengolahan kolesterol tubuh. Tidak seperti sel
lainnya, hepatosit mampu mengeliminasi kolesterol dari tubuh melalui sekresi kolesterol
dalam empedu dan mengkonversikan kolesterol menjadi asam empedu yang juga
disekresikan dalam empedu.

d.

Lipoprotein Berdensitas Tinggi (HDL)


Apolipoprotein disekresi oleh hati dan usus. Sebagian besar lipid dari permukaan satu
lapis kilomikron dan VLDL selama liposis. HDL juga mendapatkan kolesterol dari jaringan
perifer dari suatu jalur yang melindungi homeostasis kolesterol sel. HDL juga dapat
membawa ester kolestril langsung ke hati melalui suatu reseptor pengait/ docking (reseptor
scavenger, SR-BI) yang tidak melakukan endositosis terhadap lipoprotein (Bertram,
Katzung).

Tabel 1. Komposisi Lipoprotein dari Subjek Normal


Komposisi berat (% b/b)
Kolesterol

Kelas

Range

Lipopr

density

Diameter

otein

(g/mL)

(nm)

<0.94

Fosfolip
Protein

trigliserida

bebas

ester

id

75-1200

1-2

80-95

1-3

2-4

3-9

30-80

6-10

55-80

4-8

16-22

10-20

18-25

18-22

5-15

6-8

45-50

18-24

5-12

45-55

510

3-5

15-20

20-30

kilomi
kron

0.94VLDL

1.006
1.006-

LDL

1.063
1.063-

HDL

1.21

Setiap jenis lipoprotein memiliki fungsi yang berbeda dan dipecah serta dibuang
dengan cara yang sedikit berbeda. Misalnya, kilomikron berasal dari usus dan membawa
lemak

jenis

tertentu

yang

telah

dicerna

dari

usus

ke

dalam

aliran

darah.

Serangkaian enzim kemudian mengambil lemak dari kilomikron yang digunakan sebagai
energi atau untuk disimpan didalam sel-sel lemak. Pada akhirnya, kilomikron yang tersisa
(yang lemaknya telah diambil) dibuang dari aliran darah oleh hati. Tubuh mengatur kadar
lipoprotein melalui beberapa cara :
a. Mengurangi pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah lipoprotein yang

masuk ke

dalam darah.
b. Meningkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari dalam darah.
Kadar lemak yang abnormal dalam sirkulasi darah (terutama kolesterol) bisa
menyebabkan masalah jangka panjang. Resiko terjadinya aterosklerosis dan penyakit arteri

koroner atau penyakit arteri karotis meningkat pada seseorang yang memiliki kadar
kolesterol total yang tinggi.
Kadar kolesterol rendah biasanya lebih baik dibandingkan dengan kadar kolesterol
yang tinggi, tetapi kadar yang terlalu rendah juga tidak baik. Kadar kolesterol total yang ideal
adalah 140-200 mg/dL atau kurang. Jika kadar kolesterol total mendekati 300 mg/dL, maka
resiko terjadinya serangan jantung adalah lebih dari 2 kali.
Tidak semua kolesterol meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung. Kolesterol
yang dibawa oleh LDL (disebut juga kolesterol jahat) menyebabkan meningkatnya resiko;
kolesterol yang dibawa oleh HDL (disebut juga kolesterolbaik) menyebabkan menurunnya
resiko dan menguntungkan. Idealnya, kadar kolesterol LDL tidak boleh lebih dari 130 mg/dL
dan kadar kolesterol HDL tidak boleh kurang dari 40 mg/dL. Kadar HDL harus meliputi
lebih dari 25 % dari kadar kolesterol total. Sebagai faktor resiko dari penyakit jantung
atau stroke, kadar kolesterol total tidak terlalu penting dibandingkan dengan perbandingan
kolesterol total dengan kolesterol HDL atau perbandingan kolesterol LDL dengan kolesterol
HDL. Apakah kadar trigliserida yang tinggi meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung
atau stroke, masih belum jelas. Kadar trigliserida darah diatas 250 mg/dL dianggap abnormal,
tetapi kadar yang tinggi ini tidak selalu meningkatkan resiko terjadinya aterosklerosis
maupun penyakit arteri koroner. Kadar trigliserid yang sangat tinggi (sampai lebih dari 800
mg/dL) bisa menyebabkan pankreatitis.
2.

Klasifikasi Hiperlipidemia
Hiperlipidemia herediter ( hiperlipoproteinemia) adalah kadar kolseterol dan
trigliserida yang sangat tinggi, yang sifatnya diturunkan. Hiperlipidemia herediter
mempengaruhi system tubuh dalam fungsi metabolisme dan membuang lemak (Balai
Informasi Tekhnologi Lipi, 2009). Terdapat 5 jenis hiperlipoproteinemia yang masingmasing memiliki gambaran lemak darah serta resiko yang berbeda :

a.

Hiperlipoproteinemia tipe I
Disebut juga hiperkilomikronemia familial, merupakan penyakit keturunan yang
jarang terjadi dan ditemukan pada saat lahir. Dimana tubuh penderita tidak mampu
membuang kilomikron dari dalam darah. Anak-anak dan dewasa muda dengan kelainan ini
mengalami serangan berulang dari nyeri perut. Hati dan limpa membesar, pada kulitnya
terdapat pertumbuhan lemak berwarna kuning pink (xantoma eruptif). Pemeriksaan darah
menunjukkan kadar trigliserida yang sangat tinggi. Penyakit ini tidak menyebabkan
terjadi aterosklerosis tetapi bisa menyebabkan pankreatitis, yang bisa berakibat fatal

Penderita diharuskan menghindari semua jenis lemak (baik lemah jenuh, lemak tak jenuh
maupun lemak tak jenuh ganda).
b.

Hiperlipoproteinemia tipe II
Disebut juga hiperkolesterolemia familial, merupakan suatu penyakit keturunan yang
mempercepat terjadinya aterosklerosis dan kematian dini, biasanya karena serangan jantung.
Kadar kolesterol LDLnya tinggi. Endapan lemak membentuk pertumbuhan xantoma di
dalam tendon dan kulit. 1 diantara 6 pria penderita penyakit ini mengalami serangan jantung
pada usia 40 tahun dan 2 diantara 3 pria penderita penyakit ini mengalami serangan jantung
pada usia 60 tahun. Penderita wanita juga memiliki resiko, tetapi terjadinya lebih lambat. 1
dari 2 wanita penderita penyakit ini akan mengalami serangan jantung pada usia 55 tahun.
Orang yang memiliki 2 gen dari penyakit ini (jarang terjadi) bisa memiliki kadar kolesterol
total sampai 500-1200 mg/dL dan seringkali meninggal karenapenyakit arteri koroner pada
masa kanak-kanak. Tujuan pengobatan adalah untuk menghindari faktor resiko, seperti
merokok, dan obesitas, serta mengurangi kadar kolesterol darah dengan mengkonsumsi obatobatan. Penderita diharuskan menjalani diet rendah lemak atau tanpa lemak, terutama lemak
jenuh dan kolesterol serta melakukan olah raga secara teratur. Menambahkan bekatul gandum
pada makanan akan membantu mengikat lemak di usus. Seringkali diperlukan obat penurun
lemak.

c.

Hiperlipoproteinemia tipe III


Merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi, yang menyebabkan tingginya
kadar kolesterol VLDL dan trigliserida. Pada penderita pria, tampak pertumbuhan lemak di
kulit pada masa dewasa awal. Pada penderita wanita, pertumbuhan lemak ini baru muncul 1015 tahun kemudian. Baik pada pria maupun wanita, jika penderitanya mengalami obesitas,
maka pertumbuhan lemak akan muncul lebih awal. Pada usia pertengahan, aterosklerosis
seringkali menyumbat arteri dan mengurangi aliran darah ke tungkai. Pemeriksaan darah
menunjukkan tingginya kadar kolesterol total dan trigliserida. Kolesterol terutama terdiri dari
VLDL. Penderita seringkali mengalami diabetes ringan dan peningkatan kadar asam
urat dalam darah. Pengobatannya meliputi pencapaian dan pemeliharaan berat badan ideal
serta mengurangi asupan kolesterol dan lemak jenuh. Biasanya diperlukan obat penurun
kadar lemak. Kadar lemak hampir selalu dapat diturunkan sampai normal, sehingga
memperlambat terjadinya aterosklerosis.

d.

Hiperlipoproteinemia tipe IV
Merupakan penyakit umum yang sering menyerang beberapa anggota keluarga dan
menyebabkan tingginya kadar trigliserida. Penyakit ini bisa meningkatkan resiko terjadinya

aterosklerosis. Penderita seringkali mengalami kelebihan berat badan dan diabetes ringan.
Penderita dianjurkan untuk mengurangi berat badan, mengendalikan diabetes dan
menghindari alkohol. Bisa diberikan obat penurun kadar lemak darah.
e.

Hiperlipoproteinemia tipe V
Merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi, dimana tubuh tidak mampu
memetabolisme dan membuang kelebihan trigliserida sebagaimana mestinya. Selain
diturunkan, penyakit ini juga bisa terjadi akibat :
- Penyalahgunaan alkohol
- Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik
- Gagal ginjal
- Makan setelah menjalani puasa selama beberapa waktu.
Jika diturunkan, biasanya penyakit ini muncul pada masa dewasa awal. Ditemukan
sejumlah besar pertumbuhan lemak (xantoma) di kulit, pembesaran hati dan limpa serta nyeri
perut. Biasanya terjadi diabetes ringan dan peningkatan asam urat. Banyak penderita yang
mengalami kelebihan berat badan. Komplikasi utamanya adalah pankreatitis, yang seringkali
terjadi setelah penderita makan lemak dan bisa berakibat fatal. Pengobatannya berupa
penurunan berat badan, menghindari lemak dalam makanan dan menghindari alkohol. Bisa
diberikan obat penurun kadar lemak.
Tabel 2. Klasifikasi Hiperproteinuremia menurut Fredrickson-Levy-Less
Tipe

Evaluasi Lipoprotein

Kilomikron

Iia

LDL

Iib

LDL + VLDL

III

IDL (LD1)

IV

VLDL

VLDL + kilomikron

LDL=low density protein


VLDL = very low density protein
IDL = intermediate-density protein
Tipe I
Tipe I, sangat jarang, dikarakteristik dengan tingginya kilomikron dan trigliserida di dalam
darah. Tipe ini merupakan penyakit genetik karena kekurangan enzim lipoprotein lipase atau
apo C-II yang merupakan kofaktor untuk aktivitas enzim LPL, sehingga menyebabkan
ketidakmampuan pembersihan kilomikron dan VLDL trigliserida dari darah secara efektif.
Tipe II
Tipe ini ditandai dengan peningkatan LDL yang dapat merupakan kondisi awal (primer)
ataupun kelanjutan (sekunder) dari kondisi hiperlipidemia lainnya. Hiperlipoprotein primer
disebabkan oleh beberapa kondisi genetik, sedangkan hiperlipoprotein sekunder dapat
disebabkan oleh endokrinopati (hipotiroid, hipopituitari, diabetes melitus) dan biasanya dapat
pulih dengan terapi hormon.
Tipe II terdiri atas 2 tipe yaitu hiperlipidemia tipe IIa dan IIb :
a. Tipe IIa, ditandai dengan tingginya kadar LDL di dalam darah tapi kadar VLDLnya normal.
Tipe ini dapat disebabkan beberapa kondisi genetik yaitu hiperkolesterol familial,defectiv
e apolipoprotein B familial, hiperkolesterolemia poligenik.
b. Tipe IIb, ditandai dengan tingginya kadar LDL dan VLDL, kolesteroldan trigliserida dalam
darah. Tipe ini disebut kombinasi hiperlipidemia familial. Penyakit ini disebabkan karena
meningkatnya produksi hepatik Apo B (merupakan protein utama pada LDL dan VLDL).
Xanthoma pada tipe ini jarang terjadi, tetapi tipe ini ditandai dengan predisposisi CAD
(Coronary ArteryDisease) prematur.
Tipe III

Karakteristiknya yaitu meningkatnya kadar IDL dan VLDL remnant. Tipe ini terkait dengan
abnormalitas pada Apo E (merupakan petanda pengenalan oleh reseptor -reseptor sel hati
untuk menghilangkan kilomikron remnant) dan ketidaksempurnaan konversi VLDL dalam
plasma dan terjadi peningkatan kadar IDL. Kondisi ini dapat pula terjadi pada hipotiroidisme.
Gangguan ini terjadi lebih awal pada pria dibandingkan pada wanita. Abnormalitas pada
toleransi glukosa dan hiperurikemia dapat terjadi.
Tipe IV
Karakteristiknya yaitu peningkatan kadar trigliserida plasma yang terkandung di dalam
VLDL dan kemungkinan akan berkembang menjadi aterosklerosis. Kondisi berhubungan
dengan abnormalitas toleransi glukosa ( resisten insulin) dan obesitas. Kadar kolesterol total
normal atau meningkat sedangkan kadar HDL rendah.
Tipe V
Karakteristiknya terjadi peningkatan kadar VLDL dan kilomikron sehingga dapat disebut
sebagai hipertrigliseridemia. Kadar lipoproteinlipase umumnya normal. Tipe ini merupakan
gangguan yang jarang terjadi. Penyebabnya terkadang dipengaruhi faktor keluarga, terkait
dengan ketidaksempurnaan pembersihan trigliserida eksogen maupun endogen yang tidak
sempurna dapat dan ancaman resiko pancreatitis seumur hidup. Pada beberapa pasien dapat
diakibatkan alkohol dan diabetes.
f.

Hiperlipidemia Sekunder
Hiperlipidemia sekunder merupakan gangguan yang disebabkan oleh faktor tertentu
seperti penyakit dan obat-obatan. Beberapa jenis penyakit penyebab hiperlipidemia :
1. Diabetus melitus
Penderita

NIDDM

umumnya

akan

menyebabkan

terjadinya

hipertrigliseridemia.

Penyebabnya pada glukosa darah tinggi akan menginduksi sintesis kolesterol dan glukosa
akan dimetabolisme menjadi Acetyl Co A. Acetyl Co A ini merupakan prekusor utama dalam
biosintesis kolesterol. Sehingga akan menyebabkan produksi VLDL-trigliserida yang
berlebihan oleh hati dan adanya pengurangan proses lipolisis pada lipoprotein yang kaya
trigliserida.
2. Hipotiroidisme

Pengaruh hipotiroidisme pada metabolisme lipoprotein adalah peningkatan kadar kolesterolLDL yang diakibatkan oleh penekanan metabolik pada reseptor LDL, sehingga kadar-LDL
akan meningkat antara 180-250 mg/dL. Di samping itu, bila penderita ini menjadi gemuk
kaqrena kurangnya pemakaian energi oleh jaringan perifer, maka kelebihan kalori ini akan
merangsang hati untuk meningkatkan produksi VLDL-trigliserida dan menyebabakan
peningkatan kadar trigliserida juga.
3. Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotik akan menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia. Hal ini diakibatkan oleh
adanya hipoalbuminemia yang akan merangsang hati untuk memproduksi lipoprotein
berlebih.
4. Gangguan hati
Sirosis empedu primer dan obstruksi empedu ekstra hepatik dapat menyebabakan
hiperkolesterolemia dan peningkatan kadar fosfolipid plasma yang berhubungan dengan
abnormalitas lipoprotein, kerusakan hati yang parah dapat menyebabakan penurunan kadar
kolesterol dan trigliserida. Hepatitis akut juga dapat menyebabkan kenaikan kadar VLDL dan
kerusakan formasi LCAT.
5. Obesitas
Pada orang yang obesitas, karena kurangnya pemakaian energi oleh jaringan perifer akan
meyebabkan kelebihan kalori yang dapat merangsang hati untuk menungkatkan produksi
VLDL-trigliserida dan peningkatan trigliserida.
Tabel 3. Penyebab Hiperlipidemia Sekunder (ATP III, 2002)
Penyebab

penyakit

Hiperkolesterolemia

Obat-obatan

Hipotiroidisme,

Progestin, diuretik

penyakit hati

tiazid,

obstruktif,

glukokortikoid, -

sindrom nefrotik,
anorexia nervosa,
intermiten
porphyria akut

bloker,
isotretionin, inhibitor
protease,siklosforin,
mirtazapin, sirolimus

Obesitas, diabetes

Alkohol, estrogen,

melitus,

isotretionin, -bloker,

lipodystrophy,
sepsis,

glukokortikoid, resin
asam

kehamilan,
hepatitis akut,

empedu, tiazid,

lupus

asparaginase,

erythematosis

interperon,

sistemik.
Monoklonal
gammathophy:

antijamur golongan
Azol,

multiple

mirtazopin, steroid

myeloma,

anabolik, sirolimus,

lymphoma

bexaroten

Hipertrigliseridemia
Non-ISA -bloker,
steroid
anabolik, probukol,
isotretionin, progestin
Obesitas,
HDL rendah

malnutrisi

3.

Gejala

a.

Sakit dada

b.

Jantung berdebar

c.

Berkeringat

d.

Cemas

e.

Nafas pendek

f.

Hilangnya kesadaran atau kesulitan berbicara atau bergerak

g.

Sakit abdominal

h.

Kematian mendadak

4.

Patofisiologi hyperlipidemia
Kolesterol adalah suatu jenis lemak yang ada dalam tubuh dan dibagi menjadi LDL,
HDL, Total kolesterol dan Trigliserida dari hati, kolesterol di angkut oleh lipoprotein yang
bernama LDL( Low Density Lipoprotein) untuk dibawa ke sel-sel tubuh yang memerlukan,
termasuk ke sel otot jantung, otak dan lain-lain agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
HDL (High Densiy Lippoprotein) adalah bentuk Lipoprotein yang memlliki komponen
kolesterol paling sedikit. Dibentuk di usus dan hati, HDL ini akan menyerap kolesterol bebas
dari pembuluh darah, atau bagian tubuh lain seperti sel makrofag, kemudian membawanya ke
hati. VLDL (Very Low Density Lipoprotein) adalah Lipoprotein yang dibentuk di hati yang
kemudian akan diubah di pembuluh darah menjadi LDL (Low Density Lipoprotein). Bentuk
Lipoprotein ini memiliki kolesterol paling banyak dan akan membawa kolesterol tersebut ke
jaringan seperti dinding pembuluh darah (Jeffry Tenggara, 2008).
Kelebihan kolesterol akan diangkat kembali oleh lipoprotein yang disebut HDL (High
Density Lipoprotein) untuk dibawa kembali ke hati yang selanjutnya akan diuraikan lalu
dibuang ke dalam kantung empedu sebagai asam (cairan) empedu. LDL mengandung lebih
banyak lemak dari pada HDL sehingga ia akan mengambang di dalam darah. Protein utama
yang membentuk LDL adalah Apo-B (Apolipoprotein-B). LDL dianggap sebagai lemak yang
jahat karena dapat menyebabkan penempelan kolesterol di dinding pembuluh darah.
Sebaliknya, HDL disebut sebagai lemak yang baik karena dalam operasinya ia
membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan mengangkutnya
kembali ke hati. Protein utama yang membentuk HDL Apo-a (Apolipoprotein-A). HDL ini
mempunyai kandungan lemak lebih sedikit dan mempunyai kepadatan tinggi sehingga lebih
berat.

Konsentrasi kolesterol pada HDL dan LDL atau VLDL lipoprotein adalah prediktor
kuat untuk penyakit jantung koroner. HDL fungsional menawarkan perlindungan dengan cara
memindahkan kolesterol dari sel dan atheroma. Konsentrasi tinggi dari LDL dan konsentrasi
rendah dari HDL fungsional sangat terkait dengan penyakit kardiovaskuler karena beresiko
tinggi terkena ateroklerosis. Keseimbangan antara HDL dan LDL semata-mata ditentukan
secara genetikal, tetapi dapat diubah dengan pengobatan, pemilihan makanan dan faktor
lainnya.
Tabel 4. Klasifikasi kolesterol total, LDL, HDL dan trigliserida
Jenis Kolesterol

Nilai

Kolesterol total
Diinginkan

< 200 mg/dL

Cukup tinggi

200-239 mg/dL

Tinggi

240 mg/dL

Kolesterol LDL
Optimal

<100 mg/dL

Jauh atau diatas optimal

100-129

Cukup tinggi

130-159

Tinggi

160-189

Sangat tinggi

190

Kolesterol HDL
Rendah

<40 mg/dL

Tinggi

60 mg/dL

Trigliserida

Normal

<150 mg/dL

Cukup tinggi

150-199 mg/dL

Tinggi

200-499 mg/dL

Sangat tinggi

500 mg/dL

Seperti yang telah disebutkan diatas lipid memiliki banyak manfaat bagi tubuh.
Namun, apabila terjadi keadaan hiperlipidemia, akan menyebabkan kelainan metabolism
lipid. Kelainan metabolism lipid pada keadaan hiperlipidemia dapat terjadi pada tapaktapak
produksi atau penggunaan lipoprotein yang menyebabkan keadaan hipolipoproteinemia atau
hiperlipoproteinemia.
5.

Etiologi Hiperlipidemia
Hiperlipidemia biasanya disebabkan oleh :

a.

Riwayat keluarga dengan hyperlipidemia

b.

Obesitas

c.

Diet kaya lemak

d.

Kurang melakkuakn olahraga

e.

Penggunaan alcohol

f.

Merokok sigaret

g.

Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik

h.

Kelenjar tiroid yang kurang aktif


Sebagian besar kasus peningkatan kadar trigliserida dan kolesterol total bersifat
sementara dan tidak berat, dan terutama merupakan akibat dari makan lemak. Pembuangan
lemak dari darah pada setiap orang memiliki kecepatan yang berbeda. Seseorang bisa makan
sejumlah besar lemak hewani dan tidak pernah memiliki kadar kolesterol total lebih dari 200
mg/dl, sedangkan yang lainnya menjalani diet rendah lemak yang ketat dan tidak pernah
memiliki kadar kolesterol total di bawah 260mg/dl. Perbedaan ini tampaknya bersifat genetik
dan secara luas berhubungan dengan perbedaan kecepatan masuk dan keluarnya lipoprotein
dari aliran darah.

6.

Pemeriksaan dan Diagnosis


Pemeriksaan fisik harus menggambarkan:

a.

Ada atau tidaknya faktor resiko jantung

b.

Sejarah penyakit jantung atau gangguan lipid

c.

Ada atau tidaknya faktor sekunder hiperlipidemia termasuk pengobatan secara bersamaan

d.

Ada atau tidaknya xantoma, nyeri abdominal, atau sejarah pancreatitis, penyakit ginjal atau
hati, penyakit pembuluh darah perifer, aneorisme aortic abdominal, atau penyakit pembuluh
darah otak (bruits carotid, stroke, serangan iskemik transient).

7.

Tatalaksana terapi hiperlipidemia

a.

Terapi non farmakologi :


Diet rendah kolesterol dan lemak jenuh akan mengurangi kadar LDL. Olahraga bisa
membantu mengurangi kadar kolesterol LDL dan menambah kadar kolesterol HDL. Biasanya
pengobatan terbaik untuk orang-orang yang memiliki kadar kolesterol dan trigliserida tinggi
adalah:

1.

Menurunkan berat badan jika mereka mengalami kelebihan berat badan

2.

Berhenti merokok

3.

Mengurangi jumlah lemak dan kolesterol dalam tubuhnya

4.

Menambah porsi olahraga

5.

Mengkonsumsi obat penurun kadar lemak (jika diperlukan)


Jika kadar lemak darah sangat tinggi atau tidak memberikan respon terhadap tindakan
diatas, maka dicari penyebabnya yang spesifik dengan melakukan pemeriksaan darah khusus
sehingga bisa diberikan pengobatan yang khusus (Balai Informasi Tekhnologi Lipi, 2009).

b.

Terapi farmakologi
Tabel 5. Terapi Farmakologi (Balai Informasi Tekhnologi Lipi, 2009)
Jenis Obat

Contoh

Cara Kerja
Mengikat asam empedu

Penyerap
empedu

asam

Kolestiramin
Kolestipol

di

usus,

dan

meningkatkan
pembuangan LDL dari

aliran darah
Mengurangi kecepatan
VLDL
Penghambat

sintesa

protein

merupakan
Niasin
Adrenalin,
Flufastatin
Lovastatin

Penghambat HMG
Koenzim-A reduktase

Vlavastatin
Sinvastatin

(VLDL
prekursos

dari LDL)

Menghambat
pembentukan
kolesterol,

dan

meningkatkan
pembuangan LDL dari
aliran darah

Klofibrat
Fenofibrat
Derivat asam fibrat

1.

Gemfibrosil

Meningkatkan
pemecahan lemak

Niasin (asam nikotinat)


Asam nikotinat mempunyai kemampuan menurunkan lipid yang luas, tetapi
penggunaaan dalam klinik terbatas karena efek samping yang tidak menyenangkan.
Mekanisme kerja: pada dosis dalam gram, niasin (NYE a sin) merupakan vitamin larut air,
menghambat lipolisis dengan kuat dalam jaringan lemak-penghasil utama asam lemak bebas
yang beredar. Hati umumnya menggunakan asam lemak dalam sirkulasi sebagai precursor
utama untuk sintesis triasilgliserol. Karena itu, niasin menyebabkan penurunan sintesis
triasilgliserol yang diperlukan untuk produksi VLDL (lipoprotein densitas sangat rendah).
Lipoprotein densitas rendah (LDL, lipoprotein kaya kolesterol) berasal dari VLDL dalam
plasma. Karena itu, reduksi VLDL juga mengakibatkan penurunan konsentrasi LDL plasma.
Dengan demikian, baik triasilgliserol (dalam VLDL) dan kolesterol (dalam VLDL dan LDL)
dalam plasma menjadi rendah. Selanjutnya, pengobatan dengan niasin akan meningkatkan
kadar kolesterol-HDL (HDL merupakan karier kolesterol yang baik). Selanjutnya, dengan
meningkatkan sekresi aktivator plasminogen jaringan dan merendahkan fibrinogen plasma,

niasin dapat mengubah beberapa disfungsi sel endotel penyebab thrombosis yang ada
kaitannya dengan hiperkolesterolemia dan aterosklerosis.
Penggunaan dalam terapi : niasin merendahkan kadar plasma kolesterol dan
triasilgliserol. Karena itu, obat ini berguna pada pengobatan hiperlipoproteinemia tipe II b
dan IV, dengan VLDL dan LDL naik. Niasin juga diguanakan untuk pengobatan
hiperkolesterolemia lain yang berat, sering dengan kombinasi antihiperlipidemia lain. Selain
itu, obat ini merupakan obat antihiperlipidemia paling poten untuk meningkatkan kadar HDL
plasma.
Farmakokinetik : niasin diberikan per oral. Zat ini diubah dalam tubuh menjadi
nikotinamid yang dimasukkan dalam kofaktor nikotinamid adenine dinukleotida (NAD).
Niasin adalah derivat nikotinamid dan metabolit lain dikeluarkan dalam urin. Nikotinamid
sendiri tidak menurunkan kadar lipid dalam plasma.
Efek samping : efek samping niasin yang paling menonjol adalah kemerahan pada kulit
(disertai perasaan panas yang tidak nyaman) dan pruritus. Pemberian aspirin sebelum minum
niasin mengurangi rasa panas yang diantar oleh prostaglandin. Beberapa pasien juga
mengalami mual dan sakit pada abdomen. Asam nikotinat menghambat sekresi tubular asam
urat dan karena itu mudah terjadi hiperurisemia dan pirai. Telah dilaporkan adanya gangguan
toleransi glukosa dan hepatotoksisitas.
2. Fibrat-Klofibrat dan Gemfibrozil
Obat-obat tersebut merupakan derivat asam fibrat dan keduanya mempunyai
mekanisme kerja yang sama. Gamfibrozil dalam klinik telah menggantikan klofibrat karena
kematian akibat klofibrat lebih tinggi. Kematian tersebut tidak ada hubungannya dengan
penyebab kardiovaskular tetapi lebih ganasan atau komplikasi pasca kolesistektomi dan
pankreasitis.
Mekanisme kerja : Kedua obat menyebabkan penurunan trigliserol plasma dengan
memacu aktifitas lipase lipoprotein, sehingga menghidrolisis triasilgliserol pada kilomikron
dan VLDL, sehingga dapat mempercepat pengeluaran partikel-partikel ini dari plasma.
Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa fibrat dapat menyebabkan penurunan kolesterol
plasma dengan menghambat sintesis kolesterol dalam hati dan meningkatkan ekskresi biliar
kolesterol ke dalam feses. Fibrat juga merendahkan kadar fibrinogen plasma.

Penggunaan Terapi : Fibrat digunakan dalam pengobatan hipertrigliseridemia,


menyebabkan penurunan yang signifikan pada kadar triasilgliserol plasma. Klofibrat dan
gamfibrozil

berguna

dalam

mengobati

hiperlipidemia

tipe

III

(disbetalipoproteinemia), dengan penumpukan partikel lipoprotein densitas sedang (IDL).


Pasien dengan hipertrigliseridemia (tipe IV) (VLDL meningkat) atau penyakit tipe V
(peningkatan VLDL dan kilomiron) yang tidak responsif dengan diet atau obat lain dapat
mengambil manfaat obat-obat ini.
Farmakokinetik : Kedua obat diabsorpsi sempurna setelah dosis oral. Klofibrat
mengalami esterifikasi menjadi asam klofibrat yang aktif terikat pada albumin dan tersebat
luas seluruh jaringan tubuh. Untuk gamfibrizil secara luas menyebar ke seluruh tubuh dan
terikat pada albumin juga.Keduanya mengalami biotransformasi sempurna dan dikeluarkan
dalam urin sebagai konjugat glukuronida.
Efek samping:
a. Efek Gastrointestinal
Efek samping paling umum adalah gangguan pencernaan ringan. Efek samping akan
berkurang dengan berkembangnya terapi.
b. Litiasis
Karena obat-obat ini meningkatkan ekskresi kolesterol biliar,terdapat predisposisi untuk
pembentukan batu empedu.
c. Keganasan
Pengobatan dengan kolifibrat telah menyebabkan sejumlah keganasan-terkait dengan
kematian.
d. Otot
Miositis atau peradangan otot polos dapat terjadi dengan kedua obat sehingga pelemahan otot
atau nyeri otot harus dievaluasi. Meskipun jarang, pasien dengan insufisiensi ginjal
mengandung resiko. Miopati dan rhabdomiolisis telah dilaporkan pada beberapa pasien yang
menggunakan gamfibrozil dan lovastatin bersamaan.
e. Interaksi Obat

Kedua fibrat bersaing dengan antikoagulan kumarin dalam pengikatan pada protein plasma,
sehingga meningkatkan efek antikoagulan sepintas. Karena itu kadar protrombin perlu
dimonitor jika pasien meminum kedua obat ini.
f. Kontraindikasi
Keamanan obat-obat ini pada ibu hamil atau menyusui belum jelas. Seharusnya obat-obat ini
tidak digunakan pada pasien dengan kelainan fungsi hati atau ginjal atau pasien dengan
penyakit kandung empedu.
3. Resin pengikat asam empedu : kolestiramin dan kolestipol
Mekanisme kerja: kolestiramin dan kolestipol adalah resin pertukaran anion yang
terikat pada asam dan garam empedu bermuatan negatif dalam usus halus. Kompleks resin
atau asam empedu ini dikeluarkan melalui feses, sehingga mencegah asam empedu kembali
ke hati melalui sirkulasi enterohepatik. Berkurangnya konsentrasi asam empedu
menyebabkan hepatosit meningkatkan konversi kolesterol ke asam empedu, menyebabkan
suplai senyawa ini baik kembali, sebagai komponen penting empedu. Akibatnya, konsentrasi
kolesterol intraseluler, mengaktifkan hati untuk meningkatkan ambilan partikel LDL yang
mengandung kolesterol, sehingga LDL plasma turun. Ambilan yang miningkat ini dilakukan
melalui upregulasi reseptor LDL pada permukaan sel.
Penggunaan dalam terapi : resin yang mengikat asam empedu (sering dikombinasi
dengan diet atau niasin) adalah obat-obat pilihan dalam mengobati hiperlipidemia tipe II a
dan II b. kolestiramin juga dapat meringankan pruritus akibat akumulasi asam empedu pada
pasien dengan obstruksi biliar.
Farmakokinetik : kolestiramin dan kolestipol diminum per oral. Karena tidak larut
dalam air dan merupakan molekul yang sangat bessar (berat molekul lebih dari 106),
keduanya tidak diabsorbsi atau dimetabolisme dalam usus. Sebaliknya semua dikeluarkan
dalam feses.
Efek samping :
a.

Efek Gastrointestinal : efek samping paling sering adalah gangguan pencernaan seperti
konstipasi, mual dan flatus.

b.

Gangguan Absorbsi : absorbsi vitamin larut lemak A,D,E,K dapat terganggu jika terdapat
dosis resin yang tinggi. Absorbsi asam folat dan askorbat juga dapat berkurang.

c.

Interaksi Obat : kolestiramin dan kolestipol mengganggu absorbsi beberapa obat dalam usus,
misalnya tetrasiklin, fenobarbital, digoksin, warfarin, pravastatin, fluvastatin, aspirin, dan
diuretic thiazid. Karena itu, obat-obat harus diminum 1-2 jam sebelum atau 4-6 jam setelah
resin pengikat asam empedu ini diminum.

4. Inhibitor HMG CoA reduktase : Lovastatin, praavastatin, simvastatin, dan fluvastatin


Kelompok antihiperlipidemia yang baru ini menghambat tahap pertama aktifitas enzim
dalam sintesis sterol. Analog dengan struktural alamia, asam3-hidroksi-3metil Glutarat
(HMG), semua obat dalam grup ini berpacu dalam menghambat hidrosi metil glutaril
koenzim A (HMG-CoA reduktase). Kecuali fluvastati, inhibitor HMG reduktase lainnya
merupakan modifikasi kimia dari senyawa alamia yang terdapat dalam jamur.
Mekanisme Kerja Inhibisi
a.

HMG-CoA reduktase
Lovastatin, simvastatin, pravastatin, fluvastain adalah analog 3-tatin dan simvastatin
adalah lakton yang dihidrolisis menjadi obat aktif. Pravastatin dan fluvastatin aktif dengan
cara demikian. Karena afinitasnya yang kuat terhadap enzim, semua efektif berpacu
menghambat HMG-CoA reduktase, tahapan terbatas dalam sintesis kolesterol. Dengan
menghambat sintesis kolesterol denovo-, obat akan menghabiskan simpanan kolesterol.

b.

Penurunan reseptor LDL


Penghapusan kolesterol intraseluler menyebabkan sel meningkat jumlah resepto LDL
permukaan sel spesifik yang dapat mengikat dan menginternalisasikan LDL yang beredar.
Sehingga, hasil akhir adalah penurunana kolesterolplsama karena sintesis berkurang dan
peningkatan katabolisme LDL. Inhibitor HMG-CoA reduktase, seperti kolestiramin , dapat
meningkatkan kadar HDL plasma pada beberapa pasien sehingga menurunkanresiko
mendapatkan penyakit PJK. Penurunan triasilgliserol juga terjadi sedikit.

c.

Penggunaan Dalam Terapi


Obat-obat ini efektif dalam menurunkan kadar kolesterol plasma pada semua jenis
hiperlipidemia. Namun pasien yang homozigot untuk penyakit hiperkolesterolemia
kekurangan reseptor LDL dan oleh karenanya mendapatkan keuntungan sedikit dari obat-obat
ini. Perlu diperhatikan bahwa meskipun proteksi diberikan karena pengurangan kadar
kolesterol, kira-kira pasien yang diobati dengan obat ini masih menderita masalah koroner.

Karena itu diperlukan strategi tambahan seperti diet, latihan, atau obat tambahan perlu
diberikan.
Farmakokinetik: pravastatin dan fluvastatin hamper seluruhnya dapat diabsorbsi setelah
pemberian oral; dosis oral lovastatin dan simvastatin diabsorbsi 30-50%. Pravastatin dan
fluvastatin adalah obat aktif langsung, sedangkan lovastatin dan simvastatin harus dihidrolisis
menjadi asam. Karena ekstraksi first pass, kerja utama obat-obat ini pada hati. Semua
mengalami biotransformasi, beberapa produk masih tetap aktif. Ekskresi terjadi terutama
melalui empedu dan feses, tetapi pengeluaran melalui urin juga terjadi. Waktu paruh berkisar
antara 1,5-2 jam.
Efek samping :
a.

Hati : kelainan biokimiawi fungsi hati telah terjadi dalam penggunaan inhibitor HMG-CoA
reduktase. Karena itu, sangat diperlukan menilai fungsi hati dan mengukur kadar serum
transaminase secara periodic. Semua akan kembali normal jika obat dihentikan.

b.

Otot : miopati dan rhabdomiolisis (disintegrasi atau disolusi otot) jarang dilaporkan. Dalam
beberapa kasus, pasien biasanya menderita insufisiensi ginjal atau mengambil obat seperti
siklosporin, itrakonazol, eritromisin, gemfibrosil atau niasin. Kadar keratin kinase plasma
harus diperiksa secara teratur.

c.

Interaksi obat : inhibitor HMG-CoA reduktase juga meningkatkan kadar kumarin. Sehingga,
penting untuk sering mengevaluasi waktu protrombin.

d.

Kontra indikasi : obat-obat ini merupakan kontraindikasi bagi ibu hamil atau menyusui.
Obat-obat ini tidak boleh digunakan pada anak-anak atau remaja.
c.Terapi obat kombinasi
Kadang-kadang perlu memberikan 2 antihiperlipidemia untuk mendapatkan penurunan
kadar lipid plasma yang signifikan. Sebagai contoh, pada hiperlipidemia terapi II, pasien
sering diobati dengan kombinasai niasin ditambah obat pengikat asam empedu, seperti
kolestiramin. Kombinasi inhibitor HMG-CoA reduktase dengan zat pengikat asam empedu
juga telah menunjukkan manfaat dalam menurunkan kolesterol LDL.

Tabel 6. Efek Terapi Obat Lipid dan Lipoprotein

Obat

Mekanisme

Efek

Aksi

Lipid

Efek Lipoprotein

Keterangan

Naiknya

Permasalahan

katabolisme

akibat

LDL,

komplikasi,

turunnya

ikatan

Cholestyramine,

Absorpsi

Turunnya

colestipol, colesevam

kolesterol,

kolesterol

dengan

beberapa
Turunnya LDL

obat

golongan asam
Masalah

dengan

penerimaan
pasaien,
kombinasi

Niacin

yg

Turunnya

Turunnya

LDL,

trigliserid

Turunnya

obat,menyebabka

sintesis

VLDL,LDL,HD

VLDL

kolesterol

yang rendah

dan

baik dengan resin

hepatotoksik

Menurunnya
HDL,

efikasi

dengan
menghambat
Naiknya

Probucol

oksidasi LDL dan

bersihan

Turunnya

Turunnya

LDL

kolesterol

dan HDL

LDL

Naiknya

fasilitator

bolak

balik kolesterol
Menyebabkan

bersihan

Turunnya

VLDL dan

trigliserid

Turunnya

rendahnya

Gemfibrozil,

turunnya

VLDL, LDL dan

akibat

fenofibrate, clofibrate

sintesis

kolesterol

naiknya HDL

Gemfibrosil

dan

kolesterol,
lDL
HDL,

VLDL

menghambat
glukoronidasi
oleh simvastatin,
lovastatin,
atorvastatin
Naiknya aktivitas

Naiknya

family

Lomvastatin,

katabolisme

heterozygote

pravastatin,

LDL

hiperkolestrolemi

simvastatin,fluvastati

menghamba

n,

atrovastatin,

furvastatin

dan

sintesis

LDL

a
Turunnya
kolesterol

dengan

kombinasi
Turunnya LDL

beberapa agen

Menghamba
t

Ezetimibe

absorpsi

koloesterol

Menimbulkan

dan

reaksi

efek

melewati

samping

dan

saluran

Turunnya

intestinal

kolesterol

reaksi
Turunnya LDL

additive

dengan obat lain

contoh obat di pasaran

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2013. Hyperlipidemia. http://medicastore.com/penyakit/61/Hiperlipidemia.html. Diakses


pada tanggal 19 Oktober 2014.
Anonim, 2013. Hyperlipidemia. http://niannifarm.wordpress.com/2011/12/18/ hiperlipidemia/. Diakses
pada tanggal 19 Oktober 2014.
Anonim, 2013. http://lululinglinglung.blogspot.com/2012/05/hiperlipidemia.html Diakses pada tanggal
19 Oktober 2014.
Anonim, 2013. http://makalahkesehatan1.blogspot.com/2012/12/hyperlipidemia.html. Diakses pada
tanggal 23 Oktober 2013.
Anonim,

2013.

http://www.artikelkedokteran.com/search/pendahuluan-makalah-

Diakses pada tanggal 23 Oktober 2013.


Robert murray, 2003, Biokima Harper, penerbit EGC, Jakarta.

hiperlipidemia.

Anda mungkin juga menyukai