ORIENTASI LAPANGAN
A.
PENDAHULUAN
A.1 LATAR BELAKANG
Tanaman jagung sudah lama diusahakan petani Indonesia dan
merupakan tanaman pokok kedua setelah padi. Penduduk Indonesia
bagian timur seperti Nusa Tenggara Timur, Timor Timur dan sebagian
Maluku serta Irian sudah biasa menggunakan jagung sebagai makanan
pokok sehari-hari. Jagung yang diusahakan di daerah tersebut biasanya
jagung putih varietas lokal dengan produktivitas rendah.
Konsumen jagung terbesar selama ini adalah untuk pangan dan
industri pakan. Semakin baiknya kehidupan ekonomi, maka konsumsi
protein hewani akan semakin meningkat. Hal ini langsung mendorong
berkembangnya industri peternakan, khususnya ternak ayam. Dalam
ransum pakan ayam, komponen terbesar adalah jagung (50%) sehingga
semakin tumbuhnya industri pakan menuntut penyediaan jagung yang
semakin meningkat. Kebutuhan jagung untuk peternakan selama
Repelita IV (1984-1988) meningkat 17% per tahun.
Produksi jagung Indonesia sebagian besar berasal dari pulau
Jawa 66% (paling luas di Jawa Timur 62%) sisanya 3 - 4% tersebar
di propinsi luar Jawa terutama Lampung, Sulawesi Utara, Sulawesi
Selatan, Sumatera Utara, dan Nusa Tenggara Timur.
Di beberapa daerah utama penghasil jagung, tanaman ini
dimasukkan dalam pola pergiliran tanaman dan di sawah biasanya
ditanam pada awal kemarau setelah padi. Di Pulau Jawa, jagung
terutama ditanam di lahan tegalan (77%) dan sisanya di lahan sawah. Di
luar Pulau Jawa, areal jagung utama adalah di lahan tegalan (97%).
A.2 TUJUAN
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengamati dan
mempelajari berbagai aspek budidaya tanaman pada kondisi lingkungan
yang berbeda-beda.
A.3 TEORI DASAR
Budidaya tanaman pertanian pada dasarnya merupakan usaha
memanipulasi lingkungan. Usaha tersebut hanya akan berhasil, jika kita
mengenal dengan baik sifat-sifat tanaman yang akan kita tanam dan
kondisi lingkungan dimana tanaman itu tumbuh. Sifat tanaman
ditentukan oleh jenis dan genetik tanaman. Sedangkan kondisi
lingkungan secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh
sifat dan jenis lahan, jenis tanah, tipe iklim, vegetasi lainnya serta
tindakan manusia.
Kondisi lingkungan yang berbeda akan memberikan pengaruh
yang berbeda pula terhadap pertumbuhan dan reproduksi suatu tanaman,
serta teknik budidaya yang diterapkan. Dengan mengetahui faktor apa
saja yang berpengaruh dominan terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman, maka kita dapat mengatur/memanipulasi lingkungan hidup
tanaman sesuai dengan syarat tumbuh yang dikehendaki. Oleh karena
itu, orientasi lapangan sangat penting artinya untuk mengetahui
bagaimana pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman serta teknik budidaya yang diterapkan.
Pertumbuhan dan produksi tanaman dipengaruhi oleh berbagai
faktor, yaitu :
1.
Faktor genetik,
2.
Lingkungan, serta
3.
mutu
intensifikasi
akan
ditempuh
melalui
B.
B.2 ALAT
C.
PROSEDUR KERJA
1)
2)
3)
D.
HASIL PENGAMATAN
KUISIONER
KUISIONER 1
Desa
: PANDAK
Kecamatan
: BATURADEN
Komoditas
: JAGUNG
Nama petani
: ACHMAD
3.
Topografi : Landai
4.
5.
6.
B.
Aspek Budidaya
1.
2.
3.
4.
5.
: 35 cm x 85 cm
Tumpangsari : -
Penyulaman
Penyiangan
Pembumbunan
Pengairan
Pemupukan
- N (Pupuk UREA)
- P (Pupuk TSP)
Pengendalian HPT
Pemasangan ajir
Pemangkasan
C.
Waktu
pelaksanaannya
(umur tanaman)
5 hari
21 hari
25 hari
4 hari
Frekuensi / Dosis
Aplikasi
-
18 hari
4 gram/tanaman
8 hari
56 hari
Aspek Agribisnis
1.
Informasi Tambahan :
: REMPOAH
Kecamatan
: BATURADEN
Komoditas
: JAGUNG
Nama petani
: SANURJI
3.
Topografi :
4.
5.
6.
B.
Aspek Budidaya
1.
2.
3.
4.
: 20 cm x 80 cm
Kegiatan pemeliharaan
Penyulaman
Penyiangan
Pembumbunan
Pengairan
Pemupukan
- N (Pupuk UREA)
- P (Pupuk TSP)
- K (Pupuk.)
Pengendalian HPT
Pemasangan ajir
Pemangkasan
C.
Frekuensi / Dosis
Aplikasi
-
Belalang (semprot
dan seflin/Furadan)
-
8 kg/ton
-
Aspek Agribisnis
1.
Informasi Tambahan
Pupuk urea untuk jagung diberikan sampai 4 kg.
KUISIONER 3
Desa
: KUTASARI
Kecamatan
: BATURADEN
Komoditas
: JAGUNG
3.
Topografi : Datar
4.
5.
6.
B.
Aspek Budidaya
1.
2.
3.
4.
5.
10
: 25 cm x 75 cm
Penyulaman
Penyiangan
Pembumbunan
Pengairan
Pemupukan
- N (Pupuk UREA)
Pengendalian HPT
Pemasangan ajir
Pemangkasan
C.
Waktu
pelaksanaannya
(umur tanaman)
1 minggu
21 hari
30 hari
1 minggu
Frekuensi / Dosis
Aplikasi
-
20 hari
5 gram/tanaman
1 minggu
60 hari
Aspek Agribisnis
1.
11
D.
Informasi Tambahan
Sebaiknya pemerintah memperhatikan sirkulasi penjualan hasil
pertanian.
E.
PEMBAHASAN
Jagung,
Zea
mays
merupakan
tanaman
berumah
satu
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledoneae
Ordo
: Poales
Famili
: Poaceae (Graminae)
Sub-famili
: Panicoideae
Genus
: Zea
Species
: Zea mays L.
12
2.
13
penyiangan,
pembumbunan,
pengairan,
pemupukan,
dan
Penyiangan
sekaligus
dilakukan
melakukan
dengan
14
cara
penggemburan
mencabut
tanaman.
gulma
dan
15
remah, aerasi dan drainasenya baik serta cukup air. Keadaan tanah
demikian dapat memacu pertumbuhan dan produksi jagung bila tanah
tersebut subur, gembur, dan kaya akan bahan organik.
Tanaman jagung toleran terhadap reaksi keasaman tanah pada
kisaran pH 5,5 7,0. Tingkat keasaman tanah yang paling baik untuk
tanaman jagung adalah pH 6,8. Pada tanah yang memiliki keadaan pH
7,5 dan 5,7 produksi jagung cenderung mulai turun. Bila lahan kering
ber-pH masam (pH < 5,5) dialokasikan untuk penanaman jagung, perlu
dilakukan pengapuran lebih dahulu.
F.
KESIMPULAN
1) Jagung ( Zea Mays ) merupakan tanaman berumah satu monoecious
dimana letak bunga jantan terpisah dengan bunga betina pada satu
tanaman.
2) Keadaan umum lahan yang digunakan dalam kuisoner memiliki jenis
lahan sawah irigasi dan sawah tadah hujan dengan topografi lahan datar.
3) Sirkulasi
penjualan
hasil
pertanian
sebaiknya
diperhatikan
oleh
pemerintah.
4) Rendahnya hasil rata-rata jagung tidak menguntungkan antara lain
disebabkan oleh rata-rata hasil produksi pertaniannya hanya untuk
memenuhi kebutuhan pangan karena hasil pertaniannya dijual sangat
murah.
16
DAFTAR PUSTAKA
Hardjodinomo, BA Soekirno. 1970. Bertanam Jagung. Penerbit Bina Cipta ;
Bandung.
Manwan, Ibrahim. 1998. Jagung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Pangan ; Bogor.
Rukmana, Rahmat. 1997. Usaha Tanaman Jagung. Penerbit Kanisius ; Jakarta.
17
LAMPIRAN
18