Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai 40 kA dan pada
rangkaian bertegangan sampai 765 kV. Media gas yang digunakan pada tipe ini
adalah gas SF6 (Sulphur hexafluoride). Sifat gas SF6 murni adalah tidak
berwarna, tidak berbau, tidak beracun dan tidak mudah terbakar. Pada suhu
diatas 150 C, gas SF6 mempunyai sifat tidak merusak metal, plastic dan
bermacam bahan yang umumnya digunakan dalam pemutus tenaga
tegangantinggi.
Sebagai isolasi listrik, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi (2,35
kali udara) dan kekuatan dielektrik ini bertambah dengan pertambahan
tekanan. Sifat lain dari gas SF6 ialah mampu mengembalikan kekuatan
dielektrik dengan cepat, tidak terjadi karbon selama terjadi busur api dan tidak
menimbulkan bunyi pada saat pemutus tenaga menutup atau
membuka.Selama pengisian, gas SF6 akan menjadi dingin jika keluar dari tangki
penyimpanan dan akan panas kembali jika dipompakan untuk pengisian
kedalam bagian/ruang pemutus tenaga. Oleh karena itu gas SF6 perlu diadakan
pengaturan tekanannya beberapa jam setelah pengisian, pada saat gas SF6
pada suhu lingkungan.
# Self Extinguisher SF6 Circuit Breaker dan Puffer Type SF6 Circuit
Breaker
Pengembangan lebih lanjut dalam teknik ledakan termal (selfblast) dibuat oleh pengenalan katup antara ekspansi dan volume
kompresi . Ketika arus rendah terganggu ,katup terbuka akibat efek
Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai 40 kA dan
pada rangkaian bertegangan sampai 765 kV. PMT udara hembus dirancang
untuk mengatasi kelemahan pada PMT minyak, yaitu dengan membuat media
isolator kontak dari bahan yang tidak mudah terbakar dan tidak menghalangi
pemisahan kontak, sehingga pemisahan kontak dapat dilaksanakan dalam
waktu yang sangat cepat. Saat busur api timbul, udara tekanan tinggi
dihembuskan ke busur api melalui nozzle pada kontak pemisah dan ionisasi
media diantara kontak dipadamkan oleh hembusan udara tekanan tinggi itu
dan juga menyingkirkan partikel-partikel bermuatan dari sela kontak, udara ini
juga berfungsi untuk mencegah restriking voltage (tegangan pukul ulang).
.
Jika kontak dibuka, maka pada katoda kontak terjadi emisi
thermis dan medan tegangan yang tinggi yang memproduksi
elektron-elektron bebas. Elektron hasil emisi ini bergerak menuju
anoda, elektron-elektron bebas ini tidak bertemu dengan molekul
udara sehingga tidak terjadi proses ionisasi. Akibatnya, tidak ada
penambahan elektron bebas yang mengawali pembentukan busur
api. Dengan kata lain, busur api dapat dipadamkan.
4. Generator Circuit Breaker
Generator sirkuit pemutus ( GCB ) adalah hubungan antara
generator dan transformator tegangan step-up . alat ini umumnya
digunakan di outlet generator berdaya tegangan tinggi ( 100 MVA 1800 MVA ) sehingga menjadi reliable, cepat dan ekonomis .
Pemutus sirkuit seperti ini harus dapat memungkinkan berjalannya
arus tetap tinggi di bawah layanan secara kontinu ( 6.3 kA sampai 40
kA ) , dan memiliki kapasitas pemutus daya tinggi ( 63 kA menjadi
275 kA ) .
Keterangan :
1.Vent
2. AirChamber
3. Upper Main Terminal
4. Tulip Contact
5. arc control chamber
6. contact rod
7. contact roller
8. Lower Main terminal
9. crank housing
10. oil level observation glass
1. )CorrugatedWall
2. ) Thermometer With Contact
3. ) Buschollz Relay
4. ) HV Insulator
5. ) AG Insulator
6. ) Oil Extension Tank
7. ) Dehydrating Breather
8. ) Magnetic Oil Level Indicator
9. ) Junction Box
10. ) Label
11. ) Oil Drain Valve
12. ) Wheels
Lilitan
tegangan
rendah
unit
ini
disuplai
dari
lilitan
excitation
rating di sampai pada 10 MVA pada koneksi cascade memberikan tegangan tinggi
sampai 2.25 MV baik dalam ruangan maupun di luar ruangan.
2. Resonant Transformer
Rangkaian ekivalen dari transformer uji tegangan tinggi mengandung kebocoran
reaktansi pada lilitan, resistansi lilitan, reaktansi magnetis, dan kapasitansi shunt
melewati terminal output diakibatkan oleh bushing oleh terminal tegangan tinggi.
Resonansi seri mungkin terjadi pada frekuensi daya w, jika (L1 + L2) = 1/wC.
Dengan kondisi ini, arus pada objek sangat besar dan hanya dibatasi oleh resistansi
pada rangkaian. Bentuk gelombang tegangan yang melewati objek berupa sinusoidal.
Besar tegangan melewati kapasitansi C yaitu :
Faktor XC/R = 1/wCR merupakan factor Q dari rangkaian dan memberikan nilai dari
multiplication tegangan ang melewati objek pada kondisi resonansi. Tegangan input
yang dibutuhkan untuk extitation dikurangi dengna factor 1/Q, dan output kVA yang
dibutuhkan juga dikurangi dengan factor 1/Q. factor daya sekunder dari rangkaian
adalah satu.
Prinsip ini digunakan pada pengujian tegangan sangat tinggi dan kasus yang
membutuhkan arus output besar seperti pengujian kabel, pengukuran dielectric loss,
pengukuran partial discharge, dll. Transformer dengan rating tegangan 50-100 kV dan
rating arus besar dihubungkan dengan cok tambahan. Kondisi uji diatur w(Le + L) =
tidak ada pengulangan flashover terjadi jika gagal sebagian pada test objek dan
pemulihan isolasi.
Kerugian :
dibutuhkan cok variable tambahan yang sanggup menahan tegangan penuh dan arus
penuh.
tidak diperlukan inti besi pada transformer sehingga menghemat biaya dan ukuran
peningkatan tegangan lambat melalui beberapa siklus sehingga tidak ada kerusakan
karena pergantian gelombang (sentakan)
distribusi seragam tergangan melewati lilitan koil karena pembagian koil stack menjadi
sejumlah unit.
Transformer resonansi frekuensi tinggi yang umum digunakan adalah Tesla coil,
yang rangkaiannya doubly tuned resonant. Rating tegangan utama adalah 10kV dan
sekunder 500-1000kV. Primer didapat dari sumber ac atau dc melalui condenser C1.
Setengah gelombang
Gelombang penuh
Pengganda tegangan
a.
Pada fase negatif dioda D1 akan panjar balik sedangkan dioda D2 akan panjar maju.
Hal ini menyebabkan capasitor C1 akan menyimpan muatan dari hasil panjar maju D2
sebesar 10V. Vo pada awal fasa masih belum mengukur tegangan. Pada fase positif
dioda D1 akan panjar maju dan dioda D2 akan panjar balik. Vo akan mendapatkan
tegangan 20V dari V1 sebesar 10V dan pelepasan muatan dari capasitor C1 sebesar 10V.
Pada saat ini pula C2 akan menyimpan muatan sebesar -10V hasil dari panjar maju D1.
Pada fase negatif berikutnya dioda D1 akan panjar balik sedangkan dioda D2 akan
panjar maju. Hal ini menyebabkan capasitor C1 akan menyimpan muatan dari hasil
panjar maju D2 sebesar 10V. Vo akan mendapatkan tegangan -20V dari V1 sebesar -10
V
dan
pelepasan
muatan
dari
C2
sebesar
-10V.
Begitu siklus terus berulang dan didapatkan tegangan 2 kali lipat dari sebelumnya.
Dengan teori yang sama maka bisa dibuat rangkaian pengali tegangan sesuai dengan
keinginan dari perancangnya.
4. Mesin Elektrostatik
Dalam mesin elektrostatik, konduktor yang membawa arus bergerak dalam medan
magnet sehingga energi mekanik dikonversi ke energi listrik. Jika sabuk isolasi dengan
kerapatan charge bergerak dalam medan elektrik E(x) antara 2 elektroda yang
dipisahkan s kemudian
Charge pada sabuk pada jarak dx adalah dq= .b.dx dimana b adalah lebar sabuk
Generator elektrostatik
Generator van de graaff merupakan perangkat daya yang rendah, kira-kira puluhan
kW. Mesin elektrostatik dengan pengonversian energi mekanik menjadi energi listrik
yang lebih efisien menggunakan prinsip kapasitor variabel dikembangkan.
Arus yang melewati capasior variabel diberikan :
dimana C adalah kapasitor yang diisi hingga potensial V. Input dayanya adalah
jika negatif, energi mekanik dikonversi ke energi elektrik. Dengan kapasitor diisi
dengan tegangan dc V, dan output akan menjadi .
Ada tiga bentuk tegangan inpuls yang mungkin dialami dalam system tenaga listrik,
yaitu:
1.
2.
3.
Generator impuls RC
2.
3.
Generator Marx
Cara Mengukur Tegangan Impuls
a.
1.
Kwalitas
2.
Jarak sela
3.
Ukuran bola
Dalam keadaan udara tertentu, sela bola selalu mempunyai tegangan percik tertentu
pula. Itulah sebabnya sela bola dapat dipakai sebagai alat ukur.
Permukaannya licin
2.
Lengkungnya rata
3.
4.
Tahanan
peredam
dipasang
seri
dengan
jarak
minimum
2d
(d= diameter) dari bola diukur dari titik dimana terjadi percikan.
b.
Menggunakan CRO
Tegangan puncak
Bentuk gelombang
TUGAS
TEKNIK TEGANGAN TINGGI
DISUSUN OLEH :
Nama
: Ganta Yuda ( 03111004089 )
Dosen Pengasuh : Dr. M. Irfan Jambak S.T , M.Eng.