BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Istilah pre-eklamsi telah menggantikan istilah toksemia. Terdapat 5 %
pada semua kehamilan sebagai komplikasi, 20% pada kehamilan nullipara, 40%
pada wanita dengan penyakit ginjal kronik. Keterlambatan diagnosis dan
ketidakpastian pengobatan bisa berakhir dengan morbiditas dan mortalitas ibu dan
janin yang signifikan.
Kelainan hipertensi pada kehamilan merupakan peyumbang utama
terhadap morbiditas dan mortalitas ibu dan prenatal. Komplikasi akibat kelainan
hipertensi pada kehamilan secara konsisten dicantumkan di antara tiga penyebab
yang terlazim pada kematian ibu di semua negara-negara maju. Insiden yang
dilaporkan bergantung pada kriteria diagnosis, dan terdapat kekurangan yang
berbeda dari keseragaman.
Preeklampsi
merupakan
penyulit
dalam
proses
kehamilan
yang
1.2.
Rumusan Masalah
Dari hasil latar belakang maka dapat disimpulkan rumusan masalah yaitu:
1. Apa itu preeklamsi
2. Apa itu eklamsi
1.3.
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu preeklamsi
2. Untuk mengetahui apa itu eklamsi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Preeklamasi
Definisi
Pre eklamsia adalah keadaan dimana tekanan darah meninggi
disertai dengan adanya protein dalam urine (proteinuria) dan adanya
sembab (edema) pada kehamilan setelah 20 minggu atau segera setelah
persalinan. Pre eklamsia dapat dibagi menjadi pre eklamsia ringan dan
berat. Umumnya terjadi pada triwulan ketiga kehamilan, tetapi dapat
terjadi sebelumnya, misalnya pada mola hidatidosa.
Disebut pre eklamsia ringan apabila terjadi peningkatan tekanan darah
sistolik > 140 160 mmHg dan diastolik > 90 110 mmHg, sedangkan
preeklamsia berat apabila tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan
diastolik > 110 mmHg pada kehamilan 20 minggu atau lebih.2 (Catatatan:
Misalnya tekananan darah kita 120/80 maka sistoliknya 120, diastoliknya
80) (Infomedika, Maret 2003).
1. Etiologi
Penyebab terjadinya pre eklamsia sampai sekarang masih belum
diketahui secara pasti. Teori dewasa ini yang banyak dikemukakan sebagai
sebab preeklamsia adalah iskemia plasenta, tetapi teori ini tidak dapat
menerangkan hal yang bertalian dengan penyakit itu. Ada beberapa teori
mencoba menjelaskan perkiraan penyebab kelainan ini, sehingga kelainan
ini sering dikenal sebagai The Diseases Of Theory. Adapun teori tersebut
antara lain:
a. Peran prostasiklin dan tromboksan
Pada Pre-eklampsia didapatkan adanya kerusakan endotel vaskular
sehingga terjadi penurunan produksi prostasiklin (PGI2) yang pada
kehamilan
normal
meningkat,
aktifitas
penggumpalan
dan
wanita
dengan
pre-eklampsia
mempunyai
Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau diastolik > 110 mmHg.
Trombositopenia
Edema pulmonal
Koma
Mual muntah
4. Pemeriksaan fisik
Nyeri di epigastrium
Ikterus
Mual, muntah-muntah
Sianosis
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Uji laboratorium dasar
Roll-over test
6. Terapi
Pengobatan pre-eklampsia yang tepat ialah pengakhiran kehamilan
karena tindakan tersebut menghilangkan sebabnya dan mencegah
terjadinya eklampsia dengan bayi yang masih premature. Penundaan
pengakhiran kehamilan dapat menyebabkan eklampsia atau kematian
janin. Indikasi pengakhiran kehamilan ialah (10 pre-eklampsia ringan
dengan kehamilan lebih dari cukup bulan, pre-eklampsia dengan hipertensi
dan/atau proteinuria menetap selama 10-14 hari, dan janin cukup matur,
pre-eklampsia berat, eklampsia.
a. Penanganan pre-eklampsia ringan
7. Komplikasi
Komplikasi pre-eklamsia berat Komplikasi yang terberat adalah
kematian ibu dan janin. Komplikasi lainnya adalah :
a. Solusio plasenta : biasanya terjadi pada ibu yang menderita hipertensi
akut.
b. Hipofibrinogenemia : maka dianjurkan pemeriksaan kadar fibrinogen
secara berkala.
c. Hemolisis : penderita PEB kadang-kadang menunjukkan gejala klinik
hemolisis yang dikenal dengan ikterus. Belum diketahui dengan pasti
apakah ini merupakan kerusakan sel-sel hati atau destruksi sel darah
merah. Nekrosis periportal hati yang sering ditemukan pada autopsi
penderita eklampsia dapat menerangkan ikterus tersebut.
d. Perdarahan otak : merupakan penyebab utama kematian maternal
penderita eklampsia.
e. Kelainan mata : kehilangan penglihatan untuk sementara, yang
berlangsung sampai seminggu dapat terjadi. Perdarahan kadangkadang terjadi pada retina, hal ini merupakan tanda gawat akan
terjadinya apopleksia serebri.
f. Edema paru-paru : hal ini disebabkan karena payah jantung.
g. Nekrosis hati : nekrosis periportal hati merupakan akibat vasospasmus
arteriol umum. Kerusakan sel-sel hati dapat diketahui dengan
pemeriksaan faal hati, terutama penentuan enzim-enzimnya.
h. Sindroma HELLP yaitu hemolisis, elevated liver enzymes dan low
platelet.
10
2. Manifestasi Kinis
Gejala dan tanda yang terdapat pada pasien eklamsia berhubungan
dengan organ yang dipengaruhinya, antara lain yaitu:
Oliguria (kurang dari 400ml/24 jam atau urin tetap kurang dari
30 ml/jam
Nyeri Epigastrium
Penglihatan kabur
Dyspnea
Sakit kepala
Scotoma
Kejang
Kebanyakan
dikarenakan kehamilan dan proteinuria tapi satu satunya tanda nyata dari
eklamsia adalah terjadinya kejang eklamtik, yang dibagi menjadi empat
fase.
Stadium Premonitory
Fase ini biasanya tidak diketahui kecuali dengan monitoring secara
konstan, mata berputar putar ketika otot wajah dan tangan tegang.
Stadium Tonik
Segera setelah fase premonitory tangan yang tegang berubah
menjadi mengepal. Terkadang ibu menggigit lidah seiring dengan
ibu mengatupkan gigi, sementara tangan dan kaki menjadi kaku.
Otot respirasi menjadi spasme, yang dapat menyebabkan ibu
berhenti bernafas. Stadium ini berlangsung selama sekitar 30
menit.
Stadium Klonik
Pada fase ini spasme berhenti tetapi otot mulai tersentak dengan
hebat. Berbusa, saliva yang bercampur sedikit darah pada bibir dan
kadang kadang bisa menarik nafas. Setelah sekitar dua menit
kejang berhenti, menuju keadaan koma, tapi beberapa kasus
menuju gagal jantung.
11
Stadium coma
Ibu tidak sadar, suara nafas berisik. Keadaan ini bisa berlangsung
hanya beberapa menit atau bahkan dapat menetap sampai beberapa
jam.
3. Patofisiologi
Pada kehamilan normal, volume vascular dan cardiac output
meningkat. Meskipun meningkat, tekanan darah tidak normal pada
kehamilan normal. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena wanita hhamil
menjadi resisten terhadap efek vasokonstriktor, seperti angitensin II.
Tahanan vascular perifer meningkat karena efek beberapa vasodilator
seperti prostacyclin (PGI2), prostaglandin E (PGE), dan endothelium
derived relaxing factor(EDRF). Rasio tromboxan dan PGI2 meningkat.
Tromboxane
diproduksi
oleh
ginjal
dan
jaringan
trophoblastic,
12
placenta
berkurang,
mengakibatkan
pembatasan
13
b. Pemeriksaan Diagnostik
MRI : terlihat adanya ptekie/edema
5. Komplikasi
Komplikasi yang biasanya terjadi pada eklamsia adalah:
a. Solusio plasenta. Komplikasi ini biasanya terjadi pada ibu yang
menderita hipertensi akut dan lebih sering terjadi pada preeklampsia. Di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo 15,5%
sulusio plasenta disertai pre-eklampsia.
b. Hipofibrinogenemia. Pada pre-eklampsia berat Zuspan (1978)
menemukan 23% bipofibrinogenemia, maka dari itu penulis
menganjurkan pemeriksaan kadar fibrinogen secara berkala.
c. Hemolisis. Penderita dengan pre-eklampsia berat kadang-kadang
menunjukkan gejala klinik hemolisis yang dikenal karena ikterus.
Belum diketahui dengan pasti apakah ini merupakan kerusakan selsel hati atau destruksi sel darah merah. Nekrosis periportal hati
yang sering ditemukan pada autopsi penderita eklampsia dapat
menerangkanikterus tersebut.
d. Perdarahan otak. Komplikasi ini merupakan penyebab utama
kematian maternal penderita eklampsia.
e. Kelainan mata. Kehilangan penglihatan untuk sementara, yang
berlangsung sampai seminggu, dapat terjadi. Perdarahan kadangkadang terjadi pada retina; hal ini merupakan tanda gawat akan
terjadinya apopleksia serebri.
f. Edema paru-paru. Zuspan (1978) menemukan hanya satu penderita
dari 69 kasus eklampsia, hal ini disebabkan karena payah jantung.
g. Nekrosis hati. Nekrosis periportal hati pada pre-eklampsiaeklampsia merupakan akibat vasopasmus arteriol umum. Kelainan
ini diduga khas untuk eklampsia, tetapi ternyata juga ditemukan
pada penyakit lain. Kerusakan sel-sel hati dapat diketahui dengan
pemeriksaan faal hati, terutama penentuan enzim-enzimnya.
h. Sindroma HELLP. Yaitu baemolysis, elevated liver enzymes, dan
low platelet.
14
15
edema vasogenic
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pre eklamsia adalah keadaan dimana tekanan darah meninggi disertai
dengan adanya protein dalam urine (proteinuria) dan adanya sembab (edema)
pada kehamilan setelah 20 minggu atau segera setelah persalinan
Eklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang serius, dan dapat
dikarakteristikkan dengan adanya kejang. Biasanya eklamsia merupakan lanjutan
dari pre- eklamsia walaupun kadang kadang tidak diketahui terlebih dahulu.
B. Saran
Dengan selesainya makalah ini disusun, penulis berharap pembaca dapat
mempelajari dan memahami tentang gangguan sistem reproduksi pre-eklamsiaeklamsia. Penulis juga mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun,
sehingga penulis dapat menjadi lebih baik untuk masa yang akan datang dalam
penyusunan makalah.
17
DAFTAR PUSTAKA
James.R,dkk.2002.Buku
Saku
Obstetri
&
Gynekologi.
Jakarta:Wedia Medika.
4. Doenges, Marilynn.E.2001.Rencana Perawatan Maternal/Bayi, ed 2.
Jakarta: EGC.
5. Murray,Sharon
Smith.2002.Foundations
of
Maternal-Newborn
Emergency
Care
of
Postpartum
Patients
with