Anda di halaman 1dari 6

A.

PATOGENESIS
Patogenesis ensefalopati sampai saat ini belum sepenuhnya jelas,
namun ada hipotesis yang menyebutkan bahwa ensefalopati terjadi akibat
multifaktorial. Ensefalopati dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
kelompok berdasarkan etiologi, diantaranya adalah ensefalopati akibat
infeksi dan ensefalopati akibat metabolik.
1. Ensefalopati akibat infeksi
Adalah infeksi sistem saraf pusat termasuk didalamnya meningitis,
meningoensefalitis, ensefalitis, empiema subdural atau epidural dan
abses otak. Ensefalitis dan ensefalopati harus dapat dibedakan, dimana
pada ensefalopati terjadi kerusakan fungsi otak tanpa adanya proses
inflamasi langsung di dalam parenkim otak. Ensefalopati yang
disebabkan oleh infeksi sistemik adalah keadaan yang paling sulit
dibedakan dengan ensefalitis. Disfungsi serebral difus ataupun
multifokal yang diinduksi oleh respons sistemik terhadap infeksi tanpa
bukti klinis maupun laboratoris adanya infeksi otak secara langsung
disebut dengan ensefalopati sepsis (Daicarlo et al., 2004).
Bakteri penyebab sepsis selama menginfeksi akan mengeluarkan
toksin bakteri dan partikelnya, yaitu lipopolisakarida. Lipopolisakarida
yang berada didalam aliran darah sistemik akan langsung bereaksi
dengan otak dalam organ sirkumventrikular yang tidak dilindungi oleh
sawar darah otak dan berikatan dengan reseptornya di vaskular. Hal
tersebut menginduksi sintesis sitokin inflamasi (IL-6, IL-1, TNF ),
prostaglandin, dan nitrit oksid dari mikroglia dan astrosit. Sitokin
inflamasi tersebut berperan dalam memediasi respon serebral dalam
infeksi. Selain itu, lipopolisakarida dan sitokin inflamasi yang
dihasilkan dapat menginduksi aktivasi endotelial yang menghasilkan
peningkatan permeabilitas kapiler, sehingga menyebabkan kerusakan
darah otak. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah selama sepsis,
terjadi

kerusakan

mikrovaskular

sistemik

yang

menyebabkan

gangguan aliran darah ke organ lain, sehingga alirna darah ke otakpun


menjadi menurun dan terjadi iskemia otak (Cotena & Piazza, 2012).

2. Ensefalopati akibat metabolik


Ensefalopati metabolik terbagi menjadi 2 yaitu (Mardjono & Sidharta,
2004):
a. Ensefalopati metabolik primer
Yang tergolong dalam ensefalopati metabolik primer adalah
penyakit-penyakit yang memperlihatkan:
1) Degenerasi di substansia grisea otak, yaitu jacob-creutzfeltd,
penyakit pick, penyakit alzheimer, korea huntington, epilepsi
mioklonik progresiva dll.
2) Degenrasi di substansia alba otak, yaitu penyakit schilder dll
b. Ensefalopati metabolik sekunder
Penyebab

ensefalopati

metabolik

sekunder

sangat

banyak,

sehingga diklasifikasikan menurut sebab utamanya, yaitu:


1) Kekurangan zat asam, glukosa, kofaktor-kofaktor yang
diperlukan untuk metabolisme sel
a) Hipoksia
Hipoksia bisa muncul karena adanya penaykit paru-paru,
anemia,

intoksikasi

kabon

monoksida

dan

methemoglobinemia yang menyebabkan berkurang aliran


darah dan supply O2 ke otak, sehingga terjadi gangguan
pada otak seperti iskemia.
b) Iskemia
Iskemia bisa berkembang karena cerebral blood flow (CBF)
yang menurun akibat penurunan cardiac output pada
berbagai kelainan cardio vaskular (stenosis aorta, aritmia,
infark miokard). Penurunan CBF juga dapat terjadi karena
penurunan resistensi vaskular perifer, seperti pada sinkope
ortostatik dan volume darah yang rendah. Namun CBF juga
dapat menurun akibat peningkatan resistensi vaskular
seperti

pada

sindrom

hiperventilasi,

hipervisikositas, dan ensefalopati hipertensi.

sindrom

c) Hipoglikemia
Akibat

pemberian

insulin

atau

pembuatan

insulin

endogenik meningkat.
d) Defisiensi kofaktor thiamin, niacin, piridoksin dan vitamin
B1
2) Penyakit-penyakit organik di luar susunan saraf
a) Penyakit non endokrinologi seperti penyakit hepar, ginjal,
jantung, dan paru.
Penyakit pada hepar dapat memicu terjadinya ensefalopati
hepatikum. Hal ini disebabkan karena adanya disfungsi
hepar yang memicu terjadinya penumpukan zat-zat toksin
di dalam darah dan mencapai susunan saraf pusat, seperti
amonia, methionine dan asam amino rantai pendek.
Substansi toksik tersebut dapat menimbulkan kerusakan
pada otak. Selain itu disfungsi hepar menyebabkan neuron
kekurangan

susbtansi-substansi

yang berperan

untuk

metabolisme neuron, seperti cytidine dam uridin (Mardjono


& Sidharta, 2004). Selain itu terdapat empat teori yang
mendasari terjadinya kerusakan saraf pada orang dengan
kerusakan hepar seperti hepatitis, yaitu akumulasi dari
ammonia, kesalahan neurotransmiter yang berada pada
otak, ligan yang tidak normal pada reseptor amino butyric
acid benzodiazepine (GABA-BDZ), deposit mangan pada
ganglia basalis (Arya et al., 2010).
Penyakit ginjal, paru dan jantung juga dapat memicu
terjadinya kerusakan saraf yang diakibatkan karena adanya
gangguan

pada organ-organ tersebut sehinggasirkulasi

darah ke otak menjadi terganggu.


b) Penyakit endokrinologi: M. addison, M. Cushing, tumor
pankreas, tirotoksikosis.
3) Intoksikasi eksogenik

a) Sedatif (barbiturat, opiat, obat antikolinergik. ethanol dan


penenang)
b) Racun yang menghasilkan banyak katabolit acid, seperti
paraldehyde, methylalkohol dna ethylene.
c) Inhibitor enzim seperti cyanide, salicylat, dan logam-logam
berat
4) Gangguan balance air dan elektrolit
a) Hipo dan hipernatremia
b) Asidosis respiratorik dan metabolik
c) Alkalosis respiratorik dan metabolik
d) Hipo dan hiperkalemia
5) Trauma kapitis yang menimbulkan gangguan difus tanpa
perubahan morfologik seperti komosio.

B. EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian ensefalopati secara umum belum banyak diteliti,
penelitian dilakukan pada masing masing jenis ensefalopati. Penelitian
yang dilakukan di London, menunjukkan bahwa angka kejadian
ensefalopati hipoksik iskemik mencapai 150 per 57 ribu kelahiran hidup
atau berkisar 2,64% (Evans et al., 2001). Sedangkan penelitian yang
dilakukan di Australia Timur menunjukkan angka yang lebih u tinggi 164
per 43 ribu kelahiran hidup atau berkisar 3,8%. Diperkirakan berkisar 30%
kasus ensefalopati hipoksis pada negara maju dan naik menjadi 60% pada
negara berkembang berkairtan dengan kejadian hipoksik iskemik
intrapartum (Kurinczuk et al., 2010).
Ensefalopati terkait sepsis terjadi berkisar 9% hingga 71% pada pasien
yang menderita sepsis. Angka kejadian ensefalopati akibat timbal juga
sulit ditemukan, angka yang tersedia adalah kadar timbal dalam serum
yang lebih dari 10mcg/dL berkisar 88% pada 3 tahun terakhir. Dimana
kadar yang lebih dari 10mcg/dL pada darah dapat menyebabkan

ensefalopati pada anak (Chandran et al., 2010). Tidak ada data akurat
terkait dengan angka kejadian ensefalopati hepatik. Hepatik ensefalopati
yang dapat diklasifikasikan menjadi ensefalopati hepatik murni dan
ensefalopati hepatik minimal. Ensefalopati hepatik murni terjadi pada 3045% pasien dengan sirosis hepatis dan 10-50% pada pasien shunting
transjugular intrahepatik portosystemic. Ensefalopati hepatik minimal
biasanya terdiagnosis pada pasien sirosis hepatis dan pada pasien
hipertensi portal nonsirosis. Kejadian ensefalopati hepatik minimal
dilaporkan berkisar 20-84% pada pasien sirosis (Benedeto et al., 2010).

DiCarlo JV, Frankel LR. 2004. Neurologic Stabilization. In: Behrman RE,
Kliegman RM, Jenson HB. Nelson TextBook of Pediatrics. 17th ed.
Philadelphia: Saunders An Imprint of Elsevier Science.
Chandran L, Catalado R. 2010. Lead Poisoning: Basic and New
Developments. Pediatrics in Review. Vol 31(10): 399-407.
Benedeto SD, Stojanov D. 2010. Minimal Hepatik Encephalopaty. In: Editor
Team Faculty of Medicine University of Nis Serbia. Miscellanea on
EncephalopatiesA Second Look. Europe: InTech.
Cotena S, Piazza O. 2012. Sepsis Associated Encephalopathy. Traditional
Medicine. Vol 2(3): 20-27.
Arya R, Gulati S, Deopujari S. 2010. Management Of Hepatik
Encephalopathy In Children. Postgraduation Medical Journal. Vol 86: 34-41.
Evans K, Rigby AS, Hamilton P, Titchner N et al. 2001. The Relationship
Between Neonatal Encephalopathy And Cerebral Palsy: A Cohort Study. J
Obstet Gynaecol. Vol 21: 11420.
Kurinczuk JJ, White KM, Badawi N. 2010. Epidemiology of neonatal
encephalopathy and hypoksic ischemic encephalopathy. Early Human
Development. Vol 86: 329-338.

Anda mungkin juga menyukai