Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FISOLOGI HEWAN I
PENGUKURAN TEKANAN DARAH
OLEH
NAMA
: KURNIA SARI
NIM
: 08121004010
KELOMPOK
: IX
ASISTEN
ABSTRAK
I PENDAHULUAN
katup
ketika
kita
mendengan
jantung
dengan
stetoskop
tergantung pada kekuatan dan volume darah yang dipompa jantung, dan sebagian
lagi pada kontraksi otot dalam dinding arteriol. Kontraksi ini dipertahankan saraf
vasokonstriktor, dan ini dikendalikan pusat vasomotorik dalam medula oblongata
(Pearce 2010: 169).
Pada titik ini tekanan yang nampak pada kolam air raksa dalam manometer
dianggap tekanan sistolik. Kemudian tekanan dalam arteri brakialis perlahanlahan dikurangi sampai bunyi jantung atau pukulan denyut arteri dengan jelas
dapat didengar atau dirasakan. Dan titik dimana bunyi mulai menghilang
umumnya dianggap tekanan diastolik. Perbedaan antara sistole dan diastole
disebut tekanan nadi, dan normalnya berkisar antara 30 sampai 50 mmHg. Batas
terendah tekanan sistole pada orang-orang dewasa diperkirakan 105 mm Hg dan
batas teratas ialah 150. Pada wanita tekanan darahnya ialah 5 sampai 10 mm Hg
lebih rendah daripada pria (Pearce 2010: 169-170).
Tekanan darah, gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding
pembuluh, bergantung pada volume darah yang terkandung didalam pembuluh
darah compliance, atau distensibilitas diniding pembuluh (seberapa mudah
pembuluh tersebut diregangkan). Jika volume darah yang masuk ke arteri selama
periode yang sama maka tekanan darah arteri akan konstan. Namun, pada
kenyataannya tidaklah demikian. Sewaktu sistol ventrikel, satu isi sekuncup dari
masuk ke arteri dari ventrikel (Sherwood 2011: 373).
1.2
Tujuan Percobaan
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengukur tekanan darah.
II TINJAUAN PUSTAKA
Hipertensi berarti tekanan darah naik diatas normal. Tetapi sukar menetukan
nilai rata-rata tekanan darah normal untuk suatu golongan, meskipun yang
berumur 60an sering diberikan angka 160/90 sebagai batas terata. Akan tetapi,
banyak juga orang yang kelihantannya normal mmpunyai tekanan yang lebih
tinggi daripada batas tersebut. Umumnya terdapat perbedaan sebesar 40 sampai
50 mm Hg, antara tekanan sistolik dan diastolik. Sebuah tekanan diastolik
melebihi
130
mm
Hg
menunjukkan
adanya
hipertensi
yang
serius
tertutup parsial sebelum tekanan arteri turun dibawah tekanan manset dan arteri
kembali kolaps. Semburan darah ini turbulen sehingga dapat terdengar. Karena
itu, tekanan manset tertinggi saat bunyi pertama menunjukkan tekanan sistolik
(Sherwood 2011: 375-376).
Pada permulaan penentuan tekanan darah, manset dikembungkan ke tekanan
yang lebih besar daripada tekanan darah, sehingga arteri brakhialis kolaps. Karena
tekanan eksternal ini lebih besar daripada puncak tekanan internal maka arteri
terjepit total di sepanjang siklus jantung; tidak terdengar bunyi apapun, karena
tidak ada darah yang mengalir (Sherwood 2011: 375).
Hipotensi, tekanan darah rendah, dapat fisiologik dalam keadaan sehat,
sewaktu istirahat, sesudah lelah, dan pada beberapa orang tua. Adakalnya
hipotensi menjadi kendala dari miksudema dan dijumpai pada beberapa bentuk
tiroiditis yang tidak ganas, seperti pada penyakit Hashimoto, yang biasanya
memberi hasil baikdengan pemberian ekstrak tiroid (Pearce 2010: 173).
Apabila tekanan darah menurun terjadi refleks untuk meningkatkan kembali
tekanan, dengan cara meningkatkan frekuensi denyut jantung dan vasokotriksi,
sebaliknya jika tekanan darah meningkat akan timbul refleks menurunkan
frekuensi denyut jantung dan vasodilatasi. Perubahan tekanan darah ini dideteksi
oleh baroreseptor dibeberapa tempat dipembuluh darah arteri seperti : sinus
karotikus dan arkus aorta yang meneruskan impuls ke pusat refleks di medulla
oblongata (Judha 2011: 93).
Sewaktu tekanan manset terus turun, darah secara intermiten menyembur
melewati arteri dan menghasilkan suara seiring dengan siklus jantung setiap kali
tekanan arteri melebihi tekanan manset. Ketika tekanan manse akhirnya turun
dibawah tekanan diastol, arteri brakhialis tidak lagi terjepit sepanjang siklus
jantung, dan darah dapat mengalir tanpa terhambat melalui pembuluh
(Sherwood 2011: 376).
Mengukur tekanan darah menggunakan alat disebut sfignomanometer.
Lengan atas dibalut dengan selelmbar kantong karet yang dapat digembungkan,
yang terbungkus dalam sebuah manset, dan yang digandengkan dengan sebuah
pompa dan manometer. Dengan memmopa tekanan dalam kantong karet cepat
naik sampai 200 mm Hg yang cukup untuk mengepit sama sekali arteri brakial,
sehingga tak ada darah yang dapat lewat, dan denyut nadi pergelangan
menghilang. Kemudian tekanan diturunkan sampai disuatu titik dimana denyut
dapat dirasakan atau lebih cepat (Pearce 2010: 169).
Tekanan dapat diukur secara tak langsung dengan lebih mudah dengan
sfigmomanometer, suatu manset yang dapat dikembungkan dan dipasang secara
eksternal unutk mengukur tekanan. Ketika manset dilingkarkan di sekitar lengan
atas dan kemudian dikembungkan dengan udara maka tekanan manset disalurkan
melalui jaringan ke arteri brakhialis dibawahnya, pembuluh utama yang
membawa darah ke lengan bawah (Sherwood 2011: 375).
Tekanan darah ialah kekuatan tekanan ke dinding pembuluh darah yang
menampungnya. Tekanan ini berubah-ubah pada setiap tahap siklus jantung.
Selama sistole ventrikuler, pada saat ventikel kiri memaksa darh masuk aorta,
tekana naik sampai puncak, yang disebut tekanan sistolik. Selama diastole tekanan
turun. Nilai terendah disebut tekanan diastolik (Pearce 2010: 168-169).
3.1
08.00 sampai dengan pukul 10.00 WIB, dan bertempat di Laboratorium Fisiologi
Hewan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sriwijaya Indralaya.
3.2
3.3
Prosedur Percobaan
Diukur tekanan darah dengan spygnomanometer dengan posisi terlentang
untuk sistole dan distole. Manset diletakkan diatas tangan. Bel stetoskop
diletakkan diatas arteri brakialis (tengah lengan). Tekanan kemudian dinaikkan
dengan memompa kantong karet dalam manset untuk menghentikan aliran darah
dari arteri. Tekanan kemudian dilepaskan perlahan-lahan dan bunyi menutupnya
kantung jantung dapat didengar. Bunyi tersebut berhubungan dengan tekanan
dalam darah. Tekanan darah diukur.
4.1 Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:
Kelompok
Nama
Sistole
Diastole
IX
Anna Jayanti
110
71
IX
127
89
IX
Kurnia Sari
117
71
IX
Meki Novia
122
84
IX
114
75
4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini mengenai pengukuran tekanan darah, dimana alat yang
digunakan
diantaranya
stetoskop
dan
spygmomanometer
digital
dan
energi sehingga butuh aliran yang lebih cepat untuk suplai O2 dan nutrisi (tekanan
darah naik); 3. temperatur : menggunakan sistem renin-angiontensin vasokontriksi
perifer; 4. usia : semakin bertambah umur semakin tinggi tekan darah
(berkurangnya elastisitas pembuluh darah; 5. Emosi : Emosi Akan menaikan
tekanan darah.
Salah satu penyebab hipertensi sekunder adalah henti napas saat tidur.
Menurut Anonimb (2014:1), bahwa henti nafas saat tidur (sleep apnea) terjadi
karena menyempitnya saluran nafas atas, hingga walau gerakan nafas berusaha
memompa, seolah dicekik, tak ada udara yang dapat lewat. Setelah sesak beberapa
waktu, sistem tubuh akan membangunkan otak sejenak untuk menarik nafas.
Oksigen dalam tubuh jadi turun dan kembali normal secara berulang-ulang
(intermiten) sepanjang malam. Akibat penurunan oksigen (hipoksia) intermiten ini
akan memicu serangkaian reaksi dalam tubuh yang akan mengganggu kerja
jantung dan pembuluh darah hingga peningkatan tekanan darah.
Diagnosis hipertensi tidak bisa dibuat hanya dari sekali kunjungan.
Menurut Anonimc (2014: 2) menyatakan bahwa diagnosis hipertensi yang ideal
dibuat dari pengukuran tekanan darah yang diukur dari tiga kali kunjungan dalam
rentang waktu tiga bulan. Jika ketiganya menghasilkan pengukuran sebesar
sistolik sama dengan atau diatas 140 mmHg dan diastolik sama dengan atau diatas
90 mmHg, maka diagnosis hipertensi dapat ditegakkan. Akan tetapi, penilaian
klinis dan penghitungan faktor resiko terkait lainnya seringkali mengharuskan
dokter untuk segera menangani tekanan darah tinggi tersebut.
V KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN