PENDAHULUAN
1.1
Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan kali ini adalah untuk memahami tujuan,
sasaran, tata cara pelaksanaan, luaran, dan manfaat uji ketoksikan akut
suatu obat.
1.2
Dasar Teori
Toksikologi adalah pengetahuan tentang efek racun dari obat
terhadap tubuh dan sebenarnya termasuk pula dalam kelompok
farmakodinamika, karena efek terapeutis obat berhubungan erat
dengan efek toksisnya. Pada hakikatnya setiap obat dalam dosis yang
cukup tinggi dapat bekerja sebagai racun dan merusak organisme
(Sola dosis facit venenum: hanya dosis membuat racun, Paracelsus).
Pada umumnya, hebatnya reaksi toksis berhubungan langsung dengan
tingginya dosis: bila dosis diturunkan, efek toksis dapat dikurangi pula
(Tjay & Rahardja, 2002).
Ilmu tentang toksik sangat erat kaitannya dengan bahan kimia.
Penekanan
yang
utama
ilmu
tentang
racun
adalah
untuk
ekotoksikologi
dan
akhir-akhir
ini
tampaknya
telah
II.
CARA PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:
1. Gelas beker
2. Keranjang
3. Neraca analitik
4. Jarum suntik (1-2 mL)
5. Spuit oral dan sonde
6. Stopwatch
7. Tissue.
2.1.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
1. Propanolol HCl 60 mg/kg BB
2. Propanolol HCl 120 mg/kg BB
3. Propanolol HCl 240 mg/kg BB
2.1.3 Hewan Coba
Hewan coba yang digunakan pada percobaan ini adalah mencit
jantan atau betina.
Kel. 3&4
Kel. 5&6
Propranolol HCl
60 mg/kg BB
Propranolol HCl
120 mg/kg BB
Propranolol HCl
240 mg/kg BB
DAFTAR PUSTAKA
Flammarion P. & Pery A. 2004. Apports de la modlisation des effets des toxiques
sur lindividu et la population en cotoxicologie aquatique
http://www.erudit.org/revue/rseau/2004/v17/n4/705545ar.html
Diakses tanggal 20 November 2011.
Ganiswarna, S.G. 2005. Farmakologi dan Terapi Edisi 4. Penerjemah : Bagian
Farmakologi dan Terapi. FKUI. Jakarta.
Katzung, G. B. 2001. Farmakologi Dasar dan Klinik. Penerjemah Nugroho, A.W.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Mutschler, E. 2002. Dinamika Obat Edisi Kelima. Penerjemah Widianto, M.B
Penerbit ITB. Bandung.
Seidle, T. 2010. Cross-Sector Review of Drivers and Available 3Rs Approaches
for Acute Systemic Toxicity Testing
http://toxsci.oxfordjournals.org/content/116/2/382.full.pdf+html
Diakses tanggal 20 November 2011
Tjay, T. H. & K. Rahardja. 2002. Obat-Obat Penting Edisi Kelima. PT. Elex
Media Komputindo. Jakarta.
LAMPIRAN
1.
Jelaskan perbedaan tata cara perhitungan LD50 antara metode Miller &
Tainter, Thomson-Weil, dan Litchfiel-Wilcoxon?
2.
Jelaskan tujuan, sasaran, luaran dan manfaat uji ketoksikan akut suatu obat?
Jawab:
1.
Cara perhitungan LD50 dengan metode Miller & Tainter adalah metode
perhitungan dengan menggunakan persamaan linier (log dosis VS probit),
persamaannya y= bx + a, dimana a adalah probit, dimana 50% hewan uji
mati, dan x adalah log dosis, setelah didapat x maka dicari harga log x nya,
harga inilah yang merupakan LD50. Sedangkan dengan metode ThomsonWeil adalah suatu metode dengan menggunakan rumus: Log LD 50= log Do +
d (f+1), dimana d= log faktor geometrik atau kelipatan dosis, f = bilangan
dari tabel Weil. Sedangkan metode Litchfiel-Wilcoxon adalah metode yang
didasarkan pada kekerabatan antara peringkat dosis dan % hewan yang
menunjukkan respons.
Menurut Farmakope Indonesia III penelitian toksisitas akut harus memenuhi syarat
sebagai berikut: 1) Menggunakan seri dosis dengan pengenceran berkelipatan tetap.
2) Jumlah hewan percobaan atau jumlah biakan jaringan tiap kelompok harus sama.
3) Dosis diatur sedemikikan rupa, sehingga memberikan efek dari 0% sampai 100%.
Nilai LD 50 dapat dihitung dengan rumus: m = a b (pi 0,5 )
m = log LD50
a = logaritma dosis terendah yang masih menyebabkan kematian 100% tiap
kelompok.
b = beda logaritma dosis yang berurutan.
pi = jumlah hewan yang mati yang menerima dosis
i dibagi dengan jumlah hewan seluruhnya yang menerima dosis i
2.
pada