usaha dari para pengusaha mikro, kecil, dan menengah (PMKM) serta
koperasi. Sehubungan dengan itu, langkah-langkah kebijakan yang
telah dilaksanakan selama itu, termasuk dalam 10 bulan terakhir,
diutamakan dalam rangka menata kembali landasan hukum dan
kelembagaan pendukung lain bagi pengembangan UMKM dan
koperasi.
Dalam rangka memfasilitasi terselenggaranya iklim dan
lingkungan usaha yang efisien secara ekonomi dan sehat dalam
persaingan bagi kelangsungan usaha dan peningkatan kinerja UMKM,
langkah pokok yang dilakukan antara lain adalah menyempurnakan
peraturan perundangan untuk membangun landasan legalitas usaha
yang kuat bagi UMKM serta menyederhanakan birokrasi dan
perizinan. Sehubungan dengan itu, telah dilakukan pengkajian secara
komprehensif terhadap UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil
yang dirasakan belum optimal dalam mendukung upaya peningkatan
peran usaha kecil dalam perekonomian nasional, terutama dalam
menghadapi berbagai kendala dan hambatan, baik yang bersifat
eksternal maupun yang bersifat internal. Dalam UU No. 9 Tahun 1995
usaha mikro masih dikelompokkan ke dalam usaha kecil. Padahal,
jumlahnya mencapai puluhan juta dan bahkan sebagai unsur utama
pelaku usaha nasional serta memiliki karakteristik yang berbeda
dengan usaha kecil. Di sisi lain, diperlukan pula dukungan yang lebih
tegas kepada usaha menengah dalam mengembangkan usahanya.
Sebagai hasil pengkajian itu, telah tersusun naskah RUU
Pemberdayaan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah yang
merupakan penyempurnaan dari UU No. 9 Tahun 1995.
Selanjutnya, penyempurnaan UU No. 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian yang telah dilakukan sejak tahun-tahun sebelumnya
terus dilanjutkan. Naskah RUU Koperasi yang telah tersusun juga
telah disosialisasikan dan dibahas dengan berbagai pihak yang terkait
dan berkepentingan. Sehubungan dengan itu, diupayakan agar RUU
Koperasi itu dapat dimasukkan ke dalam Program Legislasi Nasional
(Prolegnas) 2005. Adapun pokok-pokok perubahan dalam RUU
Koperasi itu, antara lain menyangkut pengaturan perangkat organisasi,
modal koperasi, pengesahan badan hukum, kegiatan usaha koperasi
simpan pinjam, pemeriksaan koperasi, dan surplus hasil usaha.
20 - 4
20 - 10