Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) adalah tekanan yang diakibatkan dari aliran darah yang
dipompa oleh jantung, mengalir cepat sehingga menekan dan merusak dinding arteri pada
pembuluh darah. Seseorang dikatakan memiliki hipertensi jika pada pemeriksaan, tekanan
darah diatas 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik yang biasa ditulis 140/90 mmHg.
Kelebihan berat badan, sensitifitas garam, konsumsi alkohol, kebiasaan hidup tidak sehat dan
faktor keturunan adalah beberapa faktor penyebab munculnya masalah hipertensi.
Ada banyak kasus dimana wanita hamil dengan hipertensi mampu menjaga kehamilan
sampai dengan kelahiran dengan selamat. Dengan bantuan medis selama kehamilan,
komplikasi selama kehamilan dapat dicegah. Bagaimanapun juga, hipertensi selama
kehamilan selalu dibutuhkan perhatian khusus.
Wanita hamil yang menderita hipertensi dimulai sebelum hamil, memiliki kemungkinan
komplikasi pada kehamilannya lebih besar dibandingkan dengan wanita hamil yang
menderita hipertensi ketika sudah hamil. Karena beberapa wanita hamil memiliki
kemungkinan menderita hipertensi selama kehamilan karena beberapa faktor.
Banyak akibat yang bisa ditimbulkan oleh hipertensi. Resiko terbesar hipertensi pada wanita
hamil adalah kerusakan pada ginjal. Pada kasus yang lebih serius, ibu bisa menderita
preeclampsia atau keracunan pada kehamilan, yang akan sangat membahayakan baik baik ibu
maupun bagi janin. Selain itu hipertensi bisa menyebabkan kerusakan pembuluh darah,
stroke, dan gagal jantung di kemudian hari. Preeclampsia dimulai pada kehamilan minggu ke20, sebagai akibat dari hipertensi. Berpengaruh pada ginjal dan pengeluaran protein melalui
urin, juga mempengaruhi otak, placenta dan hati (liver). Pada janin, preeclampsia bisa
menyebabkan berat badan lahir rendah, keguguran, dan lahir prematur.
Berdasarkan penelitian, preeclampsia menjadi penyebab terbesar nomer 2 pada kasus
keguguran atau kematian janin. Gejala-gejala yang ditimbulkan berupa sering pusing,
penglihatan yang kabur dan sensitif terhadap sinar, juga proteinuria (protein pada urin) pada
pemeriksaan laboratorium.

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian dari hipertensi dalam kehamilan


2. Untuk mengetahui Klsifiksi hipertensi dalam kehamilan
3. Untuk mengetahui gejala timbulnya pada hipertensi dalam kehamilan
4. Untuk mengetahui penanganan hipetrensi dalam kehamilan

BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Penyakit Hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum
kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas. (Obsteri Patologi, Univ.
Padjajaran Bandung, 1984)
Hipertensi adalah kelainan yang tidak diketahui etiologinya yang terjadi dalam
kehamilan, dimanifestasikan dengan hipertensi, (tekanan sistolik 30 mmHg dan atau tekanan
diastolik 15 mmHg di atas nilai dasar) edema dan proteinura (preeklamasia) yang dapat
berlanjut pada kejang/koma (eklamsia). (Rencana Perawatan Material Bayi, 2001)
2. Etiologi
Penyebab hipertensi pada sebagian besar kasus, tidak diketahui sehingga disebut
hipertensi esensial. Namun demikian, pada sebagian kecil kasus hipertensi merupakan akibat
sekunder prosespenyakit lainnya, seperti ginjal; defek adrenal; komplikasi terapi obat.
Penyebab hipertensi dalam kehamilan adalah:
1. Hipertensi esensial
penyakithipertensi yang disebabkan oleh faktor herediter, faktoremosi (Stress) dan
lingkungan (pola hidup).
2. Penyakit Ginjal
Penyakit ginjal dan gejala hipertensi dan dapat dijumpai pada wanita hamil adalah :
Glomerulonefritis akut dan kronik
Plelenofritus akut dan kronik (Sinopsis Obstruksi, 1989)
Hipertensi pada kehamilan jauh lebih besar kemungkinannya timbul pada wanita yang :
1.
Terpajan ke vilus korion untuk pertama kali
2.
Terpajan ke vilus korion dalam jumlah sangat besar, seperti pada kehamilan kembar
atau mola hidatiosa
3.
Sudah mengidap penyakit vaskular
4.
Secara genetis rentan terhadap hipertensi yang timbul saat hamil

3. Gejala hipertensi pada ibu hamil :


Sakit kepala
Mudah lelah
Mual, MuntaH
Sesak napas
Gelisah
Perdarahan dari hidung
Wajah kemerahan
Pandangan menjadi kabur sebab adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
Manifestasi klinis untuk Hipertensi ringan dalam kehamilan antara lain :
1.
2.
3.

Tekanan darah diastolik < 100 mmHg


Proteinuria samar sampai +1
Peningkatan enzim hati minimal

Manifestasi klinis untuk Hipertensi berat dalam kehamilan antara lain:


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Tekanan darah diastolik 110 mmHg atau lebih


Proteinuria + 2 persisten atau lebih
Nyeri kepala
Gangguan penglihatan
Nyeri abdomen atas
Oliguria
Kejang
Kreatinin meningkat
Trombositopenia

10. Peningkatan enzim hati


11. Pertumbuhan janin terhambat
12. Edema paru

4. Klasifikasi Hipertensi Dalam Kehamilan


Klasifikasihipertensi dalam kehamilan adalah sebagai berikut:
1. Hipertensi esensial.
2. Hipertensi esensial disertai superimposed pregnancy-induced hypertension.
3. Hipertensi diinduksi kehamilan(pregnancy-induced hypertension, PIH).

4. Pre-eklamsia.
5. Eklamsia.
Klasifikasi menurut American Committee and Maternal Welfare:
1.
Hipertensi yang hanya terjadi dalam kehamilan dan khas untuk kehamilan ialah
preeklamsi dan eklamsi.
Diagnosa dibuat atas dasar hipertensi dengan proteinuri atau oedema atau kedua-duanya
pada wanita hamil setelah minggu 20.
1.

Hypertensi yang kronis.

Diagnosa dibuat atas adanya hipertensi sebelum kehamilan atau penemuan hipertensi
sebelum minggu ke 20 dari kehamilan dan hipertensi ini tetap setelah kehamilan berakhir.
1.
Preklamsi dan eklamsi yang terjadi atas dasar hipertensi yang kronis. Pasien dengan
hipertensi yang kronis sering memberat penyakitnya dengan kehamilan, dengan gejala-gejala
hipertensi naik, proteinuri, oedem dan kelainan retina.
2.
Transient hypertension.
Diagnosa dibuat kalau timbul hipertensi dalam kehamilan atau dalam 24 jam pertama dari
nifas pada wanita yang tadinya normotensif dan yang hilang dalam 10 hari post partum.
Hipertensi pada saat kehamilan yang dibahas dalam makalah ini adalah hipertensi akut,
karena hanya muncul pada saat hamil, dan sebagian besar tidak memiliki riwayat hipertensi
sebelumnya.

5. PATOFISIOLOGI
Pada ibu hamil normal plasenta menghasilkan progesteron yang bertambah hal ini
menyebabkan ekresi natrium lebih banyak karena progesteron berfungsi sebagai diuretik
ringan.Kehilangan natrium menyebabakan penyempitan dari vilume darah kompartemen
vaskuler, pada kehamilan dengan pre eklamsi menunjukan adanya peningkatan resistensi
perifer dan vasokontriksi pada ruang vaskuler,

bertanbahnya protein serum (albumin dan globulin ) yang lolos dalam urine disebabkan oleh
adanya lesi dalam glomerolus ginjal, sehimgga terjadi oliguri karena menurunya aliran darah
ke ginjal dan menurunya GFR (glomerulus filtrat rate ) kenaikan berat badan dan oedema
yang disebabka penambahan cairan yang berlebiha dalam ruang intrestisial mungkin
berhubungan dengan adanya retensi air dan garam, terjadinya pergeseran cairan dari ruang
intravaskuler ke intertisialdiikuti oleh adanya kenaikan hematokrit, peningkatan protei serum

menambah oedem dan menyebabkan volume darah berkurang, visikositas darah meningkat
dan waktu peredaran darah teri menjadi lama.
6. Pemeriksaan Diagnostik
1.
CT-Scan Hepar menunjukkan hematom subkapsularis di hepar
2.
MRI memungkinkan diperolehnya resolusi yang lebih baik, tetapi kausa mendasar
tentang lesi-lesi masih belum terungkapkan

7. PENATALAKSANAAN
Adapun penatalaksanaannya antara lain :
1. Deteksi Prenatal Dini
Waktu pemeriksaan pranatal dijadwalkan setiap 4 minggu sampai usia kehamilan 28
minggu, kemudian setiap 2 minggu hingga usia kehamilan 36 minggu, setelah itu setiap
minggu.
2. Penatalaksanaan Di Rumah Sakit
Evaluasi sistematik yang dilakukan mencakup :
Pemeriksaan terinci diikuti oleh pemantauan setiap hari untuk mencari temuan-temuan
klinis seperti nyeri kepala, gangguan penglihatan, nyeri epigastrium, dan pertambahan berat
yang pesat.
Berat badan saat masuk
Analisis untuk proteinuria saat masuk dan kemudian paling tidak setiap 2 hari
Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk setiap 4 jam kecuali antara tengah malam
dan pagi hari
Pengukuran kreatinin plasma atau serum, gematokrit, trombosit, dan enzim hati dalam
serum, dan frekuensi yang ditentukan oleh keparahan hipertensi
Evaluasi terhadap ukuran janin dan volume cairan amnion baik secara klinis maupun USG
Terminasi kehamilan
Pada hipertensi sedang atau berat yang tidak membaik setelah rawat inap biasanya
dianjurkan pelahiran janin demi kesejahteraan ibu dan janin. Persalinan sebaiknya diinduksi
dengan oksitosin intravena. Apabila tampaknya induksi persalinan hampir pasti gagal atau
upaya induksi gagal, diindikasikan seksio sesaria untuk kasus-kasus yang lebih parah.

3. Terapi Obat Antihipertens


Pemakaian obat antihipertensi sebagai upaya memperlama kehamilan atau memodifikasi
prognosis perinatal pada kehamilan dengan penyulit hipertensi dalam berbagai tipe dan
keparahan telah lama menjadi perhatian.
4. Penundaan Pelahiran Pada Hipertensi Berat
Wanita dengan hiperetensi berat biasanya harus segera menjalani pelahiran. Pada tahuntahun terakhir, berbagai penelitian diseluruh dunia menganjurkan pendekatan yang berbeda
dalam penatalaksanaan wanita dengan hiperetensi berat yang jauh dari aterm. Pendekatan ini
menganjurkan penatalaksanaan konservatif atau menunggu terhadap kelompok tertentu
wanita dengan tujuan memperbaiki prognosis janin tanpa mengurangi keselamatan ibu.

B.ASUHAN KEPERAWATAN PADA HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN


1. PENGKAJIAN
Pengumpulan Data
Data-data yang perlu dikaji adalah berupa
Identitas klien
Keluhan Utama
Pasien dengan hipertensi pada kehamilan didapatkan keluhan berupa seperti sakit kepala
terutama area kuduk bahkan mata dapat berkunang-kunang, pandangan mata kabur,
proteinuria (protein dalam urin), peka terhadap cahaya, nyeri ulu hati.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pada pasien jantung hipertensi dalam kehamilan, biasanya akan diawali dengan tanda-tanda
mudah letih, nyeri kepala (tidak hilang dengan analgesik biasa ), diplopia, nyeri abdomen atas
(epigastrium), oliguria (<400 ml/ 24 jam)serta nokturia dan sebagainya. Perlu juga
ditanyakan apakah klien menderita diabetes, penyakit ginjal, rheumatoid arthritis, lupus atau
skleroderma, perlu ditanyakan juga mulai kapan keluhan itu muncul. Apa tindakan yang telah
dilakukan untuk menurunkan atau menghilangkan keluhan-keluhan tersebut
Riwayat Penyakit Dahulu
Perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit seperti kronis hipertensi
(tekanan darah tinggi sebelum hamil), Obesitas, ansietas, angina, dispnea, ortopnea,
hematuria, nokturia dan sebagainya. Ibu beresiko dua kali lebih besar bila hamil dari
pasangan yang sebelumnya menjadi bapak dari satu kehamilan yang menderita penyakit ini.

Pasangan suami baru mengembalikan resiko ibu sama seperti primigravida. Hal ini
diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor predisposisi
Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit-penyakit yang
disinyalir sebagai penyebab jantung hipertensi dalam kehamilannya. Ada hubungan genetik
yang telah diteliti. Riwayat keluarga ibu atau saudara perempuan meningkatkan resiko empat
sampai delapan kali
Riwayat Psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta
bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya

Pengkajian Sistem Tubuh


B1 (Breathing)
Pernafasan meliputi sesak nafas sehabis aktifitas, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat
merokok, penggunaan obat bantu pernafasan, bunyi nafas tambahan, sianosis
B2 (Blood)
Gangguan fungsi kardiovaskular pada dasarnya berkaitan dengan meningkatnya afterload
jantung akibat hipertensi. Selain itu terdapat perubahan hemodinamik, perubahan volume
darah berupa hemokonsentrasi. Pembekuan darah terganggu waktu trombin menjadi
memanjang. Yang paling khas adalah trombositopenia dan gangguan faktor pembekuan lain
seperti menurunnya kadar antitrombin III. Sirkulasi meliputi adanya riwayat hipertensi,
penyakit jantung coroner, episodepalpitasi, kenaikan tekanan darah, takhicardi, kadang bunyi
jantung terdengar S2 pada dasar , S3 dan S4, kenaikan TD, nadi denyutan jelas dari karotis,
jugularis, radialis, takikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat,
sianosis, suhu dingin.
B3 (Brain)
Lesi ini sering karena pecahnya pembuluh darah otak akibat hipertensi. Kelainan radiologis
otak dapat diperlihatkan dengan CT-Scan atau MRI. Otak dapat mengalami edema vasogenik
dan hipoperfusi. Pemeriksaan EEG juga memperlihatkan adanya kelainan EEG terutama
setelah kejang yang dapat bertahan dalam jangka waktu seminggu.Integritas ego meliputi
cemas, depresi, euphoria, mudah marah, otot muka tegang, gelisah, pernafasan menghela,
peningkatan pola bicara. Neurosensori meliputi keluhan kepala pusing, berdenyut , sakit
kepala sub oksipital, kelemahan pada salah satu sisi tubuh, gangguan penglihatan (diplopia,
pandangan kabur), epitaksis, kenaikan terkanan pada pembuluh darah cerebral

B4 (Bladder)
Riwayat penyakit ginjal dan diabetes mellitus, riwayat penggunaan obat diuretic juga perlu
dikaji. Seperti pada glomerulopati lainnya terdapat peningkatan permeabilitas terhadap
sebagian besar protein dengan berat molekul tinggi. Sebagian besar penelitian biopsy ginjal
menunjukkan pembengkakan endotel kapiler glomerulus yang disebut endoteliosis kapiler
glomerulus. Nekrosis hemoragik periporta dibagian perifer lobulus hepar kemungkinan besar
merupakan penyebab meningkatnya kadar enzim hati dalam serum
B5 (Bowel)
Makanan/cairan meliputi makanan yang disukai terutama yang mengandung tinggi garam,
protein, tinggi lemak, dan kolesterol, mual, muntah, perubahan berat badan, adanya edema.
B6 (Bone)
Nyeri/ketidaknyamanan meliputi nyeri hilang timbul pada tungkai,sakit kepala sub oksipital
berat, nyeri abdomen, nyeri dada, nyeri ulu hati. Keamanan meliputi gangguan cara berjalan,
parestesia, hipotensi postural

2. DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan ditegakkan melalui analisis cermat terhadap hasil pengkajian.
Diagnosa keperawatan yang umum untuk orang tua dengan gangguan hipertensi pada
kehamilan meliputi hal-hal berikut.
1. Perubahan perfusi jaringan/organ, menurun, b.d

Hipertensi

Vasospasme siklik

Edema serebral

Perdarahan

2. Risiko tinggi cedera ibu b.d


Iritabilitas SSP akibat edema otak, vasospasme, penurunan perfusi ginjal

3. Risiko tinggi cedera pada janin b.d


Insufisiensi uteroplasenta

Kelahiran premature

Solusio plasenta

4. Risiko tinggi gangguan pertukaran gas b.d


Terapi magnesium sulfat

Edema paru

5. Risiko tinggi mengalami solusio plasenta b.d


Vasospasme sistemik

Hipertensi

Penurunan perfusi uteroplasenta

6. Ansietas b.d efeknya pada ibu dan janin


3. INTERVENSI
1. Perubahan perfusi jaringan b.d. Hipertensi, Vasospasme siklik, Edema serebral,
Perdarahan
Tujuan : tidak terjadi vasospasme dan perfusi jaringan tidak terjadi

Kriteria hasil : klien akan mengalami vasodilatasi ditandai dengan diuresis, penurunan
tekanan darah, edema
Implementasi
1.
Memantau asupan oral dan
ifus IV MGSO4
2.
Memantau urin yang kluar
3.
Memantau edema yang
terlihat
4.
Mempertahankan tirah
baring total dengan posisi miring

Rasional
1.
MGSO4 adalah obat anti kejang
yang bekerja pada sambungan
mioneural dan merelaksasi vasospasme
sehingga menyebabkan peningkatan
perfusi ginjal, mobilisasi cairan ekstra
seluler (edema dan diuresis
2.
Tirah baring menyebabkan aliran
darah urtero plasenta, yang sering kali
menurunkan tekanan darah dan
meningkatkan dieresis

2. Resiko cedera tinggi pada ibu b.d. iritabilitas SSP


Tujuan : gangguan SSP akan menurun mencapai tingkat normal

Kriteria hasil : klien tidak mengalami kejang


Implementasi
Rasional
1.
Mendapatkan data-data dasar
data-data dasar dugunakan untuk
(misal DTRs,klonus)
memantau hasil terapi
1.
Memantau pemberian IV MGSO4 adalah obat anti kejang
MgSO4 dan kadar serum MgSO4
yang bekerja pada sambungan
mioneural dan merelaksasi
vasospasme
1.
mengkaji adanya
kemungkinankeracunan MgSO4
Dosis yang berlebih akan
1.
mempertahankan lingkungan
yang tenang, gelap dan nyaman

membuat kerja otot menurun


sehingga dapat menyebabkan
depresi pernapasan berat
Rangsangan kuat, misalnya
cahaya terang dan suara keras
dapat menimbulkan kejang

3. Resiko tinggi cedera pada janin b.d fetal distress


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi fetal distress pada janin

Kriteria hasil : DJJ ( + ) : 12-12-12


Implementasi
1. Monitor DJJ sesuai indikasi
2. Kaji tentang pertumbuhan janin

Rasional
Peningkatan DJJ sebagai indikasi
terjadinya hipoxia, prematur dan solusio
3. Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta
plasenta ( nyeri perut, perdarahan, rahim Penurunan fungsi plasenta mungkin
diakibatkan karena hipertensi sehingga
tegang, aktifitas janin turun )
timbul IUGR
4. Kaji respon janin pada ibu yang
Ibu dapat mengetahui tanda dan gejala
diberi SM
solutio
plasenta dan tahu akibat hipoxia
5. Kolaborasi dengan medis dalam
bagi janin
pemeriksaan USG dan NST
Reaksi terapi dapat menurunkan
pernafasan janin dan fungsi jantung serta
aktifitas janin
USG dan NST untuk mengetahui
keadaan/kesejahteraan janin
4. Kecemasan berhubungan dengan ancaman cedera pada bayi sebelum lahir
Tujuan: ansietas dapat teratasi

Kriteria hasil:
1. Tampak rileks, dapat istirahat dengan tepat
2. Menuujukkan ketrampilan pemecahan masalah
Intervensi
Mandiri
1.
Kaji tingkat ansietas pasien.
Perhatikan tanda depresi dan
pengingkaran
2.
Dorong dan berikan kesempatan
untuk pasien atau orang terdekat
mengajukan pertanyaan dan menyatakan
masalah
3.
Dorong orang terdekat
berpartisipasi dalam asuhan, sesuai
indikasi

Rasional
Mandiri
1.
Membantu menentukan jenis
intervensi yang diperlukan
2.
Membuat perasaan terbuka dan
bekerja sama untuk memberikan
informasi yang akan membantu
mengatasi masalah
1.
Keterlibatan meningkatka
perasaan berbagi, manguatkan perasaan
berguna, memberikan kesempatan untuk
mengakui kamampuan individu dan
memperkecil rasa takut karena
ketidaktahuan

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penyakit Hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum
kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas. (Obsteri Patologi, Univ.
Padjajaran Bandung, 1984)
Ada banyak factor yang mengakibatkan terjadinya hipertensi pada ibu hamil, antara
lainnya sebagai berikut:
1.

Hipertensi esensial

Hipertensi esensial adalah penyakithipertensi yang disebabkan oleh faktor herediter,


faktoremosi (Stress) dan lingkungan (pola hidup).
2.

Penyakit Ginjal

Penyakit ginjal dan gejala hipertensi dan dapat dijumpai pada wanita hamil adalah :
Glomerulonefritis akut dan kronik
Plelenofritus akut dan kronik (Sinopsis Obstruksi, 1989)
Klasifikasihipertensi dalam kehamilan adalah sebagai berikut:
1.

Hipertensi esensial.

2.

Hipertensi esensial disertai superimposed pregnancy-induced hypertension.

3.

Hipertensi diinduksi kehamilan(pregnancy-induced hypertension, PIH).

4.

Pre-eklamsia.

5.

Eklamsia.

Hipertensi pada kehamilan jauh lebih besar kemungkinannya timbul pada wanita yang :
1Terpajan ke vilus korion untuk pertama kali
2Terpajan ke vilus korion dalam jumlah sangat besar, seperti pada kehamilan kembar atau
mola hidatiosa
3Sudah mengidap penyakit vaskular
4Secara genetis rentan terhadap hipertensi yang timbul saat hamil

B. SARAN
Diharapkan ibu hamil dapat menjaga atau memperhatikan factor- factor yang dapat
mengakibatkan seseorang itu dapat terjadi hipertensi pada ibu hamil factor- factor antara
lainnya adalah factor stress, pola hidup dan lain-lain.
Kami sadar Dalam pembuatan makalah ini saya masih terdapat banyak kekuranganuntuk
itu saya mohon saran demi menyempurnakan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.qirtin.com/asuhan-keperawatan-ibu-hamil-hipertensi/
Read more: http://www.qirtin.com/asuhan-keperawatan-ibu-hamilhipertensi/#ixzz1qmZmI6xx
ASKEP HIPERTENSI PADA IBU HAMIL _ Blog Nursing Putri Rahza UNAIR.htm

Anda mungkin juga menyukai