Anda di halaman 1dari 10

ACARA III

TEORI KEMUNGKINAN DAN PENGUJIAN RASIO GENETIK


A. PENDAHULUAN
1. Teori Dasar
Terbentuknya individu hasil persilangan yang dapat dilihat dalam
wujud fenotip, pada dasarnya hanya merupakan kemungkinan-kemungkinan
pertemuan gamet jantan dengan gamet betina. Keturunan hasil suatu
perkawinan atau persilangan tidak dapat dipastikan begitu saja, melainkan
hanya diduga berdasarkan peluang yang ada. Sehubungan dengan itu, peranan
teori kemungkinan sangat penting dalam mempelajari genetika.
Kemungkinan peristiwa yang diharapkan merupakan perbandingan
antara peristiwa yang diharapkan dengan segala peristiwa yang mungkin
terjadi terhadap suatu obyek. Ibaratkan obyek itu sebagai sebuah mata uang,
sifat kejadiannya ialah lentingan, peristiwanya ialah mata uang itu angka atau
gambar setelah dilentingkan. Jumlah peristiwa di sini adalah angka-gambar
yaitu dua. Jika diharpkan sekali lentingan terbuka angka maka nilai
kemungkinannya adalah setengah.
Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menentukan nisbah
atau nilai yang diharapkan dari tipe-tipe persilangan genotip yang berbeda.
Penggunaa teori ini memungkinkan kita untuk menduga kemungkinan
perolehan hasil tertentu dari persilangan tersebut.
Untuk mengevaluasi suatu hipotesis genetika diperlukan suatu uji
yang dapat mengubah deviasi-deviasi dari nilai-nilai yang diharapkan menjadi
probabilitas dari ketidaksamaan demikian yang terjadi oleh peluang. Uji ini
harus juga memperhatikan besar sampael dan jumlah peubah (derajat bebas).
Uji ini dikenal dengan uji X2 (Chi Square Test).
Rumus uji X2 diperoleh K. Person, yang diperlukan untuk
mengetahui fenotip praktis yang dapat dipertanggung jawabkan dan sesuai
dengan rasio fenotip teoritis (Yatim, 1983). Rasio fenotip hasil percobaan

tidak selalu sama dengan rasio fenotip teoritis yang diharapkan. Rumus Chi
Square (X2) digunakan untuk mengetahui bahwa sampai di mana batasan
suatu hasil percobaan memenuhi rasio fenotip teoritis.
Metode chi square merupakan cara yang dapat dipakai untuk
membandingkan data percobaan yang diperoleh dari persilangan-persilangan
dengan hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesis secara teoritis (Crowder,
1986).
Dalam praktikum ini, penggunaan teori kemungkinan dan uji X 2
dengan tingkat kepercayaan tertentu akan diperagakan secara sederhana
dengan melihat hasil pelemparan uang logam, dengan harapan praktikan dapat
berlatih menggunakan uji X2 dan dapat menggunakannya kembali untuk
persilangan yang sesungguhnya.
2. Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini yaitu agar praktikan dapat berlatih
menggunakan uji X2 dan dapat menggunakannya kembali untuk persilangan
yang sesungguhnya.

B. BAHAN DAN ALAT


1. Bahan yang digunakan:
3 buah uang logam koin
2. Alat yang digunakan:
- Lembar pengamatan
- Alat tulis

C. PROSEDUR KERJA
1. Satu keping mata uang logam dilempar ke atas, lalu dicatat hasilnya (angka
atau gambar). Pelemparan dilakukan sebanyak 50x dan 100x. Hasilnya
dianalisa dengan uji X2.
2. Hal yang sama dilakukan untuk kasus 2 keping uang logam yang dilempar
sekaligus serta 3 keping uang logam yang dilempar sekaligus.
3.

Semua data dicatat pada lembar pengamatan.

D. HASIL PENGAMATAN
a. Menggunakan 1 keping uang logam sebanyak 50x pelemparan
Karakteristik yang diamati
Angka

Gambar

O (observasi)
20
30
E (harapan)
25
25
((O E) 0,5)2
30,25
20,25
O E 0,52
1,21
0,81
E
X2
2,02
b. Menggunakan 1 keping uang logam sebanyak 100x pelemparan

Total
50
50
50
2,02

Karakteristik yang diamati


O (observasi)
E (harapan)
((O E) 0,5)2
O E 0,52
E
X2

Angka

Gambar

Total

48
50
6,25

52
50
2,25

100
100
8,5

0,125

0,045

0,17

0,17

c. Menggunakan 2 keping uang logam sebanyak 50x pelemparan


Karakteristik yang diamati
O (observasi)
E (harapan)
(O E)2
O E2
E
X2

AA

GA

GG

Total

13
12,5
0,25

22
25
9

15
12,5
6,25

50
50
15,5

0,02

0,36

0,5

0,88

0,88

d. Menggunakan 2 keping uang logam sebanyak 100x pelemparan


Karakteristik yang diamati
AA

GA

GG

Total

O (observasi)
E (harapan)
(O E)2
O E2
E
X2

24
25
1

54
50
16

22
25
9

100
100
26

0,04

0,32

0,36

0,72

0,72

e. Menggunakan 3 keping uang logam sebanyak 50x pelemparan


Karakteristik yang diamati
GGG
O (observasi)
E (harapan)
(O E)2
O E2
E
X2

GGA

4
21
6,25
18,75
5,0625 5,0625
0,81

0,27

GAA

AAA

Total

20
18,75
1,5625

5
6,25
1,5625

50
50
13,25

0.083

0,25

1,413

1,413

f. Menggunakan 3 keping uang logam sebanyak 100x pelemparan


Karakteristik yang diamati
O (observasi)
E (harapan)
(O E)2
O E2
E
X2

GGG

GGA

GAA

AAA

Total

14
12,5
6,25

36
37,5
2,25

38
37,5
2,25

12
12,5
0,25

100
100
11

0,5

0,06

0,06

0,02

0,64

0,64

E. PEMBAHASAN
Teori kemungkinan merpakan dasar untuk menentukan nisbah yang
diharapkan dari tipe-tipe persilangan genotip yang berbeda. Penggunaan teori ini
memungkinkan kita untuk menduga kemungkinan diperolehnya suatu hasil
tertentu dari persilangan tersebut.
Metode Chi Square adalah cara yang dapat kita pakai untuk
membandingkan data percobaan yang diperoleh dari persilangan-persilangan
dengan hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesis secara teoritis. Dengan cara
ini kita dapat menentukan satu nilai kemungkinan untuk menguji hipotesis itu. Uji
Chi Square merupakan uji nyata (goodness of fit) apakah hasil percobaan yang
diperoleh benar atau menyimpang dari nisbah yang diharapkan, tidak secara
kebetulan (Crowder, 1986).
Dalam perhitungan kita harus memperhatikan besarnya derajat kebebasan
(Db) yang

dalam bahasa Inggris disebut Degree of Freedom, yang nilainya

merupakan jumlah kelas rasio fenotip dikurangi dengan satu (Yatim, 1983). Jadi
jika jumlah kelas pada percobaan pelemparan satu mata uang logam adalah dua
yaitu angka (A) dan gambar (G) maka derajat kebebasan adalah 2-1=1, untuk dua
mata uang logam yang memiliki tiga kelas rasio fenotip yaitu angka-angka (AA),
angka-gambar (AG) dan gambar-gambar (GG) maka derajat kebebasannya adalah
3-1=2, sedangkan untuk tiga mata uang yang memiliki empat kelas rasio fenotip
yaitu angka-angka-angka (AAA), angka-angka-gambar (AAG), angka-gambargambar (AGG) dan gambar-gambar-gambar (GGG) mak derajat kebebasannya
adalah 4-1=3.
Penyelidikan secara matematik oleh para ahli statistik menyatakan bahwa
apabila nilai X2 yang didapat dari perhitungan terletak dibawah kolom nilai
kemungkinan 0,05 atau kurang dari 0,01 atau 0,001 itu berarti bahwa faktor
kemungkinan hanya berpengaruh sebanyak 5% atau kurang (Suryo, 1984).
Menurut ketentuan statistik, untuk dua kelas rasio fenotip rumus Chi
Square yaitu Observasi (O) dikurangi Harapan (E) kemudian dikurangi dengan
0,5. Rumus ini hanya berlaku untuk dua kelas rasio fenotip.

Pada percobaan pelemparan satu mata uang logam sebanyak 50 dan 100
kali diperoleh masing-masing nilai dari X 2 hitungnya yaitu 2,02 dan 0,17 dan
memiliki nilai X2 harapan untuk dua kelas fenotip sebesar 3,84. Ini berarti
hipotesis diterima karena X2 hitung lebih kecil daripada X2 harapan dan tidak
terdapat penyimpangan dan memenuhi perbandingan 1 : 1 juga tidak terdapat
faktor lain yang berperan diluar faktor kemungkinan.
Pada percobaan kedua yaitu pelemparan dua mata uang logam sebanyak
50 dan 100 kali diperoleh X2 hitung masing-masing sebesar 0,88 dan 0,72.
Sedangkan X2 harapan adalah sebesar 5,99 jadi data pengamatan dapat dikatakan
signifikan atau berarti. Dan percobaan ini memenuhi perbandingan 1 : 2 : 1.
Dalam pelemparan tiga buah mata uang logam sebanyak 50 dan 100 kali
diperoleh nilai X2 hitung masing-masing sebesar 1,413 dan 0,64. Nilai X 2 harapan
atau tabel adalah 7,84. Jadi hipotesis diterima karena nilai X 2 hitung lebih kecil
dari nilai X2 harapan. Perbandingan percobaan ini yaitu 1 : 3 : 3 : 1 dan ini berarti
tidak ada faktor lain yang berperan diluar faktor kemungkinan.
Dalam menentukan X2 harapan kita dapat melihat tabel X2 atau tabel Chi
Square pada tabel statistik. Hipotesis dari seluruh data yang diperoleh praktikan
dapat diterima, di mana setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan metode
Chi Square (X2) diperoleh nilai X2 hitung lebih kecil daripada nilai X2 harapan.
Tidak diterimanya suatu hipotesis karena adanya faktor lain yang
mempengaruhi persilangan yaitu faktor diluar faktor kemungkinan. Faktor-faktor
ini diantaranya pemisahan alel yang tidak secara bebas, pembuahan gamet yang
tidak acak dalam hal ini pelemparan sampel (mata uang logam) atau kurang baik
dalam pelemparan sehingga waktu koin atau uang logam dilempar tidak berputar
diudara ini dapat menyebabkan hipotesis atau perbandingan yang diharapkan
tidak sesuai dengan perbandingan sebenarnya (teori), terjadi segregasi yang tidak
sempurna.

F. SIMPULAN DAN SARAN


1. Simpulan
a. Uji X2 (Chi Square Test) digunakan untuk mengetahui apakah rasio fenotip
suatu percobaan mendekati kebenaran (sesuai dengan rasio fenotip teori).
b. Hipotesis dapat diterima jika nilai X 2 hitung lebih kecil daripada nilai X 2
harapan atau tabel.
c. Dalam perhitungan melalui uji X2 harus memperhatikan derajat kebebasan
untuk mengetahui nilai kemungkinan.
d. Semua data hasil percobaan praktikum semua memenuhi perbandingan
(sesuai dengan rasio teoritis).
e. Tidak diterimanya suatu hipotesis karena adanya faktor lain yang
mempengaruhi diluar faktor kemungkinan.
2. Saran
Sebelum praktikum dimulai hendaknya para asisten berkoordinasi
dahulu agar pada saat penyampaian penjelasan tidak membingungkan
praktikan.

DAFTAR PUSTAKA
Crowder, L. V. 1988. Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta.
Dwijosaputro, D. 1977. Pengantar Genetika. Bhratara: Jakarta.
Suryo. 1984. Genetika Strata 1. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Yatim, Wildan. 1983. Genetika. Tarsito: Bandung.

LAPORAN PRAKTIKUM
GENETIKA DASAR

TEORI KEMUNGKINAN DAN PENGUJIAN RASIO GENETIK

Oleh:
Iwan Kiswanto
A1F002012
Kelompok A
Asisten:
Anindita Pandu S
Rahmadanu Kurnia
Sukaesih Isworowati

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2003

10

Anda mungkin juga menyukai