tuberculosis,
yang
peka
terhadap
obat,
praktis
dapat
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
1. Identitas penderita
Nama penderita
: An. N
Jenis kelamin
: Perempuan
TanggalLahir / Umur
: 2 Tahun
Agama
: Islam
Tanggal/jam masuk
: 30 September 2014
ANAMNESIS
Keluhan Utama
:Batuk
Pasien tidak
mengalami mual, muntah, sesak, dan kejang. Buang air besar lancar dan buang air
kecil lancar.
Kesadaran
: Compos Mentis
Berat badan
: 9 kg
Tinggi badan
: 62 cm
Status Gizi
: Kurang
2. Pengukuran
Tanda vital : Nadi
Suhu
Respirasi : 28 kali/menit
3. Kulit :
Warna
: Sawo matang
Turgor
: < 2 detik
Kelembaban
: cukup
Sianosis
: tidak sianosis
Ikterus
Kepala: Bentuk
: Normocephal
Rambut
Ubun-ubun
: datar
Mata : Konjungtiva
Sklera
: Bulat, isokor
Telinga :Sekret
: tidak ada
Nyeri
: tidak ada
: tidak ada
Rhinorea
: ada
Lidah : Kotor/tidak
: tidak kotor
4. Leher :
KGB
Tiroid
Massa lain
: Tidak ada
5. Thoraks
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
7. Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
: timpani
Palpasi
8. Anggota gerak
Ekstremitas Atas
Tulang belakang
Otot-otot
Rujukan
Satuan
3.5-10
g/dl
HEMATOLOGI
WBC
16.27
HGB
12.3
HCT
36,9
35-52
PLT
452
150-450
Ribu/ul
11.5-16.5 103/mm
RESUME
Pasien laki-laki usia 2 tahun dengan berat badan 9 kg datang dengan
keluhan batuk berdahak sejak 3 minggu yang lalu lendir, warna bening, tidak ada
darah, panas naik turun sejak 2 minggu yang lalu. Pasien mengeluh sering
keringat malam, dan merasa bahwa pasien berat badannya berkurang. Dari
keadaan umum, pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis
TERAPI
-
Ambroxol 15 mg 3 x 1 cth
Salbutamol 0.8 mg
Histapan 10 mg
ANJURAN
-
Kultur Darah
Uji resistensi
FOLLOW UP
: komposmentis
Tekanan darah
: -/- mmHg
suhu
pernafasan
: 36.60C
: 36.4 x/menit
Auskultasi : Bronkovesikuler +/+, Ronki basah halus +/+, Wheezing /A : Susp. TB paru
P : IVFD Dextrosa 5% 8 tetes per menit makro
o Injeksi Ceftriaxone 300 mg/12 jam IV
o Gentamicin 20 mg/12 jam IV
o Ambroxol 15 mg 3x1 cth
o Salbutamol 0.8 mg
o Histapan 10 mg
: -/- mmHg
suhu
: 36,80C
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi :Bronkovesikuler
+/+,
Rhonki
+/+
basah
halus,
: -/- mmHg
suhu
: 36,50C
pernafasan : 32 x/menit
P:
DISKUSI
A. Definisi
Tuberkulosis atau TB (TBC) adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini paling
sering menyerang paru-paru walaupun pada sepertiga kasus menyerang
organ tubuh lain dan ditularkan orang ke orang. Ini juga salah satu
penyakit tertua yang diketahui menyerang manusia. Jika diterapi dengan
benar tuberkulosis yang disebabkan oleh kompleks Mycobacterium
tuberculosis, yang peka terhadap obat, praktis dapat disembuhkan. Tanpa
terapi tuberkulosa akan mengakibatkan kematian dalam lima tahun
pertama pada lebih dari setengah kasus. Namun dibalik bahaya TB
tersebut, seringkali banyak kasus pada anak dan dewasa sering terjadi
underdiagnosis dan paling sering adalah overdiagnosis karena dalam
menegakkan diagnosis tidak mudah. Overdiagnosis artinya tidak
mengalami infeksi TB tetapi didiagniosis dan diobati sebagai TB. Bila
diagnosis meragukan sebaiknya lakukan second opinion ke dokter anak
lainnya atau ke dokter ahli paru anak.1
B. Etiologi
Tuberkulosis adalah penyakit akibat infeksi kuman Mikobakterium
tuberkulosis yang bersifat sistemik sehingga dapat mengenai hampir
semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya
merupakan lokasi infeksi primer. Pada tahun 1992 WHO telah
mencanangkan tuberkulosis sebagai Global Emergency.1
C. Epidemiologi
Laporan WHO tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta
kasus baru tuberkulosis pada tahun 2002, sepertiga penduduk dunia telah
terinfeksi kuman tuberkulosis dan menurut regional WHO jumlah terbesar
10
kasus ini terjadi di Asia Tenggara yaitu 33% dari seluruh kasus di dunia.
Indonesia berada dalam peringkat ketiga terburuk di dunia untuk jumlah
penderita TB. Setiap tahun muncul 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140
ribu lainnya meninggal. Seratus tahun yang lalu, satu dari lima kematian di
Amerika Serikat disebabkan oleh tuberkulosis. Tuberkulosis masih
merupakan penyakit infeksi saluran napas yang tersering di Indonesia.
Keterlambatan dalam menegakkan diagnosa dan ketidakpatuhan dalam
menjalani pengobatan mempunyai dampak yang besar karena pasien
Tuberkulosis akan menularkan penyakitnya pada lingkungan, sehingga
jumlah
penderita
semakin
bertambah.
Pengobatan
Tuberkulosis
1882 di
jenis
yang
terpenting
dan
paling
sering
dijumpai.
12
13
batuk lebih dari 2 minggu, batuk bercampur darah. Bisa juga nyeri dada
dan sesak napas. Selanjutnya ada gejala yang disebut sebagai Gejala
sistemis antara lain Demam , badan lemah yang disebut sebagai malaise,
keringat malam, anoreksia dan berat badan menurun menjadi semakin
kurus. Gejala respiratori sangat bervariasi, dari mulai tidak ada gejala
sampai gejala yang cukup berat tergantung dari luas lesi, sehingga pada
kondisi yang gejalanya tidak jelas sehingga terkadang pasien baru
mengetahui dirinya terdiagnosis Tuberkulosis saat medical check up.1,3
G. Diagnosis
Diagnosis paling tepat adalah ditemukannya basil Tb dari bahan
yang diambil dari pasien misalnya sputum, bilasan lambung, biopsi dll.
Tetapi pada anak hal ini sulit dan jarang didapat, sehingga sebagian besar
diagnosis Tb anak didasarkan gambaran klinis, gambaran radiologis, dan
uji tuberkulin. Untuk itu penting memikirkan adanya Tb pada anak kalau
terdapat keadaan atau tanda-tanda yang mencurigakan seperti dibawah ini :
Pada anak harus dicurigai menderita Tb kalau : Kontak erat (serumah)
dengan penderita Tb dengan sputum BTA (+) Terdapat reaksi kemerahan
cepat setelah penyuntikan BCG dalam 3-7 hari. Terdapat gejala umum
Gejala-gejala yang harus dicurigai Tb Gejala umum/tidak spesifik
Berat badan turun atau malnutrisi tanpa sebab yang jelas atau tidak naik
dalam 1 bulan dengan penanganan gizi. Nafsu makan tidak ada (anoreksia)
dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak naik (failure to thrive) dengan
adekuat.1,4,3
H. Penatalaksanaan
Obat harus diminum teratur, setiap hari, dan dalam waktu yang
cukup lama. Dosis obat harus disesuaikan dengan berat badan.
Secara garis besar dapat dibagi menjadi tata laksana untuk : TBC paru
tidak berat Pada TBC paru yang tidak berat cukup diberikan 3 jenis obat
14
diberikan
sekali
sehari
Dosis
profilaksis
5-10
15
I. Penghentian pengobatan
Bila setelah 6 bulan evaluasi membaik : batuk menghilang, klinis
membaik, anak menjadi lebih aktif, berat badan meningkat, foto thorax
membaik, penurunan LED Bila setelah 6 bulan tidak ada perbaikan,
kemungkinan : Kepatuhan minum obat yang kurang MDR (Multi Drug
Resisten) Diagnosis bukan TBC.2,6,5
J. Komplikasi
Pada anak komplikasi biasanya terjadi pada 5 tahun pertama
setelah infeksi terutama 1 tahun pertama. Penyebaran limfohematogen
menjadi Tb milier atau meningitis Tb atau efusi pleura biasanya terjadi 3-6
bulan setelah infeksi primer. Tb tulang dan sendi terbanyak terjadi dalam 3
tahun pertama, dan Tb ginjal dan kulit terbanyak setelah 5 tahun dari
infeksi primer.4,5,6
16
DAFTAR PUSTAKA
17