Anda di halaman 1dari 11

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) DAN JENIS-JENIS

REAKTOR PLTN
(Yopiter L.A.Titi, NRP:1114201016, PascaSarjana Fisika FMIPA Institut
Teknologi Sepuluh November (ITS Surabaya)

1. Pendahuluan
Nuklir khususnya zat radioaktif hingga kini telah dipergunakan hampir di
seluruh dunia baik dibidang energi maupun non energi. Untuk bidang non energi
misalnya dalam industri, peternakan, pertanian, kesehatan, pengawetan bahan
makanan, alat kedokteran, bidang hidrologi, dan lain sebagainya. Sedangkan yang
dipergunakan dalam bidang energi yang saat ini telah dimanfaatkan dan
dikembangkan secara besar-besaran yaitu pembangkit listrik tenaga nuklir
(PLTN). Dimana tenaga nuklir yang digunakan untuk membangkitkan tenaga
listrik realtif murah, aman dan tidak mencemari lingkungan.
2. Prinsip kerja dan Komponen Utama PLTN
Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) beroperasi dengan prinsip yang
sama dengan pembangkit listrik konvensional yang menggunakan bahan bakar
yang berasal dari fosil. Hanya panas yang digunakan untuk menghasilkan uap
tidak dihasilkan dari fosil tetapi dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan fisi
(Uranium) dalam suatu reaktor nuklir. Tenaga panas tersebut digunakan untuk
membangkitkan uap di dalam sistem pembangkit uap (Steam Generator) dan
selanjutnya sama seperti pembangkit listrik konvensional, uap digunakan untuk
mengerakan turbin-generator sebagai pembangkit

tenaga listrik. Proses

pembangkitan listrik ini tidak membebaskan asap atau debu yang mengandung
logam berat yang dibuang ke lingkungan atau melepaskan partikel yang
berbahaya seperti CO2, SO2, NO ke Lingkungan, sehingga PLTN ini merupakan
pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Dapat dilihat pada (Gambar 1) Skema
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) serta Komponen-komponen utama
dari sebuah reaktor nuklir.

Gambar 1 . Skema Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)


Reaktor merupakan suatu alat proses dimana terjadinya suatu reaksi
berlangsung. Reaktor terbagi atas dua yaitu reaktor nuklir fisi (pembelahan) dan
reaktor fusi (penggabungan). Reaktor nuklir fisi yaitu tempat berlangsungnya
reaksi fisi yang dihasilkan dari interaksi neutron dengan proses fisi yang diawali
dari gerakan neutron termal menumbuk inti yang meyebabkan inti atom menjadi
tidak stabil dan kehilangan bentuknya kemudian membelah menjadi unsur-unsur
yang lebih kecil sambil melepaskan tenaga dalam bentuk panas dan
membebaskan 2 sampi 3 neutron baru. Namun untuk reaksi fusi untuk beberapa
lembaga penelitian di beberapa Negara maju sudah berhasil mereaksikan inti
atom kecil menjadi inti atom yang lebih besar. Namun reaksi fusi ini belum dapat
dimanfaatkan secara komersial karena berbagai macam kendala.
2.1 Pembelahan Inti (Reaksi Fisi)
Panas yang dipergunakan untuk membangkitkan uap diproduksi dari
pembelahan inti atom yang dapat diihat pada (Gambar 2). diuraikan sebagai
berikut: Apabila satu neutron (dihasilkan dari sumber neutron) tertangkap oleh
inti atom U-235, inti atom akan terbelah menjadi 2 atau 3 bagian/fragmen.
Energi yang semula mengikat fragmen tersebut diubah menjadi energi kinetik
sehingga mereka bergerak dalam kecepatan tinggi. Karena fragmen-fragmen

itu berada dalam struktur kristal uranium maka gerakannya akan diperlambat.
Dalam proses perlambatan inilah energi kinetik dikonversi menjadi energi
panas (energi termal). Energi termal pembelahan 1 kg U-235 murni sekitar
17 milyar kkal atau setara dengan energi termal yang dihasilkan dari
pembakaran 2,4 juta kg (2.400 ton) batubara. Selain fragmen-fragmen tersebut
reaksi pembelahan inti juga menghasilkan 2 atau 3 neutron yang dilepaskan
dengan kecepatan 10.000 km/detik. Neutron-neutron ini disebut neutron cepat
yang mampu bergerak bebas tanpa dirintangi oleh atom-atom uranium atau
atom-atom kelongsongnya. Agar mudah ditangkap oleh inti atom uranium guna
menghasilkan

reaksi

pembelahan,

diperlambat. Zat yang dapat

maka

kecepatan neutron

memperlambat

ini harus

kecepatan neutron disebut

moderator. Panas yang dihasilkan dari reaksi pembelahan didinginkan oleh air
yang bertekanan 160 atm dan suhu 300 secara terus menerus dipompakan
ke dalam reaktor melalui saluran pendingin reaktor. Tidak hanya sebagai
pendingin air
memperlambat

ini

juga berfungsi sebagai

moderator,

neutron. Neutron cepat akan kehilangan

yaitu medium yang


energinya

selama

menumbuk atom-atom hidrogen, setelah kecepatannya turun sampai 2000 m/s


atau sama dengan kecepatan molekul gas pada suhu 300 barulah ia mampu
membelah inti atom U-235, neutron yang telah diperlambat ini disebut neutron
termal dan menvebabkan teriadinva reaksi berantai.

Gambar 2. Reaksi Fisi

2.2 Reaksi Berantai Terkendali


Reaksi berantai dapat berlangsung dalam waktu singkat dan dapat
menghasilkan energi yang sangat besar. Untuk dapat dimanfaatkan tenaga
panasnya, reaksi berantai yang berlangsung di reaktor nuklir harus dikendalikan
sehingga dihasilkan energi yang sesuai dengan kebutuhan. Pengendalian ini
dilakukan dengan menggunakan batang kendali yang mampu menyerap neutron.
Batang kendali dibuat dari bahan yang dapat menyerap neutron seperti Boron
atau Cadmium. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam reaksi nuklir pada
PLTN:
1. Reaksi pembelahan berantai hanya dimungkinkan apabila ada moderator.
2. Kandungan U-235 di dalam bahan bakar nuklir maksimum adalah 3,2%.
Kandungan ini kecil sekali dan terdistribusi seraca merata dalam isotop U238, sehingga tidak mungkin terjadi reaksi. pembelahan berantai secara
tidak terkendali di dalamnya.
Dapat dilihat pada gambar 3. Pengendalian reaksi dengan batang kendali.

Gambar 3. Skema Reaksi Berantai Yang Dikendalikan Oleh Batang Kendali

2.3 Komponen Utama Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)


Komponen-komponen utama dalam reactor nuklir PLTN:
1. Bahan bakar nuklir
Bahan bakar adalah komponen utama dalam memegang peranan penting
untuk berlangsungnya reaksi nuklir. Bahan bakar yang umum dipakai adalah
unsur berat fissil yang dapat menghasilkan reaksi nuklir berantai di dalam
reaktor nuklir. Bahan bakar dibuat dari isotop alam seperti Uranium dan
thorium yang mempunyai sifat dapat membelah apabila bereaksi dengan
neutron.
2. Moderator
Fungsi moderator adalah untuk memperlambat laju neutron cepat
(moderasi) yang dihasilkan dari reaksi inti hingga mencapai kecepatan neutron
termal dan untuk memperbsar kemungkinan terjadinya reaksi nuklir
selanjutnya (reaksi berantai). Syarat bahan moderator adalah atom dengan
nomor massa kecil, amun demikian syarat lain yang harus dipenuhi adalah
memiliki tampang lintang serapan neutron (keboleh-jadian menyerap neutron)
yang kecil, memiliki tampang lintang hamburan yang besar dan memiliki daya
hantaran panas yang baik, serta korosif. Contoh bahan moderator:

Grafit, Berilium (Be), dan lain-lain.


3. Bahan Pendingin
Pendingin reaktor berfungsi sebagai sarana pengambilan panas hasil fisi
dalam elemen bakar untuk dipindahkan/dibuang ketempat lain/lingkungan
melalui penukar panas (H.E). Sesuai fungsinya maka bahan yang baik sebagai
pendingin adalah fluida yang koefisien perpindahan panasnya sangat bagus.
Persyaratan lain yang harus dipenuhi agar tidak terganggu kelancaran reaksi
proses fisi pada elemen bakar adalah pendingin, pendingin juga harus
memiliki tampang lintang serapan neutron yang kecil, dan tampang lintang
hamburan yang besar serta tidak korosif. Contoh fluida-fluida yang biasa
dipakai sebagai pendingin adalah

, Na cair, gas He dan lain-lain.

4. Perangkat Batang Kendali


Batang kendali berfungsi sebagai pengendali jalannya operasi reactor agar
laju pembelahan neutron di teras reactor dapat diatur sesuai dengan kondisi
operasi yang dikehendaki. Selain itu batang kendali juga berfungsi untuk
memadamkan reactor atau menghentikan reaksi pembelahan. Sesuai dengan
fungsinya, bahan batang kendali adalah material yang mempunyai tampang
lintang serapan neutron yang sangat besar, dan tampang hamburan yang kecil.
Bahan-bahan yang sering dipakai adalah: boron, cadmium, godalinium, dan
lain-lain. Bahan-bahan tersebut biasanya dicampung dengan bahan lain agar
diperoleh sifat yang tahan radiasi, titk leleh yang tinggi dan tidak korosif.
5. Tangki Reaktor
Tangki bisa berupa tabung atau bola yang dibuat dari logam campuran
dengan ketebalan sekitar 25 cm. Fungsi dari tangki adalah sebagai wadah
untuk menempatkan komponen-komponen reaktor lainnya dan sebagai tempat
berlangsungnya reaksi nuklir. tangki yang tebal juga berfungsi sebagai
penahan radiasi agar tidak keluar dari sistem reaktor.
6. Teras Reaktor
Teras reaktor yaitu komponen reaktor yang berfungsi sebagai tempat
untuk bahan bakar. Teras reaktor dibuat berlubang (kolom) untuk
menempatkan bahan bakar reaktor yang berbentuk batang. Teras reaktor
dibuat dari bahan logam yang tahan panas dan tahan korosi.
7. Perangkat Reaktor
Detektor adalah komponen penunjang yang mutlak diperlukan dalam
reaktor nuklir. Semua informasi tentang kejadian fisis di dalam teras reaktor,
yang meliputi popularitas neutron, laju pembelahan, suhu dan lain-lain, hanya
dapat dilihat melalui detektor yang dipasang di dalam teras reaktor.
8. Reflektor
Neutron yang keluar dari pembelahan bahan fisil, berjalan dengan
kecepatan tinggi ke segala arah, karena sifatnya yang tidak bermuatan listrik
maka gerakannya bebas menembus medium dan tidak berkurang bila tidak
menumbuk suatu inti atom medium. Karena sifatnya tersebut, sebagian

neutron tersebut dapat lolos keluar teras reaktor dan hilang dari sistem.
Keadaan ini secara ekonomi berarti kerugian karena neutron tersebut tidak
dapat digunakan untuk proses fisi berikutnya. Untuk mengurangi kejadian ini,
maka di sekeliling teras reaktor dipasang bahan pemantul neutron yang disebut
reflektor,

sehingga

neutron-neutron

yang

lolos

akan

bertahan

dan

dikembalikan ke dalam teras reactor untuk dimanfaatkan lagi pada proses fisi
berikutnya. Bahan-bahan reflektor yang baik adalah unsur-unsur yang
mempunyai tampang lintang hamburan neutron yang besar, dan tampang
lintang serapan yang sekecil mungkin serta tidak korosif. Bahan-bahan yang
sering digunakan antara lain:berilium, grafit, paraffin, air,

3. Jenis-Jenis Reaktor PLTN


1. Reaktor Air Ringan (Light Water Reactor, LWR)
Pada tipe reaktor air ringan sebagai bahan bakar, digunakan uranium
dengan pengayaan rendah sekitar 2%-4%, bukan uranium alam karena sifat air
yang

menyerap

neutron.

Kemampuan

air

dalam

memoderasi

neutron

(menurunkan kecepatan/ energi neutron) sangat baik, maka jika digunakan dalam
reaktor (sebagai moderator neutron dan pendingin) ukuran teras reaktor menjadi
lebih kecil (kompak) bila dibandingkan dengan reaktor nuklir tipe reaktor gas dan
reaktor air berat.
2. Reaktor Air Tekan (Pressurized Water Reactor, PWR)
Reaktor PWR menggunakan air (

) sebagai pendingin. Reaktor ini

memiliki dua sistem sirkulasi pendingin, yaitu pendingin primer dan pendingin
sekunder. Sirkulasi pendingin primer berisi air yang berhubungan langsung
dengan sumber panas. Air pendingin sekunder dibuat bertekanan tinggi sehingga
tidak akan mendidih walaupun berada dalam temperatur yang sangat tinggi. panas
dari sistem pendingin primer kemudian akan dipindahkan ke sistem pendingin
sekunder. Air dalam sistem sekunder ini akan berubah menjadi uap dan kemudian
dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin-generator dan menghasilkan listrik.

3. Reaktor Air Didih (Boiling Water Reactor, BWR)


Reaktor jenis ini memanfaatkan air (

) sebagai pendingin reaktor

dan moderator. Panas yang dihasilkan oleh reaksi fisi dalam elemen bakar akan
diserap oleh air, sehingga air akan mendidih dan berubah menjadi uap. Uap yang
dihasilkan akan dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin-generator sehingga
dihasilkan listrik. Uap yang telah menggerakkan turbin kemudian didinginkan
sehingga berubah menjadi air kembali dan dipompa kembali ke dalam reaktor.
Dalam reaktor BWR hanya terdapat satu sistem sirkulasi pendingin.
4. Reaktor Air Berat (Heavy Water Reactor, HWR)
Dalam hal kemampuan memoderasi neutron, air berat berada pada urutan
berikutnya setelah air ringan, tetapi air berat hampir tidak menyerap neutron.
Oleh karena itu jika air berat dipakai sebagai moderator, maka dengan hanya
menggunakan uranium alam (tanpa pengayaan) reactor dapat beroperasi dengan
baik. Bejana reaktor (disebut kalandria) merupakan tangki besar yang berisi air
berat, di dalamnya terdapat pipa kalandria yang berisi perangkat bahan bakar.
Tekanan air berat biasanya berkisar pada tekanan satu atmosfer, dan
temperaturnya dijaga agar tetap di bawah 100 C. Akan tetapi pendingin dalam
pipa kalandria mempunyai tekanan dan temperatur yang tinggi, sehingga
konstruksi pipa kalandria berwujud pipa tekan yang tahan terhadap tekanan dan
temperatur yang tinggi.
5. Reaktor Air Berat Tekan (Presurrezid Heavy Water Reactor, PWHR)
CANadian Deuterium Uranium Reactor (CANDU) adalah suatu PLTN
yang tergolong pada tipe reaktor pendingin air berat tekan dengan pipa tekan.
Reaktor ini merupakan reaktor air berat yang banyak digunakan. Bahan bakar
yang digunakan adalah uranium alam. Kanada menjadi pelopor penyebaran
reaktor tipe ini di seluruh dunia.

6. Reaktor Air Berat Pendingin Gas (Heavy Water Gas Cooled Reactor,
HWGCR)
HWGCR atau sering dibalik GCHWR adalah suatu tipe reaktor nuklir
yang

menggunakan

air

berat

sebagai

bahan

moderatornya,

sehingga

pemanfaatan neutronnya optimal. Gas pendingin dinaikkan temperaturnya sampai


pada tingkat yang cukup tinggi sehingga efisiensi termal reactor ini dapat
ditingkatkan. Tetapi oleh karena persoalan pengembangan bahan kelongsong
yang tahan terhadap temperature tinggi dan paparan radiasi lama belum
terpecahkan hingga sekarang, maka pada akhirnya di dunia hanya terdapat 4
reaktor tipe ini.
7. Reaktor Pendingin Gas (Gas Cooled Reactor, GCR)
Reaktor ini menggunakan bahan bakar logam uranium alam, moderator
grafit pendingin gas karbondioksida. Bahan kelongsong terbuat dari paduan
magnesium (Magnox), oleh karena itu reactor ini disebut sebagai reaktor
Magnox. Reaktor Magnox mempunyai pembangkitan daya listrik cukup besar
dan efisiensi ekonomi yang baik. Raktor tipe modifikasi Magnox pernah
dibangun di Jepang pada tahun 1967 sebagai PLTN Tokai. Setelah beroperasi
selama 30 tahun reaktor ini ditutup pada tahun 1998.
8. Reaktor Pendingin Gas Suhu Tinggi (High Temperature Gas Cooled Reactor,
HTGR)
Reaktor ini menggunakan gas helium sebagai pendingin. Karakteristika
menonjol yang unik dari reaktor HTGR ini adalah konstruksi teras didominasi
bahan moderator grafit, temperatur operasi dapat ditingkatkan menjadi tinggi dan
efisiensi pembangkitan listrik dapat mencapai lebih dari 40 %. Terdapat 3 bentuk
bahan bakar dari HTGR, yaitu dapat berupa: bentuk batang seperti reaktor air
ringan (dipakai di reaktor Dragon dan Peach Bottom); bentuk blok, dimana di
dalam lubang blok grafit yang berbentuk segi enam dimasukkan batang bahan
bakar (dipakai di reaktor Fort St. Vrain, MHTGR, HTTR); bentuk bola (peble

bed), dimana butir bahan bakar bersalut didistribusikan dalam bola grafit (dipakai
di reaktor AVR, THTR-300).
9. Reaktor Pembiak Cepat (Fast Breeder Reactor, FBR)
Reaktor ini mempergunakan plutonium (Pu-239) sebagai bahan bakar
plutonium ditempatkan dibagian tengah inti reaktor, kemudian disebelah luarnya
dikelilingi oleh U-238. Uranium-238 ini menyerap neutron yang berasal dari
reaksi hasil fisi dibagian tengah reaktor, sehingga berubah menjadi Pu-239.
Produksi Pu-239 inilah yang dikenal sebagai pembiakan bahan bakar. Dengan
tanpa adanya moderator di dalam reaktor untuk menurunkan energi neutron
membuat reaktor ini disebut pembiak cepat. Sebagai pendingin dipakai logam
cair sodium (Na) yang tidak bersifat memoderasi dan tahan terhadap temperatur
ekstrim di dalam reaktor.
10. Reaktor Pebble Bed (Pebble Bed Reactor, PBR)
Reaktor ini mempergunakan bahan bakar keramik uranium (U), plutonium
(Pu) dan thorium (Th) berbentuk bola (pebble). Bola-bola diletakkan ke dalam
silinder reaktor yang bagian bawahnya berbentuk seperti corong sebagai tempat
keluarnya bahan bakar yang sudah habis terpakai.Gas helium yang dialirkan di
sela-sela tumpukan bola-bola keramik berfungsi sebagai pendingin yang
menyerap panas hasil reaksi fisi untuk kemudian dipindahkan ke air pendingin
melalui steam generator. Grafit pada struktur bahan bakar atau bola-bola grafit
yang dicampur dengan bola-bola bahan bakar berfungsi sebagai moderator.

Referensi:
Adiwardojo., Lasman A.,Ruslan.,Parmanto, E.,Effendi, E.,2010. Mengenal
Reaktor Nuklir dan Manfaatnya. Jakarta: Pusat Diseminasi Iptek NuklirBadan Tenaga Nuklir Nasional.
Akhadi, M. Mengenal Proses Kerja dan Jenis-jenis Pembankit Listrik Tenaga
Nuklir. http://www.elektroindonesia.com/elektro/ener36a.html. (Diakses
Pada Tanggal 11 November 2014).
BATAN, Pengenalan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Jurnal
ATOMOS No.ISSN 0215-0611. Media Informasi Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi Nuklir. :Pusat Diseminasi Iptek Nuklir-BATAN.
Damayanti, M., Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. https://www.academia.edu
/6135585/PEMBANGKIT_LISTRIK_TENAGA_NUKLIR.
(Diakses
Pada Tanggal 11 November 2014).

Anda mungkin juga menyukai