Ilmu hiperkes dalam arti kata yang luas meliputi banyak bidang llmu lain, termasuk :
Ilmu kedokteran kerja (Occupational medicine).
Ilmu higene perusahaan (Industrial hygiene).
Ilmu keracunan perusahaan (Industrial toxicology).
Ilmu faal kerja dan lingkungan (Work and environmental physiology).
llmu jiwa perusahaan (Industrial psychology).
Anizatun Nuskiyati
Page 1
Anizatun Nuskiyati
Page 2
Anizatun Nuskiyati
Page 3
Anizatun Nuskiyati
Page 4
Anizatun Nuskiyati
Page 5
1. Higiene Perusahaan
fokus pada upaya pengenalan/identifikasi, penilaian/pengujian, pemantauan faktor lingkungan tenaga
kerja
2. Ergonomic
kelilmuan & aplikasinya dalam sistem/desain kerja, penserasian manusia & pekerjaannya, pencegahan
kelelahan, untuk tercapai efisiensi & efektifitas pekerjaan
3. Kesehatan kerja
meningkatkan kualitas hidup tenaga kerja
mll upaya peningkatan kesehatan
upaya pencegahan gangguan kesehatan
thd penyakit akibat pekerjaan/tempat kerja
4. Keselamatan kerja
Ilmu & penerapan terkait mesin, alat, bahan, & proses kerja
Untuk menjamin keselamatan tenaga kerja & seluruh aset produksi agar terhindar dari kecelakaan
kerja/kerugian lainnya
Anizatun Nuskiyati
Page 6
Agar seluruh tenaga kerja memahami arti dan pentingnya melakukan sanitasi perusahaan.
Lingkup Pendidikan :
Penerangan tentang prinsip sanitasi,
Orientasi sanitasi kepada karyawan baru,
Penerangan,instruksi, latihan tentang :
-metode kebersihan,
-materi dan perlengkapan sanitasi
d. Presentasi visual,alat peraga
e. Evaluasi
:
Secara
tertulis
dan
Pengamatan
di
lapangan
Higiene Perorangan
Titik sentral kegiatan perusahaan adalah manusia sebagai tenaga kerja, higiene perusahaan dapat
dimulai dari Higiene Perorangan. Higiene Perorangan merupakan salah satu upaya untuk mencapai
persyaratan hiperkes. Usaha-usaha Higiene Perorangan :
1. Kebersihan Badan,
2. kebersihan mulut,
3. Kebersihan tangan,
4. Kebersihan rambut,
5. Pakaian,
6. dll.
Program Hiperkes :
Pengenalan, pengujian, pengendalian potensi bahaya di lingk kerja
Pemantauan lingk kerja
Pelatihan & informasi lingkungan kerja
Penyusunan NAB
Rekayasa alat deteksi
Riset kedokteran/kesehatan
Pembuatan label/tanda peringatan
Koordinasi & kerjasam dg unit lin di perusahaan, instansi/profesi lain
Anizatun Nuskiyati
Page 7
Anizatun Nuskiyati
Page 8
Seorang dokter perusahaan dituntut untuk mengoptimalkan dan memantau kebersihan serta sanitasi di
perusahaan, termasuk di tempat kerja, kantin, WC, dan pembuangan sampah. Selain itu, usaha
kebersihan lain yang harus dilakukan termasuk pemberantasan insekta tikus, kampanye kebersihan
perorangan (personal hygiene), dan pemantauan sistem pengolahan sisa/sampah industri.
3. Penyesuaian kemampuan fisik dan pekerjaan.
Seorang dokter perusahaan harus mampu menilai kemampuan fisik seorang pekerja dan membuat
rekomendasi untuk penyesuaian di tempat kerja pekerja tersebut. Ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya kelelahan dan mengoptimalkan kinerja.
C. Teknis Administratif
Seorang dokter perusahaan berkewajiban untuk memenuhi tugas administratif, termasuk diantaranya: 1.
) Pencatatan dan pelaporan medis ke instansi, 2.) Administrasi rutin bidang kesehatan, dan
3.) Perencanaan usaha pengembangan hiperkes di perusahaan.
D. Tugas Sosial
Selain tugas-tugas diatas, seorang dokter perusahaan juga memiliki peranan sosial sebagai Health
Educator atau penyuluh kesehatan. Materi yang harus disampaikan termasuk gaya hidup sehat, gizi, dan
mutu makanan. Seorang dokter perusahaan juga harus mampu berfungsi sebagai Health Counsellor
(Komunikator) yang menjembatani hubungan antara pekerja dengan pihak manajerial perusahaan dalam
bidang kesehatan. Seorang dokter perusahaan juga sering dilibatkan dalam tugas kepanitiaan/tim,
seperti P2K3, P3K atau Regu Pemadam Kebakaran.
K3
1. Apakah definisi K3 menurut ILO/WHO dan tujuan dari K3?
Definisi
Spesialisasi dalam ilmu kesehatan beserta dengan praktek yag bertujuan agar tenaga kerja memperoleh
derajat kesehatan setinggi-tingginya dengan usaha preventif dan kuratif.
Dibawah ini ada beberapa definisi yang menjelaskan apa itu K3 atau Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dari berbagai ahli K3 termasuk definisi K3 menurut ILO .
ILO
Suatu upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat kesejahtaraan fisik, mental dan sosial
yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jabatan, pencegahan penyimpangan kesehatan diantara
pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan pekerja dalam pekerjaannya dari risiko
akibat faktor yang merugikan kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan
kerja yang diadaptasikan dengan kapabilitas fisiologi dan psikologi; dan diringkaskan sebagai adaptasi
pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada jabatannya.
1.
2.
3.
4.
Tujuan K3 :
Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan kecelakaan akibat kerja
Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja
Perawatan dan mcmpetinggi efisiensi dan produktivitas tenaga kerja
Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan kerja
Anizatun Nuskiyati
Page 9
Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan), kimia (organik/anorganik, logam berat, debu),
biologik (virus, bakteri, mikroorganisme) dan sosial budaya(ekonomi, pendidikan, pekerjaan)
Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku
Pelayanan kesehatan : promotif, preventif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan,
rehabilitasi
Genetik yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.
Bunga rampai HIPERKES DAN KK, AM. Sugeng Budiono, dkk
1.
2.
3.
4.
Sebagai bagian spesifik keilmuan dalam ilmu kesehatan, kesehatan kerja lebih menfokuskan lingkup
kegiatannya pada peningkatan kualitas hidup tenaga kerja melalui penerapan upaya kesehatan yang
bertujuan untuk :
Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan pekerja
Melindungi dan mencegah pekerja dari semua gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja atau
pekerjaannya
Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja
Menempatkan pekerja sesuai dengan kemampuan fisik, mental, dan pendidikan atau ketrampilannya
Budiono, A.M.S., 2005. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Semarang : UNDIP
Anizatun Nuskiyati
Page
10
Anizatun Nuskiyati
Page
11
Page
12
o
o
o
o
o
Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), kecelakaan akibat kerja diklasifikasikan menjadi 4
macam, yakni:
klasifikasi menurut jenis kecelakaan
terjatuh
tertimpa benda jatuh
terjepit oleh benda
pengaruh suhu tinggi
terkena arus listrik
klasifikasi menurut penyebab
mesin
mesin penyalur(transmisi)
Anizatun Nuskiyati
Page
13
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
Anizatun Nuskiyati
Page
14
DEFINISI
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja bahan
dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan. Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja,. Dan keselamatan kerja adalah
dari, oleh, dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya, dan juga masyarakat pada umumnya.
www.nakertrans.go.id
Page
15
o
o
o
o
Anizatun Nuskiyati
Page
16
Anizatun Nuskiyati
Page
17
Anizatun Nuskiyati
Page
18
Page
19
Anizatun Nuskiyati
Page
20
Faktor dari dalam, adalah faktor yang berasal dari dalam diri manusia seperti umur, jenis kelamin,
kekuatan otot, bentuk dan ukuran tubuh, dll.
Faktor dari luar, berasal dari luar manusia seperti penyakit, gizi, lingkungan kerja, sosial ekonomi,adat
istiadat, dsb.
2. Anthropometri
Suatu pengukuran yang sistematis terhadap tubuh manusia, terutama seluk beluk dimensional
ukuran dan bentuk tubuh manusia. Antropometri yang merupakan ukuran tubuh digunakan untuk
merancang atau menciptakan suatu saran kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh pengguna sarana
kerja tersebut. Dalam pelaksanaan pengukuran antropometri dikenal dua macam pengukuran yaitu
antropometri statis dan dinamis.
3. Sikap tubuh dalam bekerja
Hubungan tenaga kerja dalam sikap dan interaksinya terhadap sarana kerja akan
menentukan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kerja, selain SOP yang terdapat pada
setiapa jenis pekerjaan. Semua sikap tubuh yang tidak alamiah dalam bekerja, misalnya sikap
menjangkau barang yang melebihi jangkauan tangannya harus dihindarkan. Apabila hal ini tidak
memungkinkan maka harus diupayakan agar beban statiknya diperkecil. Pada waktu bekerja diusahakan
agar bersikapsecara alamiah dan bergerak optimal. Sikap tubuh dalam bekerja yang dikatakan secara
ergonomik adalah yang memberikan rasa nyaman, aman, sehat, dan selamat dalam bekerja yang
dilakukan antara lain dengan cara:
Menghindarkan sikapa yang tidak alamiah dalam bekerja
Diusahakan beban statik menjadi sekecil-kecilnya
Perlu dibuat dan ditentukan kriteria dan ukuran baku tentang peralatan kerjayanga sesuai dengan ukuran
antropometri tenaga kerja penggunanya.
Agar diupayakan bekerja dengan sikap duduk dan berdiri secara bergantian.
4. Manusia- mesin
Anizatun Nuskiyati
Page
21
5.
6.
7.
8.
Fungsi manusia dalam hubungan manusia-mesin dalam rangkaian produksi ini adalah sebagai
pengarah atau pengendali jalannya mesin tersebut. Manusia menerima informasi dari mesin melalui
indera mata untuk membuat keputusan untuk menyesuaikan atau merubah kerja mesin melalui alat
kendali yang ada pada mesin. Pada umumnya setiap mesin mempunyai SOP. Kemudian mesin
menerima perintah tersebut untuk kemudian untuk menjalankan tugasnya. Jelas disini bahwa bekerjanya
mesin sangat tergantung pada manusia sebagai pengendalinya.
Pengorganisasian kerja
Pengorganisasian kerja terutama menyangkut waktu kerja, waktu istirahat,kerja lembur dan
lainnya yang dapat menentukan tingkat kesehatan dan efisiensi tenaga kerja.
Jam kerja selama 8 jam perhari diusahakan sedapat mungkin tidak terlampaui, apabial tidak dapat
dihindarkan perlu diusahakan grup kerja baru atau perbanyakan kerja ship.
Pengendalian lingkungan kerja
Lingkungan kerja yang buruk atau melampaui nilai ambang batas yang ditetapkan, yang melebihi
toleransi manusia untuk menghadapinya, akan menurunkan produktivitas kerja, menyebabkan penyakit
akibat kerja, kecelakaan kerja, pencemaran lingkungan sehingga tenaga kerja dalam melaksanakan
pekerjaannya tidak mendapat rasa aman, nyaman, sehat, dan selamat. Terdapat berbagai faktor
lingkungan kerja yang berpengaruh terhadap kesehatan, keselamatan, dan efisiensi serta produktivitas
kerja yaitu faktor fisik; seperti pengaruh kebisingan, penerangan, iklim kerja, getaran; faktor kimia seperti
pengaruh bahan kimia, gas, uap, debu; faktor fisiologis seperti;sikap dan cara kerja, penentuan jam kerja
dan istirahat, kerja gilir, kerja lembur; faktor psikologis;seperti suasana tempat kerja, hubungan antar
pekerja dan faktor biologis seperti infeksi karena bakteri, jamur, virus, cacing.
Untuk pengendalian lingkungan kerja dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu pengendalian
secara teknik, pengendalian secara administratif, dan pengendalian dengan pemberian alat pelindung diri
(APD).
Kelelahan kerja
Penyebab kelelahan kerja adalah akibat tidak ergonomisnya kondisi sarana, prasarana, dan
lingkungan kerja merupaan faktor dominan bagi menurunnya atau rendahnya produktivitas kerja seorang
tenaga kerja. Kelelahan merupakan suatu kondisi melemahnya tenaga untuk melakukan suatu kegiatan
walaupun bukan merupakan satu-satunya gejala. Kelelahan dapat dibagi dua macam:
Kelelahan otot
Kelelahan umum
Kelelahan otot ditunjukkan melalui gejala sakit nyeri, seperti ketegangan otot dan sakit sekitar sendi,
sedangkan kelelahan umum dapat terlihat pada munculnya sejumlah keluhan yang berupa perasaan
lamban dan keenggan beraktivitas.
Kerusakan trauma kumulatif (CTD)
Penyakit ini timbul karena terkumpulnya kerusakan kerusakan kecil akibat trauma berulang yang
membentuk kerusakan yang cukup besar dan menimbulkan rasa sakit. Gejala CTD muncul pada jenis
pekerjaan yang monoton sikap kerja yang tidak alamiah, penggunaan atau pengerahan otot yang
melebihi kemampuannya. Penyebab timbulnya trauma pada jaringan tubuh antara lain karena:
Over exertion
Over stretching
Over compressor
Ada beberapa faktor resiko untuk terjadinya CTD, yaitu;
Terdapat posture atau sikap tubuh yang janggal
Gaya yang melebihi kemampuan jaringan
Lamanya waktu pada saat melakukan posisi janggal
Frekuensi siklus gerakan dengan posture janggal per menit
Anizatun Nuskiyati
Page
22
2. MANFAAT
Mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan mencegah ketidakefisiensi kerja ( meningkatkan produksi
kerja )
Mengurangi beban kerja karena apabila peralatan kerja tidak sesuai dengan kondisi dan ukuran tubuh
pekerja akan menjadi beban tambahan kerja
( IKM Prinsip- prinsip dasar, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo)
Ergonomi dapat mengurangi beban kerja
Sumamur. 1986. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Gunung Agung Jakarta
5. ASPEK ASPEK
Ergonomic menitiberatkan manusia, ergonomic hanya cocok bagi mereka yang ingin mengembangkan
system kerja
Ergonomic membutuhkan bangunan system kerja yang terkait dengan pengguna. Hal ini bahwa mesin
dan peralatan yang merupakan fasilitas kerja harus disesuaikan dengan perfomen manusia
Ergonomic menitik beratkan pada system kerja, suatu perbaikan proses harus disesuaikan dengan
perbedaan kemampuan dan kelemahan setiap individu. Hal ini harus dirumuskan dengan cara diukur
baik secara kualitatif maupun kuantitatif dalam jangka waktu tertentu
Anizatun Nuskiyati
Page
23
Toksikologi
1. Jelaskan Pengertian dari toksikologi?
2. Bahan kimia sebagai faktor penyakit akibat kerja.
3. Toksikologi Yaitu ilmu yang mempelajari tentang mekanisme kerja dan efek yang tidak diinginkan dari
bahan kimia yang bersifat racun serta dosis yang berbahaya terhadap tubuh manusia
4. Toksikologi industry Adalah salah satu cabang ilmu toksikologi yang menaruh perhatian pada pengaruh
pemajanan bahan-bahan yang dipakai dari sejak awal sebagai bahan baku, proses produksi, hasil
produksi beserta penanganannya terhadap tenaga kerja yang bekerja di unit produksi tersebut
5. www.vanillamist.com
6. Sebutkan Jenis jenis dari toksikologi industri!
7. JENIS
KLASIFIKASI BAHAN BERACUN
Antara lain :
1. Berdasarkan penggunaan bahan: solvent, aditif makanan dll
2. Berdasarkan target organ: hati, ginjal, paru, system haemopoetik
3. Berdasarkan fisiknya: gas, debu, cair, uap dsb
4. Berdasarkan kandungan kimia: aromatic amine, hidrokarbon dll
5. Berdasarkan toksisitasnya: Ringan, sedang dan berat
6. Berdasarkan fisiologinya: iritan, asfiksan, karsinogenik dll
EFEK TOKSIK PADA TUBUH
1. LOKAL DAN SISTEMIK
- Lokal : bahan yang bersifat korosif, iritatif
- Sistemik : terjadi setelah bahan kimia masuk, diserap dan distribusikan ke tubuh
Konsentrasi bahan berbahaya tidak selalu paling tinggi dalam target organ (ex. Target organ methyl
merkuri adalah otak, tapi konsentrasi tertinggi ada di hati dan ginjal, DDT target organnya adalah
susunan pusat syaraf pusat tapi konsentrasi tertinggi pada jaringan lemak)
2. EFEK YANG REVERSIBLE DAN IRREVERSIBLE
- Reversible : bila efek yang terjadi hilang dengan dihentikannya paparan bahan berbahaya. Biasanya
konsentrasi masih rendah dan waktu singkat.
- Irreversible : bila efek yang terjadi terus menerus bahkan jadi parah walau pajanan telah dihentikan (ex.
Karsinoma, penyakit hati), biasanya konsentrasi tinggi dan waktu lama
3. EFEK LANGSUNG DAN TERTUNDA
- efek langsung : segera terjadi setelah pajanan (ex. Sianida)
- efek tertunda : efek yang terjadibeberapa waktu setelah pajanan (efek karsinogenik)
4. REAKSI ALERGI DAN IDIOSYNKRASI
- Reaksi alergi (hipersensitivitas) terjadi karena adanya sensitisasi sebelumnya yang menyebabkan
dibentuknya antibodi oleh tubuh
- Reaksi Idiosynkrasi : merupakan reaksi tubuh yang abnormal terhadap karena genetik (ex. Kekurangan
enzim succynicholin)
www.vanillamist.com
www.vanillamist.com
8. Sebutkan Sumber dari toksikologi industri!
SUMBER
Anizatun Nuskiyati
Page
24
Anizatun Nuskiyati
Page
25
STEP 4 Mapping
Perusahaan/industri
PAK
pekerja
Kecelakaan kerja
hiperkes
UU kebijakan
tenaga kerja
Anizatun Nuskiyati
higiene
K3
Follow
Page up
26
Ergonomi
treatment
toksikologi
diagnosis