Anda di halaman 1dari 11

MANUSKRIP

PERILAKU ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN KEKERASAN


SEKSUAL PADA ANAK DI SD 14 DANGIN PURI
DENPASAR TAHUN 2014

DWI SATRYANINGSIH
NIM. 10C10428

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI
DENPASAR
2014

PERILAKU ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN KEKERASAN


SEKSUAL PADA ANAK DI SD 14 DANGIN PURI
DENPASAR TAHUN 2014
Dwi Satryaningsih
Prodi S1 Keperawatan, STIKES BALI, Jalan Tukad Pakerisan no 180
Denpasar Bali
e-mail : xiang01hatsunemiku@gmail.com
ABSTRACT
Child Protection Commision Indonesia noted that in 2009 there were 214
sexual abuse case in Bali. In 2013, based on Kapolresta Denpasar
documentation, it was said that the number of the case increased and the
cases mostly happen on under-age children in Kuta, but still not higher in
Denpasar. As the sexual abuse case increased in Bali, then this research is
conducted in purpose to find how parents do preventions and the degree of
protection to their child. This research is done with descriptive method that
involved 191 Elementary School students by using questionnaires that were
given to all studentss parents, and the data that received will be treated
using SPSS for Windows. Based on the analysis, the result explain that, the
prevention that has been done by parents, overall done by giving advice and
doing directly prevention, with very good protection level by 76%, good
protection level by 22%, and enough protection level by 2%. For the future,
that is expected that parents increase their prevention by giving children
more attention, Health Center nurses expected to give more counceling and
education to Elementary Schools, and teachers increase the security level in
school.
Keywords : sexual abuse, under-age, Elementary School students

PENDAHULUAN
Pada saat wawancara singkat
dengan Ibu Yohana. A Pandhi.AKP
selaku bagian Kanit VI di Kapolresta
Denpasar Kepala Unit Perlindungan
Perempuan dan Anak tanggal 16

Januari 2014, Beliau menjelaskan


bahwa daerah yang paling tinggi
resiko terjadinya kekerasan seksual
adalah di Kuta, tepatnya kabupaten
Badung, namun masih lebih rendah
daripada angka kejadian di Denpasar.

Tabel 1.1 Data angka kejadian kekerasan seksual yang terjadi di Denpasar tahun
2013 dari Januari hingga Desember
Bulan

Jumlah Kasus

Bulan

Jumlah Kasus

Januari

Juli

Februari

Agustus

Maret

September

April

Oktober

Mei

November

Juni

Desember

Total Kasus

Karena
tingginya
kasus
kekerasan seksual pada anak, maka
peneliti telah melakukan sebuah
penelitian di SD 14 Dangin Puri pada
orang tua siswa kelas 1 sampai kelas
6. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui cara pencegahan yang
dilakukan orang tua beserta tingkat
proteksinya.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini adalah
dengan cross sectional dengan
melakukan penelitian pada satu
waktu saja. Penelitian ini dilakukan
di SD 14 Dangin Puri dengan sampel
jenuh sebanyak 191 siswa yang
menggunakan siswa kelas 1 sampai
kelas 6.
Alat pengumpulan data yang
digunakan adalah kuesioner dengan
pertanyaan tertutup sejumlah 14 butir
yang bersifat positif dan negatif
dengan bentuk jawaban selalu,
HASIL PENELITIAN

35 Kasus

sering, kadang-kadang, dan tidak


pernah. Penilain dilakukan dengan
menjumlahkan skor yang diperoleh
dibagi dengan skor maksimal
dikalikan dengan 100% dengan hasil
persentase < 40% proteksi orang tua
kurang, 40% - 65% proteksi orang
tua cukup, 66% - 80% proteksi orang
tua baik, dan > 80% proteksi orang
tua sangat baik. Kemudian setelah
seluruh kuesioner telah terpenuhi,
maka telah dijumlahkan seluruh
orang tua dengan perkategori
proteksi dari yang kurang hingga
sangat baik kemudian dikalikan
100%.
Etika
penelitian
yang
diberlakukan adalah dengan Inform
Concent, dimana sebelum menjadi
responden, peneliti harus meminta
persetujuan sampel untuk menjadi
responden, kemudian anonymity
dimana nama responden tidak
dicantumkan, dan kerahasiaan data
juga harus terjaga.

Hasil penelitian tentang variable


perilaku orang tua dalam pencegahan
kekerasan seksual pada anak SD

disajikan dalam bentuk tabel sebagai


berikut :

Tabel 5.1 : Distribusi Frekuensi Perilaku Orang Tua di Lingkungan Rumah dalam
Pencegahan Kekerasan Seksual pada Anak SD 14 Dangin Puri di
Denpasar Timur Tahun 2014 (n=139).
Cara Pencegahan Kekerasan
seksual
Menasehati anak dan dilakukan
aplikasi pencegahan secara
langsung
Menasehati anak tanpa dilakukan
aplikasi pencegahan secara
langsung
Hanya dilakukan tindakan
pencegahan secara aplikatif tanpa
atau dengan nasehat minimalis
Acuh tak acuh
Berdasarkan tabel 5.1 diatas
dapat dijelaskan bahwa cara yang
dilakukan orang tua di lingkungan
rumah adalah diantaranya dengan
memberikan anak nasehat dan
pencegahan secara tindakan langsung
sebanyak 96 responden (69%), hanya

Frekuensi (f)

Persentase (%)

96

69

26

19

13

dengan nasehat sebanyak 26


responden (19%), hanya dengan
tindakan secara langsung tanpa atau
dengan nasehat yang minimalis
sebanyak 13 responden (9%), dan
orang tua yang acuh tak acuh
sebanyak 4 responden (3%).

Tabel 5.2 : Distribusi Frekuensi Perilaku Orang Tua di Lingkungan Sekolah dalam
Pencegahan Kekerasan Seksual pada Anak SD 14 Dangin Puri di
Denpasar Timur Tahun 2014 (n=139).
Cara Pencegahan Kekerasan
seksual
Menasehati anak dan dilakukan
aplikasi pencegahan secara
langsung
Menasehati anak tanpa dilakukan
aplikasi pencegahan secara
langsung
Hanya dilakukan tindakan
pencegahan secara aplikatif tanpa
atau dengan nasehat minimalis
Acuh tak acuh

Frekuensi (f)

Persentase (%)

120

86

12

Berdasarkan tabel 5.2 diatas


dapat
dijelaskan
bahwa
cara
pencegahan kekerasan dan pelecehan
seksual yang dilakukan orang tua di
lingkungan sekolah adalah dengan
memberikan anak nasehat dan
pencegahan
secara
tindakan

langsung, diantaranya sebanyak 120


responden (86%), hanya dengan
nasehat sebanyak 12 responden
(9%), dan hanya dengan tindakan
secara langsung tanpa atau dengan
nasehat yang minimalis sebanyak 7
responden (5%).

Tabel 5.3 : Distribusi Frekuensi Perilaku Orang Tua di Luar Lingkungan Rumah
dan Sekolah dalam Pencegahan Kekerasan Seksual pada Anak SD 14
Dangin Puri di Denpasar TimurTahun 2014 (n=139)
Cara Pencegahan Kekerasan
seksual
Menasehati anak dan dilakukan
aplikasi pencegahan secara
langsung
Menasehati anak tanpa dilakukan
aplikasi pencegahan secara
langsung
Hanya dilakukan tindakan
pencegahan secara aplikatif tanpa
atau dengan nasehat minimalis
Acuh tak acuh
Berdasarkan tabel 5.3 diatas
dapat
dijelaskan
bahwa
cara
pencegahan kekerasan dan pelecehan
seksual yang dilakukan orang tua di
luar lingkungan rumah dan sekolah
adalah dengan memberikan anak
nasehat dan pencegahan secara

Frekuensi (f)

Persentase (%)

128

92

tindakan
langsung
sebanyak
128responden (92%), hanya dengan
nasehat sebanyak 7responden (5%),
dan hanya dengan tindakan secara
langsung tanpa atau dengan nasehat
minimalis sebanyak 4 responden
(3%).

Tabel 5.4 : Distribusi Frekuensi Perilaku Orang Tua dalam Pencegahan Kekerasan
Seksual pada Anak SD 14 Dangin Puri di Denpasar Timur tahun 2014
(n = 139)
Tingkat Proteksi
SangatBaik
Baik
Cukup

Frekuensi (f)
105
30
4

Persentase (%)
76
22
2

Berdasarkan
tabel
5.4
menunjukkan hasil analisis secara
keseluruhan perilaku orang tua dalam
pencegahan kekerasan seksual pada
anak SD adalah didapatkan data
sebanyak 105 responden (76%)
menunjukkan perilaku proteksi orang
tua terhadap anak dengan tingkat
proteksi sangat baik, 30 responden
(22%)
menunjukkan
perilaku
proteksi orang tua terhadap anak
dengan tingkat proteksi baik, dan 4
responden (2%) yang menunjukkan
perilaku proteksi orang tua terhadap
anak dengan tingkat proteksi cukup
baik.

PEMBAHASAN
Perilaku Pencegahan Orang
Tua
Terhadap
Kekerasan
Seksual di Lingkungan Rumah
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perilaku orang tua dalam
pencegahan kekerasan seksual di
rumah dari 139 responden,
perilaku
pencegahan
dengan
nasehat dan aplikasi secara
langsung telah dilaksanakan oleh
sebanyak 96 responden (69%),
dengan memberikan nasehat saja
sebanyak 26 responden (19%),
dengan aplikasi secara langsung
tanpa nasehat sebanyak 13
responden (9%), dan 4 responden
(3%) acuh tak acuh. Secara umum
perilaku
pencegahan
di
lingkungan rumah cukup baik,
namun masih saja ditemukan
orang tua yang tidak pernah
memperhatikan
keselamatan
anaknya di lingkungan rumah.

Berdasarkan jurnal laporan


World Report on Violance and
Health Summary Prevention
yang ditulis oleh WHO pada
tahun 2002, kekerasan di rumah,
salah satunya karena kurangnya
perhatian dan kasih sayang dari
orang dikatakan bahwa anak
mengalami
kekerasan
fisik
maupun menjadi saksi mata dari
sebuah kekerasan yang dilakukan
orang tuanya, atau orang tua
bersikap acuh tak acuh terhadap
anak. Hal ini bisa disebabkan
karena adanya konflik keluarga,
kurang baiknya hubungan antara
anak dan orang tua, kurangnya
diberlakukan sikap disiplin pada
anak, dan adanya pengaruh buruk
yang harus diterima anak. Hal ini
menunjukkan suatu hubungan
sinkron dengan hasil yang peneliti
dapatkan bahwa di lingkungan
rumah, perilaku pencegahan yang
dilakukan orang tua masih ada
yang tidak baik atau orang tua
bersikap tidak peduli pada
anaknya.
Perilaku Pencegahan Orang
Tua
Terhadap
Kekerasan
Seksual di Lingkungan Sekolah
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perilaku orang tua dalam
pencegahan kekerasan seksual di
sekolah dari 139 responden,
perilaku pencegahan dengan
nasehat dan aplikasi secara
langsung telah dilaksanakan oleh
sebanyak 120 responden (86%),
dengan memberikan nasehat saja
sebanyak 12 responden (9%),

dan dengan aplikasi secara


langsung tanpa nasehat sebanyak
4 responden (5%). Secara umum
perilaku
pencegahan
di
lingkungan sekolah sudah baik.
Menurut teori yang tercantum
dalam buku Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan
(2007),
mengatakan
bahwa
guru
mempunyai tugas yang luas,
baik di sekolah, keluarga
maupun
masyarakat.
Guru
bertanggung
jawab
untuk
mampu menciptakan situasi
belajar mengajar yang kondusif
untuk
siswanya,
sehingga
tanggung
jawabnya
dalam
mendidik
anak-anak
harus
sangat
hati-hati
dalam
menyiapkan materi ajar, saranaprasarana, metode, pengaturan
siswa di kelas dan lainnya. Jika
dalam manajemen ini guru sudah
salah memberikan ajaran, maka
orang tua siswa akan menjadi
hati-hati dengan perilaku guru di
sekolah.
Perilaku Pencegahan Orang
Tua
Terhadap
Kekerasan
Seksual di Luar Lingkungan
Rumah dan Sekolah
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perilaku orang tua dalam
pencegahan kekerasan seksual di
luar rumah dan sekolah dari 139
responden, perilaku pencegahan
dengan nasehat dan aplikasi
secara
langsung
telah
dilaksanakan oleh sebanyak 128
responden
(92%),
dengan
memberikan
nasehat
saja
sebanyak 7 responden (5%), dan

dengan aplikasi secara langsung


tanpa nasehat sebanyak 4
responden (3%).
Penelitian
ini
dikuatkan
dengan teori tentang pergaulan
bebas. Seperti yang dipaparkan
dalam buku Melindungi Anak
dari Seks Bebas, perilaku ini
tidak terbatas pada tempat, kota
maupun desa. Bahkan usia pun
tidak menjadi sebuah alasan lagi
untuk melakukan seks bebas.
Yang sampai saat ini menjadi
masalah adalah, ketika seks
bebas dilakukan oleh anak muda
bahkan anak-anak, padahal masa
ini alat reproduksi belum siap
yang
diiringi
dengan
pemahaman seks yang masih
minim. Disini peran orang tua
sangat harus lebih ditingkatkan
dengan
terus
memberikan
pengarahan dan ajaran yang
tepat. Secara umum perilaku
pencegahan di luar lingkungan
rumah dan sekolah sangat baik,
dengan
ini
sudah
memperlihatkan bahwa di luar
sewaktu-waktu tidak aman dan
anak harus dilindungi lebih baik.
Tingkat Perilaku Pencegahan
Orang
Tua
Terhadap
Kekerasan Seksual pada Anak
SD
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa orang tua dengan tingkat
perilaku pencegahan sangat baik
sebanyak 105 orang (76%),
orang tua dengan tingkat
perilaku
pencegahan
baik
sebanyak 30 orang (22%), dan
tingkat
proteksi
perilaku

pencegahan
cukup
baik
sebanyak 4 orang (2%). Secara
umum dalam penelitian ini
tingkat proteksi atau perilaku
pencegahan orang tua terhadap
kekerasan seksual pada anak
adalah sangat baik.
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan
oleh
Herien
Puspitawati, dkk dalam jurnal
Kekerasan, Kondisi Keluarga,
dan Kesejahteraan Keluarga
Pada Anak Korban Kekerasan
(2011), menyebutkan bahwa
pelaku kekerasan seksual pada
anak, 91,4% dari 100% korban
kekerasan seksual, yang menjadi
pelaku merupakan orang-orang
yang dekat dengan korban,
seperti orang tua kandung
(14,3%), orang tua tiri (8,6%),
saudara (2,9%), pacar (14,3%),
teman
(11,4%),
tetangga
(34,3%), guru (2,9%), dan
majikan (2,9%), dan orang tidak
dikenal
(8,6%).
Dikatakan
bahwa tingkat proteksi orang tua
terhadap anak yang diteliti
berdasarkan hubungan orang tua
dengan anak dan juga dukungan
sosial,
dari
35
sampel
didapatkan 19 orang (54%)
dengan tingkat proteksi baik, 4
orang (11%) dengan tingkat
proteksi baik, dan 12 orang
(34%) dengan tingkat proteksi
kurang.
Berdasarkan teori S-O-R yang
dikemukakan Skinner dalam
Notoadmojo
(2010),
maka
perilaku
manusia
dapat
dikelompokkan menjadi dua

yaitu perilaku Introvert/Covert


Behaviour
(tertutup)
dan
perilaku
Ekstrovert/Overt
Behaviour (perilaku terbuka).
Perilaku
tertutup
sendiri
merupakan perilaku yang terjadi
bila respon terhadap stimulus
tersebut masih belum dapat
diamati oleh orang lain secara
jelas, dimana respon seseorang
masih terbatas dalam bentuk
perhatian, perasaan, persepsi,
pengetahuan dan sikap terhadap
stimulus yang bersangkutan.
Sedang perilaku terbuka adalah
perilaku yang terjadi bila respon
terhadap stimulus tersebut sudah
berupa tindakan atau praktik ini
dapat diamati oleh orang lain
dari luar.

KESIMPULAN
Perilaku
orang
tua
dalam
pencegahan kekerasan seksual di
lingkungan rumah cukup baik,
perilaku orang tua dalam pencegahan
kekerasan seksual di lingkungan
sekolah baik, dan perilaku orang tua
dalam pencegahan kekerasan seksual
di luar lingkungan rumah dan
sekolah sangat baik. Tingkat perilaku
orang tua dalam pencegahan
kekerasan seksual dengan tingkat
proteksi sangat baik sejumlah 105
orang (76%), orang tua dengan
tingkat proteksi baik sejumlah 30
orang (22%), dan 4 orang (2%) orang
tua tingkat proteksinya cukup baik.
Secara keseluruhan, tingkat perilaku
pencegahan yang sudah dilakukan
orang tua tergolong sangat baik.

SARAN
Di sekolah perlu diadakan
kegiatan
untuk
meningkatkan
pengetahuan bagi orang tua dan
siswa SD, orang tua diharapkan tetap
memberikan
nasehat
dan

DAFTAR PUSTAKA

meningkatkan perilaku pencegahan,


perawat terutama Perawat Puskesmas
lebih
banyak
memberikan
penyuluhan ke sekolah sekolah dan
peneliti selanjutnya bisa melakukan
penelitian lebih lanjut tentang faktor
yang mempengaruhi prilaku itu
sendiri.

Abu Huraerah. 2006. Kekerasan


terhadap Anak. Bandung:
Nuansa.
Adriana, Dian. 2011. Tumbuh
Kembang & Terapi Bermain
Pada Anak. Jakarta : Salemba
Medika
Alimul, Aziz. 2009. Pengantar Ilmu
Keperawatan Anak 1. Jakarta :
Salemba Medika
Anonim.2010. Kekerasan Seksual,
Kenali dan Tangani
(Factsheet). Komisi Nasional
Perempuan.
Darcill, Wendy dan Kelsey Powell.
2005. The Puberty Book,
Panduan untuk Remaja.
Jakarta : PT SUN
Lickona, Thomas. 2012. Character
Matters, Persoalan Karakter.
Jakarta : Bumi Aksara
Magdalena, Merry. 2010.
Melindungi Anak dari Seks
Bebas (E-Book).Grasindo.
Avaliable from :
http://books.google.co.id/books
?
id=sK9qvjmvV94C&pg=PA3
&dq=kekerasan+seksual&hl=i
d&sa=X&ei=McTcUsy0GIz7r
AeruYGYDQ&redir_esc=y#v=
onepage&q=kekerasan
%20seksual&f=false
Mark, Yantzi. 2009. Kekerasan
Seksual dan Pemulihan :
Pemulihan Bagi Korban,

Pelaku, dan Masyarakat (EBooks). Jakarta : PT BPK


Gunung Mulia. Avaliable
from :
http://books.google.co.id/books
?
id=WHhAJvt2APMC&pg=PA
20&dq=kekerasan+seksual&hl
=id&sa=X&ei=CsLcUoPhIYe
ErAe1YDoCg&redir_esc=y#v=onep
age&q=kekerasan
%20seksual&f=false
Pandhi, Yohana. 2014. Laporan
Kasus Kekerasan pada Anak
Tahun 2013 Bulan Januari
Desember. Denpasar :
Kapolresta Denpasar
Pramastri, Ira, Supriyanti,
Muchammad A. Priyanto.
2010. Early Prevention Toward
Sexual Abuse on Children
(Psychology Journal).
Universitas Gajah Mada
Saptarini, Yustina. 2009. Kekerasan
dalam Lembaga Pendidikan
Formal (Studi Mengenai
Kekerasan oleh Guru
Terhadap Siswa Sekolah Dasar
di Surakarta).Surakarta :
Universitas Sebelas Maret
Suharto, Edi. 1997. Anak &
Kekerasan. Pada Anak.
Bandung : Yayasan
Matahariku.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan
FIP-UPI. 2007. Ilmu &
Aplikasi Pendidikan Bagian 4

Pendidikan Lintas Bidang (E-Book).


Intima. Avaliable from :
http://books.google.co.id/books
?
id=B35Cf_WXgp4C&printsec
=frontcover#v=onepage&q&f=
false
Wahyuni, Eka. 2013. P2TP2A
Provinsi Bali Tangani 51
Kasus sepanjang Tahun 2013.
Denpasar : P2TP2A Provinsi
Bali. Avaliable from :
http://p2tp2abali.org/p2tp2aprovinsi-bali-tangani-51-kasussepanjang-tahun-2013/
WHO. 2013. Global and Regional
Estimates of Violance Against
Woman: Prevalence and
Health Effect of Intimate
Partner Violance and NonPartner Sexual Violence
(Journal). Geneva : World
Health Organization
WHO. 2012. Understanding and
Addressing Violence Against
Women (Journal). Geneva :
World Health Organization
WHO. 2002. World Report on
Violence and Health (Journal).
Geneva : World Health
Organization
WHO. 2002. World Report on
Violence and Health-Summary
(Journal). Geneva : World
Health Organization

Yanti. 2011. Buku Ajar Kesehatan


Reproduksi (Untuk Mahasiswa
Kebidanan). Yogyakarta :
Pustaka Rihama

Anda mungkin juga menyukai