Anda di halaman 1dari 4

IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN 1

DAN 2
IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN 1 DAN 2
Kation golongan I

: Timbal (II), Merekurium (I), dan Perak (I)

Pereaksi golongan

: Asam klorida encer(2M)

Reaksi golongan
: Endapan putih timbal klorida (PbCl2),
Merkurium(I) klorida (Hg2Cl2), dan perak klorida (AgCl)
Kation golongan I membentuk klorida-klorida yang tak larut, namun
timbal klorida sedikit larut dalam air, dan karena itu timbal tak pernah
mengendap dengan sempurna bila ditambahkan asam klorida encer
kepada suatu cuplikan ion timbal yang tersisa itu diendapkan secara
kuantitatif dengan H2S dalam suasana asam bersama-sama kation
golongan II Nitrat dari kation-kation golongan I sangat mudah larut
diantara sulfat-sulfat, timbal praktis tidak larut, sedang perak sulfat jauh
lebih banyak. Kelarutan merkurium (I) sulfat terletak diantara kedua zat
diatas.
Kation-kation golongan I diendapkan sebagai garam klorida.
Pemisahan kation golongan I tersebut dari campuran sebagai garam
klorida didasarkan fakta bahwa garam klorida dari golongan I tidak larut
dalam suasana asam (pH 0,5-1). Kation-kation dalam golongan I yang
terdiri atas Ag+, Hg+, dan Pb2+. Garam klorida dari kation golongan I
adalah: Hg2Cl2, AgCl, dan PbCl2. Pemisahan masing-masing kation tersebut
dilakukan berdasarkan cara sebagai berikut:
1.
PbCl2 dipisahkan dari Hg2Cl2 dan AgCl berdasarkan perbedaan
kelarutan kation. PbCl2 larut dalam air panas, sedangkan Hg2Cl2 dan AgCl
tidak dapat larut dalam air panas.
2.
Hg2Cl2 dan AgCl dipisahkan berdasarkan perbedaan kelarutan
antara kompleks Hg(NH2)Cl dan [Ag(NH3)2] yang dibentuk dengan
penambahan amonia terhadap Hg2Cl2 dan AgCl setelah PbCl2 terpisah.
Kompleks Hg(NH2)Cl berbentuk endapan hitam yang bercampur dengan
Hg+, sedangkan [Ag(NH3)2] tidak berbentuk endapan.
Identifikasi terhadap ketiga kation tersebut setelah terpisah adalah
sebagai berikut:
1.
Pb2+ dapat direaksikan dengan K2CrO4 yang akan membentuk
PbCrO4 (endapan kuning).
Pb2+ + CrO4- PbCrO4 (endapan kuning)
2.
Ag+ dapat diidentifikasi dengan mereaksikannya terhadap KI,
sehingga terbentuk AgI (endapan kuning muda). Atau mengasamkan
filtrat yang diperoleh dari pemisahan dengan asam nitrat encer, sehingga
kiompleks [Ag(NH3)2] terurai kembali dan dihasilkan endapan putih AgCl.

[Ag(NH3)2] + KI

->

AgI(endapan kuning muda) + 2 NH3

3.
Hg (I) dapat diidentifikasi dari warna endapan yang terjadi
pada pemisahannya dengan Ag+, adanya Hg22+ ditandai dengan adanya
endapan berwarna hitam.
Hg2Cl2 + 2 NH3 -> [Hg(NH2)Cl + Hg] (endapan hitam) + NH4+ + ClKation golongan II
Kation golongan II
: Merkuri (II), timbal (II), bismuth (III), tembaga
(II), kadmium (II), arsen (III) dan (V), stibium (III), dan timah (II)
Reagensia golongan : hydrogen sulfida (gas atau larutan-air jenuh)
Reaksi golongan
: endapan-endapan dengan berbagai warna
HgS (hitam), PbS (hitam), Bi2S3(coklat), AS2S3 (kuning), Sb2S3 (jingga), SnS2
(coklat) dan SnS2 (kuning).
Kation golongan II dibagi menjadi dua sub-golongan, yaitu subgolongan tembaga dan sub-golongan arsenik. Dasar dari pembagian
subgolongan ini adalah kelarutan endapan sulfida dalam amonium
polisulfida. Sementara sulfida dari sub-golongan tembaga tak larut dalam
reagensia ini., sulfida dari sub-golongan arsenik melarut dalam
membentuk garam tio.
Sub-golongan tembaga terdiri dari merkurium(II), timbel(II),
bismuth(II), tembaga(II), dan kadmium(II). Klorida, nitrat, dan sulfat dari
kation-kation sub-golongan tembaga, sangat mudah larut dalam air.
Sulfida, hidroksida, dan karbonat-nya tak larut.
Sub-golongan arsenik terdiri dari ion arsenik(III), arsenik(V),
stibium(II), Stibium(V), timah(II), dan timah(V). Ion-ion ini mempunyai sifat
amfoter. Oksidanya membentuk garam baik dalam asam maupun dengan
basa.
Identifikasi Kation Golongan II
1.
Identifikasi Hg2+
a.
Larutan amonia, menghasilkan endapan putih yang berupa
merkurium(II) oksida dan merkurium(II) nitrat
2Hg2+ + NO3- + 4NH3 + H2O
HgO.Hg(NH2)NO3
+ NH3
b.
Natrium hidroksida,bila ditambahkan dalam jumlah sedikit
menghasilkan endapan berwarna merah kecoklatan. Bila dalam jumlah
yang stoikiometris,endapan berubah menjadi kuning ketika terbentuk
merkurium(II) oksida
Hg2+ + 2OHHgO + H2O
Endapan tak larut dalam natrium hidrosikda berlebihan. Asam dapat
melarutkan endapan.
c.
Kalium iodida menghasilkan endapan berwarna merah berupa
merkurium(II) iodida
Hg2+ + 2IHgI2
2.
Identifikasi Bi3+
a.
Larutan amonia, menghasilkan endapan berwarna putih berupa
garam basa
Bi3+ + NO3- + 2NH3 + 2H2O
Bi(OH)2NO3
+ 2NH4+
Endapan larut dalam reagensia berlebih.

b.
Natrium hidroksida, menghasilkan endapan putih berupa
bismut(II) hidroksida
Bi3+ + 3OHBi(OH)3
Endapan hanya sedikit sekali yang larut dalam reagensia berlebihan
dengan larutan dingin.
c.
Kalium iodida, bila ditambahkan setetes demi tetes
menghasilkan endapan berwarna hitam berupa bismuth(II) iodida
Bi3+ + 3IBiI3
Endapan mudah larut dalam reagensia berlebihan yang akan
membentuk ion tetraiodobismutat yang berwarna jingga
BiI3
+ I[BiI4]3.
Identifikasi As2+
a.
Larutan perak nitrat menghasilkan endapan berwarna merah
kecoklatan berupa perak arsenat (Ag3AsO4)
AsO43- +3Ag+
Ag3AsO4
b.
Larutan kalium iodida, jika ada asam klorida pekat, iod akan
diendapkan, dengan mengocok campuran dengan 1-2 ml kloroform atau
karbon tetraklorida. Zat yang terakhir ini akan diwarnai ungu oleh iod.
AsO43- + 2H+ + 2IAsO33- + I2
+ H2O
2+
3.
Identifikasi Cu
a.
Larutan amonia, bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat
sedikit menghasilkan endapan berwarna biru berupa tembaga sulfat basa
2Cu2+ + SO42- + 2NH3 + 2H2O
Cu(OH)2.CuSO4
+ 2NH4+
Endapan larut dalam reagensia berlebihan dimana terbentuknya ion
kompleks tetraaminokuprat(II) yang berwarna biru tua
Cu(OH)2.CuSO4
+ 8NH3
2[Cu(NH3)4]2+ + SO42- + 2OHb.
Natrium hidroksida dalam larutan dingin menghasilkan endapan
berwarna biru berupa tembaga(II) hidroksida
Cu2+ + 2OHCu(OH)2
Endapan tak larut dalam reagensia berlebihan. Bila dipanaskan,
endapan berubah menjadi tembaga(II) oksida berwarna hitam
Cu(OH)2
CuO
+ H2O
c.
Kalium iodida mengendapkan tembaga(I) iodida berwarna
putih. Tetapi larutannya berwarna coklat tua karena terbentuknya ion-ion
tri-iodida (iod)
2Cu2+ + 5I2CuI
+ I-3
4. Identifikasi ion stano (larutan uji SnCl2 0,25 M)
a. Ditambahkan larutan kalium hidroksida ke dalam larutan uji, maka
terbentuk endapan putih stanno hidroksida yang larut dengan pereaksi
berlebih.
b. Ditambahkan larutan amonia atau alkali karbonat ke dalam larutan
uji, maka akan terbentuk endapan putih dari stanno hidroksida yang tidak
larut dengan penambahan pereaksi berlebih.
c. Setelah larutan uji SnCl2 yang keruh ditambahkan larutan NaOH,
terbentuk endapan putih Sn(OH)2. Setelah ditambahkan NaOH berlebih
endapan putih tersebut larut.
Endapan putih Sn(OH)2.
d. setelah larutan uji ditambahkan Na2CO3, terbentuk endapan putih
dari Sn(OH)2. Setelah ditambahkan Na2CO3 berlebih, endapan putih

tersebut tidak larut.


Endapan putih Sn(OH)2 (wayan 2010)

Anda mungkin juga menyukai