Audit Investigatif
Kelompok 10
Febrian Adhi P
F1313035
Pungky Pradana
F1313078
F1313105
S1 Transfer Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sebelas Maret Surakarta
2014
membantu
saksi yang
melihat
atau mengetahui
terjadinya
risiko
Invsetigasi
secara
sedeharna
dapat
didifinisikan
sebagai
upaya
Reserve proof secara harafiah berarti pembuktian secara terbalik. Agar kita
tidak keliru mencapuradukannya dengan istilah hukum pembalikan beban
pembuktian (omkeren van de bewijslast), sebagai pembuktian fraud secara
timbak balik.
Aksioma fraud yang kedua menurut ACFE, pemeriksaan fraud didekati dari
dua arah. Untuk membuktikan fraud memang terjadi, pembuktian harus meliputi
upaya untuk membuktikan bahwa fraud tidak terjadi. Dan sebaliknya. Dalam
upaya membuktikan fraud tidak terjadi, pembuktian harus meliputi upaya untuk
mebuktikan bahwa fraud meman terjadi.
Existence of Fraud
Aksioma ini secara sederhana mengatakan bahwa hanya pengadilan yang
dapat menetapkan bahwa fraud memang terjadi/tidak terjadi. Pemeriksa fraud
berupaya membuktikan terjadi atau tidaknya fraud. Namun, hanya pengadilan
yang mempunyai kewenangan untuk menetapkan hal itu. Di Amerika Serikat
wewenang itu ada pada oengadilan dan para juri. Dalam upaya menyelidiki
adanya fraud, pemeriksa membuat dugaan mengenai apakah seseorang bersalah
atau tidak. Bersalah atau tidaknya seseorang merupakan dugaan atau bagian dari
teori fraud, sampai pengadilan memberika putusan atau vonis.
Latihan Mengenai Aksioma Fraud
Berikut ini disajikan tiga kliping berita yang menyuarakan pendapat dan
pandangan berbagai pihak.
1. Kliping 1
Bailout Bank Century Sarat Pelanggaran
Meski tidak dilengkapi laporan aliran dana talangan, namun audit
investigative tersebut cukup gambling membeber kasus Bank Century,
mulai dari proses merger hingga bailout yang sarat dengan
pelanggaran.
audit
itu telah sesuai dengan UU No. 24/2004 tentang LPS dan Perpu
No.4/2008 tentang JPSK.
3. Kliping 3
LPS dan Mutiara Tak Melanggar
Menurutnya (manajemen Bank Mutiara) Pansus Hak Angket
Bank Century harus pandai memilah antara manajemen lama dan baru.
Hal itu mengingat prosedur dan orang-orang yang baru sama sekali
tidak tersangkut dalam manajemen Bank Century.
Pihak manajemen Bank Mutiara juga menegaskan tidak
melanggar UU hanya gara-gara tidak membayar dana milik nasabah
PT. Anta Boga Delta Sekuritas. Nasabah Anta Boga bukanlah nasabah
Century. Antaboga adalah perusahaan milik Robert Tantular yang
sekaligus pemilik Century.
Sebelumnya dalam pandangan akhir sejumlah fraksi di Pansus
Hak Angket Bank Century menilai terjadi pelanggaran dalam
pengucuran pernyataan modal sementara (PMS) oleh LPS.
Menanggapi hal ini, LPS menyatakan tidak melanggar proses
pengucuran dana PMS tersebut karena semua proses dilakukan sesuai
UU.
Firdaus menjelaskan, berdasarkan UU LPS, lembaga ini bertugas
menyelamatkan bank gagal berdampak systematic dengan mengambil
alih dan menyehatkannya sampai bank itu benar-benar sehat, tanpa
menghitung besarnya ongkos penyelamatan.
Pertemuan Pendahuluan
Akuntansi forensic merumuskan lingkup dan tujuan audit investistigatif
yang memenuhi harapan klien, missal sebagai berikut.
1. Pemecatan pelaku fraud
2. Pengumpulan bukti dan barang bukti yang cukup untuk penuntutan di
pengadilan
3. Penentuan apakah telah terjadi salah saji yang material didalam
laporan keuangan, dan tindak lanjutnya
Untuk itu, menurutnya pihaknya tetap harus terbuka terhadap kritik yang
disampaikan kepada BPK terkait laporan yang diberikan. Kita harus berbesar
hati, menerima kritik dari berbgai pihak yang menaruh perhatian terhadap laporan
pemeriksaan BPK, sepanjang kritik tersebut disampaiakan secara santun, masih
dalam koridor profesionalisme dan koridor peraturan perundangan yang berlaku,
katanya.
Ia menyatakan, para pemeriksa BPK diharapkan makin meningkatkan
kemampuannya dalam pemeriksaan sehingga laporan pemeriksaan BPK juga
semakin meningkatkan kualitasnya. Ia menambahkan, seiring dengan keterbukaan
dimasa mendatang tidak menutup kemungkinan pihak yang diperiksa akan
memperkarakan tim pemeriksa BPK apabila mereka beranggapan tim BPK tidak
bekerja sesuai dengan standar kode etik dan peraturan perundangan yang berlaku.
PREDICATION
Predication adalah keseluruhan dari peristiwa, keadaan pada saat peristiwa
itu, dan segala hal yang terkait atau berkaitan yang membawa seseorang yang
cukup terlatih dan berpengalaman dengan kehati-hatian yang memadai, kepada
kesimpulan bahwa fraud telah, sedang atau akan berlangsung. Predication adalah
dasar untuk memulai investigasi.
Investigasi dengan pendekatan teori fraud meliputi langkah-langkah
sebagai berikut:
a) Analisis data yang tersedia
b) Ciptakan (atau kembangkan) hipotesis berdasarkan analisis di atas
c) Uji atau tes hipotesis tersebut
d) Perhalus atau ubah hipotesis berdasarkan hasil pengujian sebelumnya
Dengan predication ini kita dapat membangun teori fraudnya dan kita
dapat mengarahkan investigasi pada pengumpulan bukti-bukti yang diperlukan.
Dalam membangun teori fraudnya ini, kita harus menerapkan enam kata tanya,
yaitu what, why, when, how, where, dan who. Kalau kita bisa menjawab kelima W
dan satu H di atas, maka kita punya teori fraud. Sebagai teori, kita memerlukan
pembuktian. Lima W dan satu H, membantu kita merumuskan teori fraudnya. Ada
satu H lagi yang perlu diperhatikan, yakni how much, sehingga kita mempunyai
lima W dan dua H.
Pemeriksaan Dalam Hukum Acara Pidana
Pemeriksaan fraud dimaksudkan untuk pembuktian di pengadilan. Idealnya,
pendekatan auditing dan hukum berjalan seiring. Namun, latar belakang kedua
bidang ilmu dan berbeda. Menurut Undang-Undang Hukum Acara Pidana
(Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981) mengatur tahapan hukum acara pidana
sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Penyelidikan
Penyidikan
Penuntutan
Pemeriksaan di sidang pengadilan
Putusan pengadilan
Upaya hukum
Pelaksanaan putusan pengadilan
Pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pengadilan
adalah
serangkaian
kegiatan
penyidik
untuk
mencari
dan
mengumpulkan bukti, dan dengan bukti itu membuat terang tindak pidana yang
terjadi untuk menemukan tersangkanya. Untuk mencari dan mengumpulkan bukti,
undang-undang memberi wewenang kepada penyidik untuk :
1. Menggeledah dan menyita surat dan barang bukti
2. Memanggil dan memeriksa saksi, yang keterangannya dituangkan dalam
berita acara pemeriksaan saksi
3. Memanggil dan memeriksa tersangka, yang keterangannya dituangkan
dalam berita acara pemeriksaan tersangka
4. Mendatangkan ahli untuk memperoleh keterangan ahli yang dapat juga
diberikan dalam bentuk laporan ahli
5. Menahan tersangka, dalam hal tersangka dikhawatirkan akan melarikan
diri, menghilangkan barang bukti atau mengulangi melakukan tindak
pidana
Prapenuntutan
Prapenuntutan adalah tindakan jaksa (penuntut umum) untuk memantau
perkembangan
penyidikan
setelah
menerima
pemberitahuan
dimulainya
Keterangan asli
Keterangan ahli
Surat
Keterangan terdakwa
Petunjuk
Pemeriksaan di pengadilan mempunyai satu tujuan saja, yaitu mencari alat bukti
yang membentuk keyakinan hakim tentang bersalah atau tidaknya terdakwa.
Putusan Pengadilan
Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali apabila dengan
sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa
suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah.
Kesalahan terdakwa ditentukan oleh keyakinan hakim, namun keyakinan itu harus
didasarkan atas sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah, yang harus ada
persesuaian satu dengan yang lain.
Upaya Hukum
Upaya hukum adalah hak terdakwa atau penuntut untuk tidak menerima putusan
pengadilan yang berupa perlawanan atau banding atau kasasi, atau hak terpidana
untuk mengajukan permohonan peninjauan kembali, atau hak Jaksa Agung untuk
mengajukan kasasi demi kepentingan hukum dalam hal serta menurut cara yang
diatur dalam undang-undang.
Upaya hukum ada dua macam, yaitu Upaya Hukum Biasa dan Upaya Hukum
Luar Biasa. Upaya Hukum Biasa terdiri atas Pemeriksaan Tingkat Banding dan
Pemeriksaan Kasasi. Upaya Hukum Luar Biasa terdiri atas Pemeriksaan Kasasi
Demi Kepentingan Hukum dan Peninjauan Kembali putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap.