Anda di halaman 1dari 7

BAB II

ISI
Suatu zat dapat diketahui memiliki zat kation atau anion dengan
melakukan analisa kualitatif terhadap zat tersebut. Analisa kualitatif terhadap zat
kation disebut identifikasi kation. Analisa kualitatif merupakan suatu proses
dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak
diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk
mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan.
Kimia
analisissecaragarisbesardibagidalamduabidang
yang
disebutanalisiskualitatifdananalisiskuantitatif.Analisiskualitatifmembahasidentifik
asizat-zat.Urusannyaadalahunsuratausenyawaanapa
yang
terdapatdalamsuatusampelataucontoh.
Padapokoknyatujuananalisiskualitatifadalahmemisahkandanmengidentifikasiseju
mlahunsurAnalisiskuantitatifberurusandenganpenetapanbanyaksuatuzattertentu
yang adadalamsampelataucontoh (Underwood, 1986).
Analisakualitatifdibagimenjadiduabagianyaitu :
1. Analisapendahuluanbertujuanuntukmemperkirakandanmemberiarahsehing
gamemperolehgambaranterhadapcontoh
yang
akanditeliti.
Analisapendahuluanmeliputi :
1. Organoleptis (menggunakanpancaindera), yang
dianalisisbiasanyaberupabentuk, warna, bau.
2. Pemanasandengantabungpijar.
3. Reaksinyala (flame test),
dilakukandenganmenggunakankawatPtatau.
Warna-warna yang terjadipadareaksinyalaadalahsebagaiberikut.
KationWarnaNyala
Kation

WarnaNyala

Li+Na+K+

MerahKuningUngu

Ba2+

Kuninghijau

Sr2+

Merahbata

Cu2+

Hijaubiru

Ca2+

Merahkuning

Dalam metode analisa kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi


diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spessifik, kedua pereaksi ini
dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan. Untuk tinjauan
analisa kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam ilmu golongan
berdasarkan sifet-sifat kation itu terhadap beberapa reagenesia.
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling
umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan ammonium
karbonat. Klasifikasi ini didasarkan pada apakah suatu kation bereksi dengan
reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan
metode yang digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema
digunakan skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu
golongan.
Secara prinsip, zat yang akan diidentifikasi dilarutkan kemudian
ditambahkan pereaksi tertentu yang sesuai, yang akan mengendapkan segolongan
kation sebagai garamyang sukar larut atau hidroksidanya. Pereaksi haruslah
sedemikian rupa sehingga pengendapan kation golongan kation selanjutnya tidak
terganggu atau sebelumnya dapatdengan mudah dihilangkan dari larutan yang
hendak dianalisis.Untuk identifikasi senyawa organik, pada umumnya didasarkan
atas kelarutannyadalam air. Jikasenyawatidaklarutdalam air,
makaharusdilakukandestruksi.Caradestruksitergantungdarisenyawa yang
hendakdianalisdanditentukandenganbantuan percobaanpendahuluan.
Prinsipdestruksiiniterdiridaripelelehancampuransenyawayangsukarlarutdal
ampereaksi yang sesuaidalamjumlah yang
berlebih.Akibatnyareaksiakandigesersempurnakearahreaksi. Di dalam kation ada
beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu, diantaranya: golongan
klorida asam, golongan sulfida asam, golongan sulfida basa, golongan katbonat
dan golongan sisa.
I.

Golongan Klorida Asam

Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion
golongan ini Ag+, Hg2+, dan pb2+. Jika ketiga-tiganya terdapat dalam suatu
larutan, mereka akan membentuk akan mengendap sebagai campuran AgCl,
HgCl2, dan PbCl2 bila ditambahkan HCl. Persamaan ion netto untuk Hg22+ adalah
Hg22+ + 2C l-

Hg2Cl2

Pengedapan ion-ion golongan I harus pada temperatur kamar atau lebih rendah,
karena timbel klorida larut dalam air panas. Juga harus dijaga agar asam klorida
tak terlalu banyak ditambahkan. Dalam larutan HCl pekat, perak klorida dan
timbel korida melarut, karena Ag+ dan Pb2+ membentuk kompleks dapat larut oleh
reaksi
AgCl + ClPbCl2 + 2Cl-

AgCl2PbCl42-

Reksi pada Golongan I


Ag+
1. Ag+ + HCL AgCL putih + H2. 2Ag+ + 2 NaOH 2AgOH + 2Na+ coklat
3. 2Ag+ + 2NH4 OH 2 AgOH NH+
Pb2+
1. Pb2+ + 2NaOH Pb(OH)2 putih + 2 Na+
Pb(OH)2 + 2NaOH Na2Pb(OH)4
2. Pb2+ +2 NH4OH Pb(OH)2 putih + 2 NH4+
3. Pb2+ + 2KI PbI2

Kationgolongan I membentukklorida, yang tidaklarut.Namun,


Timbalkloridasedikitlarutdalam air,
dankarenaitutimbaltidakpernahmengendapdengansempurna biladitambahkandeng
anHClencerkepadasuatucuplikan ion timbal yang
tersisaitu,diendapkansecarakuantitatifdengan H2S dalamsuasanaasambersamasamagolongan II.
II.

Golongan Sulfida Asam

Setelah endapan golongan I disaring, sisa larutan dikurangi keasamannya dan


dijenuhi dengan hidrogen sulfida. Dalam larutan H2S jenuh mengandung ion H+
10,0 M, konsentrasi ion S2- adalah sekitar 10,0 x 10-27M. Dengan harga [S2-] yang
begitu rendah, hanya garam-garam dengan Ksp sangat kecil akan membentuk
endapan. Dalam larutan dimana ion logam berkonsentrasi sekitar 0,1 M sulfida
As3+, Bi3+, Cd2+, Cu2+, Hg2+, Pb2+, dan Sn2+akan mengendap. Harga8,0 x 10-27
untuk CdS merupakan harga terbesar dari antara harga-harga sangat kecil ini.
Untuk pengendapan arsen sulfida, As2S3 dapatlah ditulis persamaan berikut:
3H2S
3S2- + 2As3+

6H+ +3S2As2S3

Jumlah kedua persamaan ini memberikan persamaan ion netto untuk reaksi:
2As3+ + 3H2S

As2S3 + 6H+

Reaksi pada Golongan II


Fe2+
1. Fe2+ + 2NaOH Fe(OH)2 hijaukotor + 2Na+
2. Fe2+ + 2NH4OH Fe(OH)2 hijaukotor + 2NH4+
3. Fe2+ + 2K4Fe(CN)6 K4 {Fe(CN)6} biru + 4k+
4. Fe2+ + KSCN Fe(SCN)2 + 2K+
Fe3+
1. Fe3+ + 3 NaOH Fe(OH)3 kuning + 3Na+
2. Fe3+ + 3 NH4 OH Fe(OH)3 Kuning + 3NH4+
3. Fe3+ + 3K4Fe(CN)6}2 K4{Fe(CN)6}2 biru +3k+
4. Fe3+ + 3KCNS Fe(SCN)3 + 3K+
Al3+
1. Al3+ + 3NaOH Al(OH)3 putih + 3Na+
2. Al3+ + 3NH4OH Al(OH)3 putih + 3NH4+

III.

Golongan Sulfida Basa

Setelah endapan sulfida grup II disaring, konsentrasi ion sulfida dinakikkan.


Larutan dibuat basa dengan suatu campuran buffer dari NH3 dan NH4Cl,dan
larutan dijenuhi lagi dengan H2S. Dalam larutan ini konsentrasi H+ adalah sekitar
1x10-9M. Dari tetapan kesetimbangan untuk H2S
2H+ + S2- sebesar 1,1
-21
x 10 .
Ion yang mengendap pada golongan ini ada 7 yaitu: Co2+, Fe2+, Mn2+, Ni2+, Zn2+,
Al3+, dan Cr3+. Lima yang pertama akan membentuk sulfida tak dapat larut, dan
dua yang terakhir membentuk hidroksida yang tak dapat larut. Untuk
pengendapan aluminium hidroksida (AlOH)3 dapatlah ditulis persamaan berikut:
3NH3 + 3H2O
Al3+ +3OH-

3NH4+ +3OHAl(OH)3

Jumlah kedua persamaan ini menghasilkan persamaan ion netto untuk reaksi itu:
Al3+ + 3NH3 + 3H2O

Al(OH)3

+ 3NH4+

Reaksi pada Golongan III


Zn21. Zn2- + NaOH Zn(OH)2 putih + 2Na+
2. Zn2- + Na2CO3 ZN(CO3)2 putih + 2Na+
3. Zn2- + K4Fe(CN )6 Zn4{Fe(CN)6}2tetap + 8k+
Ni2+
1. Ni2+ + 2NaOH Ni(OH)2 hijau + 2Na+
2. Ni2+ + NH4OH Ni(OH)2 hijau + 2NH4+
3. Ni2+ + 2Na2CO3 Ni(CO3)2 hijaumuda + 2Na
4. Ni2+ + K4Fe(CN)6 Ni4{Fe(CN)6}2tetap + 8k+
CO21. CO2- + NH4OH CO(OH)2 hijau + 2NH4
2. CO2- + 2NaOH CO9OH)2 biru + 2Na+
3. CO2- + K4Fe(CN)6 CO4{Fe(CN)6}2tetap + 8k+
4. CO2- + 2Na2CO3 CO(CO3)2 hijaumuda + 2Na

IV.

Golongan Karbonat

Golongan keempat adalah sisa dari penyaringan golongan III diantaranya mereka
adalah ion Ba2+, Ca2+, K+, Mg2+, Na+, NH4+, dan Sr2+. Dari ketujuh ion ini, ion
Ba2+, Ca2+, dan Sr2+ membentuk karbonat dengan harga Ksp yang terendah.
Ketiganya merupakan kation golongan IV. Reaksi pengendapan ion strontium
adalah:
Sr2+ + CO32-

SrCO3

Ksp untuk MgCO3 adalah 3,4 x 10-8 yang sedikit terlalu besar untuk garam ini
dapat mengendap pada konsentrasi ion CO32- yang disediakan.

Reaksi pada Golongan IV


Ba2-

1. Ba2- + k2 CrO4 BaCrO4 kuning


2. Ba2- + Na2CO3 BaCO3 putih
Ujinyala
Ba kuningkehijaun

Ca2+
1. Ca2+ + K2CrO4 CaCrO4Lart. Kuning +2K+
2. Ca2+ + Na2 CO3 CaCO3 + 2Na+
Untukujinyala
Ca merahkekuningan.
Sr2+
1. Sr2+ + K2CrO4 SrCrO4Lart. Kuning + 2K
2. Sr2+ + Na2CO3 SrCO3 + 2Na+
Untukujinyala
Sr merahkarmin.

V.

Golongan Sisa

Keempat ion yang tetap tinggal dalam larutan setelah keempat golongan yang
terdahulu mengendap, merupakan kation golongan V. Mereka adalah NH4+, Mg2+,
K+, dan Na+. Terdapat hanya satu komplikasi disini. Karena amonia dan amonium
klorida telah ditambahkan pada beberapa kesempatan dalam analisa golongan II,
III, dan IV, adanya NH4+ dalam suatu contoh anu haruslah di uji dari suatu
cuplikan dari larutan aslinya.
Mg2+
1. Mg2+ + 2 NaOH Mg(OH)2 putih + 2Na+
2. Mg2+ + 2 NH4OH Mg(OH)2 tetap + 2NH4+
3. Mg2+ + Na3CO(NO2)6 Mg3{CO(NO2)6} Lart. Merah darah + 3Na

Daftar Pustaka

Haryadi. 1990. Ilmu Kimia AnalitikDasar. PT. Gramedia:Jakarta.


Keenan,W;Kleinfelter,V.D.C dan Wood,J.H.1992.Kimia Untuk
Universitas.Erlangga: Jakarta
Shvehla, G. 1995. Vogel BukuTeksAnalisisMakro danSemimikro I. PT. Kalman
Media Pustaka:Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai