(wal harfu maa laa yashluhu maahu daliilul ismi wa laa daliilul fili)
Dan huruf adalah kata yang tidak bisa menerima petunjuk untuk fiil dan isim.
Penjelasan:
Fiil dan isim bisa diketahui dengan tanda-tanda yang telah dijabarkan pada pelajaran nahwu 4 dan
6. Tetapi semua tanda untuk mengetahui isim dan fiil tidak berlaku dan tidak cocok dipasang dalam
huruf. Misalnya: (hal), (fii), dan (lam) adalah berdiri sendiri dan tidak mempunyai tanda-tanda
tersebut. Untuk mengetahui huruf, silahkan perhatikan saja artinya.
Pelajaran Nahwu 8 : Ringkasan Dan Istilah-Istilah Penting
SYARAT KALAM (
) ADA EMPAT (4) :
1. Lafazh ( ).
2. Murokkab (
).
3. Mufid (
).
4. Wadho (
).
Kalam ada tiga (3) unsur :
1. Isim (
), dapat diketahui dengan :
- Khofadh ( ) .
- Tanwin ( ).
- Alif dan Lam ( ).
- Huruf Khofadh.
2. Fiil (
), dapat diketahui dengan:
- Qod ( ).
- Siin (
).
- Saufa (
).
- Ta Tanits Sukun ( ).
3. Huruf (
), berdiri sendiri:
- Huruf-huruf khofadh, yaitu: min( ) , ilaa( ) , an( ) , alaa( ) , fii ( ), rubba(
), li ( ), serta huruf-huruf qosam yaitu: wawu( ) , ba( ) dan ta ( ).
Istilah-istilah penting :
- Kalam (
) = Kalimat.
- Isim (
) = Kata benda.
- Fiil (
) = Kata kerja.
- Fiil Madhi (
) = Kata kerja untuk bentuk lampau.
- Fiil Mudhori (
) = Kata kerja untuk bentuk sekarang dan akan datang.
- Fiil Amer (
) = Kata kerja untuk bentuk perintah.
Pelajaran Nahwu 12 : Ringkasan dan Istilah-Istilah Penting
Irob (
) ada empat (4) :
1. Rofa ( ) = Dapat masuk pada isim dan fiil.
2. Nashob (
) = Dapat masuk pada isim dan fiil.
3. Khofadh / Jer (
\
) = Hanya masuk pada isim.
4. Jazm ( ) = Hanya masuk pada fiil.
Istilah-Istilah Penting :
) , bi (
), ka (
- Irob (
) = Perubahan tanda pada akhir kata; analisa kata.
- Amil (
) = Faktor yang menjadi penyebab perubahan tanda pada akhir kata.
- Lafzhon ( )= Tersurat dan tampak jelas.
- Taqdiron (
) = Tersirat dan diperkirakan.
- Murob (
) = Tanda pada akhir kata yang dapat berubah.
- Mabni ( ) = Tanda pada akhir kata yang tidak dapat berubah, lawannya murob.
- Fail (
) = Subjek (pelaku)
- Maful bih (
) = Objek penderita.
Pelajaran Shorof 14 : Faalan
Mashdar yang mengikuti wazan ini adalah yang fiilnya mengikuti wazan :
Contoh :
1. Lambat =
(Faila Yafalu).
1.4 Fiil Mudhori yang huruf akhirnya tidak bersambung dengan huruf apapun, misalnya :
(yadhribu zaydun) = Zaid memukul.
(yakhsya amrun) = Amr takut.
- Kata
(yadhribu) adalah fiil mudhori yang dirofa dan tanda rofanya dengan dhommah
zhohiroh (yang tampak).
- Kata
(yakhsya) adalah fiil mudhori yang dirofa dan tanda rofanya dengan dhommah
muqoddaroh (yang diperkirakan).
Fiil Mudhori yang huruf terakhirnya tidak bersambung dengan huruf apapun, yaitu fiil mudhori yang
tidak bersambung dengan :
- Alif Tatsniyah, seperti :
(yadhribaani) = Mereka berdua sedang memukul. Dan
(tadhribaani) = Kamu berdua sedang memukul.
- Wawu Jama, seperti :
(yadhribuuna) = Mereka (laki-laki) sedang memukul. Dan
(tadhribuuna) = Kalian (laki-laki) sedang memukul.
- Ya Muannatsah Mukhothobah, seperti :
(tadhribiina) = Kamu (perempuan) sedang
memukul.
- Nun Taukid Tsaqilah dan Nun Taukid Khofifah, seperti :
(layasjunan) dan
(layasjunanna) = Sungguh dia (laki-laki) sedang memenjarakan.
Kedua fiil ini adalah mabni fathah.
- Nun Niswah, seperti :
(wal waalidaatu yurdhina) = Para ibu sedang menyusui.
Fiil ini adalah mabni sukun.
Pelajaran Shorof 16 : Faiilan
Mashdar yang mengikuti wazan ini (Faiilan /
), adalah mashdar dari kata-kata yang menunjukkan
pengertian bunyi (suara) dan berjalan.
Contoh :
1. Mengerang kesakitan =
(wa ammal kasrotu fatakuunu alaamatan linnashbi fii jamil muannatsis saalimi)
Dan adapun kasroh ( ) menjadi tanda irob nashob dalam Jama Muannats Salim.
Penjelasan :
Jama Muannats Salim ketika dinashob maka tanda nashobnya adalah kasroh ( ) :
- Misalnya :
(roaytu al muslimaati) = Saya melihat wanita wanita muslimah.
- Kata
(al muslimaati) adalah maful bih yang dinashob dan tanda nashobnya dengan kasroh
yang tampak, sebagai pengganti dari fathah karena dia jama muannats salim.
Pelajaran Shorof 24 : Fiaalan
Mashdar yang mengikuti wazan ini (Fiaalan /
(tidak patuh) :
1. Lari / minggat =
4. Lari =
(wa ammal fathatu fatakuunu alaamatan lilkhofdhi fil ismil ladzii laa yanshorifu)
Dan adapun fathah ( ) menjadi tanda irob khofadh (jer) pada isim ghoiru munshorif (isim yang tidak
menerima tanwin).
Penjelasan :
Fathah ( ) menjadi tanda irob khofadh (jer) pada isim ghoiru munshorif (isim yang tidak menerima
tanwin), misalnya :
= Saya berpapasan dengan Ahmad.
(marortu bi-ahmada).
= Saya berpapasan dengan Ibrohim.
(marortu bi-ibroohiima).
- Kata
(ahmada) dan
(ibroohiima) pada kalimat diatas adalah isim majrur (yang dijer) oleh
(bi) dan tanda jernya dengan fathah yang tampak, sebagai pengganti dari kasroh karena dia isim
ghoiru munshorif.
- Ciri-ciri isim ghoiru munshorif :
1. Kata sifat dengan perbandingan (udul), misalnya :
(matsnaa) = Dua-dua.
(tsulaatsa) = Tiga-tiga.
(rubaaa) = Empat-empat.
2. Kata sifat dengan wazan fiil afala ( ), misalnya :
(akbaru) = Lebih besar.
(ashghoru) = Lebih kecil.
(afdholu) = Lebih utama.
3. Kata sifat dengan tambahan alif dan nun, misalnya :
(sakroonu) = Mabuk.
(ghodhbaanu) = Marah.
(syabaanu) = Kenyang.
4. Nama diri dengan perbandingan (udul), misalnya :
(umaru) = Orang yang bernama Umar.
(zufaru) = Orang yang bernama Zufar.
5. Nama diri dengan wazan fiil afala ( ), misalnya :
(ahmadu) = Orang yang bernama Ahmad.
(yaziidu) = Orang yang bernama Yazid.
6. Nama diri dengan tambahan alif dan nun, misalnya :
(utsmaanu) = Orang yang bernama Utsman.
(sulaymaanu) = Orang yang bernama Sulaiman.
7. Nama diri dengan yang bukan dari bahasa arab (ujmah), misalnya :
(ibroohiima) = Orang yang bernama Ibrohim.
(yuusufu) = Orang yang bernama Yusuf.
8. Nama diri dengan susunan gabungan (tarkib mazji), misalnya :
(hadhromautu) = asalnya terdiri dari dua kata, yaitu
(hadhrun) artinya datang dan
(mautun) artinya mati, kemudian digabungkan menjadi susunan kata yang berarti nama kota di
Yaman.
9. Nama diri dengan ta tanits (muannats), misalnya :
(aa-isyatu) = Orang yang bernama Aisyah.
(faathimatu) = Orang yang bernama Fatimah.
10. Shighot Muntahal Jumu dengan wazan :
(mafaaila) misalnya
(masaajida) = beberapa mesjid.
(mafaaiila) misalnya
(mashoobiiha) = beberapa lampu.
)
Kata-kata yang mengikuti wazan ini adalah sifat musyabbahah yang berasal dari kata-kata yang
mengikuti wazan Faula Yafulu ( ) dan sedikit dari wazan Faila Yafalu (
).
Contoh :
1. Cantik =
agung.
3. Mulia =
) adalah yang
- Jama Muannats Salim : dirofa dengan dhommah, dinashob dan dikhofadh/dijer dengan kasroh.
- Isim Ghoiru Munshorif : dirofa dengan dhommah, dinashob dan dikhofadh/dijer dengan fathah.
- Fiil Mudhori Shohih Akhir : dirofa dengan dhommah, dinashob dengan fathah dan dijazm dengan
sukun.
- Fiil Mudhori Mutal Akhir : dirofa dengan dhommah muqoddaroh, dinashob dengan fathah
zhohiroh kecuali yang berakhiran alif layyinah dengan fathah muqoddaroh dan dijazm dengan
membuang huruf illat.
2. Dengan huruf, yaitu pada :
- Isim Tatsniyah : dirofa dengan alif, dinashob dan dikhofadh/dijer dengan ya.
- Jama Mudzakkar Salim : dirofa dengan wawu, dinashob dan dikhofadh/dijer dengan ya.
- Asmaul Khomsah : dirofa dengan wawu, dinashob dengan alif dan dikhofadh/dijer dengan ya.
- Afalul Khomsah : dirofa dengan nun, dinashob dan dijazm dengan membuang nun.
Istilah-Istilah Penting :
- Murobat : Bentuk kata yang tanda akhirnya dapat berubah.
- Fiil Mudhori Mutal Akhir : Fiil Mudhori yang berakhiran huruf illat yaitu alif, wawu atau ya.
Pelajaran Nahwu 40 : Bab Fiil Fiil
1. Fiil Amr Dan Tandanya
maupun muqoddar (yang diperkirakan), membuang huruf illat ataupun membuang huruf nun.
Adapun perinciannya sesuai tashrif ushul sebagai berikut :
-
(wafaa yafii fi laa tafi)
Kata
(laa tafi) adalah fiil nahi artinya jangan setia.
4. Ribut =
digunakan dan ditemui dalam kitab-kitab bahasa arab. Kedelapan wazan tersebut sesuai urutan
tashrif yaitu fiil madhi, fiil mudhori dan mashdar adalah sebagai berikut :
1.
- Nahi : larangan.
- Amr : perintah.
Pelajaran Shorof 44 : Tsulatsi Mazid
Penjelasan Cara Mengartikan Masing-Masing Wazan :
1.
(Afala Yufilu)
Wazan ini merupakan fiil tsulatsi mazid dengan imbuhan satu huruf, yaitu huruf hamzah ( ) di
awalnya. Huruf hamzah tambahan ( ) pada wazan Afala ( ) ini disebut Hamzah Tadiyah (
). Karena dengan tambahan hamzah tadiyah itu, semua fiil yang mengikuti wazan ini menjadi
mutaaddi (transitif) yang membutuhkan kepada maful bih (objek penderita).
Cara mengartikannya yaitu dengan awalan me dan akhiran kan. Contoh :
1. Guru itu telah mengirimkan surat =
(arsala al-ustaadzu risaalatan)
Kata
(arsala) adalah fiil madhi tsulatsi mazid dengan imbuhan satu huruf hamzah tadiyah ( )
di awalnya artinya mengirimkan.
2. Murid itu mengeluarkan meja =
(akhroja at tilmiidzu maktaban)
Kata
(akhroja) adalah fiil madhi tsulatsi mazid dengan imbuhan satu huruf hamzah tadiyah ( )
di awalnya artinya mengeluarkan.
Tetapi kata-kata yang mengikuti wazan ini (Afala Yufilu) mempunyai beberapa pengertian lain,
yaitu :
A. Masuk ke sesuatu =
(liddukhuuli fisy syay-i)
Contoh :
- Musafir itu masuk di waktu sore =
- (amsaa al musaafiru)
- Kata
(amsaa) adalah fiil madhi tsulatsi mazid dengan imbuhan satu huruf hamzah ( ) di
awalnya, artinya telah memasuki waktu sore.
B. Tempat yang dituju =
(liqoshdil makaani)
Contoh :
- Amr telah menuju Irak =
- (aroqo amrun)
- Kata
(aroqo) adalah fiil madhi tsulatsi mazid dengan imbuhan satu huruf hamzah ( ) di
awalnya, artinya telah menuju Irak.
C. Sering/banyak sekali =
(lilmubaalaghoti)
Contoh :
4. Khobar Mubtada 5. Isim Kaana dan kelompoknya 6. Khobar Inna dan kelompoknya 7. Isim-isim
yang mengikuti isim yang dirofa, yaitu ada 4 (empat) : Naat, Athof, Taukid dan Badal.
Penjelasan :
Al Marfuuaat (Isim-isim yang marfu / dirofa) ada 7 (tujuh), yaitu :
1. Fail (Subjek / Pelaku)
- Misalnya kata
(aliyyun) dan kata
- Ali sudah hadir =
(hadhoro aliyyun)
- Muhammad telah berjalan =
(saafaro muhammadun).
(fa-ala yufa-ilu)
Wazan ini merupakan fiil tsulatsi mazid dengan imbuhan satu huruf, yaitu huruf yang sama dengan
ainul fiilnya. Wazan
(fa-ala), maka
(faaala yufaailu)
Wazan ini merupakan fiil tsulatsi mazid dengan imbuhan satu huruf, yaitu huruf alif ( ) setelah fa-ul
fiilnya. Kata-kata yang mengikuti wazan ini pada dasarnya mengandung pengertian
(lilmusyaarokati baynatsnayni) = perbuatan yang sama dilakukan oleh kedua belah pihak, sehingga
biasa diartikan saling.
Contoh :
- Zaid dan Amr saling memukul =
- (dhooroba zaydun amron)
- Kata
(dhooroba) adalah fiil madhi tsulatsi mazid dengan imbuhan satu huruf alif ( ) setelah
fa-ul fiilnya, artinya saling memukul.
Tetapi wazan
.
(al faailu : huwasmul marfuuul madzkuuru qoblahu filuhu, wahwa alaa qismayni ; zhoohirin wa
mudhmarin)
Fail (pelaku) adalah isim marfu (yang dirofa) yang sebelumnya disebutkan fiilnya. Fail ada 2 (dua)
bagian : 1. Fail zhohir 2. Fail dhomir.
Penjelasan :
Fail adalah isim marfu (yang dirofa) yang menjadi pelaku pekerjaan (subjek), kedudukannya
terletak setelah fiil (kata kerja).
Contoh :
1. Burung pipit terbang =
(thooro al ushfuuru)
Kata
(al ushfuuru) adalah fail yang dirofa dan tanda rofanya dengan dhommah yang
tampak. Kata
(al ushfuuru) kedudukannya sebagai fail karena sebagai pelaku pekerjaan
(subjek) dan terletak setelah fiil (kata kerja).
2. Para siswa sedang duduk =
(yajlisu ath thoolibuuna)
Kata
(ath thoolibuuna) adalah fail yang dirofa dan tanda rofanya dengan wawu, sebagai
pengganti dari dhommah karena dia jama mudzakkar salim. Kata
(ath thoolibuuna)
kedudukannya sebagai fail karena sebagai pelaku pekerjaan dan terletak setelah fiil.
3. Seorang dokter perempuan pergi =
(tadzhabu thobiibatun)
Kata
(thobiibatun) adalah fail yang dirofa dan tanda rofanya dengan dhommah yang tampak.
Kata
(thobiibatun) kedudukannya sebagai fail karena sebagai pelaku pekerjaan dan terletak
setelah fiil.
4. Para siswi sudah keluar =
(khorojatith thoolibaatu)
Kata
(ath thoolibaatu) adalah fail yang dirofa dan tanda rofanya dengan dhommah yang
tampak karena dia jama muannats salim. Kata
(ath thoolibaatu) kedudukannya sebagai fail
karena sebagai pelaku pekerjaan dan terletak setelah fiil.
Ketentuan Dalam Fail :
Jika failnya muannats (feminim), maka fiilnya juga diberi tanda muannats.
- Untuk fiil madhi ditambah ta tanits ( ), contoh :
Aisyah berdiri =
(qoomat aa-isyatu).
- Untuk fiil mudhori menggunakan huruf ta mudhoroah ( ), contoh :
Aisyah sedang berdiri =
(taquumu aa-isyatu).
Keterangan untuk pembagian fail dengan isim zhohir dan isim dhomir, akan dijelaskan pada
pelajaran berikutnya, in sya Alloh. Silahkan menyimak.......
Pelajaran Shorof 47 : Tsulatsi Mazid
Penjelasan Cara Mengartikan Masing-Masing Wazan :
4.
(tafaaala yatafaaalu)
Wazan ini merupakan fiil tsulatsi mazid dengan imbuhan 2 (dua) huruf, yaitu ta ( ) diawalnya dan
alif ( ) setelah fa-ul fiilnya. Kata-kata yang mengikuti wazan ini pada dasarnya mengandung
pengertian seperti wazan Faaala (
), yaitu :
(lilmusyaarokati baynatsnayni) =
perbuatan yang sama dilakukan oleh kedua belah pihak, sehingga biasa diartikan saling.
Contoh :
- Orang-orang kafir itu saling bermusuhan =
- (takhooshoma al kuffaaru)
- Kata
(takhooshoma) adalah fiil madhi tsulatsi mazid dengan imbuhan 2 (dua) huruf, yaitu ta
( ) diawalnya dan alif ( ) setelah fa-ul fiilnya, artinya saling bermusuhan.
Tetapi wazan
(lilmuthoowaati)
Contoh :
- Aku menjauhkan diri dari Kholid, maka (akibatnya) dia menjadi jauh =
- (baaadtu khoolidan fatabaaada)
- Kata
(fatabaaada) adalah fiil madhi tsulatsi mazid dengan imbuhan 2 (dua) huruf, yaitu ta ( )
diawalnya dan alif ( ) setelah fa-ul fiilnya, artinya (akibatnya) menjadi jauh.
Pelajaran Nahwu 47 : Bab Fail
1. Fail Dengan Isim Zhohir
:
.
(fazh zhoohiru nahwu qoulika : qooma zaydun, wa yaquumu zaydun, wa qoomaz zaydaani, wa
yaquumuz zaydaani, wa qoomaz zayduuna, wa yaquumuz zayduuna, wa qoomar rijaalu, wa
yaquumur rijaalu, wa qoomat hindun, wa taquumu hindun, wa qoomatil hindaani, wa taquumul
hindaani, wa qoomatil hindaatu, wa taquumul hindaatu, wa qoomatil hunuudu, wa taquumul
hunuudu, wa qooma akhuuka, wa yaquumu akhuuka, wa qooma ghulaamii, wa yaquumu ghulaamii,
wa maa asybaha dzalika)
Maka fail dengan isim zhohir, misalnya :
(qooma zaydun) = Zaid telah berdiri.
(yaquumu zaydun) = Zaid sedang berdiri.
(qoomaz zaydaani) = Dua Zaid telah berdiri.
(yaquumuz zaydaani) = Dua Zaid sedang berdiri.
(qoomaz zayduuna) = Beberapa Zaid telah berdiri.
(yaquumuz zayduuna) = Beberapa Zaid sedang berdiri.
(qoomar rijaalu) = Beberapa orang lelaki telah berdiri.
(yaquumur rijaalu) = Beberapa orang lelaki sedang berdiri.
(qoomat hindun) = Hindun telah berdiri.
(taquumu hindun) = Hindun sedang berdiri.
(qoomatil hindaani) = Dua Hindun telah berdiri.
(taquumul hindaani) = Dua Hindun sedang berdiri.
(qoomatil hindaatu) = Beberapa Hindun telah berdiri.
(taquumul hindaatu) = Beberapa Hindun sedang berdiri.
(qoomatil hunuudu) = Beberapa orang India telah berdiri.
(taquumul hunuudu) = Beberapa orang India sedang berdiri.
(qooma akhuuka) = Saudaramu (laki-laki) telah berdiri.
(yaquumu akhuuka) = Saudaramu (laki-laki) sedang berdiri.
(qooma ghulaamii) = Budakku telah berdiri.
(yaquumu ghulaamii) = Budakku sedang berdiri.
(al hindaatu) adalah fail yang dirofa dan tanda rofanya dengan dhommah yang tampak
karena dia jama muannats salim.
15.
(qoomatil hunuudu) = Beberapa orang India telah berdiri.
(qoomat) adalah fiil madhi mabni fathah yang tampak.
(al hunuud) adalah fail yang dirofa dan tanda rofanya dengan dhommah yang tampak karena
dia jama taksir.
16.
(taquumul hunuudu) = Beberapa orang India sedang berdiri.
(taquumu) adalah fiil mudhori yang dirofa karena tidak ada amil yang menashob dan
menjazm, dan tanda rofanya dengan dhommah yang tampak.
(al hunuud) adalah fail yang dirofa dan tanda rofanya dengan dhommah yang tampak karena
dia jama taksir.
17.
(qooma akhuuka) = Saudaramu (laki-laki) telah berdiri.
- (qooma) adalah fiil madhi mabni fathah yang tampak.
(akhuuka) adalah fail yang dirofa dan tanda rofanya dengan wawu sebagai pengganti dari
dhommah, karena dia termasuk asmaul khomsah.
18.
(yaquumu akhuuka) = Saudaramu (laki-laki) sedang berdiri.
(yaquumu) adalah fiil mudhori yang dirofa karena tidak ada amil yang menashob dan
menjazm, dan tanda rofanya dengan dhommah yang tampak.
(akhuuka) adalah fail yang dirofa dan tanda rofanya dengan wawu sebagai pengganti dari
dhommah, karena dia termasuk asmaul khomsah.
19.
(qooma ghulaamii) = Budakku telah berdiri.
- (qooma) adalah fiil madhi mabni fathah yang tampak.
(ghulaamii) adalah fail yang dirofa dan tanda rofanya dengan dhommah muqoddaroh (yang
diperkirakan) diatas huruf yang sebelum ya mutakallim.
20.
(yaquumu ghulaamii) = Budakku sedang berdiri.
(yaquumu) adalah fiil mudhori yang dirofa karena tidak ada amil yang menashob dan
menjazm, dan tanda rofanya dengan dhommah yang tampak.
(ghulaamii) adalah fail yang dirofa dan tanda rofanya dengan dhommah yang diperkirakan
diatas huruf yang sebelum ya mutakallim.
(wal mudhmaru itsnaa asyaro, nahwu qoulika : dhorobtu, wa dhorobnaa, wa dhorobta, wa dhorobti,
wa dhorobtumaa, wa dhorobtum, wa dhorobtunna, wa dhoroba, wa dhorobat, wa dhorobaa, wa
dhorobuu, wa dhorobna).
Fail dengan menggunakan Isim Dhomir ada 12 (duabelas), contohnya sebagai berikut :
1.
(dhorobtu) artinya aku telah memukul.
2.
(dhorobnaa) artinya kita telah memukul.
3.
(dhorobta) artinya kamu (laki-laki) telah memukul.
4.
(dhorobti) artinya kamu (perempuan) telah memukul.
5.
(dhorobtumaa) artinya kamu berdua (laki-laki dan perempuan) telah memukul.
6.
(dhorobtum) artinya kalian (laki-laki) telah memukul.
7.
(dhorobtunna) artinya kalian (perempuan) telah memukul.
8.
(dhoroba) artinya dia (laki-laki) telah memukul.
9.
(dhorobat) artinya dia (perempuan) telah memukul.
10.
(dhorobaa) artinya mereka berdua (laki-laki) telah memukul.
(dhorobataa) artinya mereka berdua (perempuan) telah memukul.
11.
(dhorobuu) artinya mereka (laki-laki) telah memukul.
12.
(dhorobna) artinya mereka (perempuan) telah memukul.
Penjelasan :
Fail dengan isim dhomir (mudhmar) adalah kata ganti yang berfungsi sebagai orang pertama
(mutakallim/orang yang berbicara), orang kedua (mukhothob/orang yang diajak bicara) atau orang
ketiga (ghoib/orang yang dibicarakan). Baik yang mufrod (seorang), tatsniyah (dua orang) ataupun
jama (beberapa orang) serta yang mudzakkar (maskulin) maupun yang muannats (feminim).
Cara mengirob (menganalisa kata) pada contoh di atas sebagai berikut :
1.
(dhorobtu) artinya aku (laki-laki atau perempuan) telah memukul.
(dhorob) adalah fiil madhi mabni fathah yang diperkirakan.
- (tu) adalah fail dhomir mutakallim wahdah mudzakkar dan muannats, yang dirofa dan tanda
rofanya dengan mabni dhommah.
2.
(dhorobnaa) artinya kita (laki-laki atau perempuan) telah memukul.
(dhorob) adalah fiil madhi mabni fathah yang diperkirakan.
- (naa) adalah fail dhomir mutakallim maal ghoir mudzakkar dan muannats, yang dirofa dan tanda
rofanya dengan mabni sukun.
3.
(dhorobta) artinya kamu (laki-laki) telah memukul.
(dhorob) adalah fiil madhi mabni fathah yang diperkirakan.
- (ta) adalah fail dhomir mukhothob mufrod mudzakkar, yang dirofa dan tanda rofanya dengan
mabni fathah.
4.
(dhorobti) artinya kamu (perempuan) telah memukul.
(dhorob) adalah fiil madhi mabni fathah yang diperkirakan.
- (ti) adalah fail dhomir mukhothob mufrod muannats, yang dirofa dan tanda rofanya dengan
mabni kasroh.
5.
(dhorobtumaa) artinya kamu berdua (laki-laki dan perempuan) telah memukul.
(dhorob) adalah fiil madhi mabni fathah yang diperkirakan.
- adalah fail dhomir mukhothob tatsniyah mudzakkar dan muannats, yang dirofa dan tanda
rofanya dengan mabni dhommah, sedangkan huruf mimnya adalah huruf imad dan alif-nya alif
tatsniyah.
6.
(dhorobtum) artinya kalian (laki-laki) telah memukul.
(dhorob) adalah fiil madhi mabni fathah yang diperkirakan.
- (tum) adalah fail dhomir mukhothob jama mudzakkar, yang dirofa dan tanda rofanya dengan
mabni dhommah, sedangkan huruf mim-nya adalah tanda jama.
7.
(dhorobtunna) artinya kalian (perempuan) telah memukul.
(dhorob) adalah fiil madhi mabni fathah yang diperkirakan.
- (tunna) adalah fail dhomir mukhothob jama muannats, yang dirofa dan tanda rofanya dengan
mabni dhommah, sedangkan huruf nun-nya adalah tanda jama muannats.
8.
(dhoroba) artinya dia (laki-laki) telah memukul.
(dhoroba) adalah fiil madhi mabni fathah yang tampak.
- Failnya adalah dhomir mustatir jawazan (boleh disimpan) dan diperkirakan
ghoib mufrod mudzakkar.
9.
(dhorobat) artinya dia (perempuan) telah memukul.
(dhoroba) adalah fiil madhi mabni fathah yang tampak.
- Failnya adalah dhomir mustatir jawazan (boleh disimpan) dan diperkirakan
(hiya) yaitu dhomir
ghoib mufrod muannats, sedangkan ta sukun adalah ta tanits / tanda muannats.
10.
(dhorobaa) artinya mereka berdua (laki-laki) telah memukul.
(dhoroba) adalah fiil madhi mabni fathah yang tampak.
- (alif) adalah fail dhomir ghoib tatsniyah mudzakkar, yang dirofa dan tanda rofanya dengan mabni
sukun.
(dhorobataa) artinya mereka berdua (perempuan) telah memukul.
(dhoroba) adalah fiil madhi mabni fathah yang tampak.
- (taa) adalah fail dhomir ghoib tatsniyah muannats, yang dirofa dan tanda rofanya dengan mabni
sukun, sedangkan huruf ta-nya adalah ta tanits / tanda muannats.
11.
(dhorobuu) artinya mereka (laki-laki) telah memukul.
(dhorobu) adalah fiil madhi mabni fathah yang diperkirakan.
- (wawu) adalah fail dhomir ghoib jama mudzakkar, yang dirofa dan tanda rofanya dengan
mabni sukun, sedangkan alif-nya adalah alif mutlak jama.
12.
-
- (na) adalah fail dhomir ghoib jama muannats, yang dirofa dan tanda rofanya dengan mabni
fathah.
Pelajaran Shorof 48 : Tsulatsi Mazid
Penjelasan Cara Mengartikan Masing-Masing Wazan :
5.
(tafa-ala yatafa-alu)
Wazan ini merupakan fiil tsulatsi mazid dengan imbuhan 2 (dua) huruf, yaitu ta ( ) diawalnya dan
dimudhoafkan ainul fiilnya (huruf keduanya dikembarkan). Kata-kata yang mengikuti wazan ini
pada dasarnya menunjukkan pengertian
(lilmuthoowaati) = rentetan atau akibat dari suatu
perbuatan dan cara mengartikannya dengan awalan ber.
Contoh :
- Guru itu mengumpulkan murid-muridnya, maka mereka berkumpul =
- (jammaal ustaadzu talaamiidzahu fatajammauu)
- Kata
(tajammauu) adalah fiil madhi tsulatsi mazid dengan imbuhan 2 (dua) huruf, yaitu ta
( ) diawalnya dan dimudhoafkan ainul fiilnya (huruf keduanya dikembarkan) artinya mereka
berkumpul (akibat dari perbuatan guru yang mengumpulkan murid-muridnya).
Tetapi wazan
A. Sanggup / kesanggupan =
(littakallufi)
Contoh :
- Ali menyatakan diri berani =
- (tasyajjaa aliyyun)
- Kata
(tasyajjaa) adalah fiil madhi tsulatsi mazid dengan imbuhan 2 (dua) huruf, yaitu ta ( )
diawalnya dan dimudhoafkan ainul fiilnya (huruf keduanya dikembarkan) artinya menyanggupi
berani.
B. Menunjukkan perbuatan menjauhkan diri =
(liddalaalati alaa mujaanabatil fili)
Contoh :
- Orang-orang yang bertakwa menjauhi yang tercela =
- (tadzammama al muttaquuna)
- Kata
(tadzammama) adalah fiil madhi tsulatsi mazid dengan imbuhan 2 (dua) huruf, yaitu ta
( ) diawalnya dan dimudhoafkan ainul fiilnya (huruf keduanya dikembarkan) artinya menjauhkan
diri dari yang tercela.
C. Meminta atau mencari =
(liththolabi)
Contoh :
- Orang-orang meminta penjelasan suatu masalah =
- (tabayyana an naasu mas-alatan)
- Kata
(tabayyana) adalah fiil madhi tsulatsi mazid dengan imbuhan 2 (dua) huruf, yaitu ta ( )
diawalnya dan dimudhoafkan ainul fiilnya (huruf keduanya dikembarkan) artinya meminta/mencari
penjelasan.
D. Menunjukkan terjadinya asal perbuatan berkali-kali =
Aturan 'adad dan ma'dud untuk bilangan belasan (11 sampai 19):
1. 'Adad selalu mabni dengan fathah baik angka pertama atau angka keduanya, kecuali bilangan 12.
Bilangan 12, angka pertamanya sesuai kedudukan i'robnya, yaitu
Isnaani atau Isnataani (utk i'rob rofa') dan
Isnaini atau Isnataini (utk i'rob nashob dan jarr).
Adapun angka kedua dari 12 selalu mabni dengan fathah, yaitu aysaro atau asyrota.
2. Ma'dud selalu berbentuk mufrod.
3. Jenis 'adad bergantung dengan ma'dud. Jenis (mudzakkar / muannats) angka kedua dari 'adad
sama dengan jenis dari ma'dud, adapun angka pertama dari 'adad berbeda dengan jenis dari
ma'dud, kecuali untuk angka 11 dan 12. Angka 11 dan 12 sama antara 'adad dan ma'dudnya dalam
hal mudzakkar / muannatsnya, baik pada angka pertama maupun angka keduanya.
Jadi jawaban dari pertanyaan sebelumnya adalah A, yaitu:
bas)
-'a 'asy-ro-ta rok-'a-tan)
--------------------------------Untuk lebih memudahkan pemahaman, lihat tabel pada gambar di bawah ini.
Begini caranya mengungkapkan waktu (jam) dalam bahasa arab. Lihat tabel!
-----------------------Pertanyaan:
(kam saa-'ata al-aan?)
Jam berapa sekarang?
Cara baca :
-----------Qod arsyadas syar'u ilat ta'aawuni 'ala nasyril khoiri wad da'wati ilallahi ta'ala. Fa inna dzalika min
a'zhomi asbaabil 'auni 'alats tsabaati 'alal haqqi wa batstsil khoiri wal fadhiilati fil mujtama'i.
Artinya : Sungguh syariat menunjuki agar saling menolong untuk menyebarkan kebaikan dan
dakwah kepada Allah ta'ala. Hal demikian merupakan diantara sebab yang paling kuat agar
mendapat pertolongan (dari Allah) untuk kokoh di atas kebenaran dan menyebarnya kebaikan dan
keutamaan di masyarakat.