Respirasi
Via Nur Fadilah, 1512 100 060
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: Via12@mhs.bio.its.ac.id
I. PENDAHULUAN
II. METODOLOGI
A. Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan pada Senin, 3 November 2014.
Lokasi penelitian terletak di Laboratorium Zoologi, Jurusan
Biologi ITS.
C. Cara Kerja
Penentuan konsumsi oksigen ikan, disiapkan 2 wadah
bersih (toples kaca) dengan volume yang sama kemudian diisi
dengan air dari sumber yang sama dengan penuh kemudian
ditimbang ikan yang akan diukur konsumsi oksigennya
langkah selanjutnya memasukkan ikan yang telah ditimbang
beratnya kedalam salah satu wadah, kemudian kedua wadah
ditutup rapat dan dihindari adanya gelembung udara didalam
kedua wadah kemudian dibiarkan hingga 1 jam.
Pengambilan sampel air yang akan diukur konsentrasi
oksigennya dengan metode Winkler, disiapkan botol Winkler
dan dibersihkan, lalu diambil sampel air dalam wadah tanpa
ikan dengan cara memasukkan seluruh botol Winkler ke
dalam wadah dan mengusahakannya supaya tidak ada
gelembung udara yang masuk. Selanjutnya ditutup botol
Winkler didalam air dan kemudian dibolak-balikkan botol
sambil mengamati ada / tidaknya gelembung udara. Diukur
Keterangan :
a = volume rata-rata larutan Na2S2O3 yang digunakan
N = nilai normalitas sebesar 0,1
Pengukuran kandungan oksigen dengan metode mikro
Winkler, diambil sampel air dari kedua wadah dengan
menggunakan dua syringe 10 ml (tanpa jarum) hingga syringe
berisi air dengan volume 10 ml, kemudian volume airnya
dikurangi hingga 9,4 ml, dihindari adanya gelembung didalam
syringe. Lalu diambil 0,2 ml MnSO4 dengan syringe 1 ml
kemudian dimasukkan kedalam syringe 10 ml, penambahan
reagen dilakukan dengan hati-hati sehingga tidak ada
gelembung udara yang masuk. Selanjutnya diambil 0,2 alkali
iodide dengan cara yang sama, biarkan sejenak agar reagen
dapat mengikat oksigen dengan sempurna, ditunggu hingga
terjadi endapan. Langakah selanjutnya ditambahkan 0,2 ml
H2SO4 pekat dengan cara yang sama dibiarkan hingga seluruh
endapan telah hilang. Dituangkan larutan kedalam erlenmeyer
50 ml dengan hati-hati untuk menghindari adanya gelembung
lalu ditambahkan satu tetes amilum kedalam larutan
menggunakan pipet tetes kedalam erlenmeyer. Larutan
dititrasi dengan Na2S2O3 menggunakan syringe 1 ml dengan
hati-hati hingga warna larutan dalam Erlenmeyer berubah
menjadi bening, dicatat berapa ml larutan larutan Na 2S2O3
yang akan digunakan untuk titrasi. Perhitungan kadar oksigen
(DO) dengan cara :
a. (Nilai Normalitas Na2S2O3) x 8 = mg oksigen tiap ml
Na2S2O3
b. /(9,4/1000) = ppm (mg/L) oksigen tiap ml Na 2S2O3
2
c.
)
)
( )
( )
( )
( )
( )
( )
[8]
Gambar 3. Air setelah ditritasi (dari kiri ke kanan, air tanpa ikan
dan air dengan ikan)
( )
4
( )
[7]
Metode
Winkler
Objek
Tujuan
Digunakan
untuk hewan
akuatik
(ukuran besar)
Tujuan
Penelitian
Untuk
mengetahui
penggunaan
oksigen yang
digunakan
Metode
Mikro
Winkler
Digunakan
untuk hewan
akuatik
(ukuran
kecil)
Untuk
mengetahui
penggunaan
oksigen yang
digunakan
Respirometer
Digunakan
untuk hewan
non akuatik.
Untuk
mengetahui
laju respirasi.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat diambil
kesimpulan bahwa pengukuran kadar oksigen dapat
menggunakan metode winkler dan respirometer. Metode
winkler digunakan untuk organisme akuatik sedangkan
respirometer digunakan untuk organisme non akuatik dan
berukuran kecil seperti serangga konsumsi oksigen pada ikan
komet (Carassius auratus) dengan pengukuran menggunakan
metode makro atau mikro Winkler didapatkan hasil bahwa
pada wadah air yang tidak ada ikan komet (Carassius auratus)
kadar oksigen atau DO lebih banyak daripada wadah air yang
berisi ikan komet (Carassius auratus), dengan hasil pada
metode makro Winkler di wadah air yang tidak berisi ikan
komet kadar oksigennya 9,57 dan kadar oksigen pada air di
wadah yang terisi ikan adalah 8,5106, sedangkan pengukuran
kandungan oksigen dengan metode mikro Winkler adalah
pada wadah yang tidak terisi ikan didapat kadar oksigen
12,7659, dan pada wadah yang terisi ikan didapat kadar
oksigen 8,5016. Sedangkan pengukuran konsumsi oksigen
pada jangkrik dengan alat respirometer di dapatkan
penggunaan oksigen 1,521 ml/gram.jam.Perbedaan jumlah
kadar Oksigen ikan lebih tinggi dari jangkrik karena ukuran
tubuh ikan lebih besar sehingga berpengaruh terhadap
penyerapan oksigen
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
5
3. METODE MIKRO WINKLER
Titrasi air dengan ikan = 0,75 ml
Titrasi air tanpa ikan = 0,5 ml
a. Non Ikan :
= nilai Normalitas Na2S2O3 x 8 = 0,1 x 8 = 0,8 mg
oksigen tiap mL Na2S2O3
= 0,8
= 85,106 mg/L
Kadar O2 = 0,5 x 85,106 mg/L= 12,7659 ppm ( mg/L )
b. Ikan :
= nilai Normalitas Na2S2O3 x 8 = 0,1 x 8 = 0,8 mg
oksigen tiap mL Na2S2O3
= 0,8
= 85,106mg/L
Kadar O2 = 0,1 x 85,106 mg/L= 8,5106
Penggunaan oksigen :
mg/L/jam.gram
LAMPIRAN
Rata rata =
0,07 ml
0,15 ml
0,23ml
0,28 ml
0,035 ml
= 0,07 ml
Penggunaan oksigen :
1,521 ml / gr.jam
2. METODE MAKRO WINKLER
DOt1
= 9,57 mg/L/jam.gram
DOt2
= 3,68 mg/L/jam.gram
Keterangan : t1 = sampel air tanpa ikan
t2 = sampel air dengan
Penggunaan oksigen :
=
= 0,26 mg/L/jam/gram
= 0,19