Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Dona Dara Astika
204.311.058
Pembimbing :
dr. Tribowo T Ginting, Sp.KJ
KEPANITERAAN KLINIK SMF JIWA
RSUP PERSAHABATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTA
OKTOBER 2009
I.
IDENTITAS PASIEN
NAMA
: Tn. MS
USIA
: 16 tahun
JENIS KELAMIN
: Laki-laki
AGAMA
: Islam
PENDIDIKAN
: STM kelas 3
STATUS
: Belum Menikah
PEKERJAAN
: Pelajar
ALAMAT
: Klender
II.
RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis pada tanggal 13
Oktober 2009 pukul 10.00 wib di Poliklinik Psikiatri RSUP.
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke bagian psikiatri karena merasa gelisah, sulit tidur, dan
mendengar suara-suara yang mengomentari pasien sejak 3 bulan yang lalu.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Sejak 3 bulan yang lalu pasien sering merasa gelisah, takut serta sedih
akibat meninggalnya ayah pasien secara mendadak. Menurut pasien ia merasa
sangat bersalah dan menyesal karena sebelum ayahnya meninggal ia berbohong
kepada ayahnya oleh karena hal tersebut pasien terus menerus menyalahkan
dirinya sendiri. Pasien mengatakan saat pasien diam dan tidak melakukan
aktivitas, pasien sering mendengar suara-suara yang mengomentari dirinya yang
menurutnya itu adalah suara laki-laki, tetapi ia tidak pernah melihat siapa yang
membicarakannya tersebut, suara-suara tersebut juga muncul saat pasien ingin
tidur sehingga pasien menjadi sulit untuk tidur. Pasien juga merasa ada yang
mengikuti dan mengawasinya tetapi ia juga tidak bisa melihat orang tersebut,
karena hal itu pasien menjadi ketakutan.
Menurut ibu pasien, pasien memang sangat terpukul atas meninggalnya
ayah pasien yang secara mendadak, dan semenjak saat itu pasien menjadi tidak
nafsu makan, pasien juga mulai berprilaku aneh seperti tiba-tiba ia berlari ke
sudut rumahnya kemudian menangis. Bila malam hari pasien gelisah dan tidak
dapat tidur karena mendengar suara-suara serta di sekolah ia pun tidak dapat
melakukan aktivitas seperti biasanya, ia tampak seperti orang bingung dan
ketakutan sampai ia berkeringat dingin. Karena hal-hal tersebut akhirnya ibu
pasien mendapatkan saran dari gurunya untuk membawa pasien ke psikiatri.
.
C. Riwayat Gangguan sebelumnya
a.
: Tamat
SMP
: Tamat
STM
: kelas 3
d. riwayat pekerjaan
Pasien adalah seorang pelajar
e. hubungan dengan keluarga
Hubungan pasien dengan keluarga baik. Saat pasien sakit keluarganya
juga selalu mendukung untuk kesembuhan pasien. Ibu pasien pun
mendampingi pasien saat pasien berobat.
E. Riwayat Keluarga
Tidak ada riwayat psikiatri di keluarga pasien.
F. Riwayat situasi sosial sekarang
Pasien tinggal bersama ibu serta tiga orang kakak dan dua orang adiknya.
Semenjak ayahnya meninggal 3 bulan yang lalu, sumber pendapatan keluarga
berasal dari ibu pasien yang bekerja sebagai pedagang. Secara umum kehidupan
ekonomi pasien dan keluarganya cukup.
G. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya
Pasien merasa sedih dan terpukul atas meninggalnya ayah pasien, serta ia
menyesal karena telah membohongi ayahnya, selain itu ia juga merasa takut dan
terganggu oleh suara-suara yang ia dengar. Pasien ingin sembuh dan beraktivitas
normal seperti biasanya.
III.
STATUS MENTAL
a. Deskripsi umum
Penampilan
Laki-laki sesuai dengan usia, cukup rapi menggunakan kaos dan celana
jins. Pasien terlihat takut dan gelisah, cenderung menunduk serta
terkadang kurang fokus dengan pertanyaan yang diberikan pemeriksa
tetapi masih dapat menjawab pertanyaan pemeriksa secara wajar
Kesadaran
Kesadaran umum
: compos mentis
Kesadaran psikiatri
: terganggu
Aktivitas psikomotor
Pembicaraan
Kuantitas
:baik
Kualitas
cukup,
dimengerti.
Sikap terhadap pemeriksa :
intonasi
sesuai
dan
dapat
:Hipotim
Afek
:Terbatas
Keserasian
:Serasi
Empati
c. Fungsi Kognitif
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan
Taraf pendidikan
Pengetahuan umum
2. Daya konsentrasi
Cukup baik, pasien dapat mengikuti wawancara sampai selesai.
3. Orientasi
Waktu
Tempat
Orang
Situasi
4. Daya ingat
a. daya ingat jangka panjang
baik, pasien dapat mengingat masa sekolahnya
b. daya ingat jangka pendek
baik, pasien mengatakan datang ke RS bersama ibunya dengan
mengendarai motor
c. daya ingat segera
:Baik.
b. Kontinuitas
c. Hendaya berbahasa
: Tidak ada
2.Isi pikiran:
a. Preokupasi
:Tidak ada.
b. Gangguan pikiran
f. Pengendalian impuls
Baik, pasien dapat mengendalikan diri saat diwawancara.
g. Daya nilai
-
Norma sosial
Kurang baik, pasien dapat bersosialisasi dengan orang
rumah tetapi interaksi dengan lingkungannya kurang.
Penilaian realitas
Terganggu.
h. Tilikan
Tilikan derajat 3, pasien sadar bahwa dirinya sakit tetapi melemparkan
kesalahan pada situasi saat ini.
i. Taraf dapat dipercaya
Pemeriksa memperoleh kesan bahwa jawaban pasien dapat dipercaya.
IV.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Status generalis
i. Keadaan umum
: Baik
: TD
: kesan normal
Nadi
: kesan normal
Nafas
Suhu
: afebris
v. Sistem gastrointestinal
B. Status neurologis
V.
i.
Saraf kranial
: kesan normal
ii.
Saraf motorik
: kesan normal
iii.
Sensibilitas
: kesan normal
iv.
: kesan normal
v.
Fungsi luhur
: kesan normal
vi.
Gangguan khusus
: kesan normal
FORMULASI DIAGNOSTIK
Pada pasien ditemukan pola perilaku dan psikologis yang secara klinis
bermakna mengganggu menyebabkan disabilitas / hendaya, maka pasien
dikatakan menderita gangguan jiwa.
Diagnosis aksis I
a. Pada pasien ini tidak terdapat kelainan fisik yang menyebabkan
disfungsi otak, karena itu bukan pasien gangguan mental organik.
b. Pasien tidak didapatkan tentang riwayat penggunaan narkotik. Maka
pada pasien ini bukan gangguan mental dan prilaku akibat narkotik.
c. Pada pasien ini tidak ada gangguan dalam menilai realita, sehingga
bukan termasuk pasien psikotik.
d. Pada pasien ini terdapat afek depresif, kehilangan minat dalam
melakukan segala sesuatu, penurunan aktivitas, sulit berkonsentrasi
dalam aktivitas, terdapat gagasan tentang rasa bersalah, tidur terganggu,
nafsu makan berkurang, disertai ia merasa ada yang mengikutinya dan ia
juga suka mendengar suara-suara yang membuatnya merasa takut. Mood
pasien hipotim dengan afek yang terbatas, terdapat keserasian antara
mood dan afek. Pada pasien sudah tampak adanya gangguan
afektif/mood berupa gejala-gejala depresif sehingga diagnosis aksis I
adalah Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik.
Diagnosis aksis II
Tidak ditemukan gangguan kepribadian dan ciri ciri retardasi mental pada pasien. Pada
aksis II tidak terdapat diagnosis.
Diagnosis aksis III
Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan. Pada aksis III tidak terdapat diagnosis
Diagnosis aksis IV
Hubungan pasien dengan keluarga baik, pasien dapat berkomunikasi dengan orang-orang
rumahnya hanya saja semenjak sakit, pasien jarang berinteraksi dengan tetangga
sekitarnya. Keadaan ekonomi pasien dan keluarganya cukup. Pada aksis IV tidak terdapat
diagnosis.
Diagnosis aksis V
Beberapa gejala sedang (moderate), disabilitas sedang. GAF scale 60-51.
VII.
EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V
PROGNOSIS
Prognosis ke arah baik
TERAPI
Psikofarmaka
: Fluoxetin
1 x 20 mg
Alprazolam 2 x mg
Neripros
Psikoterapi
2 x 1 mg
Untuk pasien
-
Agus, dr. Dharmady. SpKJ. Psikopatologi. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa dan Prilaku. Fakultas
Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Jakarta.
Maslim, dr. Rusdy. SpKJ. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi
Ketiga.
Maslim, dr. Rusdy. SpKJ. Diagnosis Gangguan Jiwa. Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III.