ikan
Komet,
I. PENDAHULUAN
hari Senin, 10
Zoologi Jurusan
Ilmu Pengetahuan
Nopember (ITS)
2
melemah dan permukaan air raksa dicatat tingginya,
dan pada saat bunyi menghilang sama sekali. Diulangi
hal serupa untuk posisi yang sama sebanyak 1 kali
menggunakan sphygmomanometer manual dan 1 kali
menggunakan sphygmomanometer digital. Hasil
masing-masing probandus dan pengulangannya dicatat
dan dirata-rata.
Perlakuan kedua adalah perhitungan desakan darah
dengan sphygmomanometer pada probandus dengan
posisi berdiri. Cara kerja pada perlakuan ini sama
dengan cara kerja pada posisi terlentang, bedanya pada
perlakuan ini probandus sebelumnya diposisikan
berdiri terlebih dahulu selama 5-10 menit. Hasil
masing-masing probandus dan pengulangannya dicatat
dan dirata-rata.
Perlakuan ketiga sama dengan perlakuan pertama
tetapi terlebih dahulu probandus harus melakukan
latihan fisik seperti berlari selama 5 menit. Hasil
masing-masing probandus dan pengulangannya dicatat
dan dirata-rata.
Perlakuan keempat cara kerjanya sama dengan
perlakuan pertama, akan tetapi pada tangan probandus
sebelumnya harus dicelupkan ke dalam air yang berisi
es dengan suhu kurang lebih 5oC selama 2 menit. Hasil
masing-masing probandus dan pengulangannya dicatat
dan dirata-rata.
2.3.2. Aliran darah pada ekor ikan komet
Cara kerja pada praktikum pengamatan aliran darah
pada ekor ikan komet yang pertama yaitu dilakukan
pengenceran Alkohol 10% dilakukan dengan cara
menambahkan aquades ml alkohol 70%. Volume tersebut
diperoleh dari rumus :
m1 x V1 = m2 x V2
Kedua, beaker glass diisi dengan larutan alcohol 1%
hasil pengenceran sebelumnya, kemudian dimasukkan
seekor ikan komet yang berukuran cukup besar dan
membiarkannya sampai tidak sadar. Lalu, dipindahkan
ikan komet yang tidak sadar tersebut ke dalam cawan
petri yang berisi sedikit air dengan posisi tubuh ikan
miring. Setelah itu, ikan diamati dibawah mikroskop
dengan perbesaran mulai 100x dan 400x pada pembuluhpembuluh darah bagian ekor yang transparan.
Selanjutnya, diperhatikan jalannya darah dalam
pembuluh-pembuluh
darah
serta
menentukan
arteri,arteriol,kapiler, venule, dan vena berdasarkan ciricirinya. Terakhir, diperhatikan dan didokumentasikan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Prinsip dan Cara Keja Alat Sphygmomanometer
Sphygmomanometer merupakan alat yang digunakan
sebagai pengukur tekanan atau desakan darah, jenis
spygmomanometer yang digunakan adalah manual dan
digital, untuk membedakan keakuratannya. Prinsip dari
alat ini adalah tekanan udara diberikan pada bagian
pembuluh darah dan menghentikan aliran darah beberapa
saat untuk mengetahui nilai dari tekanan darah tersebut.
Spygmomanometer (alat pengukur tekanan darah) terdiri
atas [6] beberapa bagian, antara lain:
Manset yang sesuai dengan lengan pengguna. Di
dalam manset ini terdapat kantong karet. Tombol
pengendali tekanan dikaitkan pada manset. Merupakan
hal yang penting untuk menggunakan manset dengan
3
b. Hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah jika nili
sitolik lebih besar dari 140 mmHg dan distolik
lebih besar dari 90 mmHg.
c. Hipotensi (tekanan darah rendah) adalah jika nilai
sistolik kurang dari 100 mmHg dan diatolik 60
mmHg.
Tekanan sistolik merupakan tekanan pada dinding
pembuluh darah setelah sistolik ventrikuler, ketika arteri
mengandung banyak darah, maka sesaat itu terjadi
tekanan yang maksimal. Tekanan sistolik ditentukan
oleh; jumlah darah yang diejeksikan ke dalam arteri (isi
sekuncup), kekuatan kontraksi, dan distensibilitas
dinding arteri. Peningkatan dua faktor pertama atau
penurunan faktor ketiga akan meningkatkan tekanan
sistolik dan begitu pula sebaliknya [7].
Tekanan diastolik merupakan tekanan pada dinding
pembuluh darah selama diastole ventrikuler, ketika arteri
hanya berisi sedikit darah, tekanan pada dinding
pembuluh darah juga berkurang. Tekanan diastolik
dipengaruhi oleh tingkat tahanan perifer, tekanan sistolik,
dan curah jantung. Tekanan diastolik menurun bila ketiga
faktor tersebut menurun, terutama bila frekuensi jantung
lebih lambat sehingga sisa darah arteri lebih sedikit [7].
3.2. Pengukuran Desakan Darah dengan
Sphygmomanometer
Praktikum desakan darah yang dilakukan, bertujuan
untuk mengetahui cara penggunaan sphygmomanometer
sebagai alat pengukur desakan darah arterial dan
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi desakan
darah. Hal pertama yang dilakukan adalah dipilih
probandus dimana probandus yang dipilih memiliki jenis
kelamin yang berbeda serta berat badan yang bervariasi.
Hal ini bertujuan untuk membandingkan serta
mengetahui pengaruh jenis kelamin dan berat badan pada
desakan darah. Selanjutnya pada masing-masing
probandus mendapatkan empat perlakuan yang berbeda
yaitu, telentang, berdiri, beraktivitas (berlari), dan
memegang es/mencelupkan tangan kedalam air es.
Perbedaan Aktivitas ini digunakan sebagai variabel bebas
sehingga akan diketahui pengaruh aktivitas terhadap
tekanan darah.
Sebelum diukur tekanan darahnya, masing-masing
probandus ditimbang dengan timbangan badan untuk
mengetahui berat masing-masing. Kemudian dilakukan
perlakuan yang pertama hingga terakhir secara bertahap,
yaitu tidur terlentang, berdiri, beraktivitas (berlari), dan
diberi es batu pada bagian tangannya. Hal ini berfungsi
untuk mengetahui apakah posisi tubuh, suhu dan
aktivitas berpengaruh pada tekanan darah. Semua
perlakuan tersebut dilakukan selama 5 menit.
Kemudian tangan kiri pada bagian arteri brachialis
dibebat dan diukur tekanan darahnya menggunakan
Sphygmomanometer
raksa
dan
digital.
Sphygmomanometer
digital
digunakan
untuk
menunjukan hasil tekanan darah yang paling akurat.
Hasil yang didapat kemudian dirata-rata untuk
memperoleh data yang tepat dan representatif.
3.2.1 Desakan Darah pada Posisi Terlentang
Berikut data hasil pengukuran tekanan darah dari tiga
probandus.
Tabel 1. Data Tekanan Darah Manusia
Probandus
2 (45 kg)
Probandus
3 (49 kg)
Terlentang
Berdiri
Aktivitas
Suhu
4
dalam tubuh dapat memberikan tekanan tertentu terhadap
pembuluh darah, yang akan menyempitkan pembuluh
darah sehingga tekanan darah meningkat. Selain itu juga
dikarenakan semakain berat tubuh seseorang maka
semakain banyak pula suplai Oksigen yang dibutuhkan
sehingga membutuhkan desakan darah yang lebih besar
[10]
.
3.2.2
5
vasomotor. Keadaan ini akan meningkatkan tekanan
arteri dengan segera untuk menyetarakan besarnya
peningkatan aktivitas otot [13].
Hasil praktikum ini sesuai dengan teori bahwa
aktivitas mempengaruhi tekanan darah, semakin berat
aktivitas yang dilakukan maka tekanan darah semakin
meningkat pula. Terjadinya perbedaan antara nilai
tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah terpapar
panas yang ditimbulkan oleh tubuh disebabkan oleh
beban kerja. Denyut jantung dapat berubah karena
meningkatnya Cardiac Output (curahan jantung) yang
diperlukan otot yang sedang bekerja dan karena
penambahan strain pada aliran darah karena terpapar
panas.
Pada percobaan ini, tekanan darah pada probandus 3
(laki-laki) memiliki nilai yang relatif lebih kecil
dibandingkan probandus 1 dan probandus 2. Hal ini
dapat disebabkan karena aliran darah untuk memenuhi
kebutuhan pada probandus 1 dan probandus 2 lebih
tinggi dibandingkan probandus 3. Dapat dikatakan bahwa
probandus 1, probandus 2, dan probandus 3 memiliki
kebutuhan energi yang berbeda dibedakan dari faktor
jenis kelamin dan berat badan [13] .
3.2.4
6
dan aquadest. Untuk mendapatkan alkohol 4% dilakukan
pengenceran pada alkohol 96% dengan aquadest, volume
alkohol 96% yang dibutuhkan dapat dihitung sebagai
berikut.
m1xV1 = m2 x V2
96 x V1 = 4 x 400
V1 = 16,6 ml
Sebanyak 16,6 ml alkohol ditambahkan kedalam 400
ml aquadest. Kemudian ikan dimasukkan kedalam gelas
Beaker yang telah berisi campuran air dan alkohol 4%
sampai hilang kesadaran, hal ini dilakukan untuk
memudahan pengamatan di mikroskop. Setelah ikan
kehilangan kesadaran diletakkan diatas cawan petri,
setelah itu diamati menggunakan mikkroskop compound
dengan perbesaran 100 kali dan 400 kali.
Tabel 2. Pembuluh darah pada ikan Komet
No.
Foto
Keterangan
1.
Arteri
2.
Vena
3.
Kapiler
7
darah dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis
kelamin, posisi tubuh, suhu, umur, emosi dan aktivitas
tubuh. Laki-laki memiliki tekanan darah yang lebih
tinggi daripada perempuan. Pada posisi tubuh berdiri
tegak, tekanan darah menjadi lebih tinggi dibandingkan
dengan pada posisi tubuh terlentang. Pada waktu
melakukan latihan atau aktivitas, tekanan darah menjadi
lebih tinggi dibandingkan dengan waktu posisi tubuh
terlentang. Pada waktu kondisi dingin, tekanan darah
menjadi lebih rendah dibandingkan pada waktu
terlentang. Ikan komet memiliki peredaran darah
tunggal.. Pada ikan komet terlihat pembuluh darah
(tampak pada bagian ekor) antara lain: arteri, vena, dan
kapiler. Arteri tampak berwarna merah cerah. Vena
memiliki warna merah pekat Kapiler memiliki warna
merah.
V. DAFTAR PUSTAKA
[1]