Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MODUL 4
LESI PUTIH DAN LESI BUKAN PUTIH
KELOMPOK 1
Tutor : Drg. Surya Nelis, Sp.PM
Ketua : Annisa Rahmi Mulyati
Sekretaris 1 : Mentari Puspita Anwar
Sekretaris 2 : Fayruza Muharammi
Anggota:
Miftahul Jannah
Hestia Warti
Annesha Metly
Annisa Ibifadhila
Dhira Pratiwi
Chaira Maulida
Athika Kharunnisa
Universitas Andalas
2014
A. Terminologi
1. Eritematus : proses terjadinya warna kemerahan karena atropi epitel atau
peningkatan vaskularisasi
2. Wickham Striae : garis-garis halus berwarna putih atau abu-abu yang dapat
terlihat di permukaan atau bagian tepi papula dan plak dengan bagian atas
yang rata, atau garis putih yang berbentuk anyaman atau jala.
3. Lesi pigmentasi : pada mukosa oral terjadinya variasi dan dapat disebabkan
substansi endogen dari dalam tubuh atau eksogen dari luar tubuh.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Identifikasi Masalah
Apa saja diagnosis banding yang di dapat dari skenario ?
Apa sebenarnya diagnosa yang tepat untuk masalah diskenario ?
Apa hubungan restorasi amalgam yang pecah dengan lesi eritematus di
mukosa ?
Penanganan apa yang tepat untuk kasus diskenario ?
Kenapa ada lesi yang bisa diseka dan tidak ? apa yang terjadi jika lesi diseka
?
Apa penyebab lesi putih-merah-biru dan pigmentasi
Apa beda lesi yang merupakan variasi normal, patologis dan premalignant ?
Apa contoh lesi variasi normal, pathologis dan premalignant ?
Apa contoh lesi pigmentasi ?
C. Analisa Masalah
1. Diagnosis Banding lesi diskenario
Oral Lichen Planus
Karena penyebabnya bisa karena restorasi amalgam, wickham striae,
alergi ( delay hipersensitivity )
LCR
Biasa muncul di mukosa bukal dekat restorasi
Leukoplakia
Luka terasa perih, panas, kasar
Dipengaruhi kimia dan suhu (amalgam )
Lupus eritematus
Banyak terjadi pada wanita
Ditemukan Wickham Striae
Menyerang usia reproduktif.
Diagnosa : LCR
Berdasarkan lesi , bentuknya irreguler, lesi iretematus, wickham striae,
restorasi amalgam pecah.
5.
6.
Karakter ras
Reaksi protektif jaringan terhadap sinar aktif
Manifestasi dari jaringan sistemik
Neoplasma
Timbulnya hemoglobin
Adanya amalgam atau debu masuk ke luka
Pemakaian obat anti mikroba spektrum luas
Pengaruh logam berat : obat tetes
Merokok
Penyebab lesi merah
Peningkatan vaskularisasi
Atropi
7. Lesi variasi normal
Adanya kelainan tapi tidak menyebabkan sakit dan tidak merugikan
atau merusak jaringan , kebanyakan orang mempunyai
Lesi patologis
Menyebabkan sakit, merasakan simptom atau tidak, mengganggu
fungsi dan merusak jaringan
Lesi premalignant
Ada efek terhadap pengobatan
Sel tidak terjadi apoptosis sehingga menjadi keganasan
8. Lesi variasi normal
Leukodema
Fordyce granul
Linea alba
Fisure tonge
Lingual varikositis
Lesi patologis
Lesi merah putih
Lesi kehilangan integritas
Lesi pembesaran jaringan lunak
Lesi premalignant
Eritroplakia
Leukoplakia
Lichen planus
DLE
D. SKEMA
ANAMNESA :
Wanita 32 tahun
Luka pada pipi bagian dalam
sejak 2 minggu
Terasa perih , panas dan kasar
OH buruk
PEMERIKSAAN KLINIS
PERBANDINGAN KASUS
DIAGNOSIS BANDING
LCR
OLP
Lupus Eritematosus
E.
1.
2.
3.
4.
b. Fordyce Granule
Adanya kelenjar sabasae yang ditemukan dalam mukosa mulut.
Mukosa mulut biasanya mengandung banyak sekali glandula sabasea
tubuloacinar yang kecil atau besar, khususnya didaerah bibir dan mukosa
bukal, akan tetapi kadang juga dijumpai didaerah palatum, gingiva dan lidah.
Insiden :
Keadaan lesi ini terhadi 80%-95% dari populasi dewasa dan juga anak
Keadaan ini merupakan suatu kelenjar adrenal mukosa mulut yang normal.
Frekuensinya bervariasi sesuai dengan usia dan antara individu satu dengan
yang lain berbeda.
Keadaan tersebut jarang yang dijumpai mengalami perubahan histopatologis.
Gambaran klinis :
Terdiri dari kelenjar sabasea individual yang mempunyai diameter 1- 2 mm
Papula yang sedikit menonjol
Berwarna putih seperti krim atau kuning
Lesi biasanya multipel
Membentuk kelompok, plak atau bercak.
Kelompok yang membesar dapat terasa jika diraba.
Etiologi :
Granul fordyce muncul dari kelenjar sabasea yang waktu embrio terjebak
selama penggabungan prosesus maksila dan mandibula.
d. Linea Alba
Temuan intraoral yang umum terjadi, tampak berupa garis gelombang putih
yang menonjol dengan panjang bervariasi an terletak mencolok pada garis
oklusi di mukosa bukal.
Umumnya garis putih yang tidak bergejala ini mempunyai lebar 1-2 mm
dan meluas horizontal dari molar kedua sampai ke regio caninus mukosa
bukal, berakhir pada kalikulus angularis.
Lesi paling sering ditemukan bilateral dan tidak bisa dihilangkan dengan
digosok, lesi berkembang sebagai respon terhadap aktivitas gesekan gigi-gigi
yang mengakibatkan epitel menjadi menebal ( hiperkeratonik).
Kondisi ini sering dihubungkan dengan lidah krenasi dan dapat merupakan
tanda dari tekanan, bruksisme, cleanching, atau trauma mengisap.
e. Lidah geografik
Kondisi peradangan jinak yang ditandai oleh bercak-bercak tidak teratur
yang khususnya berada pada dorsum lidah.
Pola bercak tidak teratur membuat permukaan lidah tampak menyerupai
peta sehingga disebut geografik. Keadaan ini terjadi pada 1%populasi ,
wanita dan dewasa muda paling sering terkena.
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi strees, difisiensi nutrisi dan faktor
hormonal serta herediter ikut berperan disini. Kondisi ini secara klasik terjadi
pada permukaan dorsum dan lateral dari dua pertiga anterior lidah,
melibatkan hanya papila filiformis, sedangkan papila fungiformis tetap utuh.
Lidah geografik terbagi dalam tiga pola :
a. Daerah bercak karena papila filiformis mengalami deskuamasi
b. Daerah bercak deskuamasi yang dikelilingi oleh tepi berwarna putih
menonjol dan berbentuk seperti cincin.
c. Daerah bercak papila filiformis yang mengalami deskuamasi dibatasi oleh
pita eritema akibat peradangan.
Kondisi ini dapat muncul mendadak dan berlangsung selama berbulanbulan atau bertahun-tahun. Remisi spontan dan rekurensi merupakan hal
yang umum terjadi.
f. Lidah berfisura
Kondisi yang relatif umum terjadi yang tampak berupa alur-alur atau fisura
linear pada dorsum lidah.
Pada anak-anak sering berhubungan dengan kelainan yang diturunkandan
merupakan komponen dari sindrom Melkersson-Rosenthal. Pada orang
dewasa umumnya berhubungan dengan xerostomia.
Beberapa obat terapeutik terutama agen anti depresi, antihistamin,
antihipertensi, dan obat jantung, dekongestan, obat penyekat ganglionik,
serta penerang-menimbulkan xerostomia dan lidah berfisura.
Pita ini pada akhirnya bergabung membentuk plak putih yang besar atau
bercak putih tebal dan luas.
Lesi yang besar biasanya tidak bergejala, mempunyai tepi pembatas yang
tidak jelas, dan tidak bisa dihilangkan, dengan digosok. Lesi umunya
ditemukan billateral meski bia ditemukan lesi unilateral.
Agen antivirus yang memblokir atau membatasi replikasi virus epstein bar
dapat bermanfaat mengurangi ukuran atau bahkan menghilangkan lesi .
terapi yang mengembalikankesehatan imun juga dapat menyembuhkan lesi
ini.
PIGMENTASI ENDOGEN
a. Penyakit Addison
Penyakit Addison adalah pigmentasi abnormal dari kulit dan membran
mukosa. Pigmentasi abnormal memiliki tendensi untuk timbul dalam jaringan
parut dan lipatan-lipatan kulit.
Keadaaan ini juga dapat timbul pada mukosa mulut dimana keadaanya
tampak menyerupai bintil-bintil yang berwarna ungu kebiruan yang kelihatan
seperti menempel pada mukosa mulut.
Gejala sistemik umum :
Lemah, mual dan muntah, dan tekanan darah yang rendah.
Dokter gigi yang teliti mungkin dapat menjadi orang pertama yang mencurigai
penyakit ini karena adanya pigmentasi yang karakteristik dari mukosa mulut
dan gejala umum, contohnya malaise atau lemas, dan tekanan darah rendah.
PIGMENTASI EKSOGEN
Terjadi karena adanya substansi asing yang masuk atau tertanam dalam
jaringan gingiva. Keadaan ini sering terjadi akibat kecelakaan selama masa
kanak-kanak.
a. Bismuthism
Manifestasi kronis : gangguan gastrointestinal, mual , diare berdarah.
Pigmentasi bismuth jarang terjadi pada anak-anak atau wanita yang selama
kehamilan.
Garis bismuthism atau stomatitis bismuth biasanya terjadi sebagai akibat dari
masuknya atau injeksi garam-garam bismuth untuk tujuan terapeutik.
Obat-obat bermerek dagang yang mengandung garam bismuth dan salep
atau pasta yang mengandung bismuth jika diaplikasikan secara berulangulang kepermukaan luka yang bergranulasi.
Gejala : sering terdapat rasa logam dimulut, rasa panas terbakar dari jaringan
mulut, gingivostomatitis, lidah terasa sakit dan membesar.
Gambaran klinis : ulserasi dangkal, besar, dan sangat sakit dan kadangkadang terlihat pada mukosa pipi diregio molar.
b. Leukoplakia
Etiologi : faktor lokal. Ada banyak sekali agen etiologi yang bekerja secara
lokal, contohnya tembakau, alkohol, kandidiasis, reaksi elektrogalvanik, iritan
mekanis dan kemis, serta virus herpes simpleks. Dari faktor datas tembakau
telah diidentifikasi sebagai faktor penyebab yang uama berdasarkan
observasi klinis dan penyelidikan terhadap leukoplakia yang ditimbulkan
secara eksperimental dalam binatang dilaboratorium.
Tempat dan transformasi keganasan.
Gambaran yang terlihat pada leukoplakia dalam beberapa hal mencerminkan
karakter dari mukosa yang terserang akan tetapi yang lebih penting, tempat
dapat menentuka angka transformasi keganasan. Faktor-faktor yang
menyangkut ketebalan dan derajat keratinisasi dari daerah yang berbeda dari
mukosa mulut, dan juga hal-hal yang menyangkut efek yang lebih menonjol
dari iritan tertentu dan fakor predisposisi pada tempat ertentu mungkin
terlibat.
Sebagaimana yang terlihat dasar mulut merupakan tempat yang resiko
tertinggi untuk terkena leukoplakia, 43% dari leukoplakia di tempai ini
menunjukan beberapa derajat displasia epitel, karsinoma insitu atau
karsinoma yang invasif dalam jaringan yang telah dibiopsi. Baik bibir ataupul
lidah 24% masing-masing juga menunjukan frekuensi yang sedang-sedang
saja dari perubahan serupa,sedangkan palatum dan pipi, mukosa rahang atas
dan mukosa rahang abwah, serta sulkus memiliki resiko relatif rendah 12%
sampai 15%
Daftar Pustaka
Langlais, Robert P. Miller, Jill S. Nield-Gehrig, 2009. Atlas Berwarna Lesi Mulut Yang
Sering Ditemukan Edisi 4. EGC. Jakarta.
Brightman, Vernon J. Martin S, Greenberg. 1994. Burket Ilmu Penyakit Mulut
Diagnos dan Terapi Edisi ke 8 Jilid 1 Bahasa Indonesia. Binarupa Aksara.Jakarta