A.
1. DESIGN PRODUK yang BAIK , adalah DESIGN PRODUK yang sesuai dengan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
Pemakaian bahan plastik yang seminimal mungkin
Cycle time yang seminimal mungkin , dari pemadatan yang singkat ( lebih pendek )
Penyusutan yang sama pada keseluruhan proses pembentukan ( shrinkage )
Resiko yang seminimal mungkin terhadap tekanan yang diperlukan
Ketebalan produk yang harus dipertahankan setipis mungkin serta mudah /
memungkinkan untuk dibentuk , yang menjamin ketentuan-ketentuan di atas .
2. Dan KAPASITAS PRODUK , adalah :
Quantity dari produk yang diperlukan ,
Waktu pemakaian serta kualitas dari produk yang diproduksi , serta
Waktu pengiriman , yang juga menentukan dalam perencanaan dan pengerjaannya
3. MATERIAL produk ( jenis plastik ) : PP polyprophylene , LDPE low densitity
polyethylene , HDPE high density polyprophylene , PVC polyvinyl chloride , dan jenis-jenis
lain .
Volume produk - V_p
( mm^3 )
Berat produk W_p ( gr )
Density ( berat jenis material ) - Bj_m ( gr / mm^3 )
Shrinkage factor material
- Sh_m ( % )
4. JUMLAH CAVITY dalam menentukan CETAKAN
Untuk dapat menentukan jumlah cavity produk dibuat single atau multiple pada plastic molding
, adalah tergantung dari beberapa faktor , sebagai beikut :
Kapasitas pencetakan ( pembuatan produk ) dan waktu pengiriman
Kontrol kualitas yang diperlukan
Biaya produksi ( cetakan dan jumlah produksinya )
Pembahanan plastik yang dipergunakan
Bentuk dan ukuran mold yang direncanakan dan dibuat
Kapasitas mesin produksi yang dipergunakan
Faktor yang menentukan dalam pemakaian mesin produksi :
( gr )
Plasticizing Capacity adalah kemampuan injeksi material atau pengeluaran material dari
mesin Pc ( gr /min. )
Dengan perbandingan jumlah short pada tiap menitnya - Q_sh qty / min. , maka
jumlah cavity dapat pula ditentukan .
Kg / mm^2
Semakin tinggi tekanan yang diijinkan untuk bahan cetakan ( Jenis baja yang dipergunakan ) ,
akan semakin kuat menahan tekanan dari Clamping Force mesin . Beberapa tekanan jenis yang
diijinkan dari beberapa contoh jenis baja yang sering dipergunakan :
Cast Steel
38.75 Kg / mm^2
Safe Factor no.7
5.43 Kg / mm^2
Carbon Steel
8.44 Kg / mm^2
Low Carbon Steel
17.57 Kg / mm^2
Closed Condition
4.92 Kg / mm^2
Dengan pertimbangan hingga 10 s/d 20 % faktor untuk tekanan sepenuhnya , maka
maksimum tonase mesin yang akan dipergunakan , dapat ditentukan .
6. KARAKTERISTIK BAHAN PLASTIK yang diperlukan :
Jenis bahan - PP , LDPE , HDPE , PVC , ABS ,dan lain-lain
Density ( berat jenis ) material plastik - Bj_m
( lb/in^2 )
Melting temperature , suhu pelelehan ( keluar dari screw ) - Mt ( Fahrenheit )
Poison ratio , viskositas melting material berdasarkan tabel rasio - pr ( lb. sec.
/ in^2 )
Injection Presure pada Cavity , tekanan aman yang diperlukan saat
pembentukan produk - P_cv = 10.000 ( psi )
Injection Presure , tekanan aman yang diperlukan pada saat proses injection masuk pada
sprue - P_sp = 15.000 ( psi )
Thermal diffusion dari material yang dipergunakan - Th_m ( in^3 / sec. )
7. KARAKTERISTIK BAHAN MOLD yang dipergunakan dan keadaannya :
Temperature Atmosfir - T atm
( Fahrenheit )
Specific heat , panas jenis dari bahan mold - S_heat ( BTU / m. hrs. Fahrenheit )
Density ( berat jenis ) bahan Mold - Bj_St ( lb / in^3 )
Mold Temperature - Mt ( Fahrenheit )
Thermal konduksi bahan Molding - K ( BTU / ft^2. hrs. Fahrenheit )
Sebagai contoh untuk beberapa jenis bahan mold :
Assab 718 , Stavax atau Thysen 2312/2316 mempunyai nilai thermal koduksi yang mencapai
: 21 BTU / ft^2. hrs. Fahrenheit .
JIS S 50 C , S 45 C , Assab 760 atau Thysen 1730 mempunyai nilai thermal konduksi yang
mencapai : 28 BTU / ft^2. hrs. Fahrenheit .
B.
1. SPRUE , RUNNER DAN GATE : profile , dimensi dan pembagian flow-nya
Berdasarkan profilenya , SPRUE memiliki diameter awal yang lebih kecil dan diameter akhir
yang menuju RUNNER dibuat lebih besar , atau pada panjangnya mempunya sudut ketirusan
yang berkisar antara 0.5 s/d 8 derajat , tergantung dari kondisi awal diameter lobang
pemasukan material yang ditentukan berdasar bahan plastik dan design mold-nya . Ketirusan
dimaksudkan untuk mempermudah pelepasan produk bersamaan dengan sprue dan runner .
Sedangkan profile untuk RUNNER dan GATE , terdapat 3 kategori jenis profile yang sering
dipergunakan , yaitu :
Jenis yang Kurang ( POOR ) , berbentuk Half Round , biasanya dibuat pada salah satu
sisi saja , pada sisi cavity atau pada sisi core , atau sesuai dengan kondisi cavity produk yang
direncanakan .
Jenis yang Lebih Bagus ( BETTER ) , berbentuk Trapesium , biasanya dibuat pada salah
satu sisi saja , pada sisi cavity atau pada sisi core , atau sesuai dengan kondisi cavity produk
yang direncanakan .
Jenis yang Paling Bagus ( BEST ) , berbentuk Full Round yang biasanya dibuat pada
kedua belah belahan sisi core dan sisi cavity masing-masing setengah lingkaran .
Jika Area Dr ( Full Round ) = 1/4 x pi x Dr^2 = 1/4 x 3.14 x 3^2 =7.0686mm^2
maka konversi re-profile ke Half Round , adalah : Area Dr ( Half Round ) = Area
Dr ( Full Round ) = 7.0686 mm^2 , maka :
Area Dr ( Half Round ) = ( 1/4 x pi x Dr^2 ) : 2 = 7.0686 mm^2
( 7.0686 x 2 ) : ( 1/4 x pi ) = ( 14.1372 ) : ( 1/4 x 3.14 ) = Dr^2 = 18 mm ,
maka Dr = 18^1/2 = 4.243 mm .
Jadi Dr ( Half Round ) , berubah atau tidak sama dengan Dr ( Full Round ) , tetapi sesuai
dengan konversi kalkulasi dari Dr ( Full Round ) , yang semula Diameter 3mm , menjadi
Diameter 4.243 mm .
Dan jika itu masih tidak memungkinkan dan harus dirubah menjadi profile Trapesiummaka
konversinya , adalah :
Area Dr ( Trapesium ) = Area Dr ( Full Round ) = 7.0686mm^2
maka , Area Dr ( Trapesium ) = ( 1.3125 Dr^2 ) : 2 = 7.0686mm^2
dan , ( 7.069 x 2 ) : 1.313 = Dr^2 = 10.771 mm
maka Dr = 10.771^1/2 = 3.282mm
dan tinggi profile dan lebar bawah dari Trapesium adalah masing-masing , 0.75
Dr = 0.75 x 3.282 = 2.461 mm
atau dengan menentukan sudut kemiring dinding runner yang dikehendaki :
T Alpa : Tan ^-1 [ (( Dr - 0.75 Dr ) : 2 ) : 0.75 Dr ]
sehingga : T Alpa = Tan^-1 [ { ( 3.282 - ( 0.75 x 3.282 ) ) : 2 } : (0.75 x 3.282 ) ]
Tan ^-1 ( 0.167 ) = 9.461 derajat , adalah sudut kemiringan Trapesium.
Mengapa konversi dan re-profile harus dilakukan ? dan mengapa tidak mengganti profile
begitu saja ? Hal ini berhubungan erat dengan prinsip tekanan dan flow pada suatu ruangan
, di mana pada area yang sama besar , maka tekanan dankecepatan yang
dilaluinya akan sama pula . Jadi , secara prinsip jika hasil kalkulasi sudah menentukan
diameter , dan hasil area yang menentukan , maka dengan merubah memperbesar atau
memperkecil area tersebut , akan berpengaruh terhadap besar tekanan yang akan diterimanya ,
serta kecepatan dalam melaluinya .
Sedangkan pada single cavity , titik injection point , di mana sprue ditempatkan atau sebagai
permulaan material diinjeksikan , ditentukan berdasarkan sumbu moment inertia dari produk ,
karena pada titik pusat yang tepat , flow material pada saat pembentukan , dapat menyebar rata
pada cavity . Dan jika hal tersebut tidak memungkinkan karena kondisi bentuk produk ,
kalkulasi secara khusus dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang
mendukung flow dan sirkulasi sebagaimana diharapakan . Pada kondisi yang khusus ,
penggunaan Hot Runner , yang secara prinsip menghasilkan flow dan panas material mengalir
yang lebih bagus pada tiap cavity-nya , karena hantaran panas material yang tetap terjaga pada
saat pembentukan produk . Untuk penggunaan System Hot Runner , akan diulas pada bagian
selanjutnya .
Flow material yang mengalir dalam proses pembentukan produk , pada cetakan multiple cavity
berawal dari Sprue , kemudian masuk dan terbagi-bagi dalam beberapa Segmen Runner ,
Segmen pertama adalah Primary Runner , kemudian Secondary Runner , lalu Tertiary
Runner hingga Gate , setelah itu memasuki Cavity pembentukan produk . Berikut ini adalah
contoh layout Runner yang kompleks , tetapi typical , lengkap dengan pembagian segmensegmennya .
Contoh kalkulasi untuk design 8 cavity Fliptop Cap , dengan skema Runner seperti
tampak pada gambar . Dengan jalur runner yang typical , ukuran yang diharapkan sebenarnya
sudah dapat diprediksikan ( berdasar tabel ) , sehingga flow aliran material plastik dan
kalkulasi yang akan dilakukan , serta dapat dibagi-bagi dalam beberapa tahapan segmen sebagai
berikut :
Dari Nozle Injection , material plastik dialirkan ke Sprue dari diameter
kecil kediameter yang lebih besar ( bentuk tirus ) , flow ini membentuk Runner
Sprue .
Setelah Runner Sprue , flow material terbagi dalam dua arah segmen Primary
Runner yang typical ( arah yang membelah ke samping kiri dan kanan ditambah arah ke
masing-masing ke kedua cavity yang dperhitungkan setengahnya atau arah Runner ke-dua
cavity ) .
Kemudian segmen Secondary Runner , adalah runner yang mengarah ke kedua cavity
, yang diperhitungkan setengah bagian pada arah yang menuju salah satu cavity
. Secondary Runner , bentuk dan penampang runnernya lebih kecil dariPrimary
Runner .
Setelah itu adalah segmen Tertiary Runner , di mana aliran runner itu kemudian menuju
ke satu arah satu cavity . Sebelum aliran masuk ke dalam cavity , masih terdapat satu
segmen lagi yang harus dilalui , yaitu Gate . Tertiory Runner ,bentuk dan
penampang runnernya lebih kecil dari Secondary Runner .
Gate , adalah bagian runner yang menerima tekanan yang paling besar setelah proses flow
runner yang melalui segmen-segmen runner . Setelah melalui Gate , flow
material masuk ke dalam cavity untuk pembentukan produk .
Sehingga , Sw = 82.29
: 0.8 = 102.86 gr ,
Dari hasil perhitungan , Sw = 102.86 gr adalah sesuai dengan Spesifikasi Mesin
Injection dengan kapasitas antara 80 s/d 100 Ton .
Jika ditentukan dengan menggunakan Mesin Plastic Injection 100 Tons , berdasarkan
spesifikasinya , Plasticizing Capacity ( Pc ) mesin tersebut berkisar
antara 40 s/d 70 Kg/hrs . Jika diambil rata-rata , maka dapat ditemukan faktor
sebesar 55 Kg/hrs , atau 15.28 gr/second . Sehingga Volumetric Flow-nya ( Vf )untuk
material PP , adalah :
Filling time yang diperlukan untuk total volume plastik dalam pembentukannya , dapat
diperhitungkan berdasar Platicising Capasity dengan spesifikasi material plastik dan mesin
yang dipergunakan , atau mendasarkan pada perkiraan yang dapat direvisi kemudian pada
saat re-kalkulasi .
Volume Total Plasticizing dengan bahan PP
adalah V_plast. : 85.716.69 mm^3 = 5.2308 in.^3 , dan Volumetric Flow berdasar
spesifikasi mesin , Vf = 0.9712 in^3 / second . Meghasilkan kalkulasi waktu pengisian
material secara garis besar dari faktor kondisi mesin , dan tidak memperhatikan faktorfaktor dalam proses yang akan berlangsung . Hasil kalkulasi ini lebih akurat dari prediksi
yang diasumsikan , sebelum aktual kalkulasi dilakukan , setelah flow material mengalami
tekanan serta adanya viskositas dalam proses aliran dan pembentukan . Maka Filling time
( Ft )yang diperlukan dalam pembentukan 8 cavity Fliptop Cap tersebut , adalah :
Chart Melting Point , Viscositas dan Shear Rate tersebut di atas , berfungsi untuk
menentukan viskositas ( poison ration ) , di mana nilai poison ratio ditentukan oleh hasil
kalkulasi dari Shear rate , dengan berdasar suhu melting point material yang terbagi dalam 3
kurva untuk masing-masing kondisi melting point , karena tingkatan pada tiap kolom memiliki
perbandingan yang sangat tinggi , tidak memungkinkan menentukan hasil perbandingan
dengan hanya melihat pada Chart saja , tetapi harus memperhitungkan dan membagi tahapan
pada tiap kolom dan lajurnya serta membagi-bagi dalam range , tiap-tiap tingkatanya seperti
pada tabel dibawah ini . Dengan demikian ,secara presisi , hingga 6 8 angka desimal , dapat
tercapai , dan hasil perhitunganya lebih presisi .
TABEL KALKULASI SHEAR RATE DAN POISON RATIO
maka , Ft _Pr = 0.5285 : ( 2 x 0.48 ) = 0.55 second , perhatikan bahwa pada setiap
segmen , Filling time dapat terkalkulasi , dan mempunyai nilai yang lebih besar karena
viskositas yang dialami oleh aliran material .
Shear rate pada Primary runner : ( Sr_Pr )