Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Gaya merupakan dorongan, tarikan dan putaran yang membuat benda bergerak
lebih cepat atau lebih lambat, berubah arah atau bentuk. Ketika gaya sedang
mempengaruhi suatu benda berarti kerja sedang dilakukan pada benda tersebut
sebagai wujud perubahan dari bentuk energi ke bentuk lain. Gaya dapat bekerja
pada arah yang sama atau arah yang berlawanan. Beberapa gaya bekerja pada
sebuah benda, gaya-gaya tersebut dinyatakan sebagai sistem gaya (force
system) yang akan dipelajari dalam statika,dinamika,dan kekuatan bahan.jika
sistem gaya yang bekerja pada sebuah benda tidak mengakibatkan pengaruh
luar, gaya dikatakan setimbang (balanced) dan benda dikatakan berada dalam
kesetimbangan (equilibrium).
I.2
Batasan Masalah
1. Pengaruh gaya
2. Sistem gaya dua dimensi
I.3
Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
II.1
Gaya
Gaya (force) didefinisikan sebagai tarikan atau dorongan yang bekerja pada
sebuah benda yang dapat mengakibatkan perubahan gerak. Umumnya, gaya
mengakibatkan dua pengaruh, yaitu: (i) menyebabkan sebuah benda bergerak
jika diam atau perubahan gerak jika telah bergerak dan (2) terjadi deformasi.
Pengaruh pertama disebut juga pengaruh luar (external effect) dan yang kedua
disebut pengaruh dalam (internal effect).
Apabila beberapa gaya bekerja pada sebuah benda, gaya-gaya tersebut
dinyatakan sebagai sistem gaya (force system) yang akan dipelajari dalam
statika,dinamika,dan kekuatan bahan.jika sistem gaya yang bekerja pada sebuah
benda tidak mengakibatkan pengaruh luar, gaya dikatakan setimbang (balanced)
dan benda dikatakan berada dalam kesetimbangan (equilibrium).
Statika mempelajari hubungan antara gaya-gaya yang bekeria pada benda kaku
(rigid body) pada keadaan diam dan dianggap setimbang, Dinamika membahas
keadaan sebuah benda yang bergerak atau dipercepat, tetapi dapat dibuat
setimbang dengan menempatkan gaya nersia secara tepat.
Kekuatan bahan (strength of materials) mengkaji kekuatan bahan dalam
kaitannya dengan gaya luar yang bekerja pada sebuah benda dan pengaruhnya
terhadap gaya dalam benda. Benda tidak dianggap sebagai kaku sempurna
Gambar 2.1
Dalam membicarakan mekanika benda tegar, di mana yang dibahas hanya
mengenai penga-ruh luar bersih dari gaya, kita tidak perlu membatasi aksi suatu
gaya terapan hanya pada sebuah titik. Oleh karena itu gaya P yang bekerja pada
pelat tegar dalam Gambar 2/2 dapat diterapkan pada A atau B atau pada titik
lain pada garis kerja, dan pengaruh luar bersih dari P pada tumpuan tidak akan
berubah. Pengaruh luar merupakan gaya yang dikenakan pada pelat oleh tumpuan sendi di O dan gaya yang dikenakan pada pelat oleh tumpuan geser di C.
Kesimpulan ini di-jelaskan oleh prinsip transmisibilitas, yang menyatakan bahwa
sebuah gaya dapat diterapkan pada sembarang titik pada garis kerja tanpa
mengubah pengaruh resultan dari gaya luar tersebut iyang bekerja pada suatu
benda tegar. Jika hanya pengaruh luar resultan dari suatu gaya saja yang akan
diselidiki, gaya tersebut dapat dianggap sebagai suatu vektor geser, dan perlu
serta cukup untuk menentukan besar, arah dan garis kerja dari gaya ini. Karena
buku ini pada dasarnya membahas mekanika benda tegar, kita akan
menganggap hampir semua gaya sebagai vektor geser bila gaya-gaya tersebut
bekerja pada benda tegar.
Gaya digolongkan sebagai gaya kontak atau gaya benda, Gaya kontak terjadi
akibat kontak fisik langsung antara dua benda. Gaya benda adalah gaya yang
terjadi akibat aksi darijauh, se-perti gaya gravitasi dan gaya magnit.
Gambar 2.2
(N) dan dalam sistem yang lazim di A.S. adalah pon (Ib), seba-gaimana
didefinisikan dalam Pasal 1/5.
Karakteristik sebuah gaya yang dinyatakan oleh hukum Newton ketiga harus
benar-benar diperhatikan. Aksi sebuah gaya selalu disertai oleh reaksi yang
Gambar 2.3
Hukum segitiga dapat juga dipakai untuk memperoleh R, tetapi kita harus
memindah-kan garis kerja salah satu dari gaya-gaya tersebut sebagaimana
ditunjukkan dalam Gambar 2/3c. Pada Gambar 2/3d dua buah gaya yang sama
dengan di atas dijumlahkan, dan meskipun besar serta arah R tetap sama, kita
kehilangan garis kerja yang benar, karena R yang didapatkan dengan cara ini
tidak melalui A. Jenis kombinasi seperti ini harus dihindarkan. Secara matematis
jumlah kedua gaya dapat ditulis dengan persamaan vektor.
Di samping perlu mengkombinasikan gaya-gaya untuk memperoleh resultannya,
kita sering-kali perlu mengganti sebuah gaya dengan komponen-komponen
vektor-ny& yang bekerja pada arah tertentu. Menurut definisi, dua atau lebih
komponen suatu vektor harus dijumlahkan secara vektor untuk menghasilkan
vektor tersebut. Jadi gaya R dalam Gambar 2/3a dapat diganti atau dipisahkan
atas dua komponen vektor F, dari F2 dengan arah tertentu hanya dengan
meleng-kapi jajaran genjang seperti yang ditunjukkan untuk memperoleh besar
F1
dan F2.
Gambar 2.4
II.2
Gambar 2.5
di mana Fx dan Fy adalah komponen-komponen vektor dari F, Selanjutnya setiap
dua komponen vektor dapat ditulis sebagai suatu skalar dikalikan vektor satuan
yang sesuai. Jadi, dalam vektor-vektor satuan i dan j pada Gambar 2/5, kita
dapat menuliskan
F = Fxi + Fyj
(2-2)
di mana skalar-skalar Fx. dan Fy merupakan komponen skalar x dany dari vektor
F. Kita amati bahwa pada umumnya komponen skalar dapat positif atau negatif,
tergantung pada kwadran di mana vektor F tersebut berada. Untuk gaya pada
Gambar 2/5, komponen-komponen skalar x dany adalah positif dan dihubungkan
dengan besar dan arah F dengan
(2-3)
Telah dijelaskan dalam Pasal 1/3 bahwa besar satuan vektor ditulis dengan huruf
miring tipis; yakni, [F ] dinyatakan dengan F, yaitu suatu besaran yang selalu
tak-negatif. Jika kita be-kerja dengan komponen sebuah vektor, maka komponen
skalar, juga ditulis dengan huruf miring tipis, akan mengandung informasi ganda.
V Apabila sebuah gaya dan komponen vektornya digambarkan dalam sebuah
diagram, sebaik-nya komponen-komponen vektor tersebut dinyatakan dengan
garis putus-putus, seperti pada Gambar 2/5, dan gayanya dengan garis penuh,
atau sebaliknya. Dengan konvensi demikian, sebuah gaya dan komponenkomponen vektornya dapat digambarkan secara jelas dan kesan sebagai tiga
buah gaya terpisah sebagaimana yang ditunjukkan oleh vektor dengan garis
penuh dapat dijalankan.
Sebenarnya sumbu-sumbu acuan ini tidak ada, oleh karena itu penambahan
sumbu acuan hanyalah untuk memudahkan penyelesaian, dan penentuan
sumbu-sumbu acuan ini sepenuhnya terserah pada para pembaca. Pilihan yang
logis biasanya ditunjukkan oleh cara bagaimana geometri persoalan yang
bersangkutan ditentukan. Sebagai contoh, jika dimensi utama suatu benda
diberikan dalam arah horisontal dan vertikal, maka penentuan sumbu acuan
dalam arah ini umumnya mudah dilakukan. Namun, dimensi tidak selalu
diberikan dalam arah horisontal dan vertikal, sudut tidak harus diukur
berlawanan arah jarum jam dari sumbu-x, dan titik asal koordmat tidak perlu
terletak pada jalur garis kerja gaya. Oleh karena itu, pada dasarnya kita dapat
menentukan komponen-komponen yang mudah diselesaikan dari sebuah gaya
tanpa mem-perdulikan bagaimana sumbu-sumbu tersebut diorientasikan atau
rapi
selalu
dapat
membantu
menghindarkan kesalahan.
Gambar 2.6.
menjelaskan
geometrinya
dan
Gambar 2.7
Dua buah gaya F1 dan F2 yang mula-mula kongkuren pada titik O. Pada Gambar
2/7, garis kerja F2 digeser dari O ke ujung F2 sesuai dengan hukum segitiga dari
Gambar 2/3.
Dalam menjumlah vektor-vektor Fj dan F2 kita dapat menuliskan
..(2.4)
Suku seperti 2FX harus dibaca dan dibayangkan sebagai "jumlah aljabar dari
komponen-komponen skalar x". Perhatlkan bahwa pada contoh dalam Gambar
2.7, komponen skalar F
2y
II.2.2 Resultante
Konsep Dasar.
(i). Hk. Newton I : Suatu benda akan tetap diam apabila
resultante dari sistem gaya2 yg
be
F
n 1
(2.5)
Ry
n 1
Fny
Rx
F
n 1
nx
Ry
F
n 1
ny
.......(2.6),dan
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Gaya (force) didefinisikan sebagai tarikan atau dorongan yang bekerja pada
sebuah benda yang dapat mengakibatkan perubahan gerak. Umumnya, gaya
mengakibatkan dua pengaruh, yaitu: (i) menyebabkan sebuah benda bergerak
jika diam atau perubahan gerak jika telah bergerak dan (2) terjadi deformasi.
Pengaruh pertama disebut juga pengaruh luar (external effect) dan yang kedua
disebut pengaruh dalam (internal effect).
Penguraian secara dua dimensi suatu vektor gaya yang paling umurn ialah
penguraian atas komponen-komponen persegi panjang.
Daftar Pustaka
Bambang Sudarsono, Kajian Pengaruh Dimensi Roda Terhadap Traksi
yang Dihasilkan , Tugas akhir mahasiswa Bimbingan Joni Dewanto,
Jurusan Teknik Mesin, Universitas Kristen Petra, 2002.