Anda di halaman 1dari 16

Hidrolisis Pati Enzimatis

Gadza Bhara Tama Suharyo, 230210130079

ABSTRAK
Praktikum hidrolisis pati enzimatis ini bertujuan untuk mengidentifikasi hasil hidrolisis
dan mampu menghidrolisis pati secara enzimatis. Hidrolisis enzimatis merupakan proses
pemecahan polimer menjadi monomer dengan bantuan enzim. Pemecahan itu dari polisakarida
menjadi mono/disakarida. Enzim yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu enzim amilase.
Enzim amilase berguna untuk mengetahui aktivitas enzim pada pati. Untuk mengoptimalkan
kerja enzim maka harus dilakukan inkubasi pada suhu 370C atau 550C dan untuk menonaktifkan
kerja enzim adalah dengan melakukan pemanasan pada suhu 1000C. Pada praktikum hidrolisis
pati enzimatis digunakan pula katalisator untuk menghidrolisis, katalisator berfungsi untuk
mengetahui kandungan karbohidrat pada pati, katalisator tersebut adalah iodine. Percobaan
ini menggunakan berbagai jenis tepung sebagai pati, seperti tepung terigu, tepung maizena dan
tepung beras.
Kata kunci: hidrolisis enzimatis, enzim, pati

PENDAHULUAN
Di Indonesia, karbohidrat merupakan sumber energi utama untuk tubuh. Meskipun
terdapat berbagai macam sumber pati di dunia, namun saat ini ketergantungan pada beberapa
sumber, yaitu gandum, beras, dan jagung. Padahal saat ini, hanya sekitar 30% pati yang ada
digunakan dalam bentuk asli, lebih dari separuh dalam bentuk hidrolisis pati dan sisanya dalam
bentuk pati termodifikasi. Pati sangat banyak diperoleh di alam dan merupakan cadangan
karbohidrat pada tanaman.Pati dapat diperoleh dari berbagai biji-bijian seperti padi, ketela,
sagu,jagung dan lain sebagainya. Pati merupakan karbohidrat polimer tinggi yang tersusun dalam
satuan Gluko Pyranosa, dengan rangkaian glukosida. Karbohidrat mempunyai klasifikasi secara
sistimatis sebagai monosakarida, disakarida, trisakarida dan tetrasakarida dengan mengandung 5
atau 6 atom karbon yang dikenal dengan Pentosan dan hexosan, serta merupakan bahan yang
tidak berwarna, berbentuk kristal yang biasanya mempunyai rasa, tidak mudah larut (wahidoen
Abdoel Azis,1991). Dalam proses hidrolisis pati secara enzimatis, terdapat beberapa enzim
penghidrolisis pati yang bekerja spesifik yaitu ikatan glikosida yang diputus, pola pemutusan,
aktivitasnya dan spesifitas substrat serta produk yang dihasilkan. Tingginya keragaman jenis
pati, maka produk yang dibentuk akan mempunyai komposisi karbohidrat yang beragam.
1

Tujuan diadakanya praktikum ini adalah agaar praktikan mampu mengidentifikasi hasil
hidrolisis dan mampu menghidrolisis pati secara enzimatis.

Karbohidrat
Karbohidrat tersusun atas unsur-unsur C, H, dan O yang dibentuk dalam proses
fotosintesis oleh tumbuhan berhijau daun. Golongan karbohidrat antara lain : gula, tepung, dan
selulosa. Menurut ukuran molekul, karbohidrat dibedakan menjadi beberapa golongan sebagai
berikut
-Monosakarida, meliputi glukosa, fruktosa, dan galaktosa.

Disakarida, meliputi sukrosa, maltosa, dan laktosa.

Polisakarida, meliputi amilum, selulosa, dan glikogen.

Setiap molekul glukosa mengandung 38 ATP (adenosine trifosfat).Metabolisme karbohidrat


dipengaruhi oleh enzim-enzim dan hormone-hormon tertentu. Adapun fungsi karbohidrat adalah
sebagai berikut:
1. Sebagi penghasil kalori (1 gram = 4,1 kalori )
2. Pembentuk senyawa-senyawa organic yang lain seperti lemak dan protein
3. Menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh
Hidrolisis Enzim
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik. Molekul
awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut
produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat, yang disebut
promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup
cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai promoter.
Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan
senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi lebih
rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih
tinggi membutuhkan waktu lebih lama. Sebagai contoh:
X + C XC (1)
Y + XC XYC (2)
XYC CZ (3)
2

CZ C + Z (4)
Meskipun senyawa katalis dapat berubah pada reaksi awal, pada reaksi akhir molekul
katalis akan kembali ke bentuk semula.
Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat
bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia.Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia
tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim -amilase hanya dapat digunakan pada
proses perombakan pati menjadi glukosa.
Dalam proses hidrolisis pati secara enzimatis, terdapat beberapa enzim penghidrolisis pati
yang bekerja spesifik yaitu ikatan glikosidik yang diputus, pola pemutusan, aktivitasnya dan
spesifitas substrat serta produk yang dihasilkan. Tingginya keragaman jenis pati dan spesifiknya
kerja enzim penghidrolisis pati, maka produk yang dibentuk akan mempunyai komposisi
karbohidrat yang beragam
Modifikasi pada pati juga dapat dilakukan dengan hidrolisis enzim.Modifikasi pati
dengan metode enzimatis.Pada modifikasi pati dengan metode enzimatis ini dapat dilakukan
dengan berbagai tahapan yaitu likuifaksi, sakarifikasi dan isomerisasi.Langkah yang pertama
adalah likuefaksi 30-40% suspensi padatan untuk menghasilkan maltodekstrin dengan
menggunakan enzim -amilase.Setelah likuifaksi dilakukan sakarifikasi menggunakan enzim
glukoamilase atau pullulanase untuk menghasilkan sirup glukosa atau sirup maltosa.Hasil
sakarifikasi dilakukan isomerisasi dengan enzim glukosa isomerase untuk menghasilkan sirup
fruktosa.Hidrolisis dengan enzim dapat menghasilkan beberapa produk hidrolisat pati dengan
sifat-sifat tertentu yang didasarkan pada nilai DE (ekuivalen dekstrosa).Nilai DE 100 adalah
murni dekstrosa sedangkan nilai DE 0 adalah pati alami. Hidrolisat dengan nilai DE 50 adalah
maltosa, nilai DE di bawah 20 adalah maltodekstrin, sedangkan hidrolisat dengan DE berkisar
antara 20-100 adalah sirup glukosa.
Beberapa jenis enzim yang sering digunakan dalam menghidrolisis pati yaitu: -amilase,
-amilase, pullunase, dan amiloglukosidase (AMG) yang memiliki karakteristik yang berbedabeda satu-sama lainnya.

Hidrolisa Glukosa
Gula merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, selama ini kebutuhan gula dipenuhi
oleh industri gula (penggilingan tebu).Industri kecil seperti gula merah, gula aren.Gula dapat
3

berupa glukosa, sukrosa, fruktosa, sakrosa.Gukosa dapat digunakan sebagai pemanis dalam
makanan, minuman, dan es krim.
Glukosa dibuat dengan jalan fermentasi dan hidrolisa. Pada proses hidrolisa biasanya
menggunakan katalisator asam seperti HCl, asam sulfat. Bahan yang digunakan untuk proses
hidrolisis adalah pati. Di Indonesia banyak dijumpai tanaman yang menghasilkan pati. Tanamantanaman itu seperti padi, jagung, ketela pohon, umbi-umbian, aren, dan sebagainya
Hidrolisis merupakan reaksi pengikatan gugus hidroksil / OH oleh suatu senyawa.Gugus
OH dapat diperoleh dari senyawa air.Hidrolisis dapat digolongkan menjadi hidrolisis murni,
hidrolisis katalis asam, hidrolisis katalis basa, gabungan alkali dengan air dan hidrolisis dengan
katalis enzim.Sedangkan berdasarkan fase reaksi yang terjadi diklasifikasikan menjadi hidrolisis
fase cair dan hidrolisis fase uap.
Hidrolisis pati terjadi antara suatu reaktan pati dengan reaktan air.Reaksi ini adalah orde
satu karena reaktan air yang dibuat berlebih, sehingga perubahan reaktan dapat diabaikan.Reaksi
hidrolisis pati dapat menggunakan katalisator ion H+ yang dapat diambil dari asam. Reaksi yang
terjadi pada hidrolisis pati adalah sebagai berikut:
(C6H10O5)x + x H2O x C6H12O6
Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap reaksi hidrolisa : jenis katalisator yang
dipakai, suhu, teknan, pencampuran dan perbandingan zat pereaksi.

Enzim Alfa Amilase


Enzim alfa-amilase, atau yang biasa disebut juga 1,4-alpha-D-glucan glucanohydrolase
(karena hanya memotong pada ikatan 1,4 pada ikatan glikosida), biasa juga disebut pancreatic
alpha-amilase adalah salah satu enzim yang berperan dalam proses degradasi pati, sejenis
makromolekul karbohidrat. Struktur molekuler dari enzim ini adalah -1,4-glukanohidrolase.
Bersama dengan enzim pendegradasi pati lain, pululanase, -amilase termasuk ke dalam
golongan enzim kelas 13 glikosil hidrolase. Alpha-amilase ini memiliki beberapa sisi aktif yang
dapat mengikat 4 hingga 10 molekul substrat sekaligus sehingga proses hidrolisisnya lebih cepat.

Gambar 1.ikatan 1,4 glikosida yang diputus oleh Enzim alfa amilase
Alfa-amilase pada umumnya aktif bekerja pada kisaran suhu 25oC hingga 95oC.Penambahan ion
kalsium dan klorida dapat meningkatkan aktivitas kerja dan menjaga kestabilan enzim ini. Alfaamilase akan memotong ikatan glikosidik -1,4 (Gambar III-1) pada molekul pati (karbohidrat)
sehingga terbentuk molekul-molekul karbohidrat yang lebih pendek. Hasil dari pemotongan
enzim ini antara lain maltosa, maltotriosa, dan glukosa.
Alfa amilase biasa juga disebut sebagai liquifying enzim, karena enzim alfa amilase
bekerja pada proses liquifikasi yg memecah pati menjadi rantai yg lebih pendek.
Enzim alpha-amilase merupakan enzim yang banyak digunakan pada berbagai macam
makanan, minuman, detergen, industri pemrosesan dan industri tekstil. Enzim ini terdapat dialam
misalnya pada: Bisa dalam bentuk tepung malt, gandum yang berkecambah; berasal dari bakteri
bacillus Bacillus subtilis; Disintesa kapang Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae; Bisa
berasal dari cacing tanah; Pakai cendawan Aspergillus sp; Bisa berasal dari pancreas sapi dan
babi; dan banyak terdapat di air ludah dan pencernaan manusia.
Enzim -amilase yang diisolasi dari bacillus subtilis sangat stabil pada suhu
tinggi.Tergantung kepada pemanfaatannya, suhu optimum untuk enzim ini adalah 70-90OC. pada
suhu rendah, enzim ini masih cukup stabil meskipun pada pH dibawah 6.Walaupun demikian
enzim ini tidak dapat dihadapkan pada pH dibawah 5.Pada suhu 70OC enzim ini dengan cepat
kehilangan aktivitasanya jika pH dibawah 6.Namun pada suhu tersebut enzim ini cukup stabil
dalam kisaran antara 6-10. Kondisi optimum untuk proses hidrolisis pati dalam industri adalah
pH 6-6,5. Liquifaction tahap pertama dengan jet cooker dilakukan pada suhu 105OC. dan tahap
berikutnya pada 95OC selama 15-30 menit didalam tangki khusus. Bakteri lain yang
menghasilkan -amilase yaitu Bacillus licheniformis. pH optimum untuk enzim ini sekitar 6 pada
suhu 60OC. jika suhu ditingkatkan pH optimum juga meningkat sekitar 7. Jika -amilase yang
diperoleh dari B. subtilis menghidrolisis pati dengan hasil utama maltoheksosa, maltopentosa
5

dan sedikit glukosa (4-5%), maka -amilase yang dihasilkan oleh B. licheniformis menghasilkan
maltosa, maltoriosa, dan maltopentosa, glukosa yang dihasilkan agak lebih tinggi yaitu 8-10%.
Enzim -amilase yang diperoleh dari fungi banyak dihasilkan dari Aspergillus oryzae.Di
dalam hidrolisis, enzim ini mula-mula berkelakukan seperti maltenzyme atau enzim dari
bakteri.Namun pada tahap berikutnya, lebih banyak maltosa dan maltoriosa yang
terbentuk.Sedikit atau banyak -amilase dari fungi ini berkelakukan seperti gabungan antara
dan amilase dari malt.Meskipun enzim ini diperdagangkan dalam bentuk serbuk, namun enzim
ini sangat mudah larut dalam air.Suhu optimumnya yaitu pada suhu 50OC pada saat pelarutan,
meskipun aktivitas enzim meningkat pada suhu 55OC, namun aktivitas tersebut cepat menurun,
demikian juga stabilitasnya. Untuk reaksi dalam waktu pendek, pH optimum adalah sekitar 4,7.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Enzim


Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman,
kofaktor dan inhibitor.Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang
berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu
dan keasaman berubah.
Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau
strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya
sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang
menurunkan aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas
enzim.Banyak obat dan racun adalah inihibitor enzim.

METODOLOGI
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Gelas Ukur, Alumunium Foil, Labu
Ukur, Inkubator, Spektrofotometer. Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume. Alumunium
foil berfungsi sebagai media isolasi. Labu ukur berfungsi untuk mengencerkan suatu bahan.
Inkubator berfungsi untuk menginkubasi atau menyimpan sampel. Spektofotometer berfungsi
untuk mengukur transmitans atau absorbansi suatu contoh yang dinyatakan panjang gelombang.

Sedangkan bahan - bahan yang digunakan yaitu Aquades, Pati, Glukosa, KI, I2, Enzim Amilase,
dan Reagen Iodin

Prosedur Penyiapan larutan pati 0.2 %


timbang pati terlarut 0.2 gr

Masukan ke gelas kimia dan + akuades


10ml

panaskan samapi mendidih (15")

dinginkan pada suhu ruang

diambil 4ml pada tabung 1 dan 5ml pada


tabung 2
Pembuatan Larutan Glukosa

Penyiapan larutan standart glukosa

Timbang 0.5 mg glukosa

tuang pada labu ukur,+ akuades(hingga


10ml)
Pembuatan Kurva Standar
Buat Pengenceran glukosa
(0,1/0,2/0,3/0,4/0,5)

Hitung mengunakan rumus pengenceran

Pengujian aktifitas enzim amilase

+4 tetes enzim amilase pada tabung 1dan 5 tetes


enzim amilase pada tabung 2

Inkubasi370C (10menit)

+ 2 tetes Iodin

panaskan (5menit, suhu didih)

absorbansi

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Data hasil pengamatan Lab TPHP Shift 2
Kelompok

Sampel (ml)

9.

Glukosa

10.

Terigu

Tabung 1
(8Tetes)

Tabung 2( 10
Tetes)

Absorbansi
100.00
ppt=0,113
10.000
ppm=0,106
1000
ppm=0,095

+ Iodine
warna
menjadi biru
pekat
+ Amilase
warna menjadi
cokelat tua dan
terdapat
endapan
9

+ Iodine
warna menjadi
biru pekat
+ Amilase
warna menjadi
cokelat tua dan
terdapat
endapan
+ Inkubasi

4 ml = 0,325
5 ml = 1,00

11.

Maizena

12.

Beras

+ Inkubasi
warna memudar
warna menjadi ( cokelat muda)
meudar (
+ Pemanasan
cokelat muda)
warna menjadi
+ Pemanasan
keruh dan
Warna menjadi
terdapat
biru
endapan
+ Iodine
+ Iodine
warna menjadi
warna menjadi
biru pekat
biru pekat
+ Amilase
+ Amilase
warna menjadi
warna menjadi
cokelat
cokelat
kekuningan (
+ Inkubasi
teh) dan
warna menjadi
terdapat
kuning cerah
endapan
+ Pemanasan
+ Inkubasi
warna menjadi
warna menjadi
biru pekat dan
kuning lebih
terdapat sedikit
cerah dan
gumpalan
terdapat
endapan
+ Pemanasan
Warna menjadi
biru muda dan
terdapat
gumpalan
+Iodine
+ Iodine dari
warna dari putih
putih warna
menjadi hitam
berubah
dan bau betadin menjadi warna
+ Amilase
hitam dan
warna menjadi berbau betadine
kecokelatan dan
+ Amilase
terdapat
warna menjadi
endapan
kecokelatan dan
+ Inkubasi
terdapat
Warna menjadi
endapan
kecokelatan dan
+ Inkubasi
terdapat
Warna menjadi
endapan
kecokelatan dan
+ Pemanasan
terdapat
Warna menjadi
endapan
bening
+ pemanasan
kekuningan dan
warna bening
10

4 ml = 0,954
5 ml = 0,800

4 ml = 0,204
5 ml = 0, 657

masih terdapat
endapan

keruh sedikit
cokelat masih
terdapat
endapan

Tabel 2. Data standar glukosa

No
1
2
3

Y
(Arbsorbansi)
0,095
0,106
0,113
0,314

X (Glukosa)
0,001
0,01
0,1
0,111

XY
0,000095
0,00106
0,0113
0,012455

X2
0,000001
0,0001
0,01
0,010101

Y2
0,009025
0,011236
0,012769
0,03303

Untuk mendapatkan garis fungsi Y=a+bX, maka digunakan persamaa sebagi berikut:

a=

a=
a= 0,0995
dan untuk mencari b yaitu:
b=

b=
b= 0,13964
dari hasil perhitungan diatas kita dapatkan persamaan
Y=0,0995X + 0,13964

R=

11

R=

R = 0,84249
R 2 = 0,7098
Dan didapatkan kurva dari persamaan diatas :

Kurva Standar Glukosa


0.12

A
b 0.115
s
0.11
o
r
0.105
b
a
0.1
n
s 0.095
i

y = 0,0995x + 0,13964
R = 0,7098

0.09
0.001

0.01

0.1

Konsentrasi
Series1

Absorban Linear

Grafik Fungsi Standar Glukosa


Nilai koefisien korelasi standar glukosa:
0,00

- 0,199

= sangat rendah

0,20

- 0,399

= rendah

0,40

- 0,599

= sedang

0,60

- 0,799

= kuat

0,80

- 1,000

= sangat kuat

12

Linear (Series1)

Sehingga praktikan dapat menyimpulkan bahwa standar glukosa ini kuat karena mempunyai
nilai 0,7098.

Perhitungan Konsentrasi Glukosa Kelompok 12


Tabung 1 (4ml) dengan nilai absorbansi 0,204
Y = 0,0995X + 0,13964
0,204 = 0,0995X + 0,13964
0,204 - 0,13964 = 0,0995X
X = 0,64683
Konsentrasi glukosa dalam tepung beras 4 ml adalah 0,64683 gr/ml.

Tabung 2 (5ml) dengan nilai absorbansi 0,657


Y = 0,0995X + 0,13964
0,657 = 0,0995X + 0,13964
0,657 - 0,13964 = 0,0995X
X = 5,1996
Konsentrasi glukosa dalam tepung beras 5 ml adalah 5,1996 gr/ml.

Pembahasan
Pada praktikum kali ini tentang hidrolisis pati enzimatis, praktikan melakukan beberapa
percobaan unruk mengetahui konsentrasi glukosa yang terdapat pada beberapa sampel yaitu,
tepung terigu, tepung maizena dan tepung beras. Hidrolisis adalah mekanisme reaksi pengurai
suatu senyawa oleh air (aquades) atau asam dan basa. Dalam hal ini molekul air menguraikan
molekul pati. Secara umum hidrolisis dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara enzimatis
dan kimiawi. Tetapi pada praktikum kali ini praktikan menghidrolisis secara enzimatis.
Hidrolisis enzimatis adalah hidrolisis dengan bantuan enzim yang dihasilkan oleh
mikroorganisme tertentu. Dan enzim yang dipakai pada praktikum ini adalah enzim amilase.
Kelompok kami yaitu kelompok 12 mencoba melakukan pengamatan dengan sampel
tepung beras. Pertama yang dilakukan adalah dengan menyiapkan tepung beras sebanyak 0,2 gr
lalu mengencerkannya dengan aquades sampai 10ml dan homogenkan dengan menggunakan
spatula. Kemudian pindahkan kedalam 2 tabung, tabung pertama sebanyak 4 ml dan tabung
13

kedua sebanyak 5 ml. Lalu menambahkan iodine sebanyak 2 tetes kepada kedua tabung dan
didapatkan perubahan warna dari putih menjadi warna hitam dan berbau betadine. Iodine
berfungsi untuk mengetahui kandungan karbohidrat dalam pati dan untuk melihat polisakarida
pada sampel. Lalu praktikan menambahkan enzim amilase sebanyak 4 tetes enzim amilase pada
tabung 1 dan 5 tetes enzim amilase pada tabung 2. Dan didapatkan hasil yang tidak berubah dari
sebelumnya. Fungsi enzim dalam proses hidrolisis ini yaitu sebagai katalisator untuk proses
hidrolisis dan digunakan untuk mengukur aktivitas enzim yang terdapat pada sampel (pati).
Selain itu enzim juga berfungsi untuk mengetahui adanya pemutusan ikatan 1,4 glikosidik pada
pati. Kemudian praktikan menginkubasi pada suhu 370C selama 10 menit dan didapatkan hasil
yang sama pada kedua tabung yaitu larutan pada kedua tabung berwarna kecoklatan dan terdapat
endapan. Larutan di inkubasi agar kerja enzimnya lebih optimal dan di inkubasi yang bagus yaitu
pada suhu 370C dan 550C. Jadi enzim itu akan merubah susunan dari polisakarida menjadi
mono/di sakarida.
Kemudian setelah melakukan inkubasi, praktikan melakukan pemanasan pada gelas ukur
yang berisi air yang sudah mendidih(1000C) selama 5 menit. Hal ini dilakukan untuk
menonaktifkan kerja enzim tersebut. Setelah dipanaskan terdapat perubahan warna pada kedua
tabung. Tabung pertama berubah warna menjadi bening kekuningan dan terdapat endapan
sedangkan tabung kedua didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda, yaitu menjadi bening keruh
sedikit kecoklatan dan terdapat endapan. Kemudian praktikan mengukur nilai absorbansi kedua
larutan tersebut pada spektofotometer. Dan didapatkan nilai absorbansi yang berbeda pada kedua
larutan tersebut. Tabung 1 atau larutan tepung beras 4 ml diadapatkan nilai absorbansi 0,204 dan
tabung 2 atau larutan tepung beras 5 ml didapatkan nilai absorbansi 0,657. Semakin besar nilai
absorbansi maka larutan tersebut semakin pekat dan semakin kecil nilai absorbansi maka larutan
tersebut semakin encer/bening. Kesempurnaan proses hidrolisis ditandai dengan nilai absorbansi
yang kurang dari 1, berarti kedua larutan tersebut telah terhidrolisis sempurna. Kesempurnaan
hidrolisis juga didapatkan oleh semua sampel yang dilakukan percobaan oleh kelompok lain,
tetapi ada satu sampel yang mendapatkan nilai absorbansi 1 yaitu kelompok 10 dengan sampel
tepung terigu 5ml, hal tersebut menandakan tidak sempurnanya proses hidrolisis pada larutan
tersebut. Kemudian praktikan mengukur konsentrasi glukosa dalam tepung beras dan didapatkan
hasil konsentrasi glukosa dalam tepung beras 4 ml adalah 0,64683 gr/ml dan konsentrasi glukosa
dalam tepung beras 5 ml adalah 5,1996 gr/ml. Konsentrasi glukosa didapat melalui rumus
14

Y=aX+b. Y adalah nilai absorbansi sampel, X adalah nilai konsentrasi glukosa, a dan b adalah
variabel. A dan b didapatkan dari perhitungan persamaan dari data standar glukosa yang diamati
oleh kelompok 9. Dan standar glukosa ini kuat karena mempunyai nilai 0,7098.

KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini tentang hidrolisis pati enzimatis, praktikan sudah mampu
mengidentifikasi hasil hidrolisis dan mampu menghidrolisis pati secara enzimatis. Dari
praktikum hidrolisis pati enzimatis ini dapat disimpulkan bahwa enzim dapat mempengaruhi
larutan pati, pati bila dihdrolisis akan menghasilkan senyawa-senyawa yang lebih sederhana dan
dapat dibuktikan dengan adanya perubahan warna saat enzim amilase ditambahkan pada larutan
pati. Hasil yang didapat dari uji hidrolisis ini yaitu positif atau proses hidrolisis telah sempurna,
karena didapatkan nilai absorbansi yang kurang dari 1 dan didapatkan hasil larutan yang bening
dan tidak pekat. Kegagalan pada proses hidrolisis mungkin disebabkan oleh larutan yang belum
homogen atau belum teraduk sempurna dan kegagalan pada proses inkubasi(bisa saja kurang
lamanya proses inkubasi dan pemilihan suhu yang bukan suhu optimal).

DAFTAR PUSTAKA

Lehninger AL. 1993. Dasar-Dasar Biokimia. Jilid 1. Thenawidjaja M, Penerjemah;


Jakarta : Erlangga. Terjemahan dari : Principles of Biochemistry

sains-pro.blogspot.com/2012/02/trik-hidrolisis-kimia.html (Diakses 16 November 2014.


Pukul 14.10)

Anonym.

Biokimia

Karbohidrat.

http://www.gudangmateri.com/2010/02/biokimia-karbohidrat.html
November 2014. Pukul 14.13)

15

2010.
(Diakses

16

Lampiran

Larutan tepung beras yang telah ditambahkan iodine dan enzim amilase

Larutan yang telah di panaskan

Larutan yang telah di inkubasi

16

Anda mungkin juga menyukai