Disusun Oleh:
Nama
: Hari Suprihatin
No.Mhs
: 13/03801
Kelas
: CM2
TEKNIK MESIN
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
KATA PENGANTAR
Assalamuallaikum wr wb
Puji dan Syukur atas Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Elemen Mesin II.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi syarat keluarnya nilai UTS.
Makalah ini berisi rangkuman dari clutch, brakes, sliding contact bearing dan rolling
contact bearing. Rangkuman bersifat struktural dari setiap rumusnya, sehingga lebih
jelas dan lebih mudah untuk dipahami.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
menjelaskan materi ke-4 bab tersebut yang kemudian menjadi referensi dalam
penulisan makalah ini, terima kasih juga kepada orang tua, pu-ku, dan teman yang
telah mendukung secara materil maupun moril dalam penyusunan makalah ini.
Penulis mohon maaf jika pada saat penyusunan makalah ini terdapat kesalahan
yang disengaja maupun tidak disengaja. Penulis menyadari terdapat banyak
kekurangan pada makalah ini. Penulis memohon kritik dan saran terhadap makalah
yang penulis susun. Tidak ada manusia yang sempurna karena kesempurnaan hanya
milik Allah SWT.
Penulis berharap makalah ini membantu mahasiswa dalam pembelajaran
mempelajari empat bab tersebut.
Wassalamu'alaikum wr wb
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
KOPLING TIDAK TETAP
A. Pendahuluan
Kopling tidak tetap adalah elemen mesin yang menghubungkan poros penggerak
ke poros yang digerakkan tanpa menghentikan putaran poros penggerak.
Hubungan yang menunjukkan dalam perubahan roda gigi atau menghentikan
kendaraan dibutuhkan poros penggerak yang berhenti tetapi mesin tetap
bekerja.
2. Kopling Gesek
Clucth friksi (friction clutch) merupakan clucth yang paling umum.
Kopling jenis ini meneruskan gerakan dengan cara gesekan sehingga dapat
terjadi slip. Clutch friksi modern terbuat dari keramik atau bahan organik
campuran resin dengan kawat tembaga.
Koefisien gesek dari bahan material organik adalah 0.35, dan untuk keramik
0.25. Bahan keramik biasanya digunakan untuk aplikasi yang berat seperti
truk atau balapan. Material keramik yang keras mampu menyebabkan roda
gila dan piringan penekan cepat aus.
seharusnya
tidak
membutuhkan
gaya
eksternal
untuk
r1
r2
T=
Catatan:
P = C/r
1.
C = konstanta
T=
R
5. Untuk
kopling
baru,
pertimbangan: tekanan merata
untuk
kopling
lama,
pertimbangan: keausan merata
6. Torsi yang ditransmisikan dengan
pertimbangan tekanan merata
lebih tinggi dibandingkan dengan
pertimbangan keausan merata.
G. Kopling Kerucut
P.r=C
P = C/r
C = konstanta
We = Wn (sin + cos )
H. Kopling Setrifugal
b = Lebar sepatu
m = Massa setiap sepatu
n = Jumlah sepatu
r = jarak sumbu spider dengan pusat gravitasi
R = Jari dalam rim
N = Kecepatan putar RIM
= Kecepatan sudut RIM
1 = Kecepatan sudut saat awal kontak
= Koefisien gesek antara RIM dan sepatu
Pc = gaya sentrifugal pada setiap sepatu
Ps = gaya sentrifugal saat awal kontak
l = .R
A=l.b
P = l.b.p
l.b.p = Pc - Ps
=sudut putaran spider
A= luas kontak sepatu
P= tekanan sepatu
BAB II
REM
A. Pendahuluan
Rem adalah elemen mesin yang berfungsi mengatur putaran poros dan
menghentikan putaran poros. Rem dapat menyerap energi kinetik dari elemen
yang bergerak dan juga energi potensial: energi yang diseerap rem disimpan
dalam bentuk panas(kalor). Panas tersebut dikeluarkan keudara luar.
2. Gerak Rotasi
4. Gerak dari Suatu Ketinggian sampai Ketinggian yang lain (gerak vertikal)
g = kecepatan gravitasi
h1 = ketinggian awal pengereman
h2 = ketinggian akhir pengereman
5. Energi total yang diserap oleh rem dengan gerak kombinasi translasi, rotasi,
vertikal
=> energi total
Jika besaran berikut digunakan :
Ft = gaya tangensial(gaya gesek) pengereman anatara permukaan kontak
d = diameter piringan rem
N1 = kecepatan putar piringan sebelum pengereman
N2 = kecepatan putar piringan sesudah pengereman
N = kecepatan putar rata
t = waktu pengereman
----->
Jika energi yang diserap adalah energi kinetik dan energi potensial:
Ek = energi kinetik
Ep = energi potensial
t = kenaikan temperatur
Hg = kalor yang dibangkitkan
m = massa piringan rem
c = kalor jenis bahan rem
D. Jenis-Jenis Rem
Menurut cara meneruskan energi ke elemen rem:
1. Rem Hidrolik
2. Rem Elektril
3. Rem Mekanis
Menurut arah gaya pengereman, rem mekanis dibedakan:
1. Rem radial
-
Rem dalam
Rem luar
2. Rem aksial
-
Rem piringan
Rem kerucut
BAB III
BANTALAN LUNCUR
A. Pendahuluan
Bantalan adalah elemen mesin yang fungsinya mendukung elemen mesin lain
yaitu poros (leher poros) berbeban dan berputar cepat agar supaya tidak terjadi
gesekan.
Bantalan luncur adalah banatalan yang mendukung poros tanpa elemen
tambahan. Permukaan leher poros dengan permukaan bantalan hanya
dipisahkan oleh lapisan minyak pelumas dengan ketebalan tertentu.
Ciri-ciri bantalan luncur:
-
Konstruksi sederhana
Putaran cepat
B. Pelumasan Hidrodinamis
O = sumbu bantalan
O = sumbu leher poros
l = panjang bantalan
l/d = 1, bantalan bujur sangkar
l/d < 1, bantalan pendek
c = kelonggaran diameter
c1 = kelonggaran radial
e = eksentrisitas, jarak O dengan O
= perbandingan eksentrisitas
ho = tebal minimum lapisan pelumas
Pelumasan batas, tidak stabil RS
Pelumasan tipis, sebagian tidak stabil QR
Pelumasan tebal, stabil PQ
= koefisien gesek
Z = viskositas absolut kg/ms
N = kecepatan putar rpm
p = tekanan bantalan N/mm2
d = diameter leher poros mm
l = panjang bantalan mm
c = kelonggaran diameter mm
A = luasan proyeksi bantalan mm
A = l.d
ZN/p = bilangan karakteristik bantalan
K= modulus bantalan (ZN/p = k)
= besar bilangan karakteristik bantalan pada saat koefisien gesek minimum di titik A
-
ZN/p
TEMPERATUR
KOEF GESEK
KOEF GESEK
TEMPERATUR
ZN/p
ZN/p
11
2. Koefisien Gesek
k = faktor koreksi kebocoran
0,002 , jika l/d 0,75 sampai 2,8
Besaran p, Z, ZN/p, c/d, l/d tergantung dari penggunaan bantalan dan ditempatkan dari
tabel 26.3
12
3. Tekanan Kritis
4. Bilangan Summerfeld
13
BAB IV
BANTALAN GELINDING
A. Pendahuluan
Bantalan yang mendukung poros dengan elemen tambahan yaitu elemen
gelinding. Permukaan leher poros dengan permukaan bantaan dipisahkan oleh
elemen-elemen gelinding seperti berikut:
- Bola (peluru)
- Rol silindris
- Rol bulat
- Rol kerucut (konis)
- Rol jarum
Ciri-ciri bantalan gelinding:
-
Banyak dipasaran
Beban, putaran dan umur saling bergantung
Pelumas sesuai perencanaan
Bantalan bola
Bantalan rol
B. Bantalan Bola
Contoh:
bantalan nomor 305, artinya:
- bantalan seri menengah
- diamater dalamnya 0,5x5=25 mm
C. Umur Bantalan
Bantalan rol maupun bantalan gelinding umurnya dipengaruhi oleh beban yang
didukung dan kapasitas dimensi.
L = 60.N. LH putaran
Keterangan:
14
15
16
17
18
19
DAFTAR PUSTAKA
Gupta, J.K., Khurmi, R.S., 2005, A Textbook of Machine Design, 4th , Eurasia Publishing House.
Tarmono, MT., 2014, Kitab Suci Elemen Mesin, 1st, Handwritting Publishing.
20